TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLINDUNGAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Kasus di Wilayah Hukum Satlantas Boyolali)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka kurang lebih 300 kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang. dengan pangsa hampir sebesar 80 persen.

PERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

FUNGSI DAN KEDUDUKAN SAKSI A DE CHARGE DALAM PERADILAN PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. dominan. Hal ini ditandai dengan jumlah alat transportasi darat lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

TINJAUAN HUKUM TERHADAP SANTUNAN BAGI KELUARGA KORBAN MENINGGAL ATAU LUKA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai. terlambat, saling serobot atau yang lain. 1

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tentang kecelakaan lalu lintas, bahkan pemberitaan tentang kecelakaan lalu lintas

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataan sekarang ini di Indonesia banyak ditemukan kasus kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

PERAN DAN KEDUDUKAN AHLI PSIKIATRI FORENSIK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENGEMUDI KENDARAAN RODA EMPAT YANG KARENA UGAL-UGALAN DI JALAN RAYA MENGAKIBATKAN KEMATIAN ORANG LAIN

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa maupun media elektronik seperti televisi dan radio.

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. harus diselesaikan atas hukum yang berlaku. Hukum diartikan sebagai

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan perkembangan nasional juga

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

DIMAS WILANTORO NIM: C.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada saat ini dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. adanya kehendak untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemberlakuan Undang-undang nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

BAB I PENDAHULUAN. baik. Perilaku warga negara yang menyimpang dari tata hukum yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan di dalam masyarakat berkembang seiring dengan. tidak akan dapat hilang dengan sendirinya, sebaliknya kasus pidana semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatnya kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor memang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. yang dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan oleh pihak yang. dapat menjadi masyarakat yang lebih baik.

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karena kehidupan manusia akan seimbang dan selaras dengan diterapkannya

PEMIDANAAN TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

I. PENDAHULUAN. alat transportasi yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan, dari berbagai

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

TINJAUAN YURIDIS PROSES PERKARA PIDANA PELANGGARAN LALU LINTAS MOHAMMAD RIFKI / D

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

GANTI RUGI KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS AKIBAT PERBUATAN MELANGGAR HUKUM PENGEMUDI

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERBANDINGAN PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERTAMA DAN RESIDIVIS.

Skripsi TANGGUNGJAWAB HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

SKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi di kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tata Cara Pelaksanaan Putusan Pengadilan Terhadap Barang Bukti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan kepada setiap anggota masyarakat yang terkait dengan. penipuan, dan lain sebagainya yang ditengah masyarakat dipandang

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

Transkripsi:

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLINDUNGAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Kasus di Wilayah Hukum Satlantas Boyolali) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : EMA YULIA KRISNAWATI C.100.040.065 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, Pemerintah Indonesia telah berusaha melaksanakan pembangunan di berbagai bidang. Pembangunan tersebut tidak hanya meliputi pembangunan fisik saja seperti pembangunan gedung, perbaikan jalan, tetapi juga dalam segi kehidupan lain diantaranya meningkatkan keamanan bagi warga masyarakat, karena kehidupan yang aman merupakan salah satu faktor yang mendorong terciptanya kesejahteraan masyarakat sehingga bila keamanan yang dimaksud bukan berarti tidak ada perang tetapi dapat meliputi keamanan dalam segi yang lain, salah satunya adalah keamanan menggunakan jalan raya. Semakin pesatnya perkembangan alat-alat transportasi menyebabkan semakin banyak pula para pengguna jalan raya. Apabila antara alat-alat transportasi dengan sarana dan prasarana transportasi tidak berjalan seimbang akan menimbulkan dampak yang tidak baik, misalnya timbulnya kemacetan lalu lintas terlebih lagi jika disertai dengan kesadaran warga masyarakat sebagai pengguna jalan raya akan menimbulkan banyak pelanggaran lalu lintas. 1

2 Kecelakaan yang sering terjadi di jalan banyak diartikan sebagai suatu penderitaan yang menimpa diri seseorang secara mendadak dan keras yang datang dari luar. Akibat hukum yang terjadi terhadap pelanggaran lalu lintas adalah sanksi hukum yang harus diterapkan terhadap pelaku pelanggaran lalu lintas, lebih-lebih yang mengakibatkan korban harta benda dan manusia (cacat tetap, meninggal), seperti yang dirumuskan dalam Pasal 359 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi: Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain diancam dengan Pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun. 1 Mengingat jumlah kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan matinya orang mempunyai kecenderungan yang meningkat maka penjatuhan hukum pidana terhadap Pasal 359 KUHP diharapkan mampu menekan lajunya kecelakaan kendaraan bermotor sebagaimana diatur dalam Pasal 359 KUHP. Adanya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pengemudi seperti misalnya melanggar rambu lalu lintas atau mengemudikan kendaraan melebihi batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan, pelanggaran lalu lintas diatur dalam peraturan perundang-undangan yaitu dalam undang-undang No. 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. 1 Moeljatno. 1996. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 127.

3 Akibat hukum dari kecelakaan lalu lintas adalah adanya pidana bagi si pembuat atau penyebab terjadinya peristiwa itu dan dapat pula disertai tuntutan perdata atas kerugian material yang ditimbulkan. Sebagaimana dinyatakan oleh Andi Hamzah, bahwa Dalam berbagai macam kesalahan, dimana orang yang berbuat salah menimbulkan kerugian pada orang lain, maka ia harus membayar ganti kerugian. 2 Kebiasaan dalam praktek di masyarakat, para pihak yang terlibat kecelakaan seringkali melakukan penyelasaian sendiri masalah ganti kerugian tersebut, dengan memberikan ganti kerugian, santunan, bantuan kepada pihak yang dianggap sebagai korban (yang lebih menderita) secara sukarela, bahkan kadang tidak mempersalahkan salah benarnya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam skripsi ini penulis ingin melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang ganti kerugian yang diterima oleh korban dalam kecelakaan lalu lintas sebagai salah satu wujud bentuk perlindungan yang diberikan kepada korban kecelakaan lalu lintas. Maka dari itu penulis mengangkat judul skripsi tentang Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Korban Kecelakaan Lalu Lintas. 2 Andi Hamzah. 1986. Sistem Pidana dan Pemidanaan di Indonesia. Bandung: PT. Pradnya Paramitha. Hal. 13.

4 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tetap mengarah kepada permasalahan dan tidak menyimpang dari pokok pembahasan hingga menimbulkan kerancuan maka diperlukan suatu pembatasan permasalahan dalam penelitian ini. Mengingat luasnya permasalahan yang akan dilakukan mengenai perlindungan terhadap korban, maka diperlukannya adanya pembatasan masalah. Korban yang dimaksud di sini adalah korban kecelakaan lalu lintas. Maka diperlukan adanya pembatasan masalah yang mana akan diarahkan pada perlindungan terhadap korban kecelakaan lalu lintas. 2. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu permasalahan yang merupakan bagian yang sangat penting dalam penyusunan skripsi ini, Dengan adanya permasalahan maka arah penulisan skripsi dapat lebih jelas. Adapun permasalahan yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap korban kecelakaan lalu lintas yang ditangani Satlantas Boyolali? 2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas? 3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh pihak Satlantas dalam menekan jumlah kecelakaan?

5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap korban kecelakaan lalu lintas yang ditangani oleh Satlantas Boyolali. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. 3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pihak Satlantas dalam menekan jumlah kecelakaan lalu lintas. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat di antaranya, sebagai berikut: 1. Bagi Ilmu pengetahuan Memberikan sumbangan pemikiran dibidang hukum pidana terutama yang berhubungan dengan perlindungan terhadap korban kecelakaan lalu lintas. 2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian diharapkan dapat membantu dan memberikan masukan serta tambahan pengetahuan tentang perlindungan korban kecelakaan lalu-lintas. 3. Bagi Penulis Guna lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis dan sebagai tolak ukur kemampuan penulis dalam rangka menerapkan ilmu yang telah diperoleh.

6 D. Kerangka Pemikiran Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban, baik korban jiwa maupun harta benda, baik itu dari pihak pengemudi kendaraan itu sendiri dan penumpang maupun pengguna jalan lainnya, termasuk orang lain yang tidak tahu apa-apa. Kecelakaan lalu lintas kebanyakan didahului oleh pelanggaranpelanggaran baik pelanggaran terhadap teknis yang ada pada kendaraan itu sendiri, Namun faktor manusialah yang memegang peranan penting penyebab kejadian kecelakaan lalu lintas. Tujuan pokok isi Undang-undang No. 14 Tahun 1992 menghendaki pemakai jalan merasakan kenyamanan dan kelancaran lalu lintas. Maka tata cara berlalu lintas seseorang dipengaruhi oleh kesadarannya terhadap hukum serta kepatuhan terhadap hukum. Hal ini sesuai dengan Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP sebagai berikut: Pasal 359 Barangsiapa karena kealpaanya menyebabkan matinya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun. Pasal 360

7 Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun. Dalam hubungannya, dengan pemeriksaan terhadap pelanggaran Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP, maka pelanggaran yang dilakukan oleh tersangka yang telah diduga melakukan Tindak Pidana kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban meninggal dunia maka dilakukan pemeriksaan sampai pada tingkat sidang pengadilan. Kriteria korban luka berat, diatur dalam Pasal 90 KUHP, yang berbunyi: a. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali; b. Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian; c. Kehilangan salah satu panca indra; d. Mendapat cacat berat; e. Menderita sakit lumpuh; f. Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih; g. Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan. Korban luka dalam kecelakaan lalu lintas jugalah yang paling lama merasakan adanya penderitaan bila dibandingkan dengan korban langsung meninggal dunia ataupun kerugian harta benda, dalam hal ini menyangkut biaya perawatan guna penyembuhan luka yang dideritanya, atau rasa sakit yang

8 berlarut-larut yang tak kunjung sembuh akibat dari kecelakaan lalu lintas tersebut, bahkan korban yang salah satu anggota badannya diamputasi akan merasakan penderitaan tersebut sampai seumur hidupnya. E. Metode Penelitian Metode penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan secara metodologis dan sistematis. Metodologis berarti menggunakan metode-metode yang bersifat ilmiah, sedangkan sistematis sesuai dengan pedoman atau aturan penelitian yang berlaku untuk sebuah karya tulis. 3 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang dipakai penulis adalah metode yuridis sosiologis karena suatu penelitian yang didasarkan pada suatu ketentuan hukum dan fenomena atau kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga dapat diketahui legalitas hukum dan perjanjian serta dalam prakteknya sesuai dengan yang terjadi sebenarnya. 4 2. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian hukum empiris karena penelitian ini mendasarkan pada data primer sebagai data utama. 3 Sutrisno Hadi. 1985. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Hal. 63. 4 Soerjono Soekanto. 1988. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press. Hal. 51.

9 3. Sifat Penelitian Dalam penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data awal yang seteliti mungkin tentang manusia. Keadaan atau gejala-gejala lainnya berdasarkan kenyataan yang pernah terjadi. 5 4. Jenis Data a. Data Primer Data yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara suatu pengajuan pertanyaan kepada korban kecelakaan lalu lintas. b. Data Sekunder Sumber data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang terdiri dari literatur yang berkaitan dengan perlindungan korban kecelakaan lalu lintas, serta undang-undang yang berkaitan dan berlaku dalam penyusunan skripsi ini. 5. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sejumlah data atau fakta yang diperoleh secara langsung melalui suatu penelitian lapangan dengan lokasi penelitian di Satlantas Boyolali dan melakukan wawancara tersusun dengan Kasatlantas Boyolali. b. Sumber Data Sekunder 5 Sutrisno Hadi. 1992. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Hal. 15.

10 Merupakan data yang bersumber dari bahan kepustakaan yang terdiri dari: a) Bahan hukum yang mengikat terdiri dari peraturan perundangundangan yang berlaku atau ketentuan-ketentuan yang berlaku. Maka bahan hukum primer yang digunakan adalah: 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban. 2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 3. Kitab Undang-undang Hukum Pidana Pasal 359. b) Bahan hukum sekunder Bahan hukum tersier yang digunakan untuk mendukung bahan hukum primer, di antaranya yang berasal dari karya para sarjana, data yang diperoleh dari instansi, serta buku-buku kepustakaan yang dapat dijadikan referensi yang dapat menunjang penelitian ini. c) Bahan hukum tersier Adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum sekunder. 6. Teknik Pengumpulan Data Data adalah suatu hasil dari gejala yang akan diteliti dan digunakan kebenarannya, dalam hal ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, sebagai berikut: a. Data Primer, yang digunakan adalah:

11 Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan permasalahan objek yang akan diteliti, dalam hal ini Satlantas Boyolali. Untuk data sekunder digunakan teknik pengumpulan data adalah studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berupa buku atau bahan pustaka yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti dengan tujuan untuk memperoleh objek yang menunjang kelengkapan penelitian. 7. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh baik yang melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan akan dianalisis secara analisis data kualitatif. Artinya Suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yaitu apa yang dikatakan oleh responden baik secara lisan maupun secara tertulis dan juga perilakunya secara nyata juga diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh. 6 8. Informan Korban kecelakaan dan Kasatlantas Polres Boyolali. 6 Soerjono Soekanto. 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press. Hal. 15.

12 F. Sistematika Penelitian Penulisan hukum ini terbagi menjadi empat bab yang setiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian. Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut: Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, sistematika penulisan hukum skripsi. Tinjauan Pustaka yang memuat tentang pengertian korban kecelakaan lalu lintas, pengertian kecelakaan lalu lintas, dan tinjauan yuridis tentang kealpaan dan pertanggungjawaban kecelakaan lalu lintas. Hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang Perlindungan hukum terhadap korban kecelakaan lalu lintas yang ditangani Satlantas Boyolali, Faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, Upaya yang dilakukan oleh pihak Satlantas dalam menekan jumlah kecelakaan. Penutup dalam bab ini terbagi dua macam bagian, yaitu kesimpulan dan saran.