LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2005 SERI D NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 12 TAHUN TAHUN 2005 T E N T A N G

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR: 7 TAHUN 1998 TENTANG KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM MENTERI DALAM NEGERI,

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 9 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 41 Tahun 2016 Seri E Nomor 30 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 2 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2011 T E N T A N G ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MAYANG

TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SOLOK SELATAN

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2007 NOMOR 5 SERI E NOMOR SERI 4

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG KEPENGURUSAN BADAN USAHA MILIK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : D

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

Angka 39 Cukup jelas. Angka 40 Cukup jelas. PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA. Angka 41 Cukup jelas.

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 02 TAHUN 2013 TLD NO : 02

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KAPUAS INDAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA BARAT DAYA,

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : Mengingat :

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2011 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURANDAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KRUENG PEUSANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BREBES KABUPATEN BREBES

BUPATI TEBO PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUMTIRTA MUARO

PERATURAN DAERAH KABIPATEN MAROS NOMOR : 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN ASSET KABUPATEN MAROS

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PERTANIAN KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH WISMA MAROS KABUPATEN MAROS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD. Nomor 5 Tahun 2012 Seri D Nomor 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH OBYEK WISATA AIR BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BERDIKARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

Array - Kota Bogor Online

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PERHOTELAN KABUPATEN BANYUWANGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 13 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TIDUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH UPUN TAKA DI KABUPATEN TANA TIDUNG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR MANUNTUNG JAYA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 31 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH Nomor : 15 Tahun 2002 Seri E Nomor : 1 PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN LAMONGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

Pasal 71. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATURAJA MULTI GEMILANG

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SWATANTRA KABUPATEN BULELENG

BUPATI SIMEULUE PEMERINTAH ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 15

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

1 LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2005 SERI D NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 12 TAHUN TAHUN 2005 T E N T A N G KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI. Menimbang : a. bahwa kepengurusan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi sangat menentukan kelancaran, ketertiban, dan keberhasilan PDAM oleh karena itu dipandang perlu mengatur tugas, tanggung jawab dan wewenang pengurus PDAM Tirta Mayang Kota Jambi ; b. bahwa Peratauran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Jambi Nomor 10 Tahun 1988 tentang Badang Pengawas PDAM Tirta Mayang Kotamadya Jambi dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Jambi Nomor 11 Tahun 1988 tentang Direksi PDAM Tirta Mayang Kotamadya Daerah Tingkat II Jambi sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi saat ini ;

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah Kota Jambi tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi. Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 1690); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peratauran Perundang- Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4430);

3 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah dilingkungan Pemerintah Daerah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 21 Tahun 2001 tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk- Produk Hukum Daerah; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota Daftar Kewenangan Kabupatan dan Kota Perbidang dari Departemen/ LPND; 10. Peraturan Daerah Kotamadya Jambi Nomor 7 Tahun 1974 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mayang Kotamadya Daerah Tingkat II Jambi sebagaimana telah diubah dengan Peratuaran Daerah Kota Jambi Nomor 09 Tahun 2003 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kotamadya Jambi Nomor 7 Tahun 1974 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mayang Kotamadya Daerah Tingkat II Jambi.

4 Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI Dan WALIKOTA JAMBI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI TENTANG KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI. BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Jambi. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Walikota adalah Walikota Jambi. 4. Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnya disebut PDAM adalah Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi. 5. Kepengurusan adalah Pengurus yang terdiri dari Direksi dan Dewan Pengawas.

5 6. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi. 7. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi. 8. Direktur Utama adalah Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi. 9. Anggota Direksi adalah Anggota Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi. 10.Laporan Keuangan adalah Laporan Keuangan yang memuat Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Tahunan. 11.Gaji adalah Penghasilan yang diterima tetap setiap bulan oleh Direksi. 12. Perumahan Dinas adalah Rumah Jabatan untuk Direksi. 13.Jasa Produksi adalah Jasa yang diperoleh dari Laba Bersih Tahunan. 14.Uang Jasa adalah Penghasilan yang diterima oleh Dewan Pengawas setiap bulan. 15.Cuti adalah Cuti yang diberikan kepada Direksi oleh Pejabat yang berwenang. 16.Dana Refresentatif adalah Dana Taktis yang penggunannya diatur oleh Direksi untuk Keperluaan tertentu

6 BAB II PENGURUS PDAM PASAL 2 Pengurus PDAM Terdiri dari : a. Direksi b. Dewan Pengawas PASAL 3 (1).Pengurus PDAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diangkat dan diberhentikan oleh Walikota dan Khusus untuk Direksi atas usul Dewan Pengawas. (2) Jumlah anggota masing-masing pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak 3 (tiga) orang. (3) Pengangkatan pengurus PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota. PASAL 4 (1).Salah satu dari anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a diangkat sebagai Direktur Utama. (2) Salah satu dari anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b diangkat menjadi Ketua merangkap anggota. PASAL 5 Pengurus PDAM sebelum menjalankan tugasnya dilantik dan diambil sumpah dan jabatannya oleh Walikota sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

7 PASAL 6 (1).Direksi memimpin PDAM sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. (2) Direktur Utama bertanggung jawab kepada Dewan Pengawas dalam hal administratif fungsional. (3) Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Walikota. BAB III D I R E K S I PASAL 7 (1).Apabila ada jabatan Direksi yang kosong Dewan Pengawas segera menginventarisir pegawai PDAM yang memenuhi persyaratan untuk dicalonkan sebagai Direksi. (2) Apabila dari pegawai PDAM tidak ada yang memenuhi persyaratan, Dewan Pengawas segera mencari tenaga dari Masyarakat yang memenuhi persyaratan diumumkan melalui media masa untuk dicalonkan sebagai Direksi. PASAL 8 (1).Untuk dapat diangkat sebagai anggota Direksi, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S1). b. Mempunyai pengalaman kerja sekurangkurangnya 5 (lima) Tahun mengelola Perusahaan yang dibuktikan dengan surat keterangan (Referensi) dari Perusahaan dengan penilaian baik.

8 c. Membuat dan menyajikan profosal tentang visi dan misi PDAM. d. Diutamakan yang pernah mengikuti pelatihan manajemen air minum didalam atau diluar negeri. e. Selama menjadi Direksi bertempat tinggal dan berdomisili di Kota Jambi. f. Batas usia pada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 52 (lima puluh dua) tahun. g. Tidak terikat hubunga keluarga dengan Walikota, dengan anggota Dewan Pengawas atau dengan anggota Direksi lainnya sampai derajat ketiga baik menurut menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipar. h. Dinyatakan tidak pernah melakukan tindakan pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. i. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela/ amoral. j. Dinyatakan lulus fet and propertes. k. Diusulkan oleh Dewan Pengawas. (2).Anggota Direksi tidak dibenarkan memangku jabatan pangkat sebagaimana tersebut dibawah ini : a. Anggota Direksi Perusahaan Daerah lainnya atau Perusahaan Swasta, atau jabatan lainnya yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan. b. Jabatan Struktural dan Fungsional lainnya dalam Instansi/ Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah. c. Jabatan lain sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah dan Ketentuan Perundangan-Undangan yang berlaku.

9 PASAL 9 (1).Masa jabatan anggota Direksi paling lama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. (2) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan apabila seorang Direktur diangkat sebagai Direktur Utama. PASAL 10 Direksi dalam mengelola PDAM mempunyai wewenang sebagai berikut : a. Mengangkat dan memberhentikan pegawai. b. Mengangkat dan memberhentikan pegawai dalam suatu jabatan dibawah Direksi. c. Menandatangani dokumen pinjaman setelah mendapat persetujuan Walikota dan DPRD atas usul/ saran dari Dewan Pengawas. d. Menandatangani Neraca dan Perhitungan Laba/ Rugi. e. Menandatangani Perikatan Hukum dengan para pihak. PASAL 11 Direksi dalam mengelola PDAM mempunyai tugas sebagai berikut : a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan PDAM. b. Merencanakan dan menyusun program kerja perusahaan 4 (empat) tahunan dan tahunan. c. Membina pegawai. d. Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM. e. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

10 f. Melaksanakan kegaitan teknik PDAM. g. Mewakili PDAM baik didalam maupun diluar pengadilan. h. Menyampaikan laporan secara berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi. PASAL 12 (1).Paling lama 6 (ena) bulan setelah berakhirnya tahun buku, Direksi menyampaikan Laporan Keuangan kepada Dewan Pengawas yang terdri dari Neraca dan Perhitungan Laba/ Rugi Tahunan. (2) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. PASAL 13 (1).Penghasilan Direksi terdiri dari gaji, tunjangan dan jasa produksi. (2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : a. Direktur Utama 2,5 (Dua setengah) kali gaji tertinggi Pegawai PDAM Tirta Mayang. b. Direktur 90% (Sembilan puluh per seratus) dari gaji Direktur Utama. (3) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Tunjangan kesehatan. b. Tunjangan kemahalan/ operasional. c. Tunjangan perumahan dinas atau uang sewa rumah yang pantas.

11 (4) Penetapan tunjangan Direksi sebagimana dimaskud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Walikota atas usul Dewan Pengawas. PASAL 14 Dana representatif 75% (Tujuh puluh lima per seratus) dari jumlah penghasilan Direksi yang diterima dalam satu tahun. PASAL 15 (1) Jasa Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) diberikan setiap tahun. (2) Pembagian jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas. PASAL 16 Direksi PDAM yang akan melakukan perjalanan dinas keluar daerah harus mendapat izin dari Dewan Pengawas, sedangkan perjalanan dinas keluar negari harus mendapat izin dari Walikota. PASAL 17 (1) Anggata Direksi memperoleh hak cuti sebagai berikut : a. Cuti Tahunan selama 12 (Dua belas) hari kerja.

12 b. Cuti Besar/ Cuti Panjang selama 2 (dua) bulan untuk setiap 1 (satu) kali masa jabatan. c. Cuti menunaikan ibadah Haji selama 40 (empat puluh) hari. d. Cuti melahirkan selama 3 (tiga) bulan. (2) Pelaksanaan hak cuti sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas. (3) Anggota Direksi selama menjalankan cuti mendapatkan penghasilan penuh dari PDAM. PASAL 18 Pensiun Direksi diatur sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun Bersama Perusahaan Air Minum selurih Indonesia (DAPENMA PAMSI). PASAL 19 Direksi dalam melaksanakan kegiatan opersioanal PDAM sehari-hari harus berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang ditetapkan oleh Walikota berdasarkan Persetujuan Dewan Pengawas. PASAL 20 Direksi mengusulkan kepada Walikota melalui Dewan Pengawas mengenai harta kekayaan PDAM yang tidak digunakan atau tidak bermanfaat lagi untuk dihapuskan atau dijual sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

13 PASAL 21 (1) Direksi memerlukan persetujuan atau pemberian kuasa dari Walikota sesuai dengan peraturan yang berlaku setelah mendapat Rekomendasi dari Dewan Pengawas dalam hal-hal sebagai berikut : a. Mengadakan perjanjian-perjanjian yang berlaku untuk jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun. b. Mengadakn pinjaman dan pengeluaran obligasi. c. Memperoleh, memindah tangankan atau membebani benda tidak bergerak. d. Mengadan Investasi baru diluat anggaran. e. Penyertaan modal dalam Perusahaan lain. (2) Dalam hal Direksi tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka tindakan Direksi tersebut dianggap tidak mewakili PDAM dan menjadi tanggung jawab pribadi Anggota Direksi yang bersangkutan. PASAL 22 Direksi dalam melakukan kerjasama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf e harus mendapatkan persetujuan DPRD. BAB IV DEWAN PENGAWAS PASAL 23 (1).Dewan Pengawas dapat terdiri dari Pejabat Daerah, Perorangan dan Masyarakat konsumen yang memenuhi persyaratan.

14 (2).Pejabat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pejabat yang tugas dan fungsinya membina Perusahaan Daerah. (3) Perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tenaga profesional. (4) Masyarakat konsumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tokoh masyarakat pelanggan air minum, mangetahui manajemen perusahaan dan mampu menjembatani antara PDAM dengan pelanggan air minum. (5) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain : a. Menguasai Manajemen PDAM. b. Menyediakan waktu yang cukup. c. Selama menjadi Anggota Dewan Pengawas bertempat tinggal atau berdomisili di Kota Jambi. d. Tidak terikat hubungan keluarga dengan Walikota atau dengan anggota Dewan Pengawas yang lain atau dengan anggota Direksi sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipar. (6) Apabila hubungan keluarga terjadi setelah pengangkatan, untuk melanjutkan jabatannya harus ada izin tertulis dari Walikota. (7) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a dan huruf b akan diatur lebih rinci dengan Peraturan Walikota. PASAL 24 (1).Anggota Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota. (2) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberhentikan oleh Walikota sebelum masa jabatannya berakhir apabila dianggap tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

15 PASAL 25 Masa jabatan anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. PASAL 26 Dewan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut : a. Memberi petunjuk dan peringatan kepada Direksi yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan program kerja yang telah disetujui. b. Memeriksa anggota Direksi yang diduga merugikan PDAM. c. Memberi persetujuan RKAP yang diajukan oleh Direksi. PASAL 27 Dewan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mengawasi kegiatan Direksi. b. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota terhadap pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi. c. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota terhadap program kerja yang diajukan oleh Direksi. d. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota terhadap rencana perubahan status kekayaan PDAM. e. Memberikan pendapat dan saran kepada Walkota terhadap rencana pinjaman dan perikatan hukum dengan pihak lain. f. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota terhadap laporan Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi.

16 PASAL 28 Pelaksanaan tugas Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 sebagai berikut : a. Mengadakan rapat paling kurang 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan untuk membahas dan menilai hal-hal yang berhubungan dengan PDAM sesuai dengan tuga pokok, fungsi dan hak serta kewajibannya. b. Ketua Dewan Pengawas wajib menyelenggarakan koordinasi yang baik dalam lingkungan Dewan Pengawas itu sendiri maupun dalam hubungan dengan Direksi. PASAL 29 Dewan Pengawas dapat mengusulkan perubahan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Walikota. PASAL 30 (1).Setiap anggota Dewan Pengurus menerima penghasilan berupa uang jasa dan jasa produksi. (2) Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : a. Ketua Dewan Pengawas menerima uang jasa 40% (Empat puluh per seratus) dari gaji Direktur Utama. b. Sekretaris Dewan Pengawas menerima uang jasa 35% (Tiga puluh lima per seratus) dari gaji Direktur Utama. c. Anggota Dewan Pengawas menerima uang jasa 30% (Tiga puluh per seratus) dari gaji Direktur Utama.

17 (3) Untuk jasa produksi dapat diberikan apabila perusahaan memperoleh laba/ keuntungan yang pengaturannya ditetapkan dengan Keputusan Direksi. BAB V PEMBERHENTIAN PASAL 31 Pengurus PDAM dapat diberhentikan dengan alasan : a. Meninggal dunia. b. Atas permintaaan sendiri. c. Karena kesehatan tidak dapat melaksanakan tugasnya. d. Tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan. e. Terlibat dalam tindakan yang merugikan PDAM. f. Terlibat dalam tindak pidana yang telah mempuyai kekuatan hukum yang terap. g. Terlibat atau melakukan perbuatan tercela/ amoral. PASAL 32 (1).Anggota Pengurus PDAM yang diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf d, huruf e dan huruf f segera dilakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap anggota Direksi dilakukan oleh Dewan Pengawas PDAM dan atau Badan Pengawas Kota (Banwasko) Jambi, sedangkan terahadap anggota Dewan Pengawas PDAM dilakukan oleh Badan Pengawas Kota (Banwasko) Jambi.

18 (3) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) anggota Direksi apabila terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, maka Dewan Pengawas PDAM dan atau Badan Pengawas Kota (Banwasko) Jambi melaporkan hasil pemeriksaan tersebut kepada Walikota. (4) Walikota paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sudah mengeluarkan Surat Keputusan tentang Pemberhentian sebagai Anggota Direksi. (5) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) anggota Dewan Pengawas yang terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, maka Walikota paling lama 7 (tujuh) hari kerja sudah mengeluarkan Surat Keputusan tentan pemberhentian sebagai anggota Dewan Pengawas. PASAL 33 (1).Pengurus yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 31 huruf a, huruf b, dan huruf c diberhentikan dengan hormat dan diberikan uang pesangon. (2) Pengurus yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g diberhentikan tidak dengan hormat dan tidak diberikan uang pesangon. (3) Pengurus yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c diberikan pesangon sebesar satu kali penghasilan yang diterima pada bulan terakhir.

19 PASAL 34 (1).Anggota Direksi yang berasal dari karyawan dan telah berakhir masa jabatannya dapat diangkat menjadi staf ahli Direksi. (2) Pengangkatan staf ahli Direksi dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. (3) Staf ahli Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Direksi yang ditetapkan dengan Keputusan atas persetujuan Walikota. PASAL 35 Staf ahli menerima gaji sebesar 1 ½ (satu setengah) kali gaji pegawai tertinggi. BAB VI PENGHARGAAN PURNA JABATAN PASAL 36 (1).Direksi berhak atas penghargaan purna jabatan yang ditetapkan oleh Walikota. (2) Penghargaan purna jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan berupa uang dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan pertama berakhir maka yang bersangkutan menerima uang penghargaan purna jabatan sebesar 30% (Tiga puluh per seratus) dari gaji satu tahun terakhir. b. Jika diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan kedua berakhir maka yang bersangkutan menerima uang penghargaan purna jabatan sebesar 50% (Lima puluh per seratus) dari gaji satu tahun terakhir.

20 c. Jika diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan ketiga berakhir maka yang bersangkutan menerima uang penghargaan purna jabatan sebesar 75% (Tujuh puluh lima per seratus) dari gaji satu tahun terakhir. d. Jika Direksi diberhentikan dengan hormat sebelum berakhirnya masa jabatan kedua atau ketiga, maka yang bersangkutan menerima uang penghargaan purna jabatan berdasarkan perhitungan atas dasar masa jabatan sebelumnya. (3) Direksi tidak berhak mendapat uang penghargaan purna jabatan apabila diberhentikan tidak dengan hormat. (4) Uang penghargaan purna jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah diberhentikan sebagai Direksi PDAM. BAB VII KETENTUAN PENUTU PASAL 37 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Jambi Nomor 10 Tahun 1988 tentang Badan Pengawas PDAM Tirta Mayang dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Jambi Nomor 11 Tahun 1988 tentang Direksi PDAM Tirta Mayang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. PASAL 38 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

21 Diundangkan di Jambi Pada tanggal. Oktober 2010 Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Jambi. Ditetapkan di Jambi Pada tanggal.. Oktober 2010 WALIKOTA JAMBI Ttd SEKRETARIS DAERAH KOTA JAMBI Ttd PEMBINA.. NIP. R. BAMBANG PRIYANTO LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2005 NO. 13 SERI D NOMOR 02 Salinan sesuai dengan aslinya KABAG HUKUM DAN PER-UU SEKDA KOTA JAMBI.. PEMBINA.. NIP.