BAB I PENDAHULUAN. dari dua juta anak setiap tahun sebesar 29%. Masyarakat yang paling berisiko

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERILAKU HIGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SD NEGERI 01 TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara berkembang bagi bayi (18%), yang artinya lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh sub Direktorat diare, Departemen

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).


BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular mengutamakan aspek promotif dan preventif dengan membatasi

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA TABORE KECAMATAN MENTANGAI KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. balita/hari (Rahman dkk, 2014). Kematian balita sebagian besar. pneumonia sebagian besar diakibatkan oleh pneumonia berat berkisar

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. segala umur. 1.5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Faktor

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

I. PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Anakanak

BAB I PENDAHULUAN. dunia melalui WHO (World Health Organitation) pada tahun 1984 menetapkan

Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. intoleran. Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup (World Health Organization). Kematian dapat menimpa siapa

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare dan pneumonia merupakan penyebab kematian lebih dari dua juta anak setiap tahun sebesar 29%. Masyarakat yang paling berisiko yaitu anak-anak yang tinggal di daerah terpencil dan tergolong masyarakat miskin (Word Health organization, 2013). Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Pada tahun 2013 terjadi 10 kali KLB diare yang tersebar di 8 provinsi, 8 kota/kabupaten dengan CFR 1,08% sebanyak 646 orang penderita terdapat 7 orang meninggal karena diare (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi 2,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah TB dan Pneumonia (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Total populasi penduduk di Indonesia yang mempunyai akses air bersih sebesar 77% dan total populasi yang mempunyai fasilitas sanitasi dasar sebesar 55%. Angka tersebut tidak memadai untuk mencapai target Millennium Development Goals No.7 (MDGs/Tujuan Pembangunan Millennium) pada tahun 2015 sebesar 62,41%, yaitu mengurangi setengah

dari populasi penduduk yang tidak terjangkau akses ke sanitasi yang baik pada tahun 2015 (Cahyanto, 2008). Salah satu langkah dalam pencapaian target MDG s 2015 adalah menurunkan kematian anak. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian akibat diare perlu adanya tata laksana yang cepat dan tepat (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Penyakit Diare berhubungan erat dengan kualitas sanitasi lingkungan individu dan perilaku hidup bersih sehat. Cakupan penemuan kasus masih rendah terutama pada balita. Demikian pula dengan pencatatan dan pelaporan kasus dari setiap institusi kesehatan masih belum optimal, sehingga kasus terlaporkan belum dapat menggambarkan kasus yang sebenarnya di masyarakat. Apabila tahun 2014 tidak dilaporkan kasus kematian sama dengan tahun 2013 sehingga CFRnya sebesar 0 % hasil ini sudah mencapai target SPM yaitu CFR Diare <1 (DKK Sukoharjo, 2014). Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat diare perlu diketahui faktor-faktor yang berkaitan dengan kejadian diare. Faktor yang diduga erat dengan kejadian diare meliputi keadaan lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan masyarakat, keadaan gizi, kependudukan, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi (Widoyono, 2008). 2

Penyakit yang sering dialami anak SD usia 12 tahun diantaranya kecacingan sebesar 60-80%, penyakit karies dan periodontal sebesar 74,4% dan biasanya berkaitan dengan kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong kuku, gosok gigi, dan membuang sampah sembarangan. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan kegiatan untuk mewujudkan sekolah sehat di Indonesia. Adapun 75% kesehatan dibangun oleh lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih sehat (Masita, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Syahputri (2011) pada Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Amplas menunjukkan bahwa pengetahuan siswa Sekolah Dasar tentang sanitasi dasar dengan PHBS sebesar 58,3% sudah baik dan 41,7% masih kurang atau buruk, sikap terhadap sanitasi dasar dengan PHBS sebesar 61,4% dalam kategori baik dan 38,6% dalam kategori kurang atau buruk. Sebagian besar siswa SD mempunyai kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baik. Berdasarkan hasil survei pendahuluan, sarana sanitasi di SDN Trangsan 01 Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo meliputi ketersediaan air bersih, toilet dalam keadaan bersih tetapi tidak tersedia sabun untuk cuci tangan, 1 kamar mandi yang terdapat sabun, tempat cuci tangan tidak tersedia sabun, dan setiap ruang kelas serta ruang guru terdapat tempat sampah tertutup. Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung peningkatan status kesehatan penduduk. Salah satu faktor penting lainnya yang berpengaruh terhadap derajat 3

kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin antara lain akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Sanitasi lingkungan yang buruk dapat memicu terjadinya penyakit diare dimana interaksi antara penyakit, manusia dan lingkungan yang mengakibatkan perlu diperhatikan dalam penanggulangan diare. Peran faktor lingkungan (air, makanan, lalat), enterobakteri, parasit usus, virus, jamur, dan beberapa zat kimia telah secara klasik dibuktikan pada berbagai penyelidikan epidemiologis sebagai penyebab penyakit diare. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah ada hubungan perilaku higiene dengan kejadian diare pada siswa SD Negeri 01 Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara perilaku higiene siswa terhadap kejadian diare. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan kebiasaan buang air besar (BAB) dengan kejadian diare pada anak sekolah dasar. b. Mengetahui hubungan kebiasaan jajan dengan kejadian diare pada anak sekolah dasar. 4

c. Mengetahui hubungan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum maupun sesudah makan serta cuci tangan setelah buang air besar (BAB) dengan kejadian diare pada anak sekolah dasar. d. Mengetahui hubungan kebiasaan memotong dan membersihkan kuku dengan kejadian diare pada anak sekolah dasar. D. Manfaat Penelitian 1. Dinas Kesehatan Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan dan instansi terkait untuk menentukan kebijakan dalam program pemberantasan dan penanggulangan penyakit diare tentang angka kesakitan diare. 2. Sekolah Penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama dalam mencegah penyakit diare di SDN 01 Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharap menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya, peneliti selanjutnya dapat menambah variabel penelitian, sehingga semua faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia SD dapat dicegah dan diketahui lebih dalam penyebabnya. 5