BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi di Indonesia banyak menimbulkan kematian adalah saluran pernafasan baik itu pernfasan atas maupun bawah, yang bersifat akut atau kronis. Infeksi saluran nafas akut (ISPA) ialah infeksi akut yang dapat terjadi disertai tempat disepanjang saluran nafas dan adneki selnya (telinga tengah, cavum pleura, dan paranasalis). (Ngastiyah, 2005). Infeksi saluran nafas bawah yang di dalamnya termasuk bronchopneumonia masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang maupun maju. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, penyakit saluran nafas bawah merupakan penyakit penyebab kematian ke dua di Indonesia. Laporan WHO tahun 2000 menyebutkan, penyebab kematian akibat infeksi adalah infeksi saluran nafas akut termasuk influensa dan pneumonia. Infeksi batuk rejan ditemukan pula sebagai komplikasi penyakit saluran nafas lainnya. Terbesar ditemukan pada kasus (23,5 %). Mengingat infeksi saluran nafas bagian bawah ini bertanggung jawab atas 28,9 % kematian anak balita. (Medistra Hospital). Sepuluh penyakit terbanyak rawat jalan rumah sakit dan dua puluh penyakit dekapitulasi profil kesehatan kabupaten atau kota di Jawa Tengah. Diketahui bahwa bronchopneumonia menempati urutan kesepuluh setelah faringitis dan campak dengan presentase sebesar 1,53 % (tahun lalu hanya 1
1,04 %) dengan jumlah 3,37. Pada tahun 2001 presentasi meningkat menjadi 1,61 % setelah bronkitis akut. (Badan Litbang Kesehatan, 2001). Pada Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang kasus bronchopneumonia mencapai 0,75% pada tahun 2008 dan mengalami peningkatan sampai 1,05% pada tahun 2009 dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki. (Diklat RSI Sultan Agung Semarang). Dengan meningkatnya presentase dari tahun ke tahun ini jelaslah bahwa bronchopneumonia sangat memerlukan penanganan perawatan yang lebih intensif, cepat dan tepat dengan didukung penggunaan teknologi yang lebih menitikberatkan askepnya pada pembebasan jalan nafas dari sumbatan atau kotoran, pemberian oksigen, pemenuhan nutrisi dan hidrasi mencegah komplikasi serta masalah-masalah lain yang meliputi bio-psiko dan spiritual dengan kerjasama sesama teman maupun kolaborasi dengan instalasi kesehatan lain dalam mengatasi segala masalah kesehatan klien serta menekan terjadinya akibat yang lebih buruk. (Badan Litbang Kesehatan, 2001). Upaya yang penting dalam penyembuhan dengan perawatan yang tepat merupakan tindakan utama dalam menghadapi pasien bronchopneumonia untuk mencegah komplikasi yang lebih fatal dan diharapkan pasien dapat segera sembuh kembali. Intervensi keperawatan utama adalah mencegah ketidakefektifan jalan nafas. Agar perawatan berjalan dengan lancar maka diperlukan kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lainnya, serta dengan melibatkan pasien dan keluarganya. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk memberikan 2
Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Bronchopneumonia di Ruang Baitul Athfal RSI Sultan Agung Semarang dengan metode masalah yang sistematis melalui keperawatan. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini antara lain adalah sebagai berikut : 1.Tujuan Umum Menerapkan asuhan keperawatan pasien dengan bronchopneumonia secara tepat di ruang Baitul Athfal RSI Sultan Agung Semarang. 2.Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien bronchopneumonia b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien bronchopneumonia c. Mampu melakukan intervensi pada pasien bronchopneumonia d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada pasien bronchopneumonia e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien bronchopneumonia. C. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data Penulisan karya tulis ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan pemecahan masalah proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi. Adapun teknik 3
penulisan bersifat deskriptif yaitu merupakan suatu gambaran kasus yang dibaca. Sedangkan teknik pengambilan data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi partisipatif Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien selama di rumah sakit dan lebih bersifat obyektif yaitu : dengan melihat respon klien setelah dilakukan tindakan. 2. Interview Suatu teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan keterangan. 3. Pemeriksaan Fisik Suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan mulai dari inspeksi, perkusi dan auskultasi untuk mendapatkan data fisik klien secara keseluruhan. 4. Studi Dokumenter Suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan mempelajari catatan medik dan catatan perawatan serta hasil pemeriksaan diagnostik yang ada. Dalam hal ini penulis mempelajari buku laporan, catatan keperawatan dan catatan medik serta hasil diagnostik. 4
5. Studi Pustaka Yaitu mempelajari buku-buku referensi tentang penyakit yang berhubungan dengan keperawatan. D. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu : Bab I : Berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II : Berisi tentang konsep dasar yang meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi, penatalaksanaan, pengkajian fokus, pathways keperawatan, dan fokus intervensi. Bab III : Berisi tentang tinjauan kasus yang membahas kasus pasien, meliputi pengkajian, pathways kasus, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab IV : Berisi tentang pembahasan kasus yang bertujuan untuk menemukan kesenjangan antara konsep teori dan fakta kasus yang ada mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran. 5