I. Pengetahuan 1. Lipstik adalah pewarna bibir yang di kemas dalam bentuk batang yang digunakan untuk mewarnai bibir.

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel Pelarut Dalam Percobaan Metode Kromatografi. A n-butanol 40 bagian volume. B Iso-butanol 30 bagian volume

LEMBAR OBSERVASI. Lokasi : No. Objek Pengamatan Kategori A Pemilihan Bahan Makanan Ya Tidak

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriptif yaitu menganalisa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kuesioner Penelitian

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK YANG BEREDAR DI MASYARAKAT TAHUN 2011

ANALISIS PENGGUNAAN RHODAMIN B PADA CABE GILING BASAH YANG DIJUAL DI PASAR KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menggunakan zat warna alami dan sintetis untuk membuat tampilan produk

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan yaitu untuk memperbaiki warna,

(asam sitrat), Pengawet (natrium benzoat), Pewarna makanan. Komposisi: Gula, Glukosa, Buah nanas, Asam Sitrat, Perasa dan Pewarna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

THE IDENTIFICATION OF SYNTHETIC DYES IN RENGGINANG CRACKERS BY PAPER CHROMATOGRAPHY. Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Lelie Amaliatusshaleha

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan dalam Peraturan Menteri Kehatan RI No.

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

DAFTAR LAMPIRAN. xvii

BAB III METODE PENELITIAN. Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi saat ini, penggunaan zat warna alami semakin

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

Winda Rukmana 1. Indra Chahaya 2. Nurmaini 2 ABSTRACT

Nina Jusnita 1, Lioba Sripadma Septifani Nandu 2 Fakultas Farmasi UTA 45 Jakarta ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

I. PENDAHULUAN. Saat ini kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, terutama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

balado yang beredar di Bukittinggi, dalam Majalah Kedokteran Andalas, (vol.32, No.1, Januari-juni/2008), hlm. 72.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

Lampiran 1. Angket Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA LIPSTIK BERWARNA MERAH YANG DIJUAL DI PASAR ANTASARI BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN

INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA MINUMAN RINGAN BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

I. PENDAHULUAN. adalah pewarna bibir. Pewarna bibir termasuk dalam sediaan kosmetik. untuk menyembunyikan kekurangan pada kulit sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

Tabel jenis pewarna alami pada produk makanan dan batas maksimum penggunaannya

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

BAB I PENDAHULUAN. parfum, lipstik, kuku dan cat kuku kaki, mata dan riasan wajah, gelombang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 5, No. 2 Juni Identifikasi rhodamin B pada kembang gula yang beredar di Kota Jambi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR BAHAN PEWARNA YANG DIIZINKAN DIGUNAKAN DALAM KOSMETIK

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 239/Men.Kes/Per/V/85 TENTANG ZAT WARNA TERTENTU YANG DINYATAKAN SEBAGAI BAHAN BERBAHAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

PEMERIKSAAN JENIS DAN KADAR ZAT PEWARNA BUATAN PADA PERMEN LOLIPOP BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan suatu organ yang berada pada seluruh permukaan luar

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993).

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang beredar di masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB II : CH 2 O. Berat molekul : 30,03. Kelarutan. : mudah. pelarut polar. air dengan. berwarna. ini tidak. terutama. tajam. Jika.

IDENTIFIKASI PEWARNA SINTETIS PADA PERMEN PADAT SECARA KROMATOGRAFI KERTAS DI BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN MEDAN TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN. PERCOBAAN 1: Analisis Zat Pewarna. Kamis 01 Desember 2016

IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT YANG BEREDAR DI PASAR PAGI SAMARINDA. Eka Siswanto Syamsul, Reny Nur Mulyani, Siti Jubaidah

BAB I PENDAHULUAN. industri pangan karena mempunyai banyak kelebihan, diantaranya adalah proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempercantik wajah. Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari

BAB I PENDAHULUAN. Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian

Bahan Tambahan Pangan (Food Additive)

ABSTRAK ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA JELLY BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Manado September 2011 LEMBAR JAWABAN. Ujian Praktikum. Bidang Kimia. 13 September 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

IDENTIFIKASI FLAVONOID DAUN TEH HIJAU (Camelia sinensis L. Kuntze) SECARA REAKSI WARNA DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS. Afriani Kusumawati

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA TARTRAZIN DALAM MINUMAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN WARA KOTA PALOPO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

Pembuatan Pewarna Alami Makanan dan Aplikasinya. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

BAB 1 PENDAHULUAN. merubah warna kulit sehingga menjadikan kulit putih bersih dan bersinar

I. PENDAHULUAN. sehingga memberikan kesegaran bagi konsumen. Warna yang beraneka macam

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

Transkripsi:

Lampiran KUESIONER ANALISA ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA LIPSTIK DAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PEDAGANG KOSMETIK TENTANG BAHAYA RHODAMIN B DI PASAR RAMAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Lama Berjualan : I. Pengetahuan 1. Lipstik adalah pewarna bibir yang di kemas dalam bentuk batang yang digunakan untuk mewarnai bibir. 2. Salah satu syarat lipstik yang baik adalah tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir. 3. Bahan-bahan utama pada lipstik adalah lilin, minyak, lemak, antioksidan, surfaktan, bahan pengawet dan zat pewarna. 4. Rhodamin B adalah bahan kimia yang digunakan sebagai zat pewarna dalam industri tekstil dan kertas. 5. Rhodamin B dapat digunakan sebagai zat pewarna dalam pembuatan lipstik. 6. Rhodamin B merupakan zat pewarna sintetis untuk bahan campuran lipstik. 7. Rhodamin B menghasilkan warna yang lebih cerah dibandingkan pewarna alami

8. Rhodamin B adalah salah satu zat warna berbahaya yang tidak diperbolehkan pemakaiannya di Indonesia. 9. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan mengakibatkan gejala keracunan jika tertelan melalui makanan. 10. Rhodamin B dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernafasan seperti batuk, sakit tenggorokan, jika terhirup. 11. Rhodamin B dapat menimbulkan iritasi jika mengenai kulit. 12. Rhodamin B juga dapat menimbulkan iritasi yang ditandai mata kemerahan jika terkena mata 13. Iritasi kulit dan alergi kulit merupakan kondisi yang lazim ditemui akibat paparan Rhodamin B terhadap kulit 14. Rhodamin B dapat menimbulkan efek kronis seperti gangguan fungsi hati dan kanker. 15. Efek kronis yang ditimbulkan zat pewarna rhodamin B dapat terlihat setelah 10 sampai 20 tahun kemudian.

II. Sikap Berilah tanda centang ( ) pada salah satu kolom setiap pertanyaan di bawah ini. Jawaban No. Pernyataan S TS 1. Lipstik merupakan kosmetik dekoratif yang digunakan untuk mewarnai bibir sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. 2. Lipstik yang baik adalah lipstik yang tidak hanya mempercantik bibir tetapi mampu memberikan nutrisi dan melembabkan bibir. 3. Zat pewarna memiliki peranan besar dalam setiap fungsi kosmetik dekoratif. 4. Zat warna dalam kosmetik harus memenuhi syarat keamanan. 5. Rhodamin B merupakan zat warna sintetis yang digunakan untuk pewarna tekstil bukan kosmetik 6. Rhodamin B bersifat racun dan dapat menimbulkan kanker. 7. Lipstik yang mengandung zat pewarna seperti rhodamin B termasuk golongan kosmetik berbahaya. 8. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi pada kulit 9. Jika terpapar pada bibir, rhodamin B dapat menyebabkan bibir pecah-pecah, kering, gatal dan terkelupas. 10. Rhodamin B dapat menyebabkan kanker dan gangguan fungsi hati

Keterangan : S TS = Setuju = Setuju

III. Tindakan Berilah tanda centang ( ) pada salah satu kolom setiap pertanyaan di bawah ini. Jawaban No Pertanyaan. P TP 1. Apakah anda pernah menjual lipstik yang tidak memiliki izin BPOM? 2. Apakah anda pernah membaca komposisi dari bahan kosmetik seperti lipstik yang anda jual? 3. Apakah anda pernah menawarkan produk lipstik yang tidak memiliki daftar komposisi? 4. Apakah anda pernah membaca informasi bahwa rhodamin B merupakan zat warna sintetis yang tidak diperbolehkan untuk bahan campuran kosmetik seperti lipstik? 5. Apakah anda pernah mencari informasi bahwa rhodamin B dapat menyebabkan iritasi pada kulit? 6. Apakah anda pernah mencari informasi bahwa rhodamin B dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan kanker? 7. Apakah anda pernah membaca informasi bahwa rhodamin B merupakan zat warna berbahaya yang dilarang pemakaiannya di Indonesia? 8. Apakah anda pernah menemukan bahan rhodamin B pada lipstik yang anda jual? Keterangan : P = Pernah TP = Pernah

Lampiran Tabel Pelarut Dalam Percobaan Kromatografi A n-butanol 40 bagian volume Asam asetat glasial 10 bagian volume Air suling 20 bagian volume B Iso-butanol 30 bagian volume Etanol air suling 20 bagian volume Air suling 20 bagian volume Pada 99 bagian volume campuran, tambahkan 1 bagian volume amonia pekat C Fenol 80 gram Air suling 20 gram D Etil metil keton 350 bagian volume Aseton 150 bagian volume Air suling 150 bagian volume Amonia pekat 1 bagian volume E Etil metil keton 50 bagian volume Aseton 30 bagian volume Air suling 30 bagian volume Faktor-faktor Etil asetat 11 bagian volume Piridin 5 bagian volume Air suling 4 bagian volume Gambar Encerkan 5 ml ammonia pekat dengan air suling hingga 100 ml tambahkan 2 gr trinitrium sitrat dan larutkan Sumber : Standar Industri Indonesia (SII) Departemen Perindustrian RI

Lampiran Harga Rf Untuk Berbagai Macam Pelarut Pewarna Merah Ponceau Mx Ponceau 4R Carmoisme Aamaranth Red 10 B Erytrosine Red 2 G Red 6 B Red F B Ponceau SX Ponceau 3 R Fast Red E Jingga Orange G Orange RN Sunset yellow FCF Kuning Tartrazine Naphthol yellow S Yellow 2 G Yellow FRS Yellow RY Hijau, Biru, Ungu Green S Blue VRS Indago karimue Violet BNP Coklat, Hitam Brown FK Chocolate brown Pelarut A B C D E F G 0.33 0.55 0.35 0.41 0.41 0.23 0.19 0.18 0.26 0.13 0.26 0.25 0.07 0.57 0.44 0.17 0.37 0.28 0.55 0.30 0.15 0.14 0.19 0.11 0.17 0.16 0.04 0.33 0.26 0.30 0.23 0.37 0.37 0.21 0.20 1.00 0.58 0.47 0.57 1.00 0.56 0.06 0.35 0.35 0.38 0.39 0.41 0.18 0.46 0.18 0.17 0.37 0.22 0.22 0.10 0.28 0.25 0.11 0.49 0.13 0.58 0.24 0.01 0.39 0.30 0.41 0.39 0.51 0.26 0.32 0.38 0.47 0.35 0.45 0.58 0.21 0.11 0.38 0.47 0.45 0.49 0.51 0.24 0.19 0.35 0.47 0.48 0.52 0.46 0.23 0.66 0.59 0.75 0.74 0.75 0.78 0.57 0.28 0.28 0.45 0.40 0.43 0.46 0.22 0.43 0.12 0.17 0.09 0.20 0.25 0.04 0.70 0.44 0.54 0.17 0.68 0.73 0.44 0.40 0.44 0.41 0.41 0.37 0.65 0.31 0.76 0.33 0.47 0.30 0.43 0.47 0.22 0.54 0.77 0.04 0.18 0.07 0.16 0.03 0.27 0.44 0.44 0.70 0.41 0.67 0.30 0.83 0.54 0.07 0.76 0.64 0.70 0.32 0.79 0.14 0.20 0.30 0.28 0.34 0.14 0.11 0.54 0.63 0.80 0.68 0.75 0.32 5 0.18 0.34 0.36 0.57 0.61 0.27 0.03 0.49 0.75 0.77 0.49 0.18

Lampiran TAMPILAN OUT PUT TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PEDAGANG KOSMETIK TENTANG BAHAYA RHODAMIN B DI PASAR RAMAI KOTA MEDAN TAHUN 2013. Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 20-24 7 23.3 23.3 23.3 25-29 13 43.3 43.3 66.7 30-34 9 30.0 30.0 96.7 >35 1 3.3 3.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Pendidikan terakhir Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SMA 29 96.7 96.7 96.7 SMP 1 3.3 3.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Lama berjualan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1-4 14 46.7 46.7 46.7 5-8 13 43.3 43.3 90.0 >9 3 10.0 10.0 100.0 Total 30 100.0 100.0

Pengetahuan pedagang kosmetik Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik 14 46.7 46.7 46.7 Sedang 16 53.3 53.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Sikap pedagang kosmetik Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik 17 56.7 56.7 56.7 Kurang 13 43.3 43.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Tindakan pedagang kosmetik Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik 6 20.0 20.0 20.0 Kurang 24 80.0 80.0 100.0 Total 30 100.0 100.0

Lampiran Dokumentasi Penelitian Gambar lampiran 1. Sampel Lipstik

Gambar lampiran 2. Neraca Analitik untuk menimbang sampel Gambar lampiran 3. Penangas Air untuk mendidihkan sampe

Gambar lampiran 5. Chamber untuk proses pergerakan zat warna Gambar lampiran 6. Hasil pergerakan zat warna pada sampel

Gambar lampiran 7. Pembagian Kuesioner Kepada Pedagang Kosmetik