PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH V GEMOLONG

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak didik dikaruniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat dilihat

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLAY DOUGH DI TK MTA MUNGGUR MOJOGEDANG KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN

NURAINI RAHARJANTI A53B111047

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: WAHYUSIH WARDANI A

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Kemakmuran Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

PENGARUH KEGIATAN SENI RUPA DI SEKOLAH DASAR TERHADAP KREATIVITAS ANAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-Kanak adalah salah satu. pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun.

Oleh: Khoirul Hidayati K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang pasal 28 ayat 2 bahwa setiap anak berhak atas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

PERAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (Studi di PAUD Geger Sunten, Desa Suntenjaya) Iis Nurhayati. STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rini Restu Handayani, 2013

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DENGAN BEREKSPLORASI MELALUI KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 2 DURI NURHAYATI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Psikologi Pendidikan SETIAWATI

Transkripsi:

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH V GEMOLONG (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas Di TK Aisyiyah V Gemolong) SKRIPSI Guna memenuhi sebagian persyaratan Untuk Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh: TRI ARIYANTI SETYORINI A 520 085 040 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan (Ngalim Purwanto, 2004 : 10). Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perwujudan diri individu, terutama bagi perkembangan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakat dan kepada anak-anak. Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan pendidikan didasarkan pada falsafah Negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas, tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokratis, penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi, berbudi pekerti luhur, menciptakan bangsa yang berbudi dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945 (Arikunto, 2001 : 130). Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan kepada anak didik untuk mengembangkan bakat dan 1

2 kemampuannya secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya. Selain itu berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadi dan kebutuhan masyarakat. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbedabeda, oleh karena itu membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu (mengidentifikasi atau membina) dan memupuk (mengembangkan atau meningkatkan). Dulu orang biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang tinggi. Namun, sekarang makin disadari bahwa yang menentukan keberbakatan bukan hanya intelegensi (kecerdasan) melainkan juga kreativitas dan motivasi untuk berprestasi (Munandar, 2004 : 6). Berdasarkan kedua tujuan pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pendidikan yang ideal adalah proses pendidikan yang dikemas dengan memperhatikan adanya berbagai aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotorik. Apabila proses pendidikan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan adanya seimbangan ketiga aspek tersebut maka output pendidikan akan mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan masyarakat. Pendidikan Anak Usia Dini (early education) adalah pondasi bagi pendidikan selanjutnya. Ibarat bangunan, jika pondasinya rapuh, maka seluruh bangunan akan mudah roboh. Seperti dikatakan pendidik John Locke, anakanak usia dini bagai kertas putih bersih (tabula rasa). Dengan demikian, pembentukan yang paling tepat bagi seorang manusia, sebenarnya pada usia dini 3-5 tahun.

3 Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu pembangunan (Muttaqin, 2008: 1) yang siap membangun menuju perkembangan. Hibana S Rahman (2002: 2) menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-8 tahun dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Mulai dari pendidikan dini sampai dengan pendidikan tingkat perguruan tinggi yang semuanya saling mempengaruhi dari tingkatannya. Pendidikan dini pada saat ini sudah sangatlah umum dengan banyaknya sekolah - sekolah yang dibangun seperti play group, taman bermain, taman kanak kanak, baby school dan semuanya itu untuk menampung anak untuk belajar. Pendidikan usia dini juga dirasa sangat penting untuk mempersiapkan anak dalam langkah awal menerima suatu pendidikan dan mempersiapkan anak mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya atau yang lebih tinggi. Dengan memasukkan anak ke sekolah pra sekolah terlebih dahulu anak akan lebih mampu menangkap pengetahuan - pengetahuan yang disampaikan dan diberikan, karena sejak kecil sudah dilatih untuk belajar dan menerima suatu pengetahuan sehingga anak akan lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya. Anak usia dini merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan sangat berharga karena pada usia inilah anak mulai tumbuh dan berkembang menuju suatu perubahan.

4 Kebutuhan akan kreativitas dalam menyelenggarakan pendidikan dewasa ini dapat dirasakan merupakan kebutuhan setiap anak. Masa pembangunan dan era yang semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa perlu dimulai sejak usia dini. Baik itu untuk perwujudan diri secara pribadi maupun untuk kelangsungan kemampuan bangsa (http://www.pendidikannetwork.com). Dewasa ini tampak kecenderungan pendidikan TK menginginkan anak belajar hal-hal akademis secepat mungkin dan sebanyak mungkin sebagai tuntutan orangtua modern yang menginginkan anaknya lebih unggul dengan persiapan yang lebih dini. Biasanya pelajaran akademis di ajarkan di kelas satu SD, seperti menulis, membaca, matematika, bahkan juga bahasa Inggris, sekarang sudah di berikan di TK walaupun tidak di persyaratkan dalam kurikulumnya. Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami suatu masa yang kita sebut masa bermain. Di usia ini anak sangat peka dalam menerima berbagai macam rangsangan dari lingkungan guna menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak mengikuti pendidikannya di kemudian hari.taman kanak-kanak didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian anak dalam rangka menjembatani pendidikan dalam keluarga dan pendidikan sekolah.

5 Pendidikan Taman Kanak-Kanak adalah membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang di perlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Daya cipta sering di sebut dengan kreativitas. Memang tidak asing kita mendengar kata kreativitas, tetapi ternyata dalam pelaksanannya masih banyak di temukan kesulitan yang berkenaan dengan bagaimana mengembangkan kreativitas pada anak Taman Kanak-Kanak. Kesulitan atau hambatan tersebut mungkin berasal dari program kegiatan yang seharusnya di kembangkan oleh guru, kegiatan bermain dari guru dapat mengembangkan kreativitas anak usia Taman Kanak- Kanak, serta strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru agar dapat memfasilitasi berkembangnya kreativitas anak. J.P.Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berfikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternative jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes intelegensi hanya dirancang untuk mengukur proses berfikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Hal ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berfikir divergen walaupun kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan (http://info.balitacerdas.com).

6 Bahwa kreaktivitas mempunyai peran penting untuk pemenuhan kebutuhan dari aspek kehidupan manapun. Zaman sekarang ada bermacammacam tantangan, baik dalam bidang ekonomi, politik, lingkungan, kesehatan, maupun dalam bidang budaya dan sosial yang harus dihadapi. Semakin tinggi persaingan dengan segala problem yang ada, maka semakin diperlukan tenaga ahli pilihan yang cakap, terampil, dan cekatan. Menghadapi berbagai macam tantangan dan persaingan tersebut individu diharapkan memilki suatu potensi yang dapat dikembangkan, dikenali dan dipupuk yaitu kreaktivitas. Kreaktivitas merupakan kunci sukses dan keberhasilan hidup. Orang yang tidak kreatif kehidupannya statis dan sulit meraih keberhasilan. Zaman yang sudah mengglobal dan penuh dengan persaingan keras sekarang ini membutuhkan kreaktivitas yang sangat tinggi. Menurut hasil riset Torrance (Freeman & Munandar, 2001 :248) pada anak-anak di Amerika menunjukan bahwa kreaktivitas mencapai puncaknya antara usia 4 sampai 4,5 tahun. Torrance menemukan bahwa pada anak-anak di Amerika terlihat kemampuan kreaktivitasnya menurun satu tingkat skor saat ia berusia 5 tahun untuk itulah perlu diadakan upaya peningkatan kreativitas pada anak sejak usia dini. Para ahli juga menegaskan bahwa kreativitas mencapai puncaknya pada usia 4 sampai 4,5 tahun. Anak usia dini memilki daya imajinasi yang amat kaya sedangkan imajinasi ini merupakan dasar dari semua jenis kegiatan kreativitas. Mereka memilki kreativitas alamiah yang tampak dari perilaku seperti : sering bertanya, senang

7 menjelajahi lingkungan, tertarik untuk mencoba segala sesuatu, dan memilki daya khayal yang kuat. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Mulyadi (Dini Rosalina, 2008:5 ) kreativitas sebagai ungkapan dan perwujudan diri individu termasuk kebutuhan pokok manusia yang bila terwujud memberikan rasa kepuasan dan rasa keberhasilan yang mendalam. Kreativitas meningkatkan kualitas hidup manusia serta memungkinkan manusia mencapai kesejahteraan fisik dan mental. Setiap orang memiliki bakat kreatif, walaupun dalam jenis dan dalam derajat yang berbeda-beda dan bakat ini perlu dipupuk, dirangsang dan dikembangkan sejak dini. Menurut Mulyadi (Dini Rosalina, 2008:5) masa pada anak usia dini adalah masa yang paling efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan kreativitas. Potensi anak seusia itu berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangannya, untuk menjamin terpeliharanya kebebasan psikologis. Maka perangsangan kreativitas pada usia dini sangat penting. Setelah melewati masa kritis, perangsangan berbagai aspek perkembangan dan kreativitas akan lebih sulit, meski dirangsang dengan rangsangan yang sama. Akibatnya, anak tersebut akan mengalami kerugian. Kreativitas, disamping bermakna penting bagi individu, juga penting bagi kesejahteraan masyarakat. Orang-orang yang kreatif melalui karyakaryanya telah memberikan sumbangan besar bagi masyarakat. Bahkan, perlu kita sadari bahwa majunya peradaban manusia saat ini dengan segala

8 kemudahan dalam kehidupan adalah sumbangan besar dari sedikit orangorang kreatif. Sebagaimana disampaikan oleh Mamik T Mokat (Jawa Pos, 20 Maret 2000) bahwa kreativitas harus dikembangkan, karena kreativitas dan kecerdasan tidak akan berisi dan berkembang bila dibiarkan begitu saja, maka penting bagi kita untuk mengupayakan berkembangnya kreativitas ini. Karena kreativitas bukanlah hasil, melainkan harus diupayakan sedini mungkin. Artinya, kesadaran untuk memupuk kreativitas harus dirintis sejak masa kanak-kanak, sehingga pada tahap perkembangan selanjutnya anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang kreatif. Menurut Utami Munandar (2004 : 31) Pentingnya kreatifitas adalah : 1) Berkreasi akan dapat mewujudkan dirinya, dan kreatifitas merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia 2) Kreativitas dapat memberikan kepuasan pada individu 3) Kreativitas dapat meningkatkan kualitas hidup. Karena dengan ide-ide yang cemerlang orang dapat mengembangkan hidupnya. 4) Kreativitas sangat mempengaruhi kejayaan dan kesejahteraan masyarakat dan Negara. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dikemukakan bahwa pengembangan kreativitas pada anak, khususnya usia dini sangat penting. Namun usaha kearah itu haruslah lewat jalan yang dapat menarik minat anak tersebut secara sukarela berangkat dari hatinya yang paling tulus dan dalam. Dengan demikian, jalan yang sangat mudah adalah lewat kegiatan yang

9 digemari dan menjadi kehidupan anak-anak pada saat itu yaitu bermain. Pengembangan kreativitas lewat kegiatan bermain haruslah diarahkan untuk merangsang kemampuan anak agar dapat membuat kombinasi baru, sebagai kemapuan untuk mereproduksi respons yang tidak biasa, serta merangsang agar anak berfikir. Bermain adalah awal timbulnya kreativitas karena dalam kegiatan yang menyenangkan anak akan dapat mengungkapkan gagasan-gagasannya secara bebas dalam hubungan dengan lingkungannya. Kegiatan bermain tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam mengembangkan kreativitas anak. Manfaat bermain bagi anak bukan hanya hiburan relaksasi, melainkan juga memungkinkan anak belajar, baik emosional maupun intelektual. Segi intelektual, bermain dapat membuat anak menyerap informasi baru dan kemudian memanipulasinnya sehingga cocok dengan apa-apa yang telah diketahuinya. Melalui bermain seorang anak dapat mempraktekkan dan meningkatkan kreativitasnya (Freeman dan Munandar, 2001: 146-147). Anak yang kreatif selalu mencari, mengetahui bahwa banyak sekali hal yang bisa ditemukan, dipilah-pilah, dan diperbaiki, atau ditingkatkan, oleh karena itulah ia bekerja dengan giat akibat didorong rasa ingin tahu. Anak yang tidak kreatif perilakunya hanya bisa meniru apa yang dibuat oleh orang lain (Hurlock, 2000 :122). Bentuk permainan salah satunya yang dapat meningkatkan kreativitas adalah Permainan Konstruktif, dimana anak diberi kebebasan untuk

10 mengembangkan daya imajinasinya. Jenis permainan konstruktif yang popular adalah membuat sesuatu dan menggambar. Membuat sesuatu misalnya dari lempung, pasir, balok, lilin, cat, kertas dan lain sebagainya. Bermain konstruktif anak tidak akan merasa bosan untuk menggabungkan dan menyusun bentuk-bentuk kombinasi yang baru dengan alat permainannya. Permainan konstruktif adalah membuat sesuatu yang hasilnya adalah kesenangan. Anak-anak akan sangat sibuk dengan membuat hal yang baru seperti dengan menggunakan balok. Permainan juga tidak akan membuat anak menjadi malas, karena dalam permainan ini anak terus menggunakan daya imajinasinya untuk menghidupkan permainan ini dengan membuat hal-hal yang baru dan unik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Permainan Konstruktif Pada Anak Didik Kelompok B Di TK Aisyiyah V Gemolong. B. Identifikasi Masalah Berdasar latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam penelitian sebagai berikut : 1. Kreativitas anak kurang mendapat perhatian dalam permainan konstruktif. 2. Pengembangan kreativitas anak saat kegiatan di dalam kelas sangat kurang.

11 3. Guru kurang mengetahui pentingnya permainan konstruktif dapat meningkat. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, dan terarah, maka untuk mengkaji yang lebih mendalam perlu adanya pembatasan masalah, Adapun pembatasan masalah yang peneliti kaji adalah 1. Peningkatan kreativitas anak melalui permainan konstruktif dibatasi pernainan konstruktif terstruktur yaitu balok. 2. Kreativitas dibatasi pada kemampuan anak dalam mengemukakan ide/gagasan baru (ide/gagasan yang berbeda dari guru anak lain yang dikemukakan secara praktek langsung) D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini adalah bagaimana usaha peningkatan kreativitas anak? Penelitian ini merumuskan permasalahan pokok yaitu: Apakah permainan konstruktif dapat meningkatkan kreativitas pada anak didik kelompok B, semester II, TK Aisyiyah V Gemolong, tahun pelajaran 2009/2010?.

12 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kreativitas anak, secara khusus bertujuan: Untuk mengetahui bahwa permainan konstruktif dapat meningkatkan kreativitas pada anak didik kelompok B, semester II, TK Aisyiyah V Gemolong, tahun pelajaran 2009/2010. F. Manfaat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Anak a. Anak lebih kreatif dalam permainan konstruktif melalui permainan balok. b. Anak dapat terlibat atau berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran permainan konstruktif. c. Melatih anak kreatif dalam pembelajaran permainan konstruktif. 2. Bagi Guru a. Memberikan informasi tentang ketingkatan kreativitas anak melalui permainan konstruktif. b. Mempermudah pelaksanaan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. 3. Bagi Orang tua Memberikan informasi bahwa permainan konstruktif dapat menjadi salah satu metode pengajaran dan bermain bukan hanya sekedar bermain.

13 4. Bagi TK Meningkatkan mutu TK Aisyiyah V Gemolong melalui peningkatan prestasi anak dan kinerja guru.