LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 14 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TENGAH Menimbang Mengingat : a. bahwa Barang Daerah sebagai salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan Pemerintah dan pembangunan Daerah, maka Barang Daerah perlu dikelola secara tertib agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam rangka mendukung penyelenggaraan Otonomi Daerah; b. bahwa dalam rangka pengamanan barang Daerah, perlu dilakukan pemantapan administrasi pengelolaan secara propesional; c. bahwa dengan dilikuidasinya perangkat vertikal menjadi perangkat Daerah membawa konsekwensi bertambahnya barang milik Pemerintah Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, b, dan c, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Daerah dengan Peraturan Daerah; : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Tingkat II Dalam Wilayah-wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria ( Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043 ); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041 ) Sebagaimana telah diubah dengan. Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041 ); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( Lembaran Negara Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3815 ); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286 ); 1
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355 ); 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembarang Negara Nomor 4389); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1967); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3573); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4262); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4021); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4023); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pengamanan dan Pengalihan Barang Milik/Kekayaan Negara dari Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah; 18. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 1974 tentang Tata Cara Penjualan Status Rumah Negara; 19. Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 1982 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 134 Tahun 1974 tentang Perubahan Status Rumah Negara; 20. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 21. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Barang Daerah; 2
23. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Lombok Tengah sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 11); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2000 Nomor 15); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH dan BUPATI LOMBOK TENGAH MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : a. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden dan Menteri; b. Daerah adalah Kabupaten Lombok Tengah; c. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah yaitu Bupati beserta perangkat daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; d. Bupati adalah Bupati Lombok Tengah; e. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Tengah; f. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah; g. Badan Pengawas Daerah adalah Badan Pengawas Daerah Kabupaten Lombok Tengah; h. Bagian Umum dan Perlengkapan adalah Bagian Umum dan Perlengkapan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah; i. Bagian Keuangan adalah Bagian Keuangan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kabupaten Lombok Tengah; j. Unit kerja adalah suatu Perangkat Pemerintah Daerah yang mempunyai pos anggaran tersendiri pada APBD yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas- Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Badan, Kantor; k. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat Pemerintah dan atau Pejabat Pemerintah Daerah yang berwenang membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintah Daerah. l. Satuan kerja adalah Bagian dari Unit Kerja. m. Barang Daerah adalah semua kekayaan atau asset daerah baik yang dimiliki maupun yang dikuasai, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau 3
ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya; n. Pengelolaan Barang Daerah adalah rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang Daerah yang meliputi perencanaan, penentuan, kebutuhan, penganggaran, standarisasi barang dan harga, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, inventarisasi, pengendalian, pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan, perubahan status hukum serta penatausahaannya; o. Perencanaan adalah kegiatan atau tindakan untuk menghubungkan kegiatan yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang; BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud pengelolaan barang Daerah adalah untuk : a. Mengamankan Barang Daerah; b. Menyeragamkan langkah-langkah dan t indakan dalam pengelolaan barang Daerah; c. Memberikan jaminan/kepastian dalam pengelolaan barang Daerah. (2) Tujuan pengelolaan barang Daerah adalah untuk : a. Menunjang kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Daerah; b. Terwujudnya akuntabilitas dalam pengelolaan barang; c. Terwujudnya pengelolaan barang Daerah yang tertib, efektif dan efisien. BAB III TUGAS DAN FUNGSI Pasal 3 (1) Bupati sebagai otorisator dan ordonator ( Pemegang Kekuasaan )barang Daerah berwenang dan bertanggungjawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan barang Daerah. (2) Bupati dalam rangka pelaksanaan pengelolan barang Daerah sesuai dengan fungsinya dibantu oleh : a. Sekretaris Daerah; b. Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan; c. Kepala Unit Kerja; d. Pemegang Barang/Bendahara Barang; e. Pengurus Barang. Pasal 4 Bupati dalam melaksanakan fungsinya sebagai pemegang kekuasaan barang bertugas : a. Menetapkan kebijaksanaan pembinaan pengelolaan barang daerah. b. Menetapkan kebijaksanaan penerimaan dan pengeluaran barang daerah. 4
c. Menyelenggarakan tertib administrasi pengelolaan barang daerah. d. Mencukupi kebutuhan barang persediaan dalam gudang. e. Memberi petunjuk / arahan kepada Panitia untuk mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. f. Mengesahkan berita acara yang di buat oleh Panitia. g. Menyelesaikan / mengusut tindakan yang dianggap merugikan daerah yang dilakukan oleh pengelola atau pemakai barang. h. Mengupayakan agar pemegang barang dan pengurus barang menyampaikan pertanggungjawaban tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 5 (1) Sekretaris Daerah sebagai pembantu kuasa/otorisator dan ordonator barang Daerah, bertanggungjawab atas terselenggaranya koordinasi dan sinkronisasi antar para pejabat tersebut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2). (2) Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan karena jabatannya sebagai pembantu kuasa barang (PKB) menjalankan fungsi ordonator barang daerah dalam penyelenggaraan pengelolaan barang daerah dan mengkoordinir penyelenggaraan barang daerah pada unitunit. (3) Kepala unit/satuan kerja karena jabatannya sebagai penyelenggara pembantu kuasa barang (PPKB), Berwenang dan bertanggungjawab atas pengelolaan barang daerah di lingkungan unit/satuan kerja masing-masing. (4) Pemegang barang/bendaharawan barang bertugas menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang daerah yang ada dalam pengurusannya atas perintah pembantu kuasa / ordonator barang daerah atau pejabat yang ditunjuk olehnya dan membuat surat pertanggungjawaban kepada Bupati. (5) Pengurus barang bertugas mengurus barang daerah yang berada diluar kewenangan pemegang barang/bendaharawan barang. Pasal 6 Sesuai tugas dan fungsinya Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan duduk sebagai anggota Panitia Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. BAB IV PERENCANAAN DAN PENGADAAN Pasal 7 (1) Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan menyusun : a. Standarisasi Barang; b. Standarisasi Kebutuhan Barang; c. Standarisasi Harga Barang. (2) Standarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Pemerintah Daerah setiap tahun wajib menyusun Rencana Kebutuhan Barang Daerah dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Daerah. (4) Rencana Kebutuhan Barang Daerah dan Rencana Pemeliharaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan dituangkan kedalam APBD. 5
Pasal 8 Tata cara perencanaan penentuan kebutuhan dan penganggaran sebagaimana dimaksud pasal 7 ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati Lombok Tengah. Pasal 9 (1) Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. (2) Bupati menetapkan Panitia Pengadaan Pekerjaan Daerah (P3D) untuk melaksanakan pengadaan barang dan jasa sebagaimanan dimaksud pada ayat (1). (3) Bupati dapat menetapkan panitia pengadaan pekerjaan unit (P3U) untuk pengadaan barang yang bersifat khusus. (4) Tata cara pengadaan barang, jasa dan laporan Realisasi pengadaan ditetapkan oleh Bupati. Pasal 10 Pengadaan barang dapat dilaksanakan dengan cara pembelian, pemborongan pekerjaan, membuat sendiri dan swakelola. BAB V PENYIMPANAN DAN PENYALURAN Pasal 11 (1) Semua hasil pengadaan barang daerah yang bergerak diterima oleh bendaharawan barang, atau pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh kepala unit/satuan kerja. (2) Bendaharawan barang atau pejabat yang ditunjuk melaksanakan tugas-tugas bendaharawan barang berkewajiban melaksanakan administrasi perbendaharaan barang daerah. (3) Kepala unit selaku atasan langsung bendaharawan barang, bertanggung jawab atas terlaksanannya tertib administrasi barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Penerimaan barang daerah sebagaiman dimaksud pada ayat (1), selanjutnya disimpan dalam gudang/tempat penyimpanan lain yang di peruntukkan sebagai gudang. Pasal 12 Penerimaan barang tidak bergerak dilakukan oleh kepala unit atau pejabat yang ditunjuk, kemudian melaporkan kepada Bupati melalui Bagian Umum dan Perlengkapan. Pasal 13 (1) Penerimaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 1 dilakukan setelah diperiksa oleh Panitia Pemeriksa Barang Daerah (PPBD), sedangkan penerimaan barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilakukan setelah diperiksa instansi teknis yang berwenang, dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan. (2) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. 6
Pasal 14 Pengeluaran barang oleh bendaharawan barang dilaksanakan atas dasar Surat Perintah Pengeluaran Barang ( SPPB ) dari pejabat yang ditunjuk oleh Bupati dan untuk barangbarang inventaris disertai dengan Berita Acara Serah Terima. BAB VI PEMELIHARAAN Pasal 15 Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan mengkoordinasikan dan bertanggungjawab atas pemeliharaan barang Daerah. Pasal 16 (1) Pelaksanaan pemeliharaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dilakukan oleh Bagian Umum dan Perlengkapan/Kepala Unit Kerja. (2) Pelaksanaan pemeliharaan barang sebagaimana dimaksud ayat (1) berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Daerah ( DKPBD ). Pasal 17 (1) Kepala unit kerja bertanggungjawab untuk membuat daftar hasil pemeliharaan barang dalam lingkungan wewenang dan wajib melaporkan/menyampaikan daftar hasil pemeliharaan barang tersebut kepada Bupati dalam hal ini Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan setiap semester. (2) Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan meneliti laporan dan menyusun daftar hasil pemeliharaan barang yang dilakukan dalam 1 (satu) Tahun Anggaran sebagai lampiran perhitungan anggaran tahun yang bersangkutan. Pasal 18 Mekanisme pelaksanaan pemeliharaan barang daerah diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati Lombok Tengah. BAB VII INVENTARISASI Pasal 19 (1) Pemerintah wajib melakukan inventarisasi terhadap seluruh barang milik maupun yang dikuasai baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. (2) Pemerintah daerah wajib melaksanakan sensus Barang Daerah sekali dalam 5 (lima) tahun untuk mendapatkan buku inventaris dan buku induk inventaris beserta rekapitulasinya. (3) Bagian Umum dan Perlengkapan sebagai pusat inventarisasi Barang bertanggungjawab atas pelaksanaan sensus barang. Pasal 20 (1) Kegiatan inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dilaksanakan oleh Bagian Umum dan Perlengkapan. 7
(2) Bagian Umum dan Perlengkapan sebagai pusat inventarisasi Barang Daerah bertanggungjawab untuk menghimpun hasil inventarisasi Barang Daerah. (3) Kepala Unit/satuan kerja bertanggungjawab untuk menginventarisasi seluruh barang inventaris yang ada dilingkup tanggungjawabnya. (4) Daftar rekapitulasi inventaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Bagian Umum dan Perlengkapan secara periodik. Pasal 21 Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan bertanggungjawab untuk menyusun dan menghimpun seluruh laporan mutasi barang secara periodik dan daftar mutasi barang setiap tahun dari semua unit /satuan kerja pemerintah Daerah sesuai dengan kepemilikannya. BAB VIII PERUBAHAN STATUS HUKUM Bagian Pertama Penghapusan Pasal 22 (1) Setiap barang Daerah yang sudah rusak dan tidak dapat dipergunakan lagi/hilang/mati, tidak efisien lagi dapat dihapus dari daftar inventaris. (2) Setiap penghapusan barang Daerah sebagaimana di maksud ayat (1), dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Barang bergerak seperti Kendaraan Perorangan Dinas, kendaraan Operasional Dinas ditetapkan dengan keputusan Bupati setelah memperoleh persetujuan DPRD, kecuali untuk barang-barang inventaris lainnya cukup dengan keputusan Bupati; b. Barang-barang tidak bergerak di tetapkan dengan keputusan Bupati setelah memperoleh persetujuan DPRD; c. Untuk bangunan dan gedung yang akan di bangun kembali sesuai peruntukan semula seperti rehab total yang sifatnya mendesak atau membahayakan penghapusannya di tetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Barang Daerah yang di hapuskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), dilaksanakan melalui: a. Penjualan /pelelangan; b. Ruislag/tukar menukar; c. Sumbangan/hibah kepada pihak lain; d. Pemusnahan. (4) Hasil pelelangan/penjualan harus disetorkan sepenuhnya kepada kas Daerah. (5) Penghapusan barang Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan dengan Keputusan Bupati. Bagian Kedua Penjualan Kendaran Dinas Pasal 23 Kendaraan Dinas yang dapat dijual terdiri dari kendaraan perorangan dinas dan kendaraan operasional dinas 8
Pasal 24 (1) Kendaraan perorangan Dinas yang digunakan oleh pejabat pemerintah Daerah yang berumur 5 (Lima) tahun dapat dijual 1 (satu) buah kepada pejabat yang bersangkutan setelah masa jabatannya berakhir sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (2) Kesempatan untuk membeli kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengganggu pelaksanaan tugas dinas di Daerah. Pasal 25 (1) Kendaraan Operasional Dinas yang berumur 5 (lima) tahun atau lebih karena rusak dan/atau tidak efisien lagi bagi keperluan dinas dapat dijual kepada pegawai negeri yang telah memenuhi masa kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. (2) Pegawai pemegang kendaraan atau yang akan memasuki pensiun mendapat prioritas untuk membeli kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 26 (1) Kendaraan perorangan Dinas dan kendaraan operasional dinas yang digunakan anggota DPRD dapat dijual kepada yang bersangkutan yang mempunyai masa bakti 5 (lima) tahun dan umur kendaraan 5 (lima) tahun (2) Kesempatan untuk membeli kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya 1 (satu) kali kecuali tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun. Pasal 27 (1) Pelaksanaan penjualan kendaraan perorangan dinas kepada pejabat pemerintah Daerah sebagaiman dimaksud dalam Pasal 25 dan kendaraan operasional dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ditetapkan dengan keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRD. (2) Hasil penjualan harus disetor sepenuhnya ke kas Daerah. (3) Penghapusan dari Daftar inventaris ditetapkan dengan keputusan Bupati setelah harga penjualan/sewa beli kendaraan dimaksud dilunasi. Pasal 28 (1) Selama harga penjualan Kendaraan Perorangan Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 belum dilunasi, kendaraan tersebut masih tetap milik Pemerintah Daerah dan tidak boleh dipindahtangankan. (2) Selama kendaraan tersebut belum dilunasi dan masih digunakan untuk kepentingan dinas, biaya perbaikan dan pemeliharaan ditanggung oleh pembeli. (3) Bagi mereka yang tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dapat dicabut haknya untuk membeli kendaraan yang dimaksud dan selanjutnya kendaran tersebut tetap milik Pemerintah Daerah. Bagian Ketiga Penjualan Rumah Dinas Pasal 29 Bupati menetapkan penggunaan rumah - rumah milik Daerah dengan memperhatikan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku tentang perubahan/penetapan status rumahrumah negeri sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. 9
Pasal 30 (1) Rumah Daerah yang dapat dijual-belikan adalah; a. Rumah Daerah Golongan III; b. Rumah Daerah golongan II yang telah diubah golongannya menjadi Rumah Daerah golongan III; c. Rumah Daerah yang telah berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih dapat dijual/disewa-belikan kepada Pegawai. (2) Pegawai yang dapat membeli rumah golongan III adalah a. Pegawai yang mempunyai masa kerja 10 (sepuluh) tahun atau lebih dan belum pernah membeli atau memperoleh rumah dengan cara apapun dari Pemerintah Daerah atau Pemerintah Pusat. b. Pemegang Surat Ijin Penghunian ( SIP ) yang dikeluarkan oleh Bupati (3) Rumah Daerah yang dibangun diatas tanah yang tidak dikuasai oleh Pemerintah Daerah, maka untuk memperoleh hak atas tanah tersebut harus diproses tersendiri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 31 (1) Harga Rumah Daerah golongan III beserta atau tidak beserta tanahnya ditetapkan oleh Bupati berdasarkan harga taksiran dan penilaian yang dilakukan oleh Panitia yang dibentuk dengan Keputusan Bupati Lombok Tengah. (2) Pelaksanaan Penjualan /sewa beli Rumah Daerah golongan III ditetapkan dengan keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRD. Pasal 32 (1) Hasil penjualan Rumah Daerah golongan III milik Daerah disetorkan sepenuhnya ke Kas Daerah. (2) Pelepasan hak atas tanah dan penghapusan dari Daftar inventaris ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah harga penjualan/sewa beli atas tanah dan/atau bangunannya dilunasi. Bagian Keempat Pelepasan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan Pasal 33 (1) Setiap tindakan hukum yang bertujuan untuk pengalihan atau penyerahan hak atas tanah dan/atau bangunan yang dikuasai oleh Daerah, baik yang telah ada sertifikatnya maupun belum, dapat diproses dengan pertimbangan menguntungkan Pemerintah Daerah bersangkutan dengan cara: a. Pelepasan dengan pembayaran ganti rugi (dijual); b. Pelepasan dengan tukar menukar/ruislag/tukar guling. (2) Pelepasan hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRD. (3) Perhitungan perkiraan nilai tanah harus menguntungkan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan nilai obyek pajak dan harga pasaran umum setempat. (4) Nilai ganti rugi atas tanah dan/atau bangunan ditetapkan oleh Bupati berdasarkan nilai/ taksiran yang dilakukan oleh Panitia Penaksir yang dibentuk dengan Keputusan Bupati Lombok Tengah. 10
(5) Ketentuan dalam pasal ini tidak berlaku bagi pelepasan hak atas tanah yang telah ada bangunan Rumah golongan III di atasnya. BAB IX PEMAMFAATAN Bagian Pertama Pinjam Pakai Pasal 34 (1) Barang Milik Pemerintah Daerah yang belum dimanfaatkan dapat dipinjam-pakaikan. (2) Pinjam pakai hanya dapat diberikan kepada Instansi pemerintah atau untuk sosial keagamaan. (3) Pinjam pakai tidak merubah status hukum kepemilikan barang Daerah. (4) Pelaksanaan pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lombok Tengah. Bagian Kedua Penyewaan Pasal 35 (1) Barang milik/dikuasai Pemerintah Daerah, baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang belum dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah dapat disewakan kepada pihak ketiga sepanjang menguntungkan Daerah. (2) Barang milik /dikuasai Pemerintah Daerah yang disewakan tidak merubah status hukum kepemilikan/penguasaan. (3) Penyewaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati dan tembusannya disampaikan kepada DPRD. Bagian Ketiga Penggunausahaan Pasal 36 (1) Barang Daerah yang belum dimanfaatkan dapat digunausahakan dalam bentuk kerja sama Built Transfer Operate (BTO), Build Operate Transfer (BOT) dan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan pihak ketiga. (2) Barang milik /dikuasai Pemerintah Daerah yang digunausahakan tidak merubah status hukum. (3) Tata cara pelaksanaan penggunausahaan ditetapkan dengan keputusan Bupati. (4) Perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga dalam bentuk Build Transfer Operate(BTO) atau Bangun Serah Guna, Build Operate Transfer (BOT) atau Bangun Guna Serah dan Kerja Sama Operasi (KSO) ditetapkan dengan Keputusan Bupati dan tembusannya disampaikan kepada DPRD. (5) Barang Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuat Daftar inventaris tersendiri. Bagian Keempat Swadana Pasal 37 (1) Barang Daerah baik barang bergerak maupun tidak bergerak dapat dikelola secara swadana 11
(2) Pengelolaan sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur oleh Bupati. BAB X PENGAMANAN Pasal 38 (1) Pemerintah Daerah wajib mengamankan seluruh barang milik/dikuasai daerah baik barang bergerak maupun tidak bergerak. (2) Pengamanan barang Daerah dapat dilakukan secara fisik, administratif dan tindakan hukum. (3) Pengamanan fisik dilakukan dengan pemagaran dan pemasangan tanda kepemilikan barang. (4) Pengamanan administratif dapat dilakukan dengan melengkapi sertifikat dan kelengkapan bukti-bukti kepemilikan. (5) Pengamanan tindakan hukum dilakukan dengan upaya hukum. (6) Pengaturan pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 39 Untuk mengamankan barang milik /dikuasai Daerah dapat diasuransikan sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah. BAB XI PENILAIAN Pasal 40 Untuk menyusun Neraca Daerah, barang milik/dikuasai Daerah dinilai oleh Lembaga Independen bersertifikat dibidang pekerjaan penilaian asset. BAB XII PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pasal 41 (1) Pembinaan terhadap tertib pelaksanaan pengelolaan barang Daerah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Pengendalian terhadap tertib pelaksanaan pengelolaan Barang Daerah dilakukan oleh Bupati dalam hal ini dilaksanakan oleh Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan, kepala unit kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pengawasan terhadap pengelolaan barang Daerah dilakukan oleh Bupati Lombok Tengah. (4) Pengawasan fungsional dilakukan oleh aparat pengawas fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 12
BAB XIII PEMBIAYAAN Pasal 42 (1) Dalam pelaksanaan tertib pengelolaan barang Daerah, disediakan biaya operasional yang dibebankan pada APBD (2) Pengelolaan barang Daerah yang mengakibatkan pendapatan dan penerimaan Daerah diberikan biaya upah pungutan/uang perangsang /insentif kepada aparat pengelola barang yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lombok Tengah. (3) Bendaharawan barang, pengurus barang dan Kepala Gudang dalam melaksanakan tugas dengan memperhatikan kemampuan keuangan Daerah diberikan tunjangan insentif yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lombok Tengah. BAB XIV TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI BARANG Pasal 43 (1) Bendaharawan Barang yang lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam peraturan Daerah ini dan mengakibatkan kekurangan perbendaharaan dikenakan tuntutan perbendaharaan. (2) Pegawai Negeri, Pegawai Perusahaan Daerah/Pekerja Daerah dalam kedudukannya sebagai pemegang barang yang karena perbuatannya melanggar hukum dan/atau melalaikan kewajibannya/tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya sehingga merugikan daerah dikenakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR). (3) Tata cara Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi sesui dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 44 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka peraturan-peraturan yang mengatur pengeloaan barang Daerah yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 45 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 46 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 13
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Ditetapkan di P r a y a. Pada tanggal 16 April 2005 BUPATI LOMBOK TENGAH PENJABAT, ttd H. LALU MOH. KASIM Di undangkan di Praya Pada tanggal 18 April 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH, H. MAS UD LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 14 SERI E NOMOR 1 14
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH A. UMUM Paradigma Penyelenggaraan Pemerintahan yang berorientasi pada otonomi daerah berdampak pada kewenangan yang demikian luas kepada pemerintah daerah sehingga perlu dilakukan upaya-upaya penyempurnaan terhadap ketentuan yang dibawahnya termasuk Pengelolaan Barang Daerah. Barang Daerah sebagai salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat harus dikelola dengan baik dan benar yang pada gilirannya dapat mewujudkan pengelolaan barang daerah yang memenuhi akuntabilitas. Dalam rangka memantapkan pedoman pengelolaan barang daerah, maka disusunlah Peraturan Daerah yang memberikan kewenangan kepada daerah untuk pengelolaan potensi kekayaan daerah. B. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s.d. pasal 29 : Cukup jelas. Pasal 30 ayat (2) s.d pasal 46 : Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 36 15