BAB I PENDAHULUAN. tak sadar hubungan kita dengan mata pelajaran ini sangatlah erat kaitannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa dan Sastra Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang semakin tunjukkan aksinya, Indonesiapun tidak mau kalah tertinggal untuk berusaha mengikuti kemajuan ini. Terutama dalam bidang pendidikan, yang sekarang ini telah nampak pula keberhasilannya. Dalam dunia pendidikan tak jarang kita mendengar tentang mata pelajaran IPS. Kebanyakan orang memandang sebelah mata dengan pelajaran ini. Akan tetapi, jika kita mau meneliti lebih lanjut maka sadar atau tak sadar hubungan kita dengan mata pelajaran ini sangatlah erat kaitannya. Menurut Ishack (2005: 17), IPS merupakan bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. Melalui pelajaran IPS, peserta didik atau siswa diarahkan untuk menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu pula sekarang pelajaran IPS sudah dimasukkan dalam kurikulum Sekolah Dasar sejak kelas I. Karena di masa yang akan datang peserta didik atau siswa diharapkan dapat menghadapi tantangan yang berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Pelajaran yang satu ini memang membutuhkan kesabaran yang cukup di dalam mempelajarinya. Tak hayal banyak siswa yang memiliki minat dan 1

2 motivasi di bawah rata-rata dalam usahanya untuk menaklukkan pelajaran IPS. Dikarenakan banyaknya materi yang di dapat oleh siswa dan juga karena terkadang cara pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan pelajaran ini terkesan amat sangat membosankan. Dalam suatu kegiatan belajar mengajar dapat dipastikan bahwa tujuannya adalah agar peserta didik atau siswa dapat memahami apa yang telah diajarkan. Maka penguasaan dan pemahaman suatu ilmu yang akan diajarkan seorang guru kepada siswa harus memiliki metode pembelajaran yang menarik, mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Selain hal tersebut, seorang guru dituntut untuk mengenal berbagai jenis pembelajaran, agar terampil dan dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan karena adanya variasi tujuan pembelajaran yang akan dicapai, adanya lingkungan belajar yang bervariasi, dan keadaan siswa yang berbeda-beda. Metode pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan sifat dan hakekat materi pelajaran yang akan disampaikan, sesuai dengan media yang tersedia, tingkat pemahaman, kemampuan dan perkembangan siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dewasa ini, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga informasi lebih mudah diperoleh, hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa di dalam proses belajar. Keaktifan di sini berarti keaktifan mental walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatannya langsung keaktifan fisik dan tidaknya berfokus pada satu sumber informasi

3 yaitu guru yang hanya mengandalkan satu sumber komunikasi. Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengadakan komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para siswa. Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Menurut Williams dalam Suryani (2006: 3), kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Mengajar tidak lagi dipahami sebagai proses menyampaikan ilmu pengetahuan dari guru ke peserta didik, melainkan lebih sebagai tugas mengatur aktivitas-aktivitas dan lingkungan yang bersifat kompleks dari peserta didik dalam usahanya mencapai tujuan pembelajaran. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Penerapan pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana peserta didik terbiasa menerima ilmu pengetahuan secara instan, menjadikannya kurang aktif dalam menggali ilmu pengetahuan dari berbagai sumber belajar. Sehingga untuk menyiasati perlu membuat strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran dan kemampuan dasar peserta didik/siswa. Strategi pembelajaran yang tepat akan membina

4 siswa untuk berpikir mandiri dan menumbuhkan daya kreatifitas, dan sekaligus adaptif terhadap berbagai situasi. Guru perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa. Kegiatan belajar mengajar harus lebih menekankan pada proses daripada hasil. Setiap orang pasti mempunyai potensi. Paradigma lama mengklasifikasikan siswa dalam kategori prestasi belajar seperti dalam penilaian ranking dan hasil-hasil tes. Paradigma lama ini menganggap kemampuan sebagai sesuatu yang sudah mapan dan tidak dipengaruhi oleh usaha dan pendidikan. Paradigma baru mengembangkan kompetensi dan potensi siswa berdasarkan asumsi bahwa usaha dan pendidikan bisa meningkatkan kemampuan mereka. Tujuan pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa sampai setinggi yang dia bisa. Pasal 4 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk meujudkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan tersebut salah satunya adalah adanya peran aktif tenaga kependidikan terutama guru dalam proses pembelajaran,

5 maka perlu disauahakn agar profesionalisme guru selalu ditingkatkan. Guru adalah orang yang akan mengembangkan suasana belajar agar siswa secara bebas untuk mengkaji apa yang menarik menurutnya. Muh. Uzer Usman (2005: 6) mengemukakan bahwa tugas guru adalah sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Zamroni (2000:75) mengemukakan bahwa tugas guru adalah mengembangkan potensi siswa secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran. Untuk mengarah pada tujuan pendidik yang efektif dan efisien, para pendidik harus mampu mencari solusi model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, agar ketuntasan belajar yang ditargetkan bisa terpenuhi. Kenyataan di lapangan sistem pembelajaran siswa masih didominasi oleh para guru, apalagi dalam materi IPS dirasakan kurang adanya pengembangan model pembelajaran, yang semestinya banyak cara untuk dicoba dalam proses pembelajaran salah satunya penggunaan media. Dengan pengembangan metode belajar yang menggunakan media peraga berupa gambar dan peta, akan mengurangi tingkat kejenuhan siswa dalam menerima materi yang hanya didominasi model cerita. Dengan penggunaan macam - macam metode mengajar seperti media peta, akan diharapkan menciptakan suasana kelas yang hidup dan menggairahkan agar tujuan atau hasil belajar dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemampuan mengelola kelas merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru. Untuk mencapai kompetensi ini, seorang guru perlu mengetahui, mempelajari, menyadari, dan mewujudkan keadaan

6 kelasnya menjadi suatu komunitas belajar yang bermakna bagi guru dan siswa. Kondisi hasil belajar siswa dibidang IPS masih relatif rendah karena sebanyak 65% siswa belum mencapai nilai batas minimal ketuntasan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 72%. Ada pendapat dari sebagian siswa yang mengatakan belajar IPS hanya mengulang-ulang masa lalu dan berupa hapalan saja, maka sering dijumpai adanya kesulitan belajar. Permasalahan itu berasal dari asumsi: 1. Rendahnya kemauan siswa untuk mencocokan informasi dengan peta 2. Media pembelajaran khususnya peta denang rumah dan sekolah sebagai penunjang pembelajaran masih sangat jarang digunakan. 3. Minimnya gagasan atau ide pembelajaran yang dilatarbelakangi oleh karakteristik peserta didik. Untuk menepis asumsi tersebut maka melalui penelitian tindakan kelas ini akan dikembangkan model pembelajaran yang variatif, inovatif dan menarik melalui pemanfaatan media peta. Tanpa mengecilkan arti pentingnya mata pelajaran yang lain, IPS mempunyai posisi dan peran yang strategis dan mendasar, sebab segenap komponen pembelajaran IPS sebagai suatu sistem alat pendukung tercapainya pendidikan nasional, mulai dari materi, metode maupun bahan pelajarannya. Dari faktor diatas dengan tidak adanya antusias dan minat belajar siswa di kelas, maka perlu diusahakan peningkatan minat dengan classroom action, yaitu dengan menambah variasi model pembelajaran yang menarik atau menyenangkan, melibatkan siswa, meningkatkan aktivitas dan tanggung

7 jawab siswa. Menurut konsep-konsep Quantum Teaching hasil tulisan Bobbi De Porter dkk (2007) mengatakan : Belajar adalah tempat mengalir, dinamis, penuh resiko dan menggairahkan. Belum ada " aku tahu " disana. Kesalahan, kreativitas, potensi dan ketakjuban mengisi tempat tersebut. Untuk mencapai ketuntasan belajar, dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media. Pemanfaatan media peta ini mengacu pada konsep belajar siswa aktif (PAIKEM), pola penerapannya terfokus pada siswa untuk dikembangkan kemampuannya di bidang ranah kognitif, afektif dan ranah psikomotorik (Nana Sudjana dan Wari Suwariyah, 2001). PAIKEM merupakan siasat strategi pembelajarkan siswa melalui pengoptimalan kegiatan intelektual, mental, emosional, dan motorik agar siswa dapat menguasai tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan kegiatan yang aktif, inovatif, efektif dan menyenangkan. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini akan dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Membuat Denah dan Peta Melalui Media Peta Pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 03 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010. B. Perumusan Masalah Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: Apakah penggunaan media peta dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi

8 membuat denah dan peta lingkungan pada siswa kelas III semester I Sekolah Dasar Negeri 03 Ngargoyoso tahun pelajaran 2009/2010? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa SD Negeri 03 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi membuah denah dan peta lingkungan pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 03 Ngargoyoso semester I tahun pelajaran 2009/2010 melalui pemanfaatan media peta. D. Manfaat Hasil Penelitian Penyusunan penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Dengan banyak media pembelajaran yang ada selama ini, banyak diantara yang tidak sepenuhnya dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran. Untuk itu penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya dapat meningkatkan

9 mutu pendidikan nasional kita, sehingga tujuan nasional pendidikan yang telah dicanangkan akan dapat dicapai. 2. Manfaat Praktis Jika dilihat dari manfaat praktisnya, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk : a. Bagi siswa, akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru sebagai alternatif lain agar pembelajaran yang dilakukan tidak mudah menimbulkan kebosanan pada diri siswa sekaligus dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar. b. Bagi guru, dengan media peta akan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar, karena dengan media ini siswa akan lebih terkesan dan membekas setelah menerima pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.