BAB I PENDAHULUAN. periodik akan menyiapkan laporan keuangan yang menjadi media untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti merujuk penelitian-penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (manajer). Proksi Discretionary Accrual (DA) merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance. komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Manajer selaku agent mengetahui informasi internal lebih banyak mengenai

BAB I PENDAHULUAN. informasi penting tentang kinerja perusahaan bagi pemakai laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal) IX.1.5,Kep 29 /PM/2004 tanggal 22 desember 2003, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu mengenai Good Corporate Governant (GCG) saat ini telah. perusahaan, masyarakat profesional, universitas dan pembuat lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi. tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah ringkasan dari pencatatan transaksi - transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

5. Asumsi dasar lainnya yang membangun agency theory adalah agency. dana pemilik (agency problem). akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan yang menjalankan kegiatan operasinya secara periodik akan menyiapkan laporan keuangan yang menjadi media untuk menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pemenuhan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham, investor, dan pemerintah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan (Baridwan, 2004). Parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dalam laporan keuangan adalah informasi laba yang terkandung dalam laporan keuangan Laba/Rugi (Boediono, 2005). Laporan Laba/Rugi merupakan salah satu komponen keuangan yang sangat penting karena didalamnya terkandung informasi laba yang bermanfaat bagi pemakai informasi laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan dan kinerja perusahaan. Menurut IAI dalam PSAK No. 1 (Standar Akuntansi Keuangan, 2009:1.2) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang berkualitas haruslah terbebas dari rekayasa dan mengungkapkan informasi yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Namun laporan keuangan 1

sering kali disalahgunakan oleh pihak manajemen dengan melakukan perubahan dalam penggunaan metode akuntansi yang digunakan sehingga akan mempengaruhi informasi jumlah laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan. Informasi jumlah laba sering menjadi target rekayasa oleh pihak manajemen yang dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu, laba dapat diatur, dinaikkan atau diturunkan sesuai keinginan. Perilaku manajemen untuk mengatur laba sesuai keinginannya tersebut dikenal dengan istilah manajemen laba. Belkaoui (2004) mendefinisikan manajemen laba adalah suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk mendapatkan tingkat laba yang diinginkan. Menurut Sefiana (2006), manajemen laba terjadi ketika menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi-transaksi yang mengubah laporan keuangan yang bertujuan untuk menyesatkan stakeholder tentang kinerja ekonomi perusahaan serta untuk mempengaruhi penghasilan kontraktual yang mengendalikan angka akuntansi yang dilaporkan. Manajemen laba muncul sebagai dampak masalah keagenan yang terjadi karena adanya ketidakselarasan kepentingan antara pemegang saham (principal) dan manajemen perusahaan (agent). Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat sedangkan agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh pinjaman, investasi, maupun kontrak kompensasi. 2

Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas good corporate governance diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Peran dan tuntutan investor dan kreditor asing mengenai prinsip good corporate governance merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan. Penerapan prinsip good corporate governance dalam dunia usaha di Indonesia merupakan tuntutan zaman agar perusahaan-perusahaan yang ada jangan sampai terlindas oleh persaingan global yang semakin keras. Perusahaan publik Indonesia diwajibkan untuk mematuhi dan memenuhi praktik tata kelola perusahaan yang telah ditentukan. Perusahaan telekomunikasi seluler dipilih karena merupakan industri berbasis teknologi informasi yang terus berkembang dan bila dibandingkan industri lain, industri telekomunikasi seluler dinilai paling memungkinkan mendapat jangkauan yang luas. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan industri ini yang terus bertambah dari tahun ke tahun yang disebabkan semakin bertambahnya kebutuhan berkomunikasi dari penduduk kota, desa, hingga ke pelosok Indonesia. Perusahaan telekomunikasi seluler menyadari hal tersebut sehingga mereka berusaha keras untuk menyediakan infrastruktur teknologi informasi dan menyediakan produk serta jasa yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, sehingga memungkinkan pelanggan untuk terlibat dalam bisnis mobile melalui koneksi ke jaringan telekomunikasi dan menyediakan berbagai layanan untuk melayani 3

masyarakat umum. Layanan tersebut meliputi desain sistem alih daya atau outsourcing dan juga perangkat keras. Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh mekanisme praktik good corporate governance terhadap manajemen laba. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menguji kembali faktor-faktor yang berpengaruh terhadap manajemen laba karena adanya perbedaan hasil penelitian (research gap) pada penelitian-penelitian sebelumnya. Chtourou et al (2001), Beasley (1996), dan Abbots et al (2000) menguji kaitan antara praktik good corporate governance dengan kualitas laporan keuangan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan mekanisme corporate governance mempunyai hubungan yang positif terhadap kualitas laporan keuangan, sehingga good corporate governance dapat menjadi penghambat aktivitas manajemen laba yang dilakukan oleh manajer. Dengan demikian, informasi yang tersaji tidak menyesatkan dan menggambarkan nilai fundamental perusahaan. Penelitian serupa di Indonesia telah dilakukan oleh Midiastuty & Machfoedz (2003) yang juga meneliti hubungan antara praktik corporate governance terhadap indikasi manajemen laba. Dalam penelitian ini mereka menggunakan tiga variabel independen, yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran dewan direksi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berhubungan negatif dengan manajemen laba. 4

Penelitian juga dilakukan oleh Muh. Arief Ujiyanto & Bambang Agus Pramuka tentang mekanisme Corporate Governance, manajemen laba dan kinerja keuangan (2007). Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: 1) Kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba; 2) Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba; 3) Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba; 4) Jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba; 5) Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan jumlah dewan komisaris secara bersama-sama teruji dengan tingkat pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba; 6) Manajemen laba (discretionary accruals) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan (cash flow return on assets). Pada penelitian ini variabel yang digunakan yaitu kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit. Good Corporate Governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, yaitu: pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya, dan kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu dan transparan terhadap semua informasi kinerja 5

perusahaan, kepemilikan dan stakeholders (Moeljono, 2002). Menurut teori, untuk mengatasi masalah ketidakselarasan kepentingan antara pemegang saham (principal) dan manajemen perusahaan (agent) dapat dilakukan melalui pengelolaan perusahaan yang baik (Midiastuty dan Machfoedz, 2003). Menurut Cadbury Report (1992), prinsip utama GCG adalah: keterbukaan, integritas dan akuntabilitas. Sedangkan menurut Organization for Economic Corporation and Development atau OECD, prinsip dasar GCG adalah: kewajaran (fairness), akuntabilitas (accountability), transparansi (transparency), dan responsibilitas (responsibility). Prinsip-prinsip tersebut digunakan untuk mengukur seberapa jauh GCG telah diterapkan dalam perusahaan. Keempat komponen tersebut sangatlah penting karena penerapan prinsip good corporate governance secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan (Beasly et al., 1998). Selain itu menurut Zarkasyi (2008) good corporate governance adalah struktur yang terdiri dari stakeholders, pemegang saham, komisaris, dan manajer dalam menyusun tujuan perusahaan dan untuk mencapai tujuan tersebut serta mengawasi kinerja manajemen. Berdasarkan Surat Edaran Menteri BUMN No. 106 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri BUMN No. 23 Tahun 2000 yang mengatur dan merumuskan tentang pengembangan praktik Good Corporate Governance dalam perusahaan perseroan, yang kemudian disempurnakan dengan KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN, maka perusahaan telekomunikasi sebagai salah satu perusahaan BUMN Indonesia 6

patut menerapkan praktik Good Corporate Governance untuk kemajuan dan kesejahteraan perusahaan. Keputusan Menteri ini menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan corporate governance dalam hubungannya dengan BUMN adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Selain itu, praktik Good Corporate Governance ini berdampak pada citra perusahaan karena citra perusahaan yang buruk dapat mengurangi nilai perusahaan tersebut sehingga kepercayaan dari investor menurun dan mengakibatkan terhambatnya aliran masuk modal investasi riil maupun investasi non riil. Beberapa penelitian mengenai pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba telah banyak dilakukan oleh peneliti seperti Deni Darmawati (2003) meneliti Corporate Governance dan Manajemen Laba: Suatu Studi Empiris, dengan variabel mekanisme GCG (pelaksanaan RUPS, kualitas dewan komisaris, kualitas komite audit, kualitas hubungan stakeholders, transparansi dan akuntabiltas, kepemilikan saham oleh investor institusional). Hasilnya hanya satu variabel dalam mekanisme GCG, yaitu kualitas hubungan perusahaan dengan stakeholders, yang berhubungan negatif dengan praktik manajemen laba. Wedari (2004) meneliti Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit terhadap Manajemen Laba dengan variabel komite audit, proporsi dewan komisaris, 7

akuntan publik big 4, kepemilikan manajerial dan institusional. Hasilnya komite audit dan dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan manajerial dan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Siregar dan Utama (2005) meneliti pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktik corporate governance terhadap pengelolaan laba (earning management) dengan variabel kepemilikan keluarga, kepemilikan instutisional, ukuran perusahaan, praktik corporate governance (ukuran KAP, proporsi dewan komisaris, dan keberadaan komite audit). Hasilnya kepemilikan keluarga dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan institusional dan tiga variabel praktik GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Tuti Sriwedari (2009) meneliti Mekanisme Good Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan variabel dependen: Manajemen Laba, Kinerja Keuangan dan variabel independen: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Dewan Komisaris. Hasilnya mekanisme Good Corporate Governance mempengaruhi manajemen laba dan manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Suryani (2010) meneliti Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan variabel independennya Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris, Komposisi Dewan 8

Komisaris, Jumlah Rapat Komite Audit dan ukuran perusahaan, sedangkan variabel dependennya adalah manajemen laba dan hasilnya konsentrasi kepemilikan berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan komposisi komite audit, komposisi dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, perlu diadakan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel corporate governance terhadap manajemen laba, maka penelitian ini mengambil kasus pada perusahaan telekomunikasi seluler selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 dengan judul Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Telekomunikasi Seluler yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah mekanisme Good Corporate Governance dalam hal ini Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba? 2. Apakah mekanisme Good Corporate Governance dalam hal ini Proporsi Dewan Komisaris berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba? 3. Apakah mekanisme Good Corporate Governance dalam hal ini Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba? 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk membuktikan secara empiris pengaruh mekanisme good corporate governance yang meliputi kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit secara simultan maupun parsial terhadap manajemen laba. 1.3.2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengenai pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba. 2. Bidang Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan literatur mengenai pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan telekomunikasi seluler di Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memacu penelitian yang lebih baik pada masa yang akan datang mengenai masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian. 10

3. Bagi Investor Dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan telekomunikasi seluler di Indonesia yang go public di Indonesia sehingga dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat. 4. Bagi Regulator Diharapkan dapat menetapkan standar yang lebih baik dimasa yang akan datang mengenai corporate governance. 11