BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIF BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK MEMPERBAIKI POLA ASUH OTORITER IBU TERHADAP ANAK)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB III BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIF BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK MEMPERBAIKI POLA ASUH OTORITER

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Tentang Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA

A. Identitas : Nissa (Nama Samaran)

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM MELALUI ISLAMIC STORYTELLING DALAM MENANGANI PERILAKU MALADAPTIF

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB V PEMBAHASAN. anak menilai bahwa perilaku tantrum adalah suatu perilaku yang masih

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Metode konseling karier Nur Cita Qomariyah Membina Skill. Mahasiswa di IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kunjung mampu dipecahkan sehingga mengganggu aktivitas.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Muthmainnah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM. Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BIMBING SI KECIL UNGKAPKAN EMOSI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk

Lampiran 1 Cara pengukuran variabel Tujuan Hidup dan Cita-cita : Variabel ini terdiri dari 10 butir pertanyaan dengan skala likert 1-5.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

BAB V PENUTUP. Dalam pembahasan tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Siswa Pelaku Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik.

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State. Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

Skala Agresivitas Petunjuk Pengisian Skala

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi yang

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

Mawarto ABSTRAK Kata kunci PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIF BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK MEMPERBAIKI POLA ASUH OTORITER IBU TERHADAP ANAK) 1. Analisis gejala-gejala dan dampak-dampak pola asuh otoriter seorang ibu terhadap anaknya di Desa Margoagung Kec. Sumberrejo Kab. Bojonegoro Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai analisis data tentang bentuk-bentuk dan dampak-dampak pola asuh otoriter ibu terhadap anak dengan membandingkan data pada teori dengan data yang ada di lapangan sebagai berikut: Tabel 4.1 Analisis gejala-gejala Pola Asuh toriter Ibu terhadap Anak No. Data Teori Data Empiris Perilaku orang tua Bentuk-bentuk pola asuh otoriter Perilaku orang tua Bentuk-bentuk pola asuh orang tua 1. 2.. Bersifat keras dan kaku (mudah marah) Sering menghina (Berkata kasar dan kotor) 109 Apabila anaknya membuat ulah atau ada perbuatan yang tidak disukai maupun hal-hal yang dianggap salah dimata konseli, ia langsung menanggapinya dengan amarah yang meluap-luap dan nada bicara yang tinggi. Konseli tidak hanya pernah tapi juga sering mengolok-olok anaknya seperti gila, bodoh dan sebagainya, dan caranya berbicara dengan anaknya pun sangat kasar dan tidak pantas, seperti

110 3. Hukuman mental dan fisik (Memukul anak) meminta anaknya untuk pergi (minggat), anak tidak punya otak dan sebagainya. Bahkan konseli juga mengakui bahwa dirinya sering mengucapkan kata-kata yang tidak pantas kepada anaknya seperti membodoh-bodohkan, mencaci anaknya dengan julukan hewan. konseli sering melakukan tindakan yang lebih keras lagi yakni memukul anaknya seperti mencubit, menendang, bahkan juga mencambuk. Perlakuan itu juga sudah bukan menjadi suatu yang langka lagi dimata para tetangga, bahkan konseli sempat bertengkar dengan ibu mertuanya karena terlalu keras dalam memperlakukan anak. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa seorang ibu yang menerapkan tindakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak. bentuk bentuk tersebut merupakan pemikiran irrasional konseli bahwa mendidik anak haruslah dengan kekerasan agar si anak patuh dan jera dalam melakukan tindakan negative. Tabel 4.2 Analisis Dampak-dampak Pola Asuh toriter Ibu terhadap Anak No. Data teori Data empiris Perilaku orang tua Dampak-dampak pola asuh otoriter Perilaku orang tua Dampak-dampak pola asuh otoriter 1. Anak gemar berbohong Dony sering berkata bohong pada ibunya terutama dalam hal keuangan. Contohnya ketika Dony diberikan uang untuk pembayaran SPP sekolah, sepulang sekolah Dony mengaku bahwa uang yang diberikan untuk pembayaran sekolah hilang dijalan. Padahal ternyata uang tersebut digunakannya utuk membelikan jajan teman-temannya. Konseli baru mengetahui hal tersebut ketika salah

111 2. 3. 4. Hubungan anak dan ibu kurang harmonis Kurang adanya rasa patuh dan hormat dari anak terhadap ibu Anak gemar mencuri uang satu teman anaknya bercerita bahwa ia baru saja dibelikan jajan oleh Dony. Karena seringnya diperlakukan kasar, Dony jarang sekali berada di rumah, ia lebih asyik main di luar dan ketika pulang pun ia lebih memilih untuk pulang ke rumah tantenya yang sebenarnya rumahnya pun berdempetan dengan rumahnya sendiri. Dony sering membangkang apabila diperintah oleh ibunya, bahkan Dony juga sering berseteru dengan ibunya seperti membantah dengan nada tinggi dan mengeluarkan kata-kata kotor. Darwati juga menuturkan bahwa dibanding dengan ibu dan bapaknya, Dony lebih senang mematuhi perkataan tantenya (ibu Yanti), karena menurutnya ibu Yanti lebih penyabar ketika menghadapi Dony, dan ibu Yanti lah yang mengurus Dony apabila ia sedang berseteru dengan ibunya (konseli). Dony suka mencuri uang dikarenakan uang jajan yang diberikan oleh ibunya tidak bisa mencukupi kebutuhan Dony yang pada dasarnya adalah anak yang suka sekali njajan. Karena takut dimarahi apabila ia meminta uang jajan tambahan, maka Dony lebih memilih untuk mencuri. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dampak yang terjadi pada pola asuh otoriter ibu terhadap anak adalah terganggunya perkembangan anak, anak yang tidak bisa menerima pola asuh tersebut akan berdampak negative seperti kurang adanya rasa aman ketika bersama orang tua, adanya jarak atau tembok pembatas yang secara tidak langsung diciptakan orang tua kepada

112 anaknya, dan anak cenderung berperilaku negative karena hasil didikan keras dan kasar yang sudah ditanamkan sejak kecil. 2. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam untuk Memperbaiki Pola Asuh Otoriter seorang Ibu terhadap Anaknya di Desa Margoagung Kec. Sumberrejo Kab. Bojonegoro Dalam proses bimbingan Konseling yang dilakukan oleh Konselor, dalam kasus ini menggunakan langkah-langkah yaitu Ientifikasi masalah, Diagnosa, prognosa, treatment, dan evaluasi/follow up. Analisis tersebut menggunakan deskriptif komperatif sehingga peneliti membandingkan data teori dan data yang terjadi di lapangan. Tabel 4.3 Perbandingan Proses Pelaksanaan di Lapangan dengan Teori Bimbingan dan Konseling Islam No. Data Teori Data Empiris 1. Identifikasi Masalah Konselor mengumpulkan data yang dieroleh dari Langkah yang digunakan untuk berbagai sumber data yakni tetangga konseli, menggali data dari berbagai adik ipar, dan anak laki-laki konseli. dari data sumber dengan tujuan untuk yang diperoleh dari hasil proses wawancara dan mengetahui kasus/permasalahan observasi menunjukkan bahwa konseli dan gejala-gejala yang Nampak menunjukkan gejala-gejala seperti sering marah pada konseli. kepada anak, berkata kasar, mencaci anak, dan memukul. 2. Diagnosis Menetapkan masalah yang dihadapi konseli beserta latar belakangnya Melihat dari hasil identifikasi masalah maka dapt disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi penerapan pola asuh otoriter yang salah karena menjurus pada hal-hal negative seperti kekerasan fisik maupun verbal yang dilakukan oleh konseli bernama Ibu Warni kepada anak bungsunya yang bernama Dony. Permasalahan tersebut disebabkan karena terbatasnya pengetahuan ibu dalam mendidik anak. 3. Prognosis Menentukan jenis terapi atau Menetapkan jenis bantuan berdasarkan diagnosa,yaitu berdasakan Bimbingan dan

113 4. 5. bantuan yang sesuai dengan permasalahan konseli. langkah ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dan diagnosis. Treatment/Terapi Evaluasi Mengetahui sejauh mana langkah terapi yang dilakukan dalam mencapai hasil. Konseling Islam dengan menggunakan Retional Emotif Behavior Therapy (REBT). Karena dari kasus tersebut berkembang pemikiran-pemikiran irrasional pada diri konseli sehingga memunculkan perilaku atau pola asuh otoriter. Ada 3 tahap yang digunakan dalam REBT ini yakni: 1. Rational Therapy 2. Emotif Therapy 3. Behavior Therapy Melihat perubahan pada konseli setelah dilakukannya proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Rational Emotif Behavior Therapy (REBT). Yaitu konseli sudah mulai jarang berkata kasar dan mencaci anaknya ketika sedang marah, sudah tak pernah terlihat memukul anaknya. Berdasarkan tabel diatas bahwa analisiproses bimbingan dan konseling islam dilakukan oleh konselor dengan menggunakan langkah-langkah konseling yang meliputi tahap identifikasi masalah, diagnose, prognosa, treatmen, dan evaluasi/follow up. Dalam paparan teori pada tahap identifikasi masalah yakni langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data dari bebagai sumber yang berfungsi untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak pada konseli.melihat gejala-gejala yang ada di lapangan maka konselor dapat menetapkan bahwa masalah yang dihadapi konseli adalah penerapan pola asuh otoriter terhadap anaknya. pemberian treatment di sini digunakan untuk menyadarkan pola asuh otoriter yang cenderung pada perilaku-perilaku negative yang selama ini dipakai oleh ibu dalam mengasuh anaknya, serta pemikiran irrasional yang selama ini diyakini konseli bahwa dengan kekerasan dan hukuman-hukuman maka akan membuat anak jera.

114 Maka berdasarkan perbandingan antara data teori dan lapangan pada saat proses bimbingan konseling ini, diperoleh kesesuaian dan persamaan yang mengarah pada bimbingan dan konseling islam. 3. Analisis Hasil Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam untuk Memperbaiki Pola Asuh Otoriter seorang Ibu terhadap Anaknya di Desa Margoagung Kec. Sumberrejo Kab. Bojonegoro Untuk lebih jelas analisis data tentang hasil akhir Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam untuk Memperbaiki Pola Asuh Otoriter Ibu terhadap Anak yang dilakukan dari awal hingga akhir tahap-tahap konseling, apakah ada perubahan dalam diri konseli antara sebelum dan sesudah dilaksanakan bimbingan dan konseling islam dapat dilihat paa tabel berikut: Tabel 4.4 Gejala dan dampak yang nampak pada konseli sebelum dan sesudah konseling No. Gejala yang Nampak Sebelum konseling Sesudah konseling 1. Konseli berasumsi bahwa perilaku negative anak harus diatasi dengan tindakan keras 2. Konseli tidak pernah menghargai tindakan positif anak 3. Mudah marah dan membentak dengan suara keras 4. Berkata kasar dan mencaci anak A B C A B C 5. Sering menyalahkan anak 6. Memukul anak 7. Anak gemar berbohong 8. Hubungan anak dan ibu kurang harmonis 9. Anak tidak hormat dengan ibu

115 10. Anak suka mencuri Keterangan: A: tidak pernah B: Kadang-kadang C: Masih dilakukan Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapatkan bimbingan dan konseling islam tersebut menjadi perubahan sikap dan pola pandang pada konseli, hal ini dapat dibuktikan dengan kondisi konseli yang pada asalnya mempunyai sifat keras dan tempramental dalam mengasuh anak mulai melatih diri untuk lebih sabar dan tidak mudah terpancing emosi. Selain itu pemikiran-pemikiran irrasional yang selama ini berkembang pada diri konseli sedikit demi sedikit mulai dirasionalkan. Konseli yang pada awalnya beranggapan bahwa pola asuh yang diterapkan kepada anaknya bisa membuat perilaku negative anak berubah mampu menyadari bahwa tidak semua hukuman yang berujung pada tindak otoriter dan kekerasan bisa membuat anak jera. Berbicara kasar, mudah marah, dan ringan tangan perlahan-lahan dihilangkan oleh konseli dan menggantinya dengan perlakuan yang hangat dan lebih bijak dalam memberi hukuman pada anak. dengan perubahan sikap yang dilakukan oleh konseli juga membawa dampak yang positif bagi anaknya, yakni lebih menurut dengan ibunya, tidak sering keluar rumah dan sampai saat ini tidak pernah mencuri lagi karena konseli selalu memberi uang jajan ketika hendak pergi bermain.

116 Sedangkan untuk melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan bimbingan an konseling, peneliti mengacu pada prosentase kualitatif dengan standart uji sebagai berikut: a. 75 % - 100 % (dikategorikan berhasil) b. 60 % - 75 % (cukup berhasil) c. <60 % (kurang berhasil) adalah: Perubahan sesudah bimbingan dan konseling sesuai tabel analisis di atas a. Gejala yang tidak pernah = 7 x 100 % = 70 % b. Gejala kadang-kadang = 3 x 100 % = 30 % c. Gejala masih dilakukan = 0 x 100 % = 0 % Berdasarkan hasil prosentase di atas dapat diketahui bahwa Bimbingan dan Konseling Islam dengan Rational Emotif Behavior Therapy (REBT) untuk memperbaiki pola asuh otoriter ibu terhadap anak dilihat dari analisis data tentang hasil prosentasi tersebut adalah 70 % dari standart 70 % - 75 % yang dikategorikan cukup berhasil.