Kata kunci: Prestasi Belajar IPA, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancinng Gemerincing (Talking Chips).

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI MAGNET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM DALAM PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MENGGUNAKAN MEDIA QUESTION CARD

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL ACCELERATED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

Mahasiswa ** Dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

Dinamika Yuliati 1 Sri Hartini 2 PGSD FKIP Universitas Slamet Riyadi ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

3

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

SETIYORINI K Pendidikan Sosiologi Antropologi

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

UPAYA MENUMBUHKAN MINAT PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI PERMASALAHAN SOSIAL DENGAN METODE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIME TOKEN ARENDS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN BANYUURIP TAHUN AJARAN 2014/2015

Riesky Aprilya 1, Sutrisno 2, Eko Supri Murtiono 3

warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS merupakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPASANGAN

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

Skripsi. Oleh: Puput Dwi Maret Tanti K

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING (TALKING CHIPS) PADA SISWA KELAS III SD NEGERI NGORESAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: Diah Ayu Rika Okta Vianti Dra. Sri Hartini, M.Pd. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Juni 2017 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing (Talking Chips) pada Siswa Kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Waktu penelitian pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Juni 2017. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta yang berjumlah 34 siswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian dilaksanakan dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, obsevasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber data, triangulasi metode pengumpulan data. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif dan analisis kritis. Indikator kinerja yaitu diakhir siklus II memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 75%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta. Hal tersebut dibuktikan pada aspek kognitif mengalami peningkatan prestasi belajar, yaitu siswa pada kondisi awal siswa yang tuntas (mencapai KKM 70) sebanyak 14 siswa (41,17%) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 65,88. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa (67,35%) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70,35. Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 30 siswa (88,76%) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 82,06. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan bahwa: Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing (talking chips) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Kata kunci: Prestasi Belajar IPA, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancinng Gemerincing (Talking Chips). 1

ABSTRACT The aim of this reasearch is to improve students learning achievement by using cooperative learning model on Natural Science with the type of Talking Chips toward the third grade students of SD Negeri Ngoresan Surakarta in 2016/2017 academic year. This research was conducted in SD Negeri Ngoresan Surakarta in 2016/2017 academic year. The time of the research was on December 2016 until June 2017. The subject of the research was the third grade students of SD Negeri Ngoresan Surakarta with total number of students were 34 students. This research was conducted by using Classroom Action Research. The research prosedure used two cycles. Each cycle consisted of planning, acting, observing, and reflecting. The technique of collecting data used test, observation, interview, and documentation. Data validity used source data triangulation, collecting data triangulation. The technique of data analysis used comparative descriptive analysis and critical analysis. Performance indicators were in the end of cycle 2 and it got values above the KKM (75%). Based on the research result, it can be concluded that through cooperative learning model with the type of talking chips can improve students learning achievment on natural science toward the third grade students of SD Negeri Ngoresan Surakarta. It was proved in the cognitive aspects which have increased the students learning achievement in the initial condition. The students who reached the KKM (70) were 14 students (41,17%) with the mean score in the class was 65,88. In the first cycle, the students who reached the KKM were 23 students (67,35%) with the mean score in the class was 70,35. In the second cycle, the students who reached the KKM were 30 students (88,76%) with the mean score in the class was 82,06. Based on this result, the hypothesis which said that Through the implementation of cooperative learning model with the type of talking chips can improve students learning achievment in Natural Science toward the third grade students of SD Negeri Ngoresan Surakarta in 2016/2017 academic year was truly accepted. Keywords: Learning Achievement in Natural Science, Cooperative Learning Model with the Type of Talking Chips. 2

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Tujuan dari pendidikan nasional memberikan arah pada semua kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tercapainya suatu tujuan pendidikan. Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik selalu pembelajaran. Selama proses pembelajaran, keterlibatan dan partisipasi siswa sangat berpengaruh terhadap pemahaman materi pelajaran. Berdasarkan hasil pra-survey pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta, dalam proses pembelajaran guru masih mendominasi dan model pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi. Hal tersebut dituntut untuk memikirkan tentang mengakibatkan pembelajaran cara merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran cenderung monoton dan terlihat membosankan. Siswa lebih memilih yang berdampak pada penanaman untuk bermain sendiri dan kurang pengetahuan, pembentukan sikap, perilaku, dan keterampilan siswa. Oleh sebab itu, penggunaan model dan metode yang tepat dalam pembelajaran merupakan hal yang penting demi tercapainya memperhatikan pelajaran, sehingga siswa kurang bisa menangkap materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, siswa kurang bergairah dalam menerima pembelajaran dan cenderung bersikap pasif. 3

Berdasarkan permasalahan Kagan (1990). Teknik ini dapat diatas, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA adalah menerapkan model pembelajaran diterapkan pada semua mata pelajaran dan tingkatan satuan kelas. Kegiatan Kancing Gemerincing, masing-masing anggota kelompok yang variatif yang dapat membangkitkan ketertarikan dan berkesempatan berkesempatan kelompok memberikan keaktifan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan optimal sesuai yang diharapkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. kontribusi dan mendengarkan pandangan anggota yang lainnya. Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Kebanyakan kelompok, sering kali ada satu anak atau anggota yang Model pembelajaraan terlalu dominan dan banyak bicara. kooperatif yang dapat diterapkan di SD salah satunya adalah tipe kancing gemerincing atau dikenal dengan nama Talking chips. Model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing (Talking Chips) dikembangkan oleh Spencer Sebaliknya, ada anak yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan. Situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa jadi tidak tercapai karena anak yang pasif terlalu menggantungkan diri pada rekannya 4

yang dominan. Teknik ini memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berperan serta dan berkonstribusi pada kelompoknya masing-masing. pendapat, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakannya di tengah-tengah meja kelompok. 4) Jika kancing yang dimiliki salah seorang habis, dia tidak boleh Langkah-langkah tipe berbicara lagi sampai semua kancing gemerincing atau talking rekannya menghabiskan chips menurut Miftahul Huda (2016: 142-143) langkah-langkah tipe Kancing Gemerincing sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing gemerincing (atau benda-benda kecil lainnya). 2) Sebelum memulai tugasnya, masing-masing anggota dari setiap kelompok mendapatkan 2 atau 3 buah kancing ( jumlah kancing bergantungan pada sukar tidaknya tugas yang diberikan. 3) Setiap kali anggota seesai berbicara atau mengeluarkan kancingnya masing-masing. 5) Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing (Talking Chips) pada Siswa Kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun 5

Pelajaran 2016/2017. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ngoresan Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Juni 2017. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru Sekolah Dasar Negeri Ngoresan Surakarta. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas III. Siswa kelas tersebut berjumlah 34 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Menurut Medi Yanto (2013: 45) menyatakan bahwa Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan (khususnya guru, dosen, atau instruktur) dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Secara garis besar prosedur penelitian tindakan kelas mencakup empat taraf : Perencanaan (planning ), Tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini berupa data tentang prestasi belajar IPA yaitu hasil ulangan dan tes dalam materi pada mata pelajaran IPA dan data tentang keterlaksanaan model pembelajaran Kancing Gemerincing. Sumber data dalam penelitian ini adalah Sumber data diperoleh dari narasumber yaitu siswa kelas III dan guru kelas III, hasil pengamatan dalam proses berlangsunganya 6

aktivitas pembelajaran dan dokumen atau arsip, yang antara lain berupa Kurikulum, Rencana Pembelajaran dan buku penilaian. Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi, tes, dokumentasi, wawancara. Validitas data menggunakan triangulasi sumber data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, yaitu peneliti dan rekan kolaborasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Menurut Sarwiji Suwandi (2009:61) teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan dengan hasil pada akhir setiap siklus. Sedangkan teknik analisis kritis Triangulasi metode pengumpulan bekaitan dengan data kualitatif. data dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Kebenaran informasi dapat diperoleh dengan menggunakan teknik tes, wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mengecek kebenaran informasi yang sudah diperoleh serta menggunakan Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dai kajian teoritis maupun dari ketentun yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan validitas isi. 7

tindakan untuk tahap berikutnya sesuai denga siklus yang ada. Indikator kinerja merupakan target yang akan dicapai setelah siklus ke II. Bila kondisi awal nilai rata-rata ulangan harian tidak tuntas, maka indikator kinerja setelah siklus ke II ada peningkatan menjadi nilai tuntas. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Adapun indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPA dalam meningkatkan prestasi belajar Siswa Kelas III SDN Ngoresan Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017 diukur berdasarkan: Daya serap terhadap pelajaran yang diajarkan dapat mencapai prestasi yang tinggi, baik secara individu maupun kelompok, prestasi belajar IPA minimal telah mencapai 75%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Kondisi Awal Deskripsi kondisi awal dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi pra siklus terhadap proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang dilaksanakan oleh guru kelas III Sekolah Dasar Negeri Ngoresan Surakarta. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Ngoresan Surakarta terdapat beberapa permasalahan selama proses pembelajaran yaitu selama proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dan penugasan yaitu guru hanya menjelaskan materi saja, setelah selesai menjelaskan materi pelajaran siswa diminta mencatat 8

materi yang sudah disampaikan oleh guru dan memberikan evaluasi. Hal Ngoresan Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 menunjukan bahwa siswa tersebut mengakibatkan dinyatakan tuntas sebanyak 14 siswa pembelajaran cenderung monoton dan terlihat membosankan, karena siswa hanya sebagai pendengar dan kurang aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan prestasi belajar IPA siswa pada kondisi awal menunjukan bahwa, siswa yang memperoleh nilai 50-54 sebanyak 3 siswa (8%), memperoleh nilai 55-59 sebanyak 1 siswa (2%), memperoleh nilai 60-64 sebanyak 10 siswa (29%), memperoleh nilai 65-69 sebanyak 6 siswa (17%), memperoleh nilai 70-74 sebanyak 6 siswa (17%), memperoleh nilai 75-79 sebanyak 4 siswa (11%), dan yang memperoleh nilai 80-85 sebanyak 4 siswa (11%). Berdasarkan prestasi belajar kondisi awal pada siswa kelas III SD Negeri (41,17%) dan siswa yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 20 siswa (58,82%) dengan rata-rata kelas sebesar 65,88. Hasil Penelitian Siklus I Hasil Siklus I Pertemuan I Hasil skor tes prestasi belajar siswa kelas III pada siklus I pertemuan I, dihitung berdasarkan aspek kognitif siswa. Skor kognitif diperoleh dari tes individu yang diberikan pada akhir pertemuan. Berdasarkan hasil prestasi belajar IPA siswa pada siklus I pertemuan 1 menunjukan bahwa, siswa yang memperoleh nilai 60-62 sebanyak 18 siswa (52%), memperoleh nilai 63-65 sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh nilai 66-68 sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh nilai 69-71 9

sebanyak 9 siswa (26%), memperoleh nilai 72-74 sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh nilai 75-77 sebanyak 0 siswa (0%), dan yang memperoleh nilai 78-80 sebanyak 7 siswa (20%). Hasil Siklus I Pertemuan 2 Berdasarkan prestasi belajar IPA siswa pada siklus I pertemuan 2 menunjukan bahwa, siswa yang memperoleh nilai 60-62 sebanyak 11 siswa (32%), memperoleh nilai 63-65 sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh nilai 66-68 sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh nilai 69-71 sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh nilai 72-74 sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh nilai 75-77 sebanyak 0 siswa (0%), dan yang memperoleh nilai 78-80 sebanyak 23 siswa (67%). Hasil Akhir Siklus I bahwa, siswa yang memperoleh nilai 60-62 sebanyak 9 siswa (26,53%), memperoleh nilai 63-65 sebanyak 2 siswa (5,12%), memperoleh nilai 66-68 sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh nilai 69-71 sebanyak 9 siswa (26,53%), memperoleh nilai 72-74 sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh nilai 75-77 sebanyak 7 siswa (20,41%), dan yang memperoleh nilai 78-80 sebanyak 7 siswa (20,41%). Berdasarkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siklus I siswa kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 menunjukan bahwa siswa dinyatakan tuntas sebanyak 23 siswa (67,35%) dan siswa yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 11 siswa (32,65%) dengan rata-rata kelas sebesar 70,35. Berdasarkan prestasi belajar IPA siswa pada siklus I menunjukan 10

Hasil Penelitian Siklus II Berdasarkan prestasi belajar IPA siswa pada siklus II menunjukan bahwa, siswa yang memperoleh nilai 60-65 sebanyak 4 siswa (11,24%), memperoleh nilai 66-71sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh nilai 72-77 sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh sebesar 82,06. Ketuntasan prestasi belajar menunjukan bahwa hasil ketuntasan belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta pada tindakan siklus II mengalami peningkatan ketuntasan yang cukup baik dibandingkan pada kondisi awal atau nilai 78-83 sebanyak 21 siswa siklus I. Ketuntasan belajar siswa (61,24%), memperoleh nilai 84-89 sebanyak 0 siswa (0%), memperoleh nilai 90-95 sebanyak 0 siswa (0%), dan yang memperoleh nilai 96-100 sebanyak 9 siswa (26,53%). Berdasarkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siklus II siswa kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 menunjukan bahwa siswa dinyatakan tuntas sebanyak 30 siswa (88,76%) dan siswa yang dinyatakan pada siklus II pada mata pelajaran IPA sebesar 88,76%. Hasil Perbandingan Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan prestasi belajar IPA dapat dikatakan meningkat dari sebelum dilaksanakan tindakan sampai dengan pelaksanaan tindakan. Pada kondisi awal siswa kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun 2016/2017 siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 14 siswa dan siswa tidak tuntas sebanyak 4 siswa yang dinyatakan tidak tuntas (11,24%) dengan nilai rata-rata kelas sebanyak 20 siswa dengan nilai rata- 11

rata kelas sebesar 65,88. Pada siklus I siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 23 siswa dan siswa yang dinyatakan tidak tuntas sebesar 11 siswa dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70,35. Pada siklus II siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 30 siswa dan siswa yang dinyatakan tidak tuntas sebesar 4 siswa dengan nilai rata-rata kelas sebesar 82,06. Hal tersebut dikarenakan dalam proses pembelajaran suasana kelas menjadi menyenangkan dan siswa terlihat aktif, dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selain selama proses pembelajaran siswa tidak hanya berdiskusi dengan kelompok saja namun siswa juga dituntut untuk aktif dalam mengungkapkan jawaban atau pendapatnya, serta dalam pembelajaran ini sangat kedudukan siswa jadi semua siswa dapat secara bergantian untuk menyampaikan gagasannya. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal tersebut dikarenakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing, siswa mampu berpikir aktif dan terlibat langsung dalam proses kegiatan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak terpusat pada guru saja. Selain itu, pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kancing gemerincing mementingkan penyamarataan siswa diajak untuk berdiskusi 12

bersama kelompok. Selama proses diskusi berlangsung siswa dituntut untuk aktif dalam mengungkapkan jawaban atau pendapatnya, serta dalam pembelajaran ini sangat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teknik talking chips, siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan, sudah tidak malu mementingkan pemerataan lagi dalam mengemukakan pendapat kedudukan siswa jadi semua siswa dapat secara bergantian untuk menyampaikan gagasannya. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing akan membuat suasana belajar akan menarik dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran tidak membosankan dan siswa lebih berantusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Luh Gd. Pardiani, H. Syahruddin, I Wyn. Romi Sudhita (2013: 8) yang dan mengajukan pertanyaan, serta kompak dalam berdiskusi kelompok dan menyimpulkan hasil pembelajaran. Hasil tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan aspek kognitif siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan aspek kognitif siswa tampak dari siswa yang sudah memahami materi dan siswa dapat memberikan contoh energi yang ada disekitar kita. Selain itu peningkatan aspek kognitif siswa menyatakan bahwa dalam juga nampak pada hasil prestasi 13

belajar siswa yang meningkat dari mulai kondisi awal terdapat 14 (41,17%) siswa yang tuntas dan terdapat 20 siswa (58,82%) yang tidak tuntas, pada siklus I terdapat 23 (67,35%) siswa yang tuntas dan terdapat 11 (32,65%) siswa yang tidak dan pada siklus II terdapat 30 (88,76%) siswa yang dinyatakan tuntas dan 4 (11,24%) siswa yang dinyatakan tidak tuntas dan pada hasil belajar siswa yang selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat terlihat dari perolehan ratarata hasil belajar siswa secara berurutan dimulai dari siklus I, II dan III yaitu 52,67,74,64 dan 87,04 dengan semua siswa mendapatkan nilai diatas KKM. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa strategi tindakan siklus II memperoleh nilai rata-rata sebesar 84,88 sudah pembelajaran gemerincingdapat kancing meningkatkan mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu 75. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Maulana Suryana Dudung Priatna, Hana Yunansah (2015: 7) yang menyatakan bahwa penggunaan model cooperativ learning tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari nilai rata-rata prestasi belajar siswa, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Miftahul Huda (2016: 142-143) yang menyatakan bahwa model kancing gemerincing yaitu ini dapat digunakan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Kebanyakan kelompok, sering kali ada satu anak atau 14

anggota yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya, ada anak yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan. Situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa jadi tidak tercapai karena anak yang pasif terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Teknik ini memastikan setiap siswa dari kegiatan yang telah dilakukan siswa telah menunjukan keterampilan sosial atau keterlibatan siswa dalam anggota kelompoknya yang diharapkan, seperti siswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan, sudah saling memberikan kesempatan menjawab antar anggota kelompok, berani mengajukan mendapatkan kesempatan yang sama pertanyaan, mengemukakan untuk berperan serta dan berkonstribusi pada kelompoknya masing-masing. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh I Md Saputra, I Nym Murda, I Md Suarjana (2014: 8) yang menyatakan bahwa penerapan model kancing gemerincing pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Duda Utara. Hal ini terlihat pendapat dan menanggapi pendapat temanya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal tersebut dibuktikan 15

dengan peningkatan hasil kognitif Saran siswa. Pada kondisi awal hasil yang diperoleh menunjukan bahwa siswa yang tuntas pada mata pelajaran IPA sebanyak 14 siswa (41,17%) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 65,88. Pada siklus I siswa yang tuntas sebesar 23 siswa (67,35%) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70,35. Pada siklus II menunjukan bahwa siswa yang tuntas sebesar 30 siswa (88,76%) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 82,06. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan bahwa: Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing (Talking Chips) dapat meningkatkan prestasi IPA pada siswa kelas III SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017, dapat diterima kebenarannya. Bagi Siswa diharapkan siswa dalam proses pembelajaran terlibat secara aktif, kreatif dan dapat bekerja sama dengan temannya, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar yang hendak dicapai. Bagi Guru diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagi Sekolah hendaknya sekolah perlu memberikan pelatihan kepada guru baik berupa workshop maupun seminar agar guru memiliki bekal pengetahuan yang luas tentang berbagai penggunaan model pembelajaran yang bervariatif, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah itu sendiri. Bagi Peneliti Selanjutnya hendaknya peneliti selanjutnya 16

dalam melakukan penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa tidak terbatas pada penggunaan model DAFTAR PUSTAKA Hafid,H.A.Dkk. 2013. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. I Md Saputra, I Nym Murda, I Md Suarjana. 2014. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk Menigkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Duda Utara. 1-10. Diunduh tanggal 2 April 2017 dari http://www.e jurnal.com/2015/06/impleme ntasi-modelpembelajaran.html Luh Gd. Pardiani, H. Syahruddin, I Wyn. Romi Sudhita. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Teknik Talking Chips Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Di Gugus. 1 Pupuan. 1-10. Diunduh tanggal 2 April 2017 dari http://download.portalgaruda. org/article. pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing (Talking Chips) saja, tetapi dapat mengembangkan model pembelajaran yang lain. Maulana Suryani, Dudung Priatna, Hana Yunansah. 2015. Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Melalaui Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing. Antologi. 3 (2). 1-8. Medi Yanto.2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Miftahul Huda. 2016. Cooperatif Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta: Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta. 17