BAB I PENDAHULUAN. Jumlah lansia di negara-negara berkembang pada beberapa tahun ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang


BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh


BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah lansia di negara-negara berkembang pada beberapa tahun ini meningkat. Di Indonesia tahun 2000 proporsi penduduk lanjut usia adalah 7,18 % dan tahun 2010 meningkat sekitar 9,77 %, sedangkan tahun 2020 diperkirakan proporsi lanjut usia dari total penduduk Indonesia dapat sampai 11,34 %. Pada saat ini jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia berjumlah sekitar 24 juta jiwa dan tahun 2020 diperkirakan 30 sampai 40 juta jiwa (Komnas Lansia, 2011). Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committee on Health of the Elderly, WHO (1987), jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan beranjak dari peringkat ke-10 pada tahun 1980 menjadi peringkat 6 pada tahun 2020. Seiring dengan kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di bidang medis dan keperawatan dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, serta meningkatnya usia harapan hidup manusia. Semakin panjangnya usia harapan hidup akan semakin banyak kelainan atau penyakit yang prevalensinya meningkat dengan bertambahnya usia, sistem organ yang mengalami penuaan akan rentan terhadap penyakit (Mubarak, Chayatin, et al., 2009). Pada umumnya pola penyakit utama pada lanjut usia didominasi oleh penyakit-penyakit yang tergolong degenerative. Meskipun tidak semua lanjut 1

2 usia mengalami gangguan kesehatan namun para lanjut usia menunjukkan kecenderungan prevalensi yang mencolok dalam kaitannya dengan gangguangangguan yang bersifat kronis, seperti arthritis, hipertensi, gangguan pendengaran, kelainan jantung, sinusitis kronik, penurunan visus, dan gangguan pada tulang (Tamher & Noorkasiani, 2009). Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2007-2008, kejadian prevalensi hipertensi di Indonesia telah mencapai 31,7% dari total penduduk dewasa. Hipertensi menjadi penyakit penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberculosis di Indonesia (Syamsudin, 2011). Pria maupun wanita yang berusia diatas 60 tahun, 50% dari mereka akan menderita hipertensi. Risiko kardiovaskuler meningkat sesuai usia, oleh karena itu lanjut usia yang mengalami tekanan darah tinggi memerlukan terapi untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang telah terbukti dapat mengurangi kejadian gangguan kardiovaskuler seperti gagal jantung (Gray, Dawkins, et al., 2002). Di Yogyakarta penyakit hipertensi tergolong tinggi, berdasarkan data kunjungan rawat jalan Puskesmas di Yogyakarta tahun 2008, hipertensi menjadi penyakit paling tinggi kedua terutama bagi keluarga miskin (Profil Kesehatan Provinsi DIY, 2008). Sedangkan di Kabupaten Kulonprogo data kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas tahun 2007, hipertensi juga menduduki peringkat kedua terbanyak dengan jumlah 28.393 orang. Dari data tersebut menunjukkan gambaran bahwa hipertensi menjadi masalah yang cukup serius (Profil Kesehatan Kabupaten Kulonprogo, 2007). Masalah yang cukup serius tersebut seperti terjadinya komplikasi hipertensi seperti gagal

3 jantung. Hipertensi juga dapat menyebabkan komplikasi lain seperti stroke, yang pada usia lanjut prevalensi kejadiannya cukup tinggi (Sudoyo, Setyohadi, et al., 2009). Salah satu penyebab terjadinya komplikasi hipertensi karena pola makan yang tidak sehat yang dapat mengakibatkan beberapa masalah seperti obesitas, penumpukan kolesterol, dan kadar gula darah yang tinggi. Dalam jangka panjang, obesitas, penumpukan kolesterol, maupun diabetes mellitus akan berdampak pada tekanan darah tinggi. Kelebihan berat badan yang diikuti dengan kurangnya berolah raga, serta mengkonsumsi makanan yang berlemak dan berkadar garam tinggi juga merupakan salah satu faktor penyebab komplikasi hipertensi (Palmer, 2007 cit Agrina, dkk., 2011). Oleh karena itu diperlukan pengaturan asupan makanan yang sehat untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi pada hipertensi (Soeryoko, 2010). Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah karena masih banyak pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas (Sudoyo, Setyohadi, et al., 2009). Peran keluarga juga sangat penting dalam menurunkan komplikasi hipertensi khususnya dalam masalah kesehatan. Hal tersebut karena keluarga merupakan kelompok kecil yang mampu mengambil keputusan dalam kesehatan, ikut merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Friedman, 2003).

4 Selain itu tindakan pencegahan komplikasi hipertensi yang dilakukan keluarga diharapkan dapat mengontrol tekanan darah si penderita (Gunawan, 2001 cit Yuliyanti, 2008). Penelitian terdahulu terkait pengendalian hipertensi yang dilakukan oleh keluarga yaitu pada 45 orang penderita hipertensi di Poliklinik RSUD Tugurejo Semarang. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diit rendah garam dan tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol tekanan darah di Poliklinik RSUD Tugurejo Semarang (Nainggolan, dkk., 2012). Dari penelitian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa keluarga berpengaruh dalam pengendalian hipertensi. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Pengasih I Kabupaten Kulonprogo, terdapat 66 orang lanjut usia mengalami hipertensi denga usia diatas 60 tahun di wilayah kerja Puskesmas Pengasih I yaitu di Desa Pengasih, Sendangsari, dan Sidomulyo. Berdasarkan data tersebut peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut secara nyata lanjut usia yang menderita hipertensi dan keluarganya tentang hubungan peran keluarga terhadap perilaku diet hipertensi pada lanjut usia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pengasih I, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu ga Terhadap Perilaku Diet Hipertensi C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan peran keluarga terhadap perilaku diet hipertensi pada lansia dengan hipertensi. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran peran keluarga terhadap pencegahan komplikasi hipertensi. b. Untuk mengetahui perilaku diet lansia yang mengalami hipertensi. c. Untuk mengetahui keeratan atau signifikansi hubungan antara peran keluarga terhadap perilaku diet hipertensi lansia di wilayah kerja Puskesmas Pengasih I. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi profesi keperawatan. Sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, terutama mengenai pencegahan komplikasi hipertensi yang berbentuk pengaturan diet pada lanjut usia yang melibatkan keluarga. 2. Bagi Puskesmas Pengasih I. Sebagai bahan masukan bagi perawat dan petugas kesehatan lain di Puskesmas Pengasih I dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien

6 hipertensi khususnya dalam memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya tentang pengaturan asupan makanan atau diet agar tidak terjadi komplikasi hipertensi. 3. Bagi keluarga. Sebagai bahan informasi bagi keluarga untuk membantu lansia dalam mengatur diet hipertensi agar tidak terjadi komplikasi hipertensi. 4. Bagi penelitian selanjutnya. Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut dalam bidang keperawatan khususnya masalah hipertensi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam pencegahan komplikasi yang berbentuk diet hipertensi terutama pada lansia. E. Penelitian Terkait 1. Perilaku Pencegahan Komplikasi Pada Lansia Dengan Hipertensi Di penelitian tersebut adalah non eksperimen dengan pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 103 lansia dan keluarganya. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 103 keluarga lansia sebanyak 82,5% keluarga berperan baik, 14,6% keluarga berperan cukup, dan 4,9% keluarga berperan kurang. Perilaku pencegahan komplikasi menurut lansia sebanyak 59,2% dikategorikan baik, 35,9% cukup, dan

7 4,9% kurang. Terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga terhadap perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi di wilayah Puskesmas II Bantul (p<0,05) dengan keeratan hubungan sedang (r=0,478). Dari penelitian tersebut didapatkan kesimpulan hasil yaitu bahwa peran keluarga berperan penting dalam perilaku pencegahan komplikasi pada lansia. Dari hasil penelitian tersebut dapat dijadikan gambaran bahwa peran keluarga berhubungan dengan perilaku pencegahan komplikasi hipertensi, dan dari penelitian tersebut juga sebagai acuan untuk penelitian yang akan dilakukan apakah peran keluarga akan berhubungan dengan perilaku diet hipertensi. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu dalam hal lokasi penelitian, jumlah responden, dan variabel yang diteliti. Untuk lokasi penelitian, penelitian tersebut dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II, Bantul sedangkan penelitian yang akan dilakukan saat ini berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Pengasih I, Kulonprogo. Jumlah responden dalam penelitian tersebut yaitu 103 orang sedangkan responden penelitian yang akan dilakukan saat ini berjumlah 40 orang. Untuk variabel pada penelitian ini yaitu peran keluarga dan perilaku pencegahan komplikasi pada lansia dengan hipertensi, sedangkan variabel penelitian yang akan dilakukan yaitu peran keluarga dan perilaku diet hipertensi. Persamaan dari penelitian ini adalah variabel bebas yaitu peran keluarga.

8 2. Yuliy Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan Praktek Pencegahan Komplikasi Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimen untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktik pencegahan komplikasi hipertensi. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu dalam hal lokasi penelitian, pengambilan sampel dan variabel yang diteliti. Untuk lokasi penelitian, penelitian tersebut dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gamping II sedangkan penelitian yang akan dilakukan saat ini berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Pengasih I. Pengambilan sampel dalam penelitian tersebut menggunakan purposive sampling, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan simple random sampling. Variabel dalam penelitian tersebut yaitu pengetahuan keluarga dan praktek pencegahan komplikasi hipertensi, sedangkan variabel penelitian yang akan dilakukan yaitu peran keluarga dan perilaku diet hipertensi lansia. Penelitian tersebut mencari hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga

9 dengan perilaku pencegahan komplikasi hipertensi, tetapi dalam penelitian yang akan dilakukan lebih difokuskan pada hubungan antara peran keluarga dengan perilaku diet pada pasien hipertensi. 3. Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi Pada Penderita Hipertensi di mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan komplikasi penderita hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RS Jogja. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Cara pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan perilaku responden. Hasil dari penelitian ini dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan komplikasi hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RS Jogja. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah dalam hal lokasi penelitian, pengambilan sampel dan variabel yang diteliti. Untuk lokasi penelitian, penelitian tersebut dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RS Jogja sedangkan penelitian yang akan dilakukan saat ini berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Pengasih I. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian tersebut menggunakan purposive sampling, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan teknik simple random

10 sampling. Variabel dalam penelitian tersebut yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan komplikasi hipertensi sedangkan variabel pada penelitian yang akan dilakukan adalah peran keluarga dan perilaku diet hipertensi lansia. Dari penelitian tersebut diperoleh hubungan terhadap penelitian yang akan dilakukan yaitu tentang perilaku pencegahan komplikasi hipertensi tetapi lebih difokuskan dalam bentuk diet hipertensi.