BAB I PENDAHULUAN. jamur tiram putih kering mengandung 5,94% protein; 1-2,3 gram lemak; Jamur tiram putih memiliki manfaat membantu dalam metabolisme,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG YANG BERBEDA

98 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

182 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

I. TINJAUAN PUSTAKA. dari sel-sel lepas dan sel-sel bergandengan berupa benang (hifa). Kumpulan dari

TUGAS AKHIR SB091358

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN. gram jamur kering juga mengandung protein 10,5-30,4%, lemak 1,7-2,2%, kalsium 314 mg, dan kalori 367 (Suwito, 2006).

PENGARUH METODE PENGOLAHAN KULIT PISANG BATU (Musa brachyarpa) TERHADAP KANDUNGAN NDF, ADF, SELULOSA, HEMISELULOSA, LIGNIN DAN SILIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

merang terutama selulosa (Subaryanto, 2011). Bersumber dari pernyataan tersebut, sangat mungkin sekali mengganti media tumbuh jamur merang yang

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

TUGAS AKHIR Pengaruh Komposisi Ampas Tebu Sebagai Media Pertumbuhan Terhadap Kualitas Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. gizi dalam jamur hampir mengimbangi nutrisi pada daging sapi dan daging ayam.

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, mengingat. pentingnya kebutuhan pangan untuk mencapai angka kecukupan gizi.

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

PERBEDAAN KANDUNGAN PROTEIN, ZAT BESI DAN DAYA TERIMA PADA. PEMBUATAN BAKSO DENGAN PERBANDINGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus

I. PENDAHULUAN. jenis jamur yang dapat serta banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur UKDW

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TONGKOL JAGUNG PADA MEDIA TANAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEH DAN KARDUS SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) ABSTRAK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleorotus ostreatus) AKIBAT KONSENTRASI PEMBERIAN MOLASE (GULA MERAH)

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Peneliti : Imam Mudakir 1 Mahasiswa Terlibat : - : BOPTN Dirlitabmas Kementerian Pendidikaan dan Kebudayaan

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) SKRIPSI

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur edibel dan jamur kayu yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki kandungan gizi lebih banyak daripada jenis jamur lainnya (Cahyana, dkk: 1999). Setiap 100 gram jamur tiram putih kering mengandung 5,94% protein; 1-2,3 gram lemak; 1,56% serat; 0,75 mg vitamin B12; 0,75 mg vitamin B1; 12,4 mg vitamin C; 8,9 mg kalsium; 1,9 mg besi; 50,59% karbohidrat dengan 45,65 kj energi. Jamur tiram putih memiliki manfaat membantu dalam metabolisme, pencernaan, usus dua belas jari, lambung, saraf otonom, dan hepatitis (Chazali dan Pertiwi: 2010). Unsur-unsur yang diperlukan dalam pertumbuhan jamur tiram kalsium, kalium, fosfor, nitrogen, karbon, protein, dan kitin (Djarijah, 2001). Budidaya jamur tiram adalah salah satu usaha budidaya yang saat ini sangat prospektif karena sangat menguntungkan dengan nilai ekonomi yang tinggi, salah satu pangan alternatif yang lezat, sehat, dan bergizi tinggi, tidak memerlukan lahan yang luas, belum banyaknya petani jamur tiram, permintaan pasar terhadap jamur tiram masih tinggi, bahan media yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Media tanam yang digunakan untuk budidaya jamur tiram secara umum dapat menggunakan kayu atau serbuk gergaji, bekatul, kapur (kalsium 1

2 karbonat), dan air. Serbuk gergaji yang baik digunakan sebagai media tanam dari jenis kayu yang keras, sebab banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak. Selain itu, pemilihan kayu yang keras akan membuat media tanam tidak cepat habis. Penambahan bekatul untuk meningkatkan nutrisi media tanam dan sebagai sumber karbohidrat, karbon (C), dan nitrogen (N). Selain itu, kapur (kalsium karbonat) sebagai sumber mineral, membentuk serat, dan mengatur ph. Media tanam perlu diatur kadar air 60-65% dengan menambah air bersih agar miselia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik. Penambahan air yang tidak bersih dapat menyebabkan media terkontaminasi dengan mikroorganisme. Pemanfaatan limbah pertanian ampas tebu dan jantung pisang dapat digunakan sebagai susbtrat tambahan yang mengandung unsur hara. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram adalah tingkat keasaman (ph), suhu udara, cahaya, air, substrat, kelembaban, dan ketersediaan sumber nutrien (Cahyana, 1999). Menurut penelitian Christiyanto dan Subrata (2005) ampas tebu memiliki kandungan yaitu karbon (C) 47%, hidrogen (H) 6,5%, oksigen (O 2 ) 44%, abu 2,5%, kalor 2,5%, protein kasar 2,5%, serat kasar 43-52%, kecemasan <25%, kadar NDF (Neutral Detergent Fiber) 84,2%, kadar ADF (Acid Detergent Fiber) 51%, Hemiselulosa 33,2%, Selulosa 40,3%, Lignin 11,2%, nilai kalor 50% atau sekitar 7600 kj/kg.

3 Jantung pisang merupakan bagian dari ujung bunga pisang yang tersisa saat bagian lainnya tumbuh menjadi buah pisang. Sisa bunga pisang yang tidak dapat menghasilkan buah dan harus dipotong agar buah pisang dapat tumbuh maksimal. Jantung pisang memiliki kelopak berwarna ungu dengan jajaran bunga berwarna putih kekuningan. Jantung pisang selama ini hanya dimanfaatkan sebagai olahan pangan misalnya abon dan dendeng jantung pisang. Jantung pisang mengandung zat gizi 12,051% protein; 34,831% karbohidrat; 13,050% lemak total; fosfor; kalsium; besi; vitamin A; vitamin B1; dan vitamin C yang bermanfaat bagi tubuh (Astawan: 2008). Hasil penelitian Wijoyono (2007) menunjukkan bahwa pertumbuhan jamur tiram yang paling efektif pada serbuk kayu 1100 gram dan ampas tebu 400 gram dengan rata-rata berat basahnya 150 gram. Hasil penelitian Suryani (2007) menunjukkan bahwa komposisi ampas tebu 15% dan serbuk gergaji kayu sengon 85% berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram abu-abu terbaik. Peneliti ingin memanfaatkan ampas tebu dan jantung pisang sebagai nutrisi tambahan media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Berdasarkan latar belakang tersebut perlu diadakan penelitian mengenai Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Serbuk Gergaji, Ampas Tebu dan Jantung Pisang yang Berbeda.

4 B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, agar penelitian terarah dan tidak terlalu luas maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Subyek penelitian Serbuk gergaji, ampas tebu dan jantung pisang 2. Obyek penelitian Pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) 3. Parameter yang diamati adalah lama pertumbuhan miselium, jumlah badan buah, dan berat segar badan buah C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah: 1. Bagaimana pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) pada komposisi media tanam serbuk gergaji, ampas tebu dan jantung pisang yang berbeda? D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini: 1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) pada komposisi media tanam serbuk gergaji, ampas tebu dan jantung pisang yang berbeda. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah alternatif ilmu bagi peneliti.

5 b. Memberikan pengetahuan tentang manfaat jantung pisang dan limbah ampas tebu sebagai media tanam untuk meningkatkan produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). 2. Manfaat Praktis a. Bagi masyarakat 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai koperasi atau sentra usaha kecil pembuat media tanam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang dapat menambah pendapatan masyarakat. 2) Meningkatkan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat dalam memanfaatkan limbah ampas tebu dan jantung pisang. b. Bagi peneliti 1) Dapat memperoleh pengalaman langsung cara membuat media tanam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan ampas tebu dan jantung pisang. 2) Dapat menambah wawasan, pengetahuan, maupun keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan pembuatan media tanam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). 3) Dapat mengetahui perbandingan konsentrasi limbah ampas tebu dan jantung pisang yang paling baik untuk pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

6 c. Bagi ilmu pengetahuan 1) Memberi sumbangan pemikiran dan dapat digunakan sebagai bahan masukan apabila melakukan penelitian jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). 2) Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.