1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu komoditas ternak penghasil sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Susu merupakan salah satu sumber protein yang dibutuhkan oleh masyarakat selain dari daging dan telur. Menurut data Kementrian Pertanian 2016 tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia sampai saat ini masih 11,8 liter/kapita/tahun. Kesadaran masyarakat akan konsumsi masih perlu ditingkatkan lagi agar terus memaksimalkan serapan produksi susu sapi lokal. Subsektor peternakan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal, sehingga perlu terus diupayakan pengembangannya guna memberikan kontribusi yang nyata khususnya dalam pembangunan nasional. Produksi susu nasional menurut data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Tahun 2017 bahwa produksi susu nasional dari tahun 2014 hingga 2017 terus mengalami peningkatan yaitu 800.751 ton, 835.125 ton, dan 912.735 ton, 920.093 ton. Tetapi jika dikerucutkan lagi untuk provinsi Jawa Barat sendiri produksi susu dari tahun 2014 hingga 2017 masih fluktuatif, 258 999 ton, 249.947 ton, 302.559 ton, 293.356 ton. Begitupun dengan populasi sapi perah di Jawa Barat dari tahun 2014 hingga 2017 juga yaitu 123.140 ekor, 116.400 ekor, 119.595 ekor, 122.811 ekor. Salah satu wadah organisasi yang berhubungan langsung dengan pengembangan usaha sapi perah adalah koperasi persusuan. Koperasi merupakan wadah yang digunakan peternak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan
2 ekonomi. Pada dasarnya koperasi berperan untuk melayani peternak sapi perah, mendorong peternak untuk mencapai keberhasilan usaha peternak. Keberhasilan suatu usaha peternakan ditentukan oleh tiga faktor yaitu breeding, feeding dan management. Melalui pendidikan yang dilaksanakan dengan pelatihan dan penyuluhan yang berhubungan dengan ketiga faktor tersebut dan juga disertai pemberian fasilitas pelayanan sarana produksi yang diberikan koperasi dapat menunjang ketiga faktor tersebut diterapkan dengan baik. Koperasi Unit Desa (KUD) Sinar Jaya merupakan salah satu koperasi yang bergerak di bidang persusuan yang terletak Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. KUD Sinar Jaya menjalankan usahanya sebagai koperasi susu dan juga membuka unit-unit usaha seperti unit perkreditan, unit peternakan dan unit jasa. Dinamika koperasi yang terjadi di KUD Sinar Jaya sempat mengalami kondisi yang tidak cukup baik pada tahun 2008 yang menyebabkan KUD sinar jaya sempat vakum dan mulai bangkit kembali pada tahun 2011. Mulai bangkitnya KUD sinar jaya dimulai dengan perbaikan seluruh tatanan kepengurusan dan memulai kembali menjalankan unit-unit usaha sedikit demi sedikit secara bertahap. Walaupun begitu masih terdapat anggota yang mampu bertahan dalam kondisi yang dihadapi KUD Sinar Jaya dan mereka tetap menjalankan usaha sapi perah mereka. Terciptanya keadaan tersebut menandakan sudah terciptanya keberdayaan yang dimiliki peternak anggota. Memunculkan maupun mengembangkan suatu keberdayaan salah satunya melalui peran koperasi. Peran KUD Sinar Jaya dibutuhkan dalam pengembangan keberdayaan peternak sapi perah di KUD Sinar Jaya. Peternak sapi perah yang berdaya akan dicirikan oleh berkembangnya potensi peternak dalam perannya sebagai manajer
3 dan perannya sebagai pemelihara ternak. Para peternak di KUD Sinar Jaya umumnya belum dapat menunjukkan keberdayaannya, terutama dalam perannya sebagai manajer. Sedangkan dalam perannya sebagai pemelihara ternak sudah cukup baik walaupun belum ideal. Setelah bangkitnya KUD Sinar Jaya diharapkan dapat menaungi peternak sapi perah dalam mengembangkan keberdayaanya sehingga dapat berperan sebagai pemelihara ternak dan sebagai manajer dalam menjalankannya usaha sapi perahnya. Hal-hal inilah yang layak untuk dikaji lebih jauh melalui penelitian karena diduga adanya peran koperasi dalam pengembangan keberdayaan peternak sapi perah. Berdasarkan hal-hal tersebut dapat menjadi tolak ukur dan membantu dalam mengevaluasi kekurangan koperasi dalam menaungi peternak. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran KUD Sinar Jaya dalam pengembangan keberdayaan peternak sapi perah. 2. Bagaimana keberdayaan peternak sapi perah di KUD Sinar Jaya, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. 3. Bagaimana hubungan antara peran koperasi dengan keberdayaan peternak sapi perah di KUD Sinar Jaya, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
4 1.3 Maksud dan Tujuan Berdasarkan identifikasi masalah penelitian, maka maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui peran KUD Sinar Jaya dalam pengembangan keberdayaan peternak sapi perah. 2. Mengetahui keberdayaan peternak sapi perah di KUD Sinar Jaya, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. 3. Mengetahui hubungan antara peran koperasi dengan keberdayaan peternak sapi perah di KUD Sinar Jaya, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai: 1. Bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi koperasi untuk penentuan langkah selanjutnya dalam mengembangkan keberdayaan peternak sapi perah. 2. Wawasan dan ilmu pengetahuan bagi peternak sapi perah agar menjadi peternak yang berdaya. 3. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti selanjutnya mengenai peran koperasi dalam pengembangan keberdayaan peternak sapi perah.
5 1.5 Kerangka Pemikiran Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, yang bergabung secara sukarela dan melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan para anggotannya. Koperasi dapat dikatakan sebagai gerakan ekonomi rakyat. Tujuan pembangunan ekonomi salah satunya untuk mencapai kemakmuran masyarakat. Penjelasan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 bahwa dalam pasal tersebut menjelaskan kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Penjelasan pasal 33 UUD 1945 menempatkan kedudukan koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional. Koperasi persusuan merupakan salah satu koperasi yang dapat digunakan peternak sapi perah dalam mengembangkan usaha sapi perahnya. Koperasi persusuanberperan dalam memberikan layanan input produksi seperti penyediaan input pakan konsentrat, layanan kesehatan ternak, inseminasi buatan (IB), akses bantuan pinjaman modal dan tempat penjualan susu sebelum dijual ke IPS. Oleh karena itu, keberadaan koperasi persusuan sangat berperan penting sebagai wadah untuk meningkatkan kesejahteraan peternak. Peran koperasi dalam membantu meningkatkan kesejahtaeraan anggota pada dasarnya melalui pelayanan kepada anggota yang secara umum meliputi : (1) penerapan budidaya yang baik, (2) memfasilitasi modal, (3) pelayanan dan pengadaan sarana produksi serta (4) penanganan hasil produki sebelum pemasaran (Kartasapoetra, 1987). Menerapkan budidaya dapat dilakukan dengan pengenalan budidaya melalui penyuluhan mengenai aspek beternak mulai dari tatalaksana pemeliharaan hingga tatalaksana penanganan hasil produk sehingga menambah pengetahuan peternak terhadap aspek beternak dan dapat menerapkannya.
6 Memfasilitas modal dapat berupa modal pinjaman yang diberikan koperasi, modal pinjaman dapat berguna untuk pengembangan usaha sapi perah. Pelayanan dan pengadaan sarana produksi dapat berupa penyediaan pakan konsentrat, pelayanan kesehatan dan inseminasi buatan (IB). Pemasaran hasil produksi dilakukan dengan penyetoran susu yang dilakukan peternak yang nantinya susu akan dipasarkan oleh koperasi kepada Industri Pengolah Susu (IPS). Mengembangkan keberdayaan peternak sapi perah dibutuhkan suatu wadah yang dapat mereka gunakan dalam mengembangkan potensi mereka. Koperasi merupakan salah satu wadah yang dapat berperan sebagai fasilitator yang mendampingi proses pemberdayaan peternak. Keberdayaan merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu individu bertahan dan secara dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Pemberdayaan merupakan suatu proses dalam serangkaian kegiatan atau upaya yang dilakukan agar dapat menciptakan keberdayaan maupun pengembangan keberdayaan. Keberdayaan peternak ditunjukkan oleh berkembangnya potensi peternak dalam perannya sebagai (1) manajer usahatani, (2) pemelihara ternak, dan (3) individu yang otonom, sehingga menjadi pelaku usahatani yang berkualitas (Yunasaf, 2008). Peternak dikatakan berdaya apabila telah mampu memelihara ternak dengan baik, yakni peternak telah mampu menguasai seluruh aspek teknis dalam beternak dengan baik dan benar. Peternak yang berdaya ialah peternak yang telah memiliki kemandirian dan keterampilan yang baik dalam beternak, hal ini dimaksudkan agar mendapatkan hasil produksi yang optimal dan menguntungkan. Peternak yang berdaya memiliki keterampilan teknis maupun non teknis dalam proses tatalaksana reproduksi, tatalaksana pakan, perkandangan, pemeliharaan dan penanganan susu.
7 Peternak yang berdaya memiliki keterampilan teknis maupun non teknis dalam membudidayakan sapi perah perah sehingga populasinya bertambah banyak dan jumlah kepemilikan ternak menjadi meningkat, dari meningkatnya kepemilikan ternak hasil produksi susu pun akan ikut meningkat terlebih lagi jika anggota mampu mengelola hasil produksi susunya secara maksimal. Hal tersebut akan menambah pemasukan ekonomi peternak. Selain itu juga dalam pemberian pakan anggota telah mampu memberikan pakan yang sesuai dengan kebutuhan sapi perah tersebut secara kualitas maupun kuantitas dan telah memiliki kemampuan dalam manajemen pengendalian penyakit. Biasanya jika ada ternak yang sakit, mereka dapat mengobati sendiri dengan kemampuan mereka atau dengan pengobatan tradisional dan jika mereka tidak dapat menangani penyakit yang cukup parah mereka langsung menghubungi dokter hewan. Peternak harus memiliki jiwa usaha yang tinggi karena kepribadian tersebut merupakan salah satu keberdayaan peternak, ciri usaha tani yang sukses ialah dapat merinci tujuan dari usahanya, memiliki kemauan belajar yang tinggi, dan dapat menentukan prioritas dalam usahanya. Peternak harus mampu dalam merinci tujuan usahanya sehingga peternak dapat melaksanakan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Peternak harus memiliki kemampuan dalam menyusun prioritas pengembangan usahanya sehingga peternak bisa meningkatkan dan mengembangkan usahanya menuju skala yang lebih besar. Peternak harus memiliki keinginan belajar sehingga peternak memiliki pengetahuan baru dalam beternak untuk mendukung perkembangan usahanya. Hasil penelitian Yunasaf (2007) menunjukan bahwa pengaruh fungsi-fungsi koperasi terhadap keberdayaan peternak dibandingkan dengan pengaruh peranan penyuluh dan keberdayaan kelompok menunjukkan bahwa koperasi memiliki peran
8 yang relatif dominan di dalam memunculkan keberdayaan peternak. Hal ini cukup beralasan, karena sejauh ini yang secara langsung dan kontinyu berhubungan dengan peternak adalah pihak koperasi. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka dikemukakan hipotesis bahwa terdapat hubungan yang positif antara peran koperasi dengan pengembangan keberdayaan peternak sapi perah. Berikut ini ilustrasi berdasarkan kerangka pemikiran di atas: KUD Sinar Jaya Peran Koperasi 1. Penerapan budidaya yang baik 2. Memfasilitasi modal 3. Pelayanan dan pengadaan sarana produksi 4. Penanganan hasil produksi sebelum pemasaran. (Kartasapoetra, 1987) Keberdayaan Peternak 1. Sebagai manajer dalam peternakan sendiri 2. Sebagai pemelihara ternak (Yunasaf, 2008) Ilustrasi 1. Hubungan antara peran koperasi dengan keberdayaan peternak sapi perah di Wilayah Kerja KUD Sinar Jaya, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. 1.6 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2018. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja KUD Sinar Jaya, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.