BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, 2008), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan tetapi lebih dari itu adalah transfer prilaku.

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ali Muhdi Amnur (ed.), Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar mencerminkan dua arah, bukan semata-mata memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2005 tentang guru dan dosen serta UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. I,

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pada BAB IV dapat dikemukakan simpulan penelitian yaitu penerapan metode

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 2

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Depok: Intuisi Press,1998) Cet 2, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Carilah ilmu pengetahuan itu semenjak kamu dalam buaian hingga meninggal dunia. 2

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia diatur dalam undang-undang termasuk pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hlm.4. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 317

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah mengupayakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional termasuk Pendidikan Agama Islam bagi bangsa Indonesia, karena sepanjang hidup manusia membutuhkan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan atau pembelajaran merupakan salah satu wahana yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan potensi siswa menuju jalan kehidupan yang disediakan oleh Sang penciptanya, dan siswa sendiri yang akan memilih, memutuskan, dan mengembangkan jalan hidup dan kehidupan yang telah dipelajari dan dipilihnya. Fungsi guru Pendidikan Agama Islam adalah berupaya untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode-metode pembelajaran yang memungkinkan dapat membantu kemudahan, kecepatan, kebiasaan, dan kesenangan siswa mempelajari Islam untuk dijadikan pedoman dan petunjuk hidup dan kehidupannya. 2 Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran-ajaran Islam dan tatanan nilai hidup dan kehidupan Islami, perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran pendidikan agama yang baik agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan, dan pengembangan kehidupan siswa. Karena itu, salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang 1 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Bab I Pasal 1 Ayat 1, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 72. 2 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, hlm. 184. 1

2 guru atau pembelajar Pendidikan Agama Islam adalah kemampuan merencanakan untuk mengembangkan metode pembelajarannya secara professional. Dengan perkataan lain, kemampuan perencanaan dan pengembangan ini mutlak dibutuhkan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik atau pembelajar, sekaligus sebagai perancang pembelajaran pendidikan agama. 3 Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaksi antara guru dan murid yang berlangsung secara terarah untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk memenuhi hal tersebut, guru dituntut mampu mengelola proses belajar-mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar. 4 Selama ini, metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal dan demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tampak kering. Cara-cara seperti itu membuat siswa tampak bosan, jenuh, dan kurang bersemangat dalam belajar agama. Jika secara psikologis siswa kurang tertarik dengan metode yang digunakan oleh guru, maka dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan balik (feed back) psikologis yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran. Indikasinya adalah siswa menjadi tidak tertarik dengan materi-materi agama. Kalau kondisinya sudah seperti itu, sangat sulit mengharapkan siswa sadar dan mau mengamalkan ajaranajaran agama. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia memerlukan berbagai inovasi dan kreativitas agar tetap berfungsi optimal di tengah arus perubahan, maka pendidikan agama juga membutuhkan berbagai upaya inovasi agar eksistensinya tetap bermakna bagi kehidupan siswa sebagai individu, anggota masyarakat, dan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. 5 3 Ibid. 4 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. 10, hlm. 21. 5 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Semarang: Rasail, 2008), Cet. 1, hlm. 3.

3 Binatang yang halal dan haram adalah salah satu materi pokok Pendidikan Agama Islam pada kelas VIII. Menurut beberapa guru agama Islam pada materi pokok ini banyak siswa yang nilainya rendah, hal ini disebabkan karena pemahaman siswa sangat kurang terhadap materi pokok ini. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Bagaimanapun cara guru dalam mengajarkan pengetahuan kepada anak-anak didiknya akan turut menentukan hasil belajar siswa. Desain strategi pembelajaran sangat strategis, karena ia merupakan cara seorang guru atau dosen sebagai ujung tombak perubahan melakukan usaha nyata untuk tercapainya kompetensi. 6 Pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik siswa, serta situasi atau kondisi di mana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung. Terdapat beberapa metode dan tehnik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya efektif dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran tersebut. 7 Menurut teori Mel Siberman cara belajar dengan cara mendengarkan akan lupa; dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit; dengan cara mendengarkan, melihat, mempertanyakan, dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham; dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan mengajarkan. Sedangkan menurut teori belajar Edward Lee Throndike mengemukakan bahwa perilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang di lingkungan sehingga menimbulkan respons secara refleks. Stimulus yang terjadi setelah sebuah perilaku terjadi akan mempengaruhi perilaku selanjutnya untuk berbuat seperti pada materi pokok binatang yang halal dan haram 6 Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Bekerja Sama dengan CTSD UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 53. 7 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 3, hlm. 7.

4 yaitu meyebutkan, menunjukkan dalil, mengidentifikasikan, dan menjauhi makanan yang berasal dari hewan yang haram dimakan. Dari pengalaman pembelajaran di atas, menimbulkan pemikiran baru untuk bagaimana untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok binatang yang halal dan haram melalui strategi pembelajaran index card match. Index card match merupakan strategi pembelajaran partisipatoris aktif sebagai desain pembelajaran yang inovatif. Index card match atau mencari pasangan adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, siswa diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. 8 Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal. 9 Guru harus dapat menggunakan strategi tertentu dalam pemakaian metodenya sehingga dia dapat mengajar dengan tepat, efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar serta memotivasi siswa untuk belajar dengan baik, sehingga otomatis hasil belajar siswa akan meningkat. Memperhatikan permasalahan di atas, maka hal tersebutlah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan mengambil judul: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa terhadap Materi Pokok Binatang yang Halal dan Haram melalui Strategi Pembelajaran Index Card Match pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII B SMPN 1 Winong Pati. 8 Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hlm. 67. 9 Ismail SM, op.cit., hlm. 25.

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam pembelajaran dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, guru selalu menerapkan metode ceramah sehingga sehingga siswa cepat bosan dan malas belajar, sehingga hasil belajar rendah dan nilai yang berada di bawah kriteria ketuntasan minimal mencapai 39,47%. 2. Kurangnya pengetahuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. C. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahfahaman dan untuk memperjelas pokok masalah yang dibahas dalam penulisan penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah pokok tersebut yaitu: 1. Hasil Belajar Hasil belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu hasil dan belajar. Hasil berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha. 10 Sedangkan menurut Kimble, belajar ialah perilaku yang relatif permanen yang merupakan hasil dari pengalaman. 11 Menurut Witherington, sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto mengemukakan: Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. 12 Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 13 Jadi yang dimaksud hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari perubahan perilaku atau apa yang dicapai siswa sebagai hasil interaksi edukatif yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. 10 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 300. 11 Netty Hartati, dkk., Islam & Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 53. 12 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 16, hlm. 84. 13 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. 6, hlm. 22.

6 2. Binatang yang Halal dan Haram Binatang yang halal adalah segala jenis binatang yang dapat dimakan oleh manusia dan dihalalkan oleh syariat Islam. Binatang yang diharamkan adalah segala jenis binatang yang dilarang memakannya, karena diharamkan menurut syariat Islam. 14 Jadi binatang yang halal adalah binatang yang diperbolehkan bagi umat Islam untuk memakannya dan yang pasti mendatangkan manfaat bagi yang mengkonsumsinya. Sedang binatang yang haram adalah binatang yang tidak diperbolehkan dimakan bagi umat Islam dan mendatangkan mudharat (merusak) bagi kesehatan badan. 3. Strategi Pembelajaran Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos, yang berarti jenderal atau panglima sehingga strategi lebih sering diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau kepanglimaan. 15 Namun dalam perkembangannya istilah strategi mulai diadopsi dan digunakan dalam beberapa bidang. Berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, strategi adalah setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa menuju tercapainya pembelajaran tertentu. Mulyasa mendefinisikan strategi pembelajaran yaitu strategi yang digunakan dalam pembelajaran seperti diskusi, tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong pembentukan kompetensi siswa. 16 Menurut Dick dan Carey, sebagaimana dikutip oleh Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau 14 M. Nasikin, dkk., Ayo Belajar Agama Islam untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 174. 15 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm. 1. 16 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 5, hlm. 246.

7 paket progam pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. 17 Sehingga bisa dikatakan strategi pembelajaran memiliki cakupan yang lebih luas daripada metode dan tehnik. Di dalam strategi terdapat metode, dan di dalam metode terdapat tehnik pembelajaran. 4. Index Card Match Index card match merupakan strategi pembelajaran aktif, dimana siswa disuruh aktif mencari pasangan kartu yang telah didapatkannya. Setelah semua peserta menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, maka setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada teman-teman lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya demikian seterusnya. 5. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 18 Jadi yang dimaksud Pendidikan Agama Islam di sini adalah salah satu bidang studi yang harus ditempuh oleh siswa dalam jenjang pendidikan tertentu guna mengembangkan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran Islam. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran index card match pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi pokok binatang yang halal dan haram kelas VIII B SMPN 1 Winong Pati? 17 Hamzah B. Uno., op.cit., hlm. 1. 18 Muhaimin, op.cit., hlm. 75.

8 2. Apakah strategi pembelajaran index card match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi pokok binatang yang halal dan haram di kelas VIII B SMPN 1 Winong Pati? E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya pada materi pokok binatang yang halal dan haram. b. Meningkatkan tanggung jawab dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi guru a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam memilih atau menentukan strategi pembelajaran. b. Sebagai informasi bagi semua tenaga pengajar mengenai strategi pembelajaran index card match. 3. Bagi pihak sekolah a. Sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. b. Sebagai dokumen untuk referensi bagi pembaca.