PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MAPEL TIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III METODE PENELITIAN

Keterangan E = simbol untuk kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

Badrul Wajdi. STKIP Hamzanwadi Selong, ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

Model Pembelajaran Guided Discovery dan Direct Instruction Berbasis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 4 Palu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BERBASIS QUESTION STUDENT HAVE DENGAN BANTUAN CHEMO-EDUTAINMENT MEDIA KEY RELATION CHART TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

BAB III METODE PENELITIAN

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2015 : 77) kuantitatif eksperimen yaitu:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENERAPAN METODE RESITASI BERBASIS MOODLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN WEB DESIGN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MA Negeri 1 Bandar Lampung

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang proses pengambilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

Transkripsi:

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MAPEL TIK Dianty Arninda 1, Djoko Adi Widodo 2, Dwi Purwanti 3, dan Sri Supadmi 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia 2 SMP-Negeri 32 Semarang Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa kelas VII Mata Pelajaran TIK terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII A-VII I SMP Negeri 32 Semarang berjumlah 296 siswa. Sampel penelitian menggunakan sampel pilihan diperoleh kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII G sebagai kelas kontrol karena kedua kelas memenuhi syarat. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan ganda dan lembar observasi. Data dianalisis menggunakan uji T dan uji Gain untuk mengetahui perbedaan dan peningkatan hasil belajar. Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen 79 dan kelas kontrol adalah 73,53. Hasil uji hipotesis diperoleh t hitung 2,46 > t tabel 1,67 dan nilai uji gain untuk kelas eksperimen sebesar 0,31 (sedang) dan kelas kontrol sebesar 0,31 (rendah) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas VII Mata Pelajaran TIK terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. 2017 Dinamika Kata Kunci: Hasil Belajar; Make A Match; Pembelajaran kooperatif PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya sendiri. Menurut Suprijono (2010: 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar meliputi karakteristik siswa, karakteristik guru, interaksi dan metode, karakteristik kelompok, fasilitas fisik, mata pelajaran dan lingkungan (Syah, 2008: 247). 1

Komponen yang berpengaruh dalam pembelajaran yang berkualitas adalah interaksi belajar. Dalam proses pembelajaran interaksi belajar sering disebut juga dengan interaksi edukatif. Interaksi edukatif adalah interaksi yang yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran (Sardiman, 2012: 1).. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat lebih diketahui bahwa interaksi belajar merupakan hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan lingkungan belajarnya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan pengamatan awal pada saat observasi di SMP Negeri 32 Semarang pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (TIK) pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Metode yangdigunakan guru masih menggunakan model pembelajaran ceramah yaitu menyampaikan pembelajaran secara lisan atau menjelaskan secara langsung kepada siswa. Siswa kurang memahami materi dan pembelajaran bersifat monoton karena hanya terjadi satu arah. Saat guru menyampaikan pelajaran siswa mendengarkan penjelasan guru namun siswa cenderung diam sehingga banyak diantara siswa yang kurang aktif. Kurangnya interaksi belajar siswa memberikan pengaruh yaitu siswa cenderung malas bertanya ketika menemui kesulitan dan mengerjakan soal. Hal ini dapat dilihat pada hasil data observasi awal yang menunjukkan bahwa 15 dari 32 atau sebesar 46,87% siswa cenderung kurang memperhatikan pembelajaran saat melakukan praktikum di laboratorium. Perhatian siswa terhadap guru masih kurang karena banyak anak yang melakukan aktivitas yang tidak terkait materi. Ketika guru menanyakan siapa saja yang belum paham dan adakah keinginan untuk bertanya, siswa cenderung diam. Ketika guru memberikan pertanyaaan lisan hanya ada 10 siswa atau 31,25% yang berani mencoba menjawab pertanyaan dari guru serta mencoba menyampaikan pendapatnya. Kelemahan model pembelajaran ini siswa menjadi kurang aktif karena pembelajaran berpusat pada guru. Krieria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan data yang diperoleh Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran TIK di SMP Negeri 32 Semarang adalah 78. Rata-rata nilai Ulangan Tengah Semester II untuk kelas VII SMP Negeri 32 Semarang tahun ajaran 2015/2016 sebesar 75. Hal tersebut menunjukkan rata-rata nilai siswa tidak mencapai Kriteria Ketunasan Minimal (KKM). Pada kesempatan ini akan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dengan materi mempraktikkan satu program aplikasi pada siswa kelas VII untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada kelas tersebut. Model pembelajaran ini dikembangkan karena dapat merubah peran guru terpusat menjadi guru sebagai fasilitator atau pengelola kelompok kecil. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match mengkombinasikan keunggulan model kooperatif untuk mengaktifkan belajar siswa. Hal ini diharapkan dapat melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa dalam pembelajaran di kelas sehingga mutu pendidikan dapat dicapai secara optimal. Interaksi yang akan diamati yaitu aktivitas siswa karena aktivitas merupakan syarat terjadinya interaksi edukatif. Aktivitas siswa dalam hal ini baik secara fisik maupun mental aktif (Djamarah, 2005:15). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan kemudian dilaksanakan penelitian eksperimen dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Mata Pelajaran TIK terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match 2 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experimental design (desain eksperimen kuasi) yang menggunakan nonequivalent control group design (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random) (Sugiyono, 2009: 79). Desain penelitian eksperimen dapat dilihat sebagai berikut: O1 X O2 O3 O4 Gambar 1. Desain Penelitian Keterangan: O1: Nilai pretest (nilai awal) kelompok eksperimen O2: Nilai posttest kelompok eksperimen O3: Nilai pretest (nilai awal) kelompok konrol O4: Nilai posttest kelompok kontrol X: Perlakuan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Sugiyono, 2013) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2000: 80). Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 32 Semarang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009: 81). Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampel pilihan. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII A dan VII G. Instrumen tes untuk hasil belajar kognitif diuji coba. Kemudian hasil uji coba instrumen tersebut dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Instrumen observasi dikonsultasikan pada dosen dan guru.analisis tahap awal digunakan nilai ulangan tengah semester II yang diuji normalitas dan homogenitas. Analisis tahap akhir digunakan nilai posttest yang diuji normalitas, homogenitas, hipotesis, dan serta analisis deskriptif terhadap observasi. Uji normalitas digunakan analisis chi-kuadrat (x2). Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji hipotesis dilakukan menggunakan t-test. Uji gain untuk mengetahui peningkatan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, faktor <g> dikategorikan sebagai berikut: Tinggi : (<g >) 0,7 Sedang : 0,7 > (<g>) 0,3 Rendah : (<g>) <0,3 Analisis deskriptif terhadap angket dan observasi digunakan rumus sebagai berikut: skor yang diperoleh Persentase Kelayakan= x100% skor yang diharapkan 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Analisis tahap awal uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari sampel berdistribusi normal atau tidak. Tabel 1. Hasil Analisis Uji Normalitas Pretest Data x2hitung x2tabel Kriteria Kelas Eksperimen 3,95 7,81 Normal Kelas Kontrol 5,81 7,81 Normal Kriteria pengujian yaitu Ho diterima jika x 2 hitung<x 2 tabel. Nilai x 2 tabel dapat dilihat pada daftar distribusi x 2 berdasarkan dk=k-3= 6-3=3 dan α = 5%. Jadi, dapat disimpulkan sampel berdistribusi normal. Analisis tahap awal uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kelompok sampel memiliki varians yang sama maka kelompok tersebut memiliki homogenitas. Tabel 2. Hasil Analisis Uji Homogenitas Pretest Data F hitung F tabel Kriteria Nilai Pretest 1,55 1,84 Homogen Kriteria pengujian yaitu Ho diterima jika F hitung F tabel. Nilai F tabel dapat dilihat pada daftar distribusi F berdasarkan α = 5 % dengan dk pembilang = nb-1 = 32-1=31 dk penyebut = nk-1 =32-1=31. Jadi, dapat disimpulkan bahwa varians sampel adalah sama. Dengan kata lain, sampel memiliki homogenitas, sehingga sampel dalam kondisi awal yang sama. Analisis tahap akhir uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Tabel 3. Hasil Analisis Uji Normalitas Posttest Data x 2 hitung x 2 tabel Kriteria Kelas Eksperimen 6,01 7,81 Normal Kelas Kontrol 7,24 7,81 Normal Kriteria pengujian yaitu H 0 diterima jika x 2 hitung<x 2 tabel. Nilai x 2 tabel dapat dilihat pada daftar distribusi x 2 berdasarkan dk=k-3= 6 3=3 dan α = 5%. Jadi, dapat disimpulkan data berdistribusi normal. 4 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

Analisis tahap akhir uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kelompok sampel memiliki varians yang sama maka kelompok tersebut memiliki homogenitas. Tabel 4. Hasil Analisis Uji Homogenitas Posttest Data F hitung F tabel Kriteria Nilai Posttest 1,38 1,84 Homogen Kriteria pengujian yaitu H 0 diterima jika F hitung F tabel. Nilai F tabel dapat dilihat pada daftar distribusi F berdasarkanα = 5 % dengandk pembilang = nb-1 = 32-1=31 dk penyebut = nk-1 =32-1=31. Jadi, dapat disimpulkan bahwa varians sampel adalah sama. Dengan kata lain, sampel memiliki homogenitas. Analisis tahap akhir uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata kelompok kontrol. Tabel 5. Hasil Analisis Uji Hipotesis Hasil Belajar Kognitif Data t hitung t table Hasil Belajar Kognitif 2,46 1,67 Kriteria pengujian yaitu Ho diterima jika t hitung < t tabel. Nilai t tabel dapat dilihat pada daftar distribusi t dengan dk = n 1 + n 2 2 dan taraf signifikansi 5% dan dk = 32+ 32 2 = 62. Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Analisis tahap akhir uji gain bertujuan untuk mengetahui besar peningkatan rata-rata hasil belajar kognitif siswa individu maupun klasikal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diperoleh melalui selisih antara nilai pretest dan nilai posttest. Tabel 6. Hasil Uji Gain Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Kelas N-gain Kriteria Eksperimen 0,31 Sedang Kontrol 0,13 Rendah 5

Hasil Uji Gain Peningkatan Hasil Belajar Kognitif 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Kontrol N-Gain Grafik 1. Hasil Uji Gain Peningkatan Hasil Belajar Kognitif. Analisis tahap akhir analisis deskriptif interaksi belajar dilakukan untuk mengetahui presentase interaksi belajar siswa. Analisis tahap akhir analisis deskriptif sikap belajar dilakukan untuk mengetahui presentase sikap belajar siswa. Tabel 7. Hasil Analisis Persentase Skor Deskriptif Sikap Belajar Data Rata rata skor Persentase Skor (%) Kriteria Kelas Eksperimen 12,16 76 Sangat Baik Kelas Kontrol 11,3 69 Baik Berdasarkan hasil analisis diperoleh persentase skor sikap belajar dapat disimpulkan bahwa sikap belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar daripada sikap belajar siswa pada kelas kontrol. Analisis tahap akhir analisis deskriptif keterampilan siswa terhadap pembelajaran dilakukan untuk mengetahui presentase keterampilan siswa. Tabel 8. Hasil Analisis Persentase Skor Deskriptif keterampilan Siswa Data Rata rata skor Persentase Skor (%) Kriteria Kelas Eksperimen 19,91 84 Sangat Baik Kelas Kontrol 18,72 78 Sangat Baik Berdasarkan hasil analisis diperoleh persentase skor keterampilan dapat disimpulkan bahwa keterampilan siswa pada kelas eksperimen lebih besar daripada keterampilan siswa pada kelas kontrol. 6 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan rasa ketertarikan siswa pada materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil analisis uji hipotesis menggunakan uji T untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar dan uji Gain untuk mengatahui besarnya peningkatan hasil belajar. Berdasarkan uji analisis maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan nilai posttest, ketuntasan siswa dalam memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 78 pada kelas eksperimen sebanyak 23 siswa sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 12 siswa. Berdasarkan analisis hasil belajar kognitif menunjukkan bahwa penerapan Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar kognitif. Adanya unsur permainan pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match maka metode ini manjadi menyenangkan. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. Hasil analisis sikap belajar merupakan salah satu aspek yang berkaitan dengan hasil belajar ranah afektif. Data sikap belajar diperoleh dari lembar observasi pengamatan siswa rubrik lembar observasi yang memuat definisi perilaku yang diamati, dan dilakukan uji reliabilitas observasi untuk menguji taraf kepercayaan terhadap observasi tersebut. Hasil analisis keterampilan merupakan salah satu kategori jenis perilaku yang berkaitan dengan hasil belajar ranah psikomotorik. Data persepsi belajar diperoleh dari lembar observasi siswa. SIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match skor rata-rata tes hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen adalah 79 dan kelas kontrol adalah 73,53. Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis diperoleh t hitung = 2,46>t tabel =1,67 maka dapat disimpulkan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.hasil analisis uji hipotesis pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match uji gain pada kelas eksperimen sebesar 0,31 (sedang), sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,13 (rendah) maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas VII Mata Pelajaran TIK terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, S. B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suprijono, A. 2011. Cooperatif Learning Teori Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Syah, M. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya 7