BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan IPTEK yang sangat cepat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. keamanan bertransportasi, salah satu contoh yang sering terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai. terlambat, saling serobot atau yang lain. 1

UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan peradaban suatu bangsa terus berkembang dengan pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

BAB I PENDAHULUAN. suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. kota karena naluri dan kebutuhan penduduk untuk bergerak atau menggunakan

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka kurang lebih 300 kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang. dengan pangsa hampir sebesar 80 persen.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat transportasi tetapi juga sebagai identitas seseorang, terbukti dengan

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Artinya

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Jalan, Bagian Jalan, & Pengelompokan Jalan

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu. dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

TINJAUAN HUKUM TERHADAP SANTUNAN BAGI KELUARGA KORBAN MENINGGAL ATAU LUKA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECELAKAAN LALU LINTAS DAN PELANGGARAN LALU LINTAS

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat menimbulkan dampak lain, yaitu dengan semakin tinggi kepemilikan

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

II.TINJAUAN PUSTAKA. prikelakuan pada kedudukan-kedudukan tertentu di dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan kendaraan bermotor sudah di atur dalam Undang-Undang No

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tanpa kecuali. Hukum merupakan kaidah yang berupa perintah

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global dan kemajuan IPTEK yang sangat cepat menimbulkan yang sanagt signifikan diberbagai bidang kehidupan masyarakat. Dapat kita lihat bahwa hampir semua kegiatan masyarakat diatur oleh peraturanperaturan hukum. Bahkan oleh sebagian orang, pembentuk peraturan-peraturan hukum, secara sadar hukum digunakan sebagai saran untuk mengubah atau merekayasa masyarakat menuju kearah tujuan yang ingin dicapai. Dalam fungsi ini dikenal sebagai law is a tool of engineering. 1 Perubahan terhadap peraturan-peraturan hukum kini terus diupayakan oleh aparat hukum demi menciptakan rasa aman bagi masyarakat secara keseluruhan. Mengingat Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan suatu negara hukum, hal ini ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Suatu tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara didalamnya terdiri dari pemerintah beserta lembaga-lembaga negara yang mengatur sistem pemerintahannya serta masyarakat sebagai faktor pendukung utama bagi suatu negara. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang baru salah satunya terjadi dalam dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang lalu lintas dan 1 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: ctk. I Rajawali, 1982), hlm. 5. 1

2 angkutan jalan diganti dengan Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Hal ini dianggap tidak sesuai lagi dengan kondisi, perubahan lingkungan strategis, dan kebutuhan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan saat ini, adanya perubahan tersebut diharapkan agar segala potensi dan peran hukum dapat mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah. Dalam hal tersebut diatas, secara khusus penulis memfokuskan pada topik yang berkaitan dengan masalah yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor, seperti yang ada di dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Penulis dalam melakukan penelitian membahas permasalahan yang ada di kota Yogyakarta. Pada kenyataannya, keberadaan sepeda motor di kota Yogyakarta telah menjadi bagian dari sistem transportasi kota dan memiliki peranan penting sebagai alat transportasi bagi sebagian besar masyarakat. Harga yang terjangkau dan kemudahan pembeli, semua itu dapat dilihat dari berbagai macam dealer atau lembaga pengadanaan kredit kendaraan bermotor yang gencar memasarkan berbagai produk kendaraan motornya, selain itu kemudahan mengendarai kendaraan menjadi penyebab peningkatan jumlah kepemilikan sepeda motor. Banyaknya sepeda motor yang bergerak di jalan umum menyebabkan kesemrawutan lalu lintas, karna tidak jarang pengemudi yang menjalankan sepeda motornya dengan terburu-buru, tidak mematuhi rambu dan peraturan lalu

3 lintas, serta seringkali tidak menghormati kendaraan lain. Pertambahan jumlah kendaraan bermotor lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan prasarana jalan, sehingga mengakibatkan berbagai masalah lalu lintas, seperi halnya kemacetan dan kecelakaan. Penanganan kecelakaan lalu lintas dan penindakan pelanggaran dijalan raya merupakan tugas dan kewenangan polisi yang merupakan wujud dari upaya penegakan hukum. Tugas dan fungsi Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2009 tersebut semakin meningkat dan memiliki kewenangan yang luas sehingga dalam pelaksanaanya diperlukan profesionalisme yang tinggi dari masing-masing aparat agar memberikan pengaruh yang baik terhadap tingkat kepercayaan masyarakat. Tujuan dibentuknya POLRI adalah untuk mewujudkan keamanan dalam negri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia (Pasal 4 UU No. 2 Tahun 2002). Di dalam undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan Pasal 7 ayat (2) huruf e menyatakan bahwa dalam penyelenggaraan segala urusan pemerintahan dibidang regristasi dan identifikasi kendaraan bermotor serta pengemudi, penegakan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta pendidikan berlalu lintas dilakukan oleh kepolisian Negara Republik Indonesia. Tugas dan fungsi kepolisisan tersebut, kemudian diperinci pada Pasal

4 12 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang meliputi 9 hal yakni: 1. Pengujian dan penerbitan SIM kendaraan bermotor. 2. Pelaksanaan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor. 3. Pengumpulan, pemantauan, pengelolahan dan penyajian data lalu lintas dan angkutan jalan. 4. Pengelolaan pusat pengendalian system informasi dan komunikasi lalu lintas dan angkutan jalan. 5. Pengaturan, penjagaan, pengawasan dan patrol lalu lintas. 6. Penegakan hukum meliputi penindakan pelanggaran dan penanganan kecelakaan lalu lintas. 7. Pendidikan berlalu lintas. 8. Pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas. 9. Pelaksanaan manajemen operasional lalu lintas. Ketertiban dapat terwujud apabila adanya sosialisasi undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan sehingga warga masyarakat dapat mematuhi dan mengetahui kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Undangundang tersebut juga menentukan sanksi yang dimaksud untuk menyeimbangkan adanya kewajiban dan pelanggaran serta sebagai upaya pemaksaan bagi pelaku hukum untuk berbuat sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, dengan kata lain agar timbul efek jera dan pada akhirnya para pelanggar diharapkan untuk tidak mengulangi perbuatan yang melanggar hukum tersebut.

5 Salah satu sanksi yang terdapat dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yaitu mengatur tentang ketentuan bagi pelanggarn yang sifatnya ringan, maka dikenakan dengan sanksi pidana kurungan atau denda yang relatif lebih ringan. Hal ini tercantum dalam Pasal 293 ayat 3 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 yang menyatakan sebagai berikut: setiap orang yang mengemudikan sepeda motor dijalan tanpa menyalankan lampu utama pada siang hari dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 (lima belas) hari atau denda paling banyak Rp 100.000 (seratus ribu rupiah) Dalam Pasal 275 ayat 1 menyatakan bahwa: setiap orang yang menyatakan perbuatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi rambu lalu lintas, maka jalan, alat pemberian isyarat lalu lintas, fasilitas pejalan kaki dan alat pengamanan pengguna jalan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) Kurangnya perhatian masyarakat terhadap pelanggaran lalu lintas dikota Yogyakarta tercermin dalam tingginya angka korban jiwa atau nyawa manusia akibat kecelakaan yang dapat terjadi setiap waktu dan tempat. Pengendaraan sepeda motor kurang mengindahkan sopan santun berlalu lintas dari masyarakat, seperti halnya tidak mengindahkan tata tertib, tidak menghormati peraturan penggunaan sarana umum, kurang menghargai petugas lalu lintas yang sedang menjalankan tugasnya dan adanya suatu dorongan untuk sampai tujuan secepat mungkin sesuai dengan kemampuan dan kecepatan kendaraan bermotor yang dikendaraai ataupun ditumpanginya.

6 Selain kesadaran masyarakat yang rendah, terdapatnya factor lain yang juga mempengaruhi tingkat pelanggaran lalu lintas misalnya tidak seimbangnya jumlah polisi lalu lintas dengan luas daerah yang diawasi, belum tertibnya pemberhentian kendaraan, masih banyak pangguna jalan yang tidak mengunakan helm dan jenis-jenis pelanggaran lainnya. Faktor-faktor sebagaimana telah diuraikan diatas tidak hanya terjadi di satu tempat atau daerah tertentu saja, melainkan sudah menjadi permasalahan umum diberbagai daerah di Indonesia termasuk di kota Yogyakarta. Peranan institusi kepolisian perlu lebih dimaksimalkan, terutama polisi lalu lintas yang sangat diperlukan guna untuk menekan pelanggaran lalu lintas. Hal tersebut menjadi signifikan karna dapat menimbulkan permasalahn baru, sebagai contoh kasus seorang pengemudi yang mengedarai sepeda motor dalam keadaan mabuk dan menabrak pejalan kaki sehingga menimbulkan tindakan anarkis dari warga setempat. Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka penulis memilih penulisan hukum dengan judul Upaya Polisi Dalam Penanggulangan Pelanggaran Lalu Lintas Oleh Pengendara Sepeda Motor Di Kota Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahn sebagai berikut:

7 1. Bagaimanakah upaya polisi dalam penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendaran sepeda motor dikota Yogyakarta? 2. Kendala apa saja bagi polisi dalam menanggulangi pelanggaran lalu lintas oleh pangendara sepeda motor? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendapatkan data mengenai upaya polisi dalam penangulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di kota Yogyakarta. 2. Untuk mendapatkan data tentang kendala apa saja bagi polisi dalam menggulangani pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di kota Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Bagi penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai tindak pelanggaran lalu lintas dan upaya untuk mengurangi pelanggaran. b. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan gambaran nyata mengenai tindak pelanggaran lalu lintas. c. Bagi kepolisian

8 Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi polisi lalu lintas dalam mengurangi tindak pelanggaran lalu lintas jalan. d. Bagi akademis Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan tambahan ilmu hukum pidana, terutama yang berkaitan dengan lalu lintas jalan. E. Keaslian Penulisan Sepengetahuan penulis, penulisan hukum ini belum pernah dilakukan oleh orang lain, penelitian ini merupakan penelitian yang dikaji oleh penulis dan bukan merupakan hasil duplikasi ataupun plagiat dari hasil penelitian pihak lain. Apabila terdapat kesamaan dalam penulisan hukum ini, maka penulisan hukum ini sebagai pelengkap dari penulisan hukum sebelumnya. F. Batasan Konsep Penulis menguraikan Upaya polisi dalam penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di Yogyakarta. 1. Upaya Upaya menurut Kamus Besar Indonesia merupakan usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb), daya upaya, menegakkan patut dibanggakan. 2. Polisi

9 Polisi menurut Kamus Besar Indonesia merupakan badan pemerintahan yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum (menangkap orang yang melanggar undang-undang dsb), anggota badan pemerintah (pegawai negara yang menjaga keamanan dsb). 3. Dalam Dalam menurut Kamus Besar Indonesia merupakan kata depan untuk menandai tempat yang mengandung isi, kata depan untuk menandai sesuatu yang dianggap mengandung isi (kiasaan), kata depan untuk menunjukkan kebalikan dari makna di luar, kata depan untuk menandai waktu dalam jangka tertentu, di antara; di kalangan. 4. Penanggulangan Penangulangan menurut Kamus Besar Indonesia merupakan proses, cara, dan perbuatan menanggulangi 5. Pelanggaran Pelanggarn menurut Kamus Besar Indonesia merupakan proses, cara dan perbuatan menanggulangi. 6. Lalu lintas Lalu lintas menurut Undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan adalah gerak kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan. 7. Oleh

10 Oleh menurut Kamus Besar Indonesia merupakan kata penghubung untuk menandai pelaku 8. Pengendara Pengendara menurut Kamus Besar Indonesia merupakan orang yang mengedarai (motor,mobil,dsb) atau pengemudi. 9. Sepeda motor Sepeda motor menurut Kamus Besar Indonesia merupakan sepeda besar yang dijalankan dengan motor. Dan menurut Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan adalah kendaraan bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau kendaraan bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah. 10. Di Menurut Kamus Besar Indonesia merupakan kata depan untuk menandai tempat. 11. Kota Kota menurut Kamus Bahasa Indonesia merupakan daerah permukima yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyrakat. 12. Yogyakarta Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terdapat di pulau jawa yang terkenal dengan kota pelajar.

11 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian dalam penulisan hukum ini merupakan penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang mengkaji norma-norma hukum yang berlaku. Penelitian hukum normatif dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder sebagai data utama. Dengan demikian penelitian hukum normatif mengkaji norma-norma hukum positif berupa peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan lalu lintas dan angkutan jalan. 2. Sumber Data a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang diperoleh dari hukum positif Indonesia yang berupa paraturan perundang-undangan yang berlaku serta bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan obyek penelitian yang sifatnya mengikat sebagai berikut: 1) Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia 2) Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan 3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) 4) Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) b. Bahan Hukum Sekunder

12 Meliputi buku-buku, makalah dan website yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data yang menunjang dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Wawancara, dengan narasumber yakni Polisi Lalu Lintas di kota Yogyakarta, Kompol Bambang Sukmo Wibowo Kasat Lantas Kepolisian Kota Besar Yogyakarta, Ipda Suratiyono (petugas lapangan) Persimpangan empat Kantor Pos Besar Yogyakarta, Andi Komandan Regu Persimpangan tiga Abu Bakar Ali Yogyakarta (Pos Tetek). b. Pengumpulan data, dengan cara studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan mempelajari data yang diperoleh dari bahan kepustakaan yang terkait dengan penelitian. 4. Analisa Data Metode analisis data yang digunakan dalam penielitian ini adalah kualitatif, dengan metode berpikir yang deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena tertentu secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan diantara variable yang diteliti.

13 H. Sistematika Penulisan Hukum Dalam penulisan hukum ini terbagi dalam 3 bab yang dibagi dalam subsub bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian. Adapun penulisan hukum ini menggunakan sistematika sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan konsep, metode penelitian dan sistematika penulisan hukum. BAB II. PERAN POLISI DALAM PELANGGARAN LALU LINTAS OLEH PENGENDARA SEPEDA MOTOR Dalam bab pembahasan ini menguraikan tentang tinjauan umum tentang Polisi dalam melaksanakan tugasnya, yang meliputi: pengertian Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), tugas dan wewenang POLRI, pengertian pelanggaran dalam lalu lintas, peraturan perundang-undangan, jenis-jenis pelanggaran dan faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran, upaya-upaya yang dilakukan oleh Polisi Lalu Lintas dalam penanggulangan pelanggaran lalu lintas, proses pemeriksaan oleh pihak Polisi Lalu Lintas terhadap pelaku pelanggaran lalu lintas, dan kendala-

14 kendala yang dihadapi Polisi Lalu Lintas dalam mengurangi tindak pelanggaran lalu lintas. BAB III PENUTUP Bab penutup berisi kesimpulan dari data yang berkaitan dengan permasalahan yang diperoleh dari penelitian dan berisi saran penulis bagi masyarakat dan aparat penegak hukum yaitu Kepolisian, khususnya Satuan Tugas Lalu Lintas (Satlantas).