BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan terbentuk akibat adanya perkembangan kebutuhan hidup manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENANAMKAN SIKAP SOSIAL PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI SURAKARTA II TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dari bangsa Indonesia. Hal lain yang mendukung keberterimaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri, sehingga manusia memiliki derajat yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dalam keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas individu, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan manusia bisa menyikapi keadaan perkembangan zaman

PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SD/MI KABUPATEN PONOROGO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menumbuh kembangkan potensi dan bakat manusia, pendidikan dipandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Tidak dipungkiri banyak kasus kekerasan yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarkat. Menurut Samani dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pernah statis. Sejak lahir bahkan sejak pembuahan hingga meninggal dunia selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi dari suatu masyarakat terus berkembang sehingga terwujudlah suatu masyarakat yang lebih maju dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kemajuan terbentuk akibat adanya perkembangan kebutuhan hidup manusia yang semakin kompleks serta berkembangnya daya kreativitas manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Perkembangan terjadi dalam segala aspek kehidupan yang nyata. Gejala-gejala yang sebelumnya belum ada dan kejadian semula yang tidak dipikirkan muncul dalam kehidupan. Salah satu aspek kehidupan yang berkembang adalah perkembangan budaya. Perkembangan suatu budaya baik itu positif maupun negatif memiliki pengaruh yang kuat terhadap anggota masyarakat yang ada. Hal ini sebagai akibat tidak dapat dihindarinya interaksi antara manusia dengan lingkungan sosial. Manusia dalam kehidupan sehari-hari dituntut untuk mempunyai sikap. Tingkah laku seseorang tidak terlepas dari respons positif atau negatif yang dimilikinya. Sikap sebagai orientasi yang dipelajari terhadap objek dan selalu mempunyai kecenderungan positif dan negatif. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Interaksi sosial itu meliputi hubungan antara individu dengan 1

2 lingkungan fisik maupun psikologinya. Selain itu, dalam interaksi sosial, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Menurut Gerungan (2000:150), sikap sosial adalah cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial. Berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah faktor intern dan ekstern. Pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dikagumi, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan agama, serta faktor emosional menjadi bagian dalam dua faktor individu tersebut. Pada anak usia Sekolah Menengah Pertama biasanya mereka sudah dapat diajak berpikir dan memahami perbuatan baik maupun tindakan tercela, oleh karena itu usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menciptakan kembali persatuan dan kesatuan bangsa sebaiknya dimulai sedini mungkin. Anak tidak dapat berkembang dengan sendirinya tanpa bantuan dari lingkungan sosial (keluarga, masyarakat dan sekolah). Keadaan lingkungan sosial nantinya membentuk sikap maupun perilaku seorang anak. Peserta didik cenderung melihat dan meniru perilaku yang terjadi di sekitarnya. Guru sebagai pendidik sebaiknya memberikan contoh yang baik karena berdasarkan falsafah jawa guru berarti digugu dan ditiru. Kemudian agar tebentuk karakter anak yang baik, pendidik sebaiknya juga memberikan pengarahan mana yang baik dan salah agar mereka tumbuh dan berkembang dengan sempurna, baik dalam kehidupan bermasayarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan baik formal maupun non formal merupakan suatu upaya yang dilakukan individu untuk memperbaiki kualitas pada dirinya. Dewasa ini masalah

3 pendidikan salah satunya adalah moral merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia, sehingga moral pada hakekatnya merupakan bagian dari kebutuhan yang tidak bisa dihindarakan dari kehidupan sehari-hari, contohnya tawuran antar pelajar sampai mahasiswa juga sulit dipisahkan dalam kehidupan sekarang. Tawuran antara SMA 6 Jakarta dengan SMA 70 Jakarta mejadi topik utama dalam kompas 26 september 2012 silam. Pendidikan moral sudah dianggap sebagai kebutuhan pokok yang sangat perlu mendapat perhatian dari seluruh lapisan masyarakat, baik oleh pemerintah masyarakat dan keluarga Dalam arti luas, pendidikan mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkunganya. Baik secara formal, informal, maupun non formal. Dalam rangka mewujudkan diri sesuai melalui tahapan tugas perkembangannya secara optimal, sehingga anak mencapai suatu taraf kedewasaan tertentu. Dalam arti sempit, pendidikan didefinisikan sebagai salah satu dari proses interaksi belajar mengajar dalam bentuk formal. Gerakan Pramuka atau Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana merupakan satu-satunya wadah (organisasi) berbadan hukum yang berhak menyelenggarakan Kepramukaan di Indonesia. Gerakan Pramuka sebagai suatu bentuk pendidikan di luar sekolah dan keluarga dalam bentuk berbagai kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, terarah, teratur, hemat dan praktis dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan dan metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah watak dan mental yang kuat. Pramuka juga merupakan salah satu hal pendukung dan pendorong masyarkat sosial, terutama bagi anak-anak dan remaja Indonesia seperti zaman sekarang ini, dimana telah

4 terjadi keterpurukan sikap sosial yang dimiliki oleh para remaja. Kepramukaan sebagai pembentuk sifat, moral, serta kecerdasan sosial sehingga dengan adanya semua ini masyarakat sosial dapat tertib dan mengikuti aturan yang berlaku. Tatanan masyarakat sosial yang tentram karena adanya moral dan sifat sosial yang baik akan terwujud. Gerakan Pramuka merupakan suatu gerakan yang mulai ditanamkan di sekolah-sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 tentang implementasi, kurikulum pedoman kegiatan ekstrakurikuler lampiran III menyatakan. Dalam keurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari hingga Sekolah Menengah Atas pelaksanaanya dapat bekerjasama dengan organisasi kepramukaan setempat/terdekat.(kemdikbud:2013) Kepramukaan didalamnya diikuti oleh berbagai siswa dengan tujuan peserta didik yang jujur, displin, tanggung jawab, toleransi, sopan santun, gotong royong, percaya diri. Menurut Setiaji (2010:117), misi program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhamadiyah Surakarta, menyatakan bahwa: 1. Menyelenggarakan pendidikan guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Tatanegara dengan kompetensi tambahan Sosiologi dan Antropologi yang selaras dengan tuntutan jaman. 2. Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan sumber daya manusia yang mampu memecahkan permasalahan bangsa dan memberikan pelayanan pendidikan menuju masyarakat madani. 3. Menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui program Pendidikan Kepramukaan. Berdasarkan misi Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diatas diharapkan relevan dengan Gerakan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah dengan sasaran peserta didik yang memiliki sikap

5 sosial. Lambang tunas kelapa dalam Pramuka mencerminkan suatu tunas bangsa yang diharapkan mampu tumbuh di mana-mana, di setiap tempat dimana orang berpijak. Hal ini memiliki makna yang cukup dalam, dimana peserta dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, mampu memberikan manfaat pada lingkungan, mandiri dan kuat dalam menghadapi berbagai suasana. Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diketahui bahwa Gerakan Pramuka sebagai salah satu wadah dalam pembinaan serta penanaman sikap sosial pada anak. Dengan memperhatikan dan melihat kenyataan yang ada bahwa adanya Gerakan Pramuka di sekolah, maka peneliti berminat untuk melakukan penelitian sekaligus bahan penyusunan skripsi dengan judul. Peranan Gerakan Pramuka dalam Menanamkan Sikap Sosial Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Dengan adanya perumusan masalah diharapkan proses pemecahan permasalahan dapat terinci secara jelas, lebih terarah dan terfokus. Maka dari itu, sebelum melakukan penelitian haruslah mengetahui terlebih dahulu pokok permasalahan yang ada. Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah realitas penanaman sikap sosial bagi siswa kelas VII MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2013/2014?.

6 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penanaman sikap sosial bagi siswa kelas VII MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2013/2014?. 3. Bagaimanakah peranan gerakan pramuka dalam penanaman sikap sosial bagi siswa kelas VII MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2013/2014?. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan titik pijak dalam merealisasikan aktivitas yang dilaksanakan, sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Tujuan penelitian ini berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan di teliti. Dengan adanya tujuan penelitian, maka suatu masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan secara jelas dan terarah serta akan mempermudah dalam mencari data sampai pada langkah pemecahan permasalahannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan realitas penanaman sikap sosial bagi siswa kelas VII MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penanaman sikap sosial bagi siswa kelas VII MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Untuk mendeskripsikan peranan gerakan pramuka dalam penanaman sikap sosial bagi siswa kelas VII MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2013/2014.

7 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pengembangan salah satu teori penanaman sikap sosial melalui gerakan pramuka sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam upaya pelaksanaan lebih lanjut dalam kondisi yang berbeda. b. Peneliti ingin mengembangkan tekhnik-tekhnik dalam proses penanaman sikap sosial yang dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk menghormati sesama makhluk sosial. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini dapat memberi informasi dan masukan yang berguna tentang peranan gerakan pramuka dalam penanaman sikap sosial bagi siswa kelas VII MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2013/2014. b. Memberikan sumbangan atau masukan kepada pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan kepramukaan dalam rangka penanaman sikap sosial.

8 E. Daftar Istilah 1. Peranan Peranan adalah perangkat harapan-harapan yang dikenakan terhadap individu-individu yang menempati keduudukan sosial tertentu. (Taneko. B. Soleman 1993:89).. 2. Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka adalah suatu proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti yang luhur. (AD/ART Pramuka BAB III Pasal 8 ayat 2a, Kwartil Nasional Gerakan Pramuka, Jakarta 1999). 3. Sikap Sosial Sikap sosial adalah cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial. (W.A. Gerungan.2000:150).