SRI WAHYUNI A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

SKRIPSI Umtuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Pendidikan Studi Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menghadapi tantangan era globalisasi. diantaranya melalui pendidikan.pengertian pendidikan telah dirumuskan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara yang maju dan berkembang. fungsi pendidikan. Adapun fungsi pendidikan pada undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

Transkripsi:

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Tahun Ajaran 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi Disusun Oleh: SRI WAHYUNI A. 210 060 169 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik melalui jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh. Semakin perlunya manusia akan ilmu pengetahuan, maka perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin tinggi dan maju. Kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat kemajuan pengetahuan dan teknologi karena semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang ingin maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah menetapkan ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan dibidang pendidikan yang menitikberatkan pada bidang penguasaan IPTEK sebagaimana yang tercantum dalam GBHN (1998) yakni: Titik berat pembangunan pendidikan di Indonesia diletakkan pada mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan belajar pada jenjang pendidikan menengah pertama dalam rangka perluasan persiapan wajib belajar pada pendidikan menengah pertama, dalam rangka meningkatkan mutu 1

2 pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan dan kemajuan peradaban suatu bangsa baik pada bidang penguasaan IPTEK maupun dalam hal lainnya yang erat hubungannya dengan pendidikan perlu adanya suatu perubahan dalam proses belajar mengajar. Maka dengan adanya perubahan pendidikan yang bukan hanya sebagai sarana untuk menyampaikan ilmu tetapi diharapkan adanya perubahan pola kehidupan yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa dan negara. Salah satu upaya membina dan membangun SDM yang tangguh dan dapat diandalkan diantaranya adalah melalui pendidikan, baik yang diberikan melalui pendidikan formal di sekolah, maupun pendidikan di lingkungan masyarakat. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006 : 7) pendidikan merupakan sesuatu tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Pendidikan merupakan proses interaksi tenaga pendidik dan anak didik yang mendorong terjadinya belajar. Sedangkan menurut Sardiman (2001 : 12) pendidikan dan pengajaran adalah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab yang besar dalam menyiapkan kebutuhan SDM yang handal dan siap berbagai tantangan di masa depan.

3 Peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertera dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan adanya Undang-Undang tersebut, maka dari waktu ke waktu bidang pendidikan haruslah menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan penyediaan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimiliki. Salah satu indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas adalah tercermin dari prestasi belajar yang dicapai atau nilai yang diperoleh pada setiap mata pelajaran yang disajikan pada lembaga pendidikan tersebut termasuk dalam mata pelajaran ekonomi. Dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwasannya nilai ulangan harian dan ujian semester terhitung kurang memuaskan. Hal ini merupakan masalah yang sangat

4 memprihatinkan bagi semua pihak, dan rendahnya hasil belajar ekonomi tersebut diasumsikan karena ada hambatan yang dialami siswa. Hambatan yang dimaksud tersebut dapat berupa faktor internal (dari dalam diri siswa) maupun faktor eksternal (dari luar diri siswa), diantaranya: fasilitas belajar, partisipasi orang tua, perhatian orang tua, lingkungan belajar, kebiasaan belajar, aktivitas belajar, motivasi berprestasi, sikap terhadap sekolah serta kemampuan dasar lainnya. Dari beberapa faktor tersebut, faktor lingkungan belajar merupakan faktor yang cukup penting dibandingkan dengan beberapa faktor lainnya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bedjo (1996) bahwa: Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar siswa diantaranya adalah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Setiap manusia dilahirkan di lingkungan keluarga tertentu yang merupakan lingkungan pendidikan terpenting. Oleh karena itu, keluarga sering dipandang sebagai lingkungan pendidikan yang utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa. Lingkungan keluarga menurut Hibana Rahman (2002 : 38), yaitu lingkungan yang dialami anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga, baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika (2007 : 27), suasana keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis, yaitu suasana yang memberikan curahan kasih

5 sayang, perhatian dan bimbingan dalam bidang agama, maka perkembangan kepribadian anak cenderung positif dan sehat. Sedangkan anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang kurang harmonis, orang tua yang bersikap keras kepada anak, atau orang tua yang tidak memperhatikan nilai-nilai agama, maka perkembangan kepribadian anak cenderung mangalami kalainan dalam penyesuaian diri. Dengan adanya perbedaan ini kemungkinan akan mempengaruhi siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Lembaga nonformal dalam hal ini adalah lingkungan tempat tinggal (masyarakat). Lingkungan masyarakat merupakan tempat kedua setelah lingkungan keluarga, sehingga bagi seorang anak yang ingin mendapatkan pendidikan, baik pendidikan cara menyelesaikan masalah, tingkah laku maupun moral sehingga akan menjadikan anak tersebut cerdas, terampil dan berbudi pekerti luhur. Oleh karena itu, untuk mewujudkan cita-cita pendidikan perlu adanya lingkungan belajar yang mendidik membangun buat siswa. Lingkungan masyarakat menurut Purwanto (2000 : 61) adalah manusia-manusia lain di sekitar individu, yang mempengaruhi individu yang bersangkutan. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan sekolah yang mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda karena keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan sosial serta adanya normanorma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Suryabrata (1988) bahwa: Faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar adalah faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari

6 luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa meliputi kondisi psikologis dan fisiologis, sedangkan faktor dari luar diri siswa meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat serta kelengkapan berbagai sarana dan prasarana dalam belajar. Selanjutnya dikemukakan pula oleh Bejdo (1999) bahwa keberadaan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar siswa terdapat hubungan yang saling terkait. Bakat yang ada dalam diri siswa misalnya agar dapat berkembang baik, maka perlu ada dorongan dari keluarga dan masyarakat. Sebaliknya, lingkungan yang kurang mendukung dapat menghambat perkembangan siswa itu sendiri. Lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa senantiasa berhadapan dengan lingkungan tempat tinggalnya dan merupakan angota masyarakat dimana dia tinggal sebagai anggota suatu masyarakat. Siswa selalu berinteraksi dengan anggota masyarakat lain, sehingga dengan adanya interaksi tersebut akan berpengaruh pada siswa yang disebabkan oleh tingkah laku orang-orang disekitar tempat tinggal siswa tersebut. Pengaruh yang diterima siswa dan lingkungan tempat tinggal siswa tersebut tanpa sengaja maupun disengaja. Pengaruh yang diterima siswa dapat berupa pendidikan bagi siswa, lingkungan tempat tinggal siswa akan memberikan pendidikan yang dapat berdampak baik ataupun dapat berdampak buruk. Mengenai pengaruh lingkungan tempat tinggal siswa ini bisa disebut cukup memepengaruhi bagi siswa dalam mencapai prestasi belajar. Berkaitan dengan uraian di atas, persoalan yang ada dalam proses belajar mengajar dan lingkungan tempat tinggal siswa

7 merupakan suatu faktor yang sangat mempengaruhi akan keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang optimal. Lingkungan belajar yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar anak adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang mempunyai peran penting dalam mencerdaskan dan membimbing moral perilaku anak. Guru merupakan tangan pertama yang langsung berhubungan dengan siswa, sehingga dalam belajar guru harus menggunakan metode pembelajaran yang berbeda agar anak tidak jenuh. Selain itu keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung yaitu sarana dan prasarana, kondisi fisiologis, dan kondisi psikologis. Lingkungan sekolah dapat digolongkan sebagai pusat pendidikan kedua setelah keluarga, sehingga mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati. Lingkungan sekolah meliputi hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, serta sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah. Demi melangsungkan kondisi belajar yang lancar, maka perlu didukung pula dengan kondisi sekolah yang aman, nyaman dan tenang. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa proses pembelajaran dapat dilakukan di dalam keluarga, masyarakat dan sekolah. Inilah yang dinamakan dengan lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan faktor yang penting karena lingkungan dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada individu. Lingkungan dapat bersifat mendidik dan dapat juga bersifat

8 merusak. Oleh karena itu, usaha untuk belajar membutuhkan lingkungan yang baik sehingga siswa berhasil dalam belajarnya. Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang terdapat pada intern siswa, tetapi ada juga yang di luar siswa atau ekstern. Faktor kecerdasan, kecerdasan dapat mengolah gagasan yang abstrak, rumit dan sulit dengan cepat tanpa kesulitan. Setelah beberapa lama Kecerdasan Intelektual yang lebih dikenal IQ menjadi peranan penting dalam pencapaian hasil belajar, mucul Kecerdasan Emosional atau EQ. Orang mulai menyadari bahwa kesuksesan belajar dapat dicapai bila ada keseimbangan antara IQ dan SQ. Kemudian muncul kecerdasan yang ketiga yang dikenal dengan Kecerdasan Spiritual atau SQ. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal jika SQ digunakan sebagai landasan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. SQ juga merupakan kecerdasan tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Dalam kecerdasan ini, anak didik diharapkan mampu mengelola kecerdasan yang dimilikinya untuk diarahkan kepada hal-hal yang positif. Kecerdasan yang dimiliki diharapkan mampu melahirkan karya-karya yang menakjubkan dan tentunya memberikan sumbangan berbagai kemajuan peradaban suatu bangsa. Dalam diri manusia terdapat kecerdasan yang bersumber pada fitrah manusia yang kita sebut dengan kecerdasan spiritual yang merupakan aktualisasi fitrah itu sendiri. Ia akan memancar dari kedalaman diri manusia, jika dorongan-dorongan keingintahuan dilandasi kesucian, ketulusan dan tanpa pretise egoisme. Oleh karena itu, demi

9 menciptakan prestasi belajar yang unggul maka perlu didukung dengan kecerdasan anak yang optimal. Sejalan dengan perkembangan konsep kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, maka muncul perkembangan konsep kecerdasan spiritual ( spiritual Intellegence), yang merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan dan jalan hidup lebih bermakna dibanding dengan nilai yang lain. Nilai-nilai spiritual (agama) dianggap sangat penting dan diperlukan di tengah gempuran nilai-nilai globalisasi yang cenderung menjauh dari tujuan sistem pendidikan di Indonesia, yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa, tentunya perlu melibatkan tiga unsur utama pendidikan, yakni orang tua, sekolah sebagai instansi lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam mengembangkan potensi siswa. Nilai-nilai spiritualitas (agama) yang dimiliki bangsa Indonesia hendaknya memang difungsionalisasikan dalam penataan sistem kehidupan dalam diri setiap siswa. Pendidikan yang hanya menekankan pada kemampuan intelektual saja dan mengabaikan penalaran nilai-nilai moral kemanusiaan, serta kecerdasan yang tidak dilengkapi dengan nilai-nilai luhur penuh maka akan membawa anak didik ketujuan yang sempit berjangka pendek. Orientasi pada keduniawian menjadikan mereka menempuh ke jalan pintas dan mengabaikan tatanan moral dan hak-hak manusia yang lain (Nugroho, 2004).

10 Disisi lain, pembelajaran yang kurang menyeimbangkan potensi moral spiritual banyak melahirkan anak-anak yang mudah putus asa, depresi, suka tawuran bahkan sampai menggunakan obat-obatan terlarang. Sehingga banyak anak yang kurang menyadari akan tugas belajarnya. Kurangnya kecerdasan spiritual yang dimiliki sebagai suatu nilai lebih bagi setiap tindakan manusia, menyebabkan mereka sulit berkonsentrasi dan kurang mempunyai motivasi belajar sehingga materi sulit dipahami. Sementara mereka yang mengejar prestasi berupa nilai atau angka cenderung mengabaikan nilai-nilai spiritual, mereka menempuh berbagai cara termasuk diantaranya menyontek sewaktu ujian. Kecerdasan spiritual mampu mendorong siswa mencapai keberhasilan dalam belajarnya, karena kecerdasan spiritual merupakan dasar yang diperlukan untuk mendorong berfungsinya secara efektif baik IQ maupun EQ. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang pokok, sehingga merupakan dasar dari kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual yang tinggi akan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar karena siswa yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, rasa ingin tahunya juga akan semakin tinggi. Sehingga memiliki dorongan untuk selalu belajar serta memiliki kreativitas yang tinggi pula. Begitu pula sebaliknya, siswa dengan kecerdasan spiritual yang rendah akan kurang termotivasi dalam belajar dan peraihan prestasi sehingga yang terjadi adalah peraihan sesuatu dengan berbagai cara dan tujuan yang berjangka pendek (Nugroho, 2004).

11 Pentingnya kecerdasan spiritual hendaknya menjadi perhatian semua pihak, baik peserta didik, orang tua serta institusi pendidikan untuk lebih memperhatikan aspek spiritual ini. Pembelajaran hendaknya diformulasikan secara sistematik dan terstruktur agar siswa mempunyai kecerdasan yang seimbang, yaitu kecerdasan kognitif, kecerdasan emosi dan kecerdasan mental spiritual (seimbang antara IQ, EQ dan SQ). Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis terdorong untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. B. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini pembatasan masalahnya sebagai berikut : 1. Penelitian terbatas pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. 2. Lingkungan belajar siswa pada penelitian ini dibatasi pada lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan internal yang indikatornya meliputi sarana dan fasilitas, lokasi sekolah, kondisi fisiologis, dan kondisi psikologis.

12 3. Kecerdasan spiritual dalam penelitian ini dibatasi pada sejauh mana siswa menjalankan dan menerapkan nilai-nilai spiritual serta aktifitas dan perilaku siswa yang didasari oleh ajaran agamanya, karena hal itu berkaitan dengan kedisiplinan. 4. Prestasi belajar ekonomi dibatasi pada nilai rapor semester I. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan : 1. Adakah pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta? 2. Adakah pengaruh kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta? 3. Apakah lingkungan belajar dan kecerdasan spiritual siswa secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta? D. Tujuan Penelitian Adanya tujuan dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting karena dengan tujuan yang tepat menjadikan tolok ukur keberhasilan dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :

13 1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. 2. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. 3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara lingkungan belajar dan kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini diantaranya adalah : 1. Manfaat Teoritis Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pengajaran ekonomi pada layanan peningkatan prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas 1 SLTA. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis, yaitu : a. Sebagai masukan orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif sehingga meningkatkan prestasi belajar ekonomi.

14 b. Sebagai masukan bagi siswa akan pentingnya penerapan nilai-nilai spiritual (agama) dalam diri siwa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman atau referensi untuk penilaian berikutnya yang sejenis. F. Sistematika Laporan Secara garis besar penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu : Bab I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika laporan. Bab II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan dalam penyusunan penelitian yang berkaitan dengan definisi konsep, definisi operasi, indikator, hubungan, hipotesis. Bab III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, subjek dan objek penelitian,populasi, sampel, sampling, data dan instrumen pengumpulan data, teknik pengumpulan data, teknik penyajian data, teknik analisis data.

15 Bab IV ANALISIS DATA Bab ini berisi hasil analisis data yang meliputi : pengujian kualitas data dan hasil analisis data. Bab V PENUTUP Penutup menguraikan tentang kesimpulan akhir penelitian, keterbatasan penelitian dan saran dari peneliti. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN