2015 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. merambah hingga masing-masing mata pelajaran, sehingga hampir semua

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLABASKET

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

2015 PENERAPAN BOLA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM PERMAINAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, jika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bagi siswa di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Engkos Koswara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kehidupan masyarakat disegala bidang siswa merupakan bagian

WAHYU ILAHI, 2015 ANALISIS PERBANDINGAN PENGUASAAN TEKNIK DASAR PERMAINAN FUTSAL ANTARA ANGGOTA BARU DAN ANGGOTA LAMA UKM FUTSAL PUTRA UPI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. praktek kehidupan yang lebih cocok dengan situasi yang sedang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Yudanto

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan proses pembelajaran, perlu diciptakannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan jasmani merupakan bagian yang sangat penting dari suatu sistem pendidikan. Pendidikan jasmanin adalah salah satu mata pelajaran yang dilakukan di sekolah dimana mata pelajaran ini wajib diikuti oleh peserta didik sebagai sarana bagi peserta didik agar dapat mengembangkan ketiga aspek yang ada dalam diri peserta didik yaitu aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah kegiatan mendidik para peserta didik yang dilakukan melalui aktivitas jasmani untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pemaparan Mahendra (2012, hlm. 3) bahwa pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Kemudian secara singkat Abduljabar (2009, hlm. 5) menjelaskan Pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui aktivitas jasmani. Dari pemaparan di atas dapat kita katakan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mengembangkan potensi yang ada dalam peserta didik baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Tidak berbeda dengan mata pelajaran yang lain, pendidikan jasmani sendiri pun mempunyai tujuan yaitu untuk mengembangkan potensi yang ada pada setiap peserta didik dalam aspek fisik, psikis, dan emosional. Menurut Mahendra (2012, hlm. 22) mengemukakan bahwa Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Pendidikan jasmani adalah satu-satunya mata pelajaran yang dapat mengembangkan tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain domain kognitif dan afektif, psikomotorik juga tidak kalah penting untuk dikembangkan pada peserta didik. Kita ketahui bahwa gerak adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik, karena dengan bergerak fungsi organ tubuh dapat meningkat sehingga berpengaruh terhadap kebugaran peserta didik dan efek 1

2 yang akan terasa adalah tubuh menjadi sehat, dan ketika tubuh sehat maka tubuh menjadi tidak mudah terserang penyakit. Dalam kurikulum di sekolah, pelaksanaan pendidikan jasmani menggunakan berbagai permainan olahraga sebagai aktivitas fisik dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan, diantaranya adalah permainan bola basket, bola voli dan sepak bola. Sepak bola adalah salah satu aktivitas fisik yang digunakan di dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, tetapi ketika sekolah tidak mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran maka disitu guru harus pintar untuk memodifikasi kegiatan pembelajaran dari mulai model dan metode pembelajaran sampai sarana dan prasarananya. Permainan sepakbola dapat dimodifikasi atau dapat dimanipulasi ke dalam ruang lingkup yang lebih kecil sehingga tidak memerlukan lapangan yang luas dan sarana yang lengkap. Hasil dari manipulasi permainan sepakbola adalah permainan yang biasa disebut futsal, kendati demikian, sepakbola dan futsal mempunyai sejarah yang berbeda. Dalam permainan futsal lapangan yang dipakai lebih kecil daripada permainan sepakbola. Berangkat dari penjelasan tersebut maka permaian futsal dapat dijadikan pengganti dari permainan sepak bola sebagai aktivitas fisik dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Futsal termasuk permainan bola besar yang terdiri dari dua tim dan masingmasing tim beranggotakan lima orang. Futsal tidak berbeda jauh dengan sepakbola, dalam permainan futsal selain kerjasama tim, dibutuhkan pula keterampilan bermain seperti menggiring bola (dribbling), mengoper bola (passing), menembak bola (shooting) serta masalah-masalah taktis yang berhubungan dengan pelakasanaan permainan. Tetapi keterampilan dalam bermain futsal tidak hanya teknik-teknik tersebut, para pemain juga harus memperhatikan situasi permainan dan masalah-masalah taktis yang dapat mendukung tim tersebut untuk memenangkan pertandingan. Artinya, keterampilan pada saat pemain tidak memegang bola, pemain tersebut dapat mendukung temannya dengan melakukan keterampilan tanpa bola, contohnya membuka ruang gerak, menghentikan laju serangan lawan, melapisi teman, dan sebagainya.

3 Dalam upaya meningkatkan keterampilan bermain futsal proses pembelajaran seharusnya tidak hanya terfokus dengan penguasaan teknik dasar saja melainkan kecakapan bermain juga harus dikembangkan, artinya keterampilan ketika permainan sedang berlangsung dengan kondisi yang cepat berubah dan terkait dengan masalah-masalah taktis seperti pengambilan keputusan, penjagaan terhadap lawan, mendukung pembawa bola, dan sebagainya harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik ataupun pemain. Proses pembelajaran futsal di SMP Pasundan 6 Bandung sudah terlaksanan dengan baik, akan tetapi pembelajaran masih terfokus kepada penguasaan teknik-teknik dasar. Selain itu juga padatnya jam belajar di sekolah menjadikan pembelajaran permainan futsal tidak efektif, maka dari itu untuk mengatasi hal tersebut kegiatan ekstrakurikuler futsal dibentuk. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam intrakurikuer. Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik, selain itu juga kegiatan ekstrakulikuler dapat membentuk karakter peserta didik. Pengembangan bakat dalam kegiatan ekstrakurikuler akan berjalan optimal dengan melaksanakan proses pembelajaran yang baik. Artinya, bakat dan keterampilan dapat diasah dan dibentuk dengan menerapkan model, metode, atau pendekatan pembelajaran yang dianggap cocok dan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Penerapan model, metode, atau pendekatan pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di kegiatan ekstrakurikuler futsal sehingga mampu membuat proses pembelajaran futsal lebih efektif dan dapat mengembangkan keterampilan bermain pada peserta didik di SMP Pasundan 6 Bandung. Adapun model pembelajaran yang dirasa mampu untuk mengembangkan keterampilan bermain futsal adalah model pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan yang berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode santifik (ilmiah) menekankan kepada proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Sesuai dengan pemaparan Dyer, dkk (dalam Sani, 2014, hlm. 53) bahwa pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran anatara lain:

4 1) mengamati; 2) menanya; 3) mencoba/mengumpulkan informasi; 4) menalar/asosiasi, membentuk jejaring (melakukan komunikasi). Dalam proses pembelajarannya peserta didik diajak untuk melihat dan mengamati dari gambar atau video, kemudian peserta didik dipersilahkan bertanya kepada guru, tujuannya adalah agar peserta didik mengetahui arti dari sebuah gerakan, lalu peserta didik diberi kesempatan untuk mencoba gerakan hasil dari pengamatan mereka, setelah itu mengasosiasikan/menalar adalah kegiatan mengambil sebuah kesimpulan yang logis dan sistematis, dan yang terakhir adalah mengomunisasikan, artinya adalah mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran, diantaranya adalah nilai kerjasama, kejujuran, dan tanggung jawab. Terkait dengan keterampilan bermain, proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik akan mengembangkan kreatifitas peserta didik sehingga dalam kaitannya dengan proses pembelajaran permainan futsal peserta didik dapat mengembangkan situasi permainan agar dapat memenangkan pertandingan. Situasi tersebut akan meningkatkan keterampilan bermain peserta didik tanpa disadari oleh mereka. Pendekatan ini juga menekankan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan yang ditemukan pada materi ajar ataupun pada proses pembelajaran. Jawaban dari pertanyaanpertanyaan tersebut akan di uji coba langsung dalam pembelajaran, materi atau keterampilan yang belum dipahami dan dikuasai akan langsung dipraktekkan setelah mendapatkan jawabannya sehingga materi atau keterampilan tersebut dapat diasah dan dikuasai. Dari penjelasan diatas maka proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran permainan futsal seharusnya tidak terfokus hanya meningkatkan teknik-teknik dasar saja tetapi keterampilan bermain yang berkaitan dengan situasi permainan dan masalah-masalah taktis juga harus dikembangkan. Selain itu juga guru atau pendidik harus menentukan model, metodel, atau pendekatan yang cocok untuk diterapkan agar proses pembelajaran lebih efektif sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Maka dari itu dengan menerapkan pendekatan saintifik kiranya proses pembelajaran futsal dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

5 Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin meneliti tentang Implementasi Pendekatan Saintifik Untuk Mengembangkan Keterampilan Bermain (studi eksperimen terhadap kegiatan ekstrakurikuler di SMP Pasundan 6 Bandung). B. Rumusan Masalah Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru harus berusaha menentukan dan memilih model pendekatan pembelajaran yang cocok untuk diterapkan. Pada proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Pasundan 6 Bandung khususnya pada pembelajaran permainan futsal di kegiatan ekstrakurikuler guru masih memfokuskan pembelajaran pada penguasaan teknik dasar. Selain itu juga guru masih kesulitan untuk menentukan model pendekatan yang cocok diterapkan untuk mengembangkan keterampilan bermain. Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka permasalahan yang ingin dikaji oleh penulis dalam penelitian ini adalah Apakah melalui implementasi pendekatan saintifik dapat mengembangkan keterampilan bermain pada kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah. Maka tujuan yang ingin dicapai adalah: Untuk mengetahui apakah melalui implementasi pendekatan saintifik dapat mengembangkan keterampilan bermain futsal pada kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung. D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu: 1. Teoritis a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi para guru pendidikan jasmani dan sekolah sebagai lembaga yang berkompeten dalam penetapan kebijakan, khususnya mengenai implementasi pendekatan saintifik untuk

6 mengembangkan keterampilan bermain pada kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung. b. Informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya FPOK dalam kaitannya dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada siswa. 2. Praktis Dapat digunakan sebagai bahan atau referensi bagi guru untuk pendidikan jasmani dan pelatih cabang olahraga futsal dalam menetapkan dan memilih model dan pendekatan yang tepat dan lebih efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. E. Batasan Masalah Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan agar masalah yang dibahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran yang penulis gunakan adalah pendekatan saintifik dalam permainan futsal. 2. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pendekatan saintifik dapat mengembangkan keterampilan bermain futsal. 3. Objek penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal. F. Struktur Organisasi Skripsi Susunan dalam penelitian ini berisi tentang Penerapan pendekatan saintifik untuk mengembangkan keterampilan bermain futsal. Dalam susunan struktur organisasi ini terdapat beberapa bab, diantaranya yaitu: 1. BAB I Pendahuluan Pada bab 1 berisi tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.

7 2. BAB II Kajian Pustaka Pada bab 2 berisi tentang penjelasan kajian-kajian teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Kajian teori ini berfungsi untuk mendukung penelitian. Bab 2 juga memaparkan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. 3. BAB III Metodologi Penelitan Bab 3 mengemukakan tentang metodologi penelitian yang meliputi: desain penelitian, langkah-langkah penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab 4 ini memaparkan mengenai hasil penelitian yang meliputi gambaran umum objek penelitian, gambaran vairabel yang diamati, analisis data, pengujian hipotesis serta pembahasannya. 5. BAB V Simpulan dan Saran Bab 5 merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi yang berisi tentang simpulan, implikasi dan rekomendasi. Simpulan merupakan hasil analisis data dari bab sebelumnya, implikasi dan rekomendasi akan membantu dan menjadikan referensi bagi pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.