BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. UU No. 20 tahun 2008 tentang system pendidikan Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
Naskah Publikasi. Persyaratan. Disusun Oleh : LISA SAYANTI A

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERETA BERNOMOR DI TK AISYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu periode pada saat individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah dunia anak. Jean Piaget (dalam Moeslichatoen R.,1996)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU No. 20 tahun 2008 tentang system pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Jalur pendidikan di Indonesia dibagi menjadi dua jalur yaitu pendidikan formal, non formal. Taman kanak-kanak merupakan jalur pendidikan formal yang dimasuki setelah pendidikan di linngkungan keluarga. Sebagai lembaga pra sekolah, TK mempunyai peran an yanng sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mengekspresikan anak untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat baik fisik maupuun mental. Anak belajar dengan caranya sendiri, anak mengalami perkembangan yanng pesat yang terjadi pada perkembangan otak dan organ sensoris seperti pendengaran, 1

2 penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan. Kehidupan anak pada tahun-tahun pertama merupakan perkembangan yang sangat penting dan sangat kritis dalam hal tumbuh kembang fisik, mental, dan psikososial, yang berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagian besar menentukan hari depan anak. Usia dini merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya mengembangkan ini dapat dilakukan berbagai cara termasuk melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai penggunaan angka dan bilangan misalnya menghitung uang. Segala hal yang melibatkan angka dan bilangan pasti akan melibatkan proses berhitung mulai dari proses berhitung yang paling sederhana hingga yang paling rumit. Berhitung juga digunakan pada ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu fisika, kimia, ekonomi, biologi dsb. Ilmu-ilmu itu menggunakan angka dan bilangan yang tentunya akan melibatkan proses berhitung, untuk itu berhitung perlu dikuasai oleh setiap orang sebagai bekal dalam kehidupannya. Pengenalan matematika di Taman Kanak-Kanak atau lebih dikenal dengan dengan melihattahap-tahap perkembangan dan sesuai dengan usia

3 anak. Berhitung di TK dapat berupa pengenalan bilangan, geometri dan pengukuran secara sederhana. Pengenalan bilangan dapat berupa menghitung, menyebutkan urutan angka, menjumlahkan dan mengurangkan. Untuk geometrigeometri dapat dikenalkan melalui bentuk geometri yaitu segitiga, segiempat, lingkaran sedangkan pengukuran berupa pengenalan jarak jauh atau dekat, panjang pendek, berat ringan dan sebagainya. Untuk berhitung prmulaan di TK diawali dengan pengenalan bilangan karena dengan mengetahui angka - angka anak dapat melakukan penjumlahan, pengurangan, mengenal bentuk maupun melakukan pengukuran. Anak dapat belajar berhitung di tempat yang nyaman untuk anak misalnya di Taman kanak-kanak,karena Taman Kanak-Kanak merupakan bentuk layanan pendidikan anak usia dini pada jalur formal. Pembelajaran di TK menitikberatkan pada pembentukan dasar ke arah pertumbuhan dan aspek perkembangan fisik (meliputi daya koordinasi motorik kasar dan motorik halus), kecerdasan (daya pikirdaya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi agar kelak mereka siap memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Ketrampilan berhitung sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematis. Menurut Sri Sumarni (2005:1) berhitung di Taman Kanak-Kanak dapat mengembangkan kemampuan dasar matematika anak, sehingga anak secara mental siap mengikuti

4 pembelajaran metematika di sekolah dasar. Kesadaran terhadap hitungan tidak hanya menyangkut kemampuan untuk berhitung satu, dua, tiga dan seterusnya dalam masa ini juga berkembang kemampuan untuk memahami bahwa suatu objek berhubungan dengan objek lainnya dan dapat dipasangkan. Demikian pentingnya berhitung dalam keseharian, sehingga berhitung perlu diajarkan pada anak sejak usia dini. Untuk melakukan pengenalan bilangan pada anak di Taman Kanak-Kanak diperlukan strategi yang cocok dengan masa anak-anak. Taman Kanak- Kanak adalah masa bermain untuk itu pengenalan berhitung dapat dilakukan dilakukan dengan metode permainan, karena dengan bermain anak akan merasa senang dalam belajar, tidak ada unsur paksaan dari oranglain, sehingga anak akan mudah menerima suatu pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Bermain adalah kesibukan yang dipilih sendiri oleh tujuan ( Kartini Kartono, 1995:116 ). Dengan bermain anak secara tidak sadar telah melakukan segenap fungsi dan melatih diri dalam aktivitas pra kerja untuk masa depan kelak, harapannya pada perkembangan selanjutnya anak dapat terampil menggunakan semua kemampuannya baik jasmani maupun rohani. Dengan bermain anak-anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman yang sangat menyenangkan yang bisa merangsang tumbuhnya kecerdasan intelektual. Salah satu bentuk permainan yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak adalah permainan berhitung. Usia 3 tahun minat anak terhadap angka umumnya

5 sangat besar. Sekitar lingkungan kehidupan anak berbagai bentuk angka seringkali ditemui di mana-mana, misalnya pada jam dinding, mata uang, kalender, bahkan angka kue ulang tahun. Dapat dikatakan bahwa angka telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pada saat inilah permainan berhitung seyogyanya mulai diperkenalkan pada anak. Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuhkan kembangkan kemampuan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Banyak guru di TK yang kurang menggunakan tehnik permainan dalam pembelajaran pengenalan berhitung, tentu saja dengan alasan yang bermacam-macam diantaranya memakan banyak biaya, perlu persiapan yang lama, menuntut kreatifitas guru dsb. Guru terkadang kurang bisa memanfaatkan alat-alat peraga yang ada, guru langsung merujuk pada inti pembelajaran berhitung yang diajarkan kepada anak. Kebanyakan dari guru-guru menggunakan metode konvensional atau metode ceramah, bila anak dilihat kurang tertarik dengan metode ini karena anak cenderung pasif dan tidak antusias dalam pembelajaran. Permainan merupakan sesuatu yang sangat disenangi anak-anak usia TK, sehingga dapat digunakan sebagai metode untuk mengenalkan bilangan. Banyak permainan yang dapat digunakan dalam pengenalan berhitung diantaranya: permainan kartu hitung, permainan lompat angka, permainan berapa biji, permainan kereta bernomor dsb.

6 Permainan bagi anak adalah kesibukan tersendiri baik yang menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Dengan permainan anak melakukan percobaan dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan. Dalam proses pembelajaran berhitung sering mendapati sebagian anak kelompok A TK Pertiwi Karangpakel yang tidak memperhatikan guru karena guru dalam pembelajaran hanya menggunakan metode konvensional, sehingga anak asyik sendiri dan tidak memperhatikan apa yang diajarkan guru bahkan anak terkadang asyik dengan teman yang ada didekatnya. Kemampuan berhitung anak kurang dimana anak kurang bias mengerti tentang konsep bilangan yang diajarkan oleh guru sehingga guru harus mampu membuat anak menjadi tertarik dengan apa yang diajarkan oleh guru. Anak usia kurang dari 5 tahun sering diijumpai kurangnya minat dalam belajar bilangan, meraka lebih cenderung lebih suka pada permainan-permainan yang menarik seperti permainan fisik motorik yang dapat menyalurkan kelebihan energi yang dimiliki. Anak kurang menguasai berhitung karena berhitung kurang menarik baginya. Anak berhitung 1-10 tapi anak kesulitan untuk menunjukkan mana simbol angka yang melambangkannya. Semua permasalahan ini karena pendidik anak usia dini kurang menerapkan metode yang menarik bagi anak sehingga anak kurang tertarik dengan angka, semua itu menjadi sebab kurangnya minat anak pada berhitung. Beberapa permasalahan yang ditemukan dari hasil observasi

7 pendahuluan yaitu: kemampuan anak TK kelompok A dalam mengenal angka masih rendah, Kurang tersedianya media pembelajaran berhitung yang mendukung terjadinya proses belajar mengajar yang menyenangkan anak, kurangnya kreatifitas guru dalam penyampaian pembelajaran berhitung, perhatian anak belum fokus karena pada anak usia dini anak masih ingin bermain dengan teman-temannya. Guru harus mempunyai kreatifitas dengan ditunjang alat-alat peraga atau metode yang dapat menarik perhatian anak, misalnya dengan menggunakan metode permainan kartu hitung. Dengan permainan kartu hitung anak akan lebih tertarik dan memperhatikan apa yang diajarkan guru, sehingga anak lebih mudah dalam menangkap apa yang diajarkan oleh guru. Dalam pembelajaran berhitung permulaan menggunakan kartu hitung yang bergambar, berwarna cerah, dan gambar yang ada mudah dikenali oleh anak, dengan menggunakan metode ini anak akan mudah dalam mengingat apa yang sudah dipelajarinya. Dari permasalahan diatas maka permainan kartu hitung merupakan salah satu alternatif bagi guru untuk mengajarkan pembelajaran berhitung permulaan pada anak. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak malalui Permainan Kartu Hitung di Kelompok A TK Pertiwi Karangpakel Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat di identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Banyaknya guru TK yang belum memahami pentingnya pengenalan berhitung sejak dini. 2. Banyaknya anak-anak kurang menyenangi pelajaran berhitung. 3. Kurangnya penggunaan metode permainan dalam pengenalan berhitung di TK. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian lebih terarah dan terfokus pada masalah yang diteliti. Adapun pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan berhitung untuk anak dibatasi pada pengenalan bilangan. 2. Metode yang digunakan dibatasi pada permainan kartu hitung. D. Rumusan Masalah Berdasarkan alasan dan latar belakang masalah, rumusan masalah sebagai berikut : Apakah permainan kartu hitung dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak pada kelompok A TK Pertiwi Karangpakel Klaten tahun ajaran 2011/2012?

9 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak TK Pertiwi Karangpakel, Trucuk, Klaten tahun pelajaran 2011/2012 melalui permainan kartu hitung. 2. Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan berhitung permulaan anak TK Pertiwi Karangpakel, Trucuk, Klaten tahun pelajaran 2011/2012 melalui permainan kartu hitung. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai,maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya penggunaan metode bermain dalam mengembangkan kemampuan berhitung permulaan. b. Dapat memperkaya wacana ilmu pengetahuan khususnya yang berkaita dengan jenis permainan untuk mengembangkan kemampuan berhitung permulaan anak.

10 c. Menambah wawasan bagi orang tua dan pendidik di dunia pendidikan khususnya pendidik anak Taman Kanak-Kanak dalam mengembangkan permainan yang sesuai dengan perkembangan kecerdasan anak. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara mengembangkan kemampuan berhitung anak khususnya dengan permainan. b. Bagi Anak Penerapan dengan menggunakan metode ini dapat membuat kegiatan pembelajaran yang bermakna, menyenangkan dan mendorong anak untuk aktif. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu sekolah. d. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan tentang cara mengembangkan kemampuan berhitung anak. e. Bagi Pemerintah Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pendidikan dan penyusunan kurikulum di TK.