BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Analisis petrofisika merupakan suatu tahapan untuk mengetahui properti reservoar (volume shale, porositas, dan saturasi air). Analisis petrofisika dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu metoda analisis petrofisika dengan tahapan (deterministic) biasa disebut determin, sedangkan yang kedua adalah multimin (Multi Mineral) yang diperkenalkan oleh Claude Meyer dan Alan Sibbit dari Sclumberger pada tahun 1980. Metode ini merupakan analisis petrofisika dengan pendekatan pada peluang (probabilistic). Analisis Multimin merupakan suatu metoda optimasi untuk menentukan statistik mineral dan karakteristik fluida dan volume dari data seperti log, core, XRD, dan data petrografi. Penggunaan metoda Multimin ini akan mendapat hasil yang lebih baik karena mempertimbangkan komposisi mineral yang terdapat pada shale daripada metoda determin. Penentuan zona produktif didasarkan dari hasil analisis petrofisika pada suatu reservoar. Top bottom zona reservoar merupakan Gross sand, yang kemudian dilakukan analisis cut off parameter Vsh dan porositas untuk memperoleh ketebalan net sand. Selanjutnya dilakukan analisis cut off parameter Sw untuk memperoleh ketebalan net pay. Interval net pay tersebut merupakan zona produktif. 1
Analisis Geomodeling dilakukan untuk menentukan pemodelan reservoar dengan cara 2 (dua) tahapan yaitu Structural Modeling dan Property Modeling. Structural Modeling dilakukan untuk membuat kerangka reservoar secara 3D, sedangkan Property Modeling dimaksudkan untuk mengisi kerangka 3D dengan properti reservoar dari analisis petrofisika (Vshale, Porositas dan Sw). Lapangan Rocky merupakan lapangan eksplorasi dimana pada tahun 1983 PT. Caltex Pasific Indonesia (CPI) melakukan pemboran pertama kali (RCK-1) di Cekungan Ombilin, yang kemudian oleh PT. CPI dinyatakan tidak ekonomis. Pada tahun 1994 dilakukan pemboran sumur kedua (South RCK-1) di Cekungan Ombilin oleh Apache dan dinyatakan dry hole. Berdasarkan penelitian terdahulu dan ketersediaan data pada saat penelitian terdahulu masih sebatas stratigrafi dan sedimentasi, serta geologi regional. Pada tahun 2015 dilakukan pemboran sumur ketiga (RCK-2) oleh KKKS, oleh sebab itu perlu adanya penelitian lebih lanjut seperti properti reservoar, zona produktif serta pemodelan reservoar di Lapangan Rocky. Berdasarkan hal hal di atas, maka masalah yang diangkat adalah Petrofisika Dengan Metoda Multimin Dan Pemodelan Reservoar, Formasi Sawahtambang, Lapangan Rocky, Cekungan Ombilin yang sekaligus menjadi judul penelitian. I.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana properti reservoarnya, seperti Vshale, porositas, dan saturasi air pada daerah penelitian? 2. Bagaimana zona produktif pada daerah penelitian? 2
3. Bagaimana pemodelan properti reservoar pada daerah penelitian? I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui penyebaran properti reservoar secara lateral di daerah penelitian berdasarkan data yang tersedia. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menentukan besaran properti reservoar pada daerah penelitian. 2. Menentukan zona produktif pada daerah penelitian 3. Menentukan pemodelan properti reservoar pada daerah penelitian I.4. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian berada di Lapangan Rocky, yang terletak ± 86 km dari Bengkulu dan ± 281 km dari Palembang, dan terdapat pada Cekungan Ombilin yang merupakan salah satu cekungan di tengah Pulau Sumatera. Gambar 1.1. Lokasi Penelitian di Lapangan Rocky, Cekungan Ombilin (Dokumen Internal Perusahaan) 3
Penelitian dilakukan berdasarkan persetujuan dari PT. Rizki Bukit Barisan Energi. Pengambilan data dan pengolahan dilakukan di PT. Rizki Bukit Barisan yang berlangsung selama satu bulan, sedangkan penyusunan dan penyelesaian laporan penelitian dilakukan di kampus Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada dengan bimbingan dosen pembimbing tesis. I.5. Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada sumur yang ada di Lapangan Rocky terletak di Cekungan Ombilin. Blok ini mencakup 3895 km 2. Data yang digunakan yaitu data well log pada 3 sumur, data routine core pada 2 sumur dengan interval kedalaman tertentu, data Drill Steam Test, data hasil analisis geofisika (Depth Structure Map dan Atributte AI Map), serta beberapa data penunjang lainnya seperti data petrografi, XRD, Mudlog, dan water analysis. Dari data tersebut, akan dilakukan analisis fasies dan sikuen stratigrafi, korelasi sumur, analisis petrofisik, penentuan zona produktif, melakukan geomodeling untuk menentukan pemodelan reservoar pada daerah penelitian. I.6. Peneliti Terdahulu dan Keaslian Penelitian Daerah penelitian termasuk dalam Cekungan Ombilin, dimana telah banyak dilakukan berbagai penelitian geologi. Dalam penelitian supaya keaslian karya ilmiah terjaga dengan baik, maka peneliti juga melakukan kajian-kajian dari peneliti peneliti terdahulu, dengan tujuan untuk interpretasi awal terhadap daerah penelitian 4
dan menghindari suatu duplikasi penelitian. Berikut uraian singkat dari karya ilmiah peneliti terdahulu terkait Cekungan Ombilin : Koesoemadinata dan Matasak, (1981). Penelitian ini berdasarkan pemetaan dan interpretasi dari data permukaan yang mereka miliki. Penelitian ini menjelaskan stratigrafi dan sedimentasi Cekungan Ombilin menunjukkan urutan lingkungan pengendapan non marine di dalam intra mountain basin. Koning, (1985). Penelitian ini sudah menggunakan data sumur bekas Caltex. Penelitian ini menjelaskan kegiatan eksplorasi minyak dan gas daerah tersebut telah menunjukkan dari data geologi dan geofisika bahwa Cekungan Ombilin adalah pull apart basin yang sangat dalam berisi hingga 15.000 ft (4600 m) dari Tertiary sedimen. Jumlah total sedimen yang diendapkan dalam cekungan ini mungkin melebihi 30.000 ft (9200 m). Berdasarkan data singkapan dan bawah permukaan menunjukkan adanya source rock hidrokarbon, reservoir rocks, seals dan structuring yang hadir dalam Cekungan Ombilin. Informasi ini memberikan keyakinan akan adanya potensi hidrokarbon dari cekungan intermontane lainnya di Indonesia. Situmorang dkk, (1991). Penelitian ini menjelaskan pengembangan struktural dari Cekungan Ombilin dikendalikan oleh gerakan dextral sepanjang Sumatra Fault System (SFS). Cekungan Ombilin mengalami alternating transtensile dan transpressive stresses selama Paleocene-Awal Miosen yang mengakibatkan struktur yang kompleks dan berbagai fasies pengendapan. Di dalam Cekungan Ombilin adanya potensi source rock terutama dari endapan lacustrine dari Formasi Sangkarewang. Batuan reservoar dengan endapan alluvial fan, fan 5
delta dan fluvial dari Formasi Brani, Sawahlunto dan Sawahtambang, dengan perangkap yang terdiri dari structural trap dan stratigraphy trap. Noeradi dkk, (2005). Penelitian ini sudah menggunakan data sumur bekas Caltex. Penelitian ini menjelaskan petroleum system dari Cekungan Ombilin sangat efektif. Sedimen pada early synrift yaitu formasi sangkarewang dengan pengendapan lacustrine shale berfungsi sebagai source rock yang kaya organik. Sedimen pada postrift yaitu formasi Ombilin dengan lingkungan pengendapan marine mudstone yang berfungsi sebagai Cap rock yang efektif. Penelitian yang dilakukan saat ini belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga peneliti berkeyakinan bahwa penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggung jawabkan. Sebagai perbandingan, peneliti mengutarakan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kajian yang serupa, yaitu kajian stratigrafi dan sedimentasi di Cekungan Ombilin berdasarkan pemetaan dan interpretasi permukaan serta sumur tua, sedangkan saat ini ada pemboran baru, untuk dapat dijadikan sebagai referensi sekaligus untuk menunjukkan penelitian terdahulu, disajikan dalam Tabel 1-1. I.7. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini yaitu dapat memahami kondisi geologi bawah permukaan, tahapan analisis petrofisik dan nilai properti reservoar di daerah penelitian, kemudian mendapatkan hasil evaluasi zona produktif dan pemodelan reservoar yang dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan pengembangan lapangan daerah tersebut. 6
Tabel 1-1. Peneliti Terdahulu No Peneliti, Tahun, Judul Tujuan Utama Metoda Hasil 1 R.P. Koesoemadinata dan Mengetahui stratigrafi dan Pemetaan dan Pola sedimentasi dan kolom Th. Matasak, 1981. proses sedimentasi pada interpretasi dari data stratigrafi Stratigraphy and Cekungan Ombilin permukaan Sedimentation Ombilin Basin Central Sumatra 2 Koning, 1985. Petroleum Petroleum System pada Data Sumuran dan Petroleum System Play Geology of the Ombilin Cekungan Ombilin interpretasi dari data Intermontane Basin permukaan 3 Situmorang dkk, 1991. Perkembangan struktur dari Data Sumuran dan pengembangan struktural dari Structural Development Cekungan Ombilin interpretasi dari data Cekungan Ombilin dikendalikan of the Ombilin Basin West permukaan oleh gerakan dextral sepanjang SFS Sumatra 4 Noeradi dkk, 2005. Rift Rift Play pada Cekungan Tectono- Stratigraphy Rift Play pada Cekungan Ombilin Play in Ombilin Basin Ombilin Analysis dan Petroleum Outcrop, West Sumatra System Analysis 7