BAB II URAIAN TEORITIS. Anastasia (2003) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mempermudah investor dalam mengembangkan saham yang akan dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Likuiditas

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II URAIAN TEORITIS. Rinati (2009) melakukan penelitian yang berudul Pengaruh Net Profit

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tiga laporan utama, (1) Neraca, (2) Laporan laba rugi, dan (3) Laporan arus kas

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pengelolaan keuangan perusahaan (Fahmi, 2006:63).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan penghubung antara investor (pihak yang memiliki

S A H A M. Pertemuan 3

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS A. Peneliti Terdahulu Anastasia (2003) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di BEJ. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method. Dari 33 perusahaan property, hanya diambil 13 perusahaan, karena memiliki laporan keuangan secara lengkap tahun 1996 sampai dengan 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fundamental (ROA, ROE, BV, DER,r) dan resiko sistematik (beta) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan property secara bersama sama, secara empiris terbukti bahwa hanya variabel book value yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan property secara parsial. Wulandari (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Perubahan Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di BEJ). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method, sehingga diperoleh sampel sebanyak 25 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahunn 2003-2005. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa variabel fundamental dan risiko sistematis mempunyai kemampuan dalam menjelaskan variasi perubahan harga saham sebesar 0,112 atau 11,2% dan sisanya sebesar 88,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Variabel ROA dan DER mempunyai pengaruh secara signifikan

dan positif terhadap perubahan harga saham, sedangkan EPS, NPM, ROE, DPR dan PBV tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham. Risiko sistematik tidak berpengaruh secara signifikan negatif terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2003 sampai dengan 2005. Subiyantoro dan Andreani (2003) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham (Studi Kasus perusahaan jasa perhotelan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini menggunakan variable Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Book Value per Share (BVS), Debt To Equity Ratio (DER), Return saham, Return Bebas Resiko, Resiko Pasar, Return Market. Penelitian ini menghasilkan hubungan antara variable bebas dengan variable terikatnya bersifat relative lemah yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi R 2 = 0.434. B. Pengertian Saham Saham merupakan bentuk investasi yang memiliki tingkat keuntungan dan resiko yang tinggi. Dalam waktu singkat dapat memperoleh keuntungan dan nilai pasar saham juga dapat turun dengan cepat sehingga mempertinggi tingkat risiko saham. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Pembagian dividen tergantung pada kondisi perusahaan, bila perusahaan mengalami kerugian maka dividen tidak dibagikan pada tahun

berjalan tersebut. Besarnya dividen disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Meskipun demikian, mungkin saja terjadi pembagian dividen pada investor walaupun emiten dalam keadaan rugi, yang sumber dananya diperoleh dari laba ditahan ataupun melakukan pembayaran dividen dalam bentuk saham. Capital gain yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham. Pada saham juga terdapat resiko investasi, yaitu berupa capital loss dan risiko likuidasi. Capital loss merupakan kebalikan dari capital gain, dimana harga jual sahamnya dimiliki dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut bubar. Dalam hal ini, kewajiban terhadap pemegang saham baru akan dipenuhi setelah kewajiban perusahaan terlunasi. Saham terdiri dari saham preferen (prefered stock), saham biasa ( common stock), saham treasuri (treasury stock) (Jogiyanto,2000:67). Saham preferen (prefered stock) merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberi hasil tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Saham preferen mempunyai karakteristik yaitu preferen terhadap dividen dan preferen pada waktu likuidasi. Pada preferen terhadap dividen, pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

Selain itu, saham preferen juga memberi hak dividen kumulatif yaitu hak kepada pemegang saham preferen untuk menerima dividen tahun tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya. Preferen pada waktu likuidasi yaitu hak saham preferen untuk menempatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Saham preferen terdiri dari 3 jenis yaitu convertible preferred stock, callable preferred stock, dan foating atau adjustable rate prefered stock. Convertible preferred stock memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan. Callable preferred stock memberi hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan. Callable preferred stock memberi hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu di masa mendatang dengan nilai tertentu. Adjustable rate preferred stock tidak membayar dividen secara tetap, tetapi tingkat dividen yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas treasury bill. Jenis ini merupakan inovasi baru di Amerika serikat. Beberapa hak pemegang saham biasa adalah hak menerima pembagian keuntungan, hak preemptive, dan hak klaim sisa. pemilik saham biasa berhak untuk memilih pimpinan perusahaan melalui hak kontrolnya. Hak menerima pembagian keuntungan adalah hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan presentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan

lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai. C. Penilaian Harga Saham Investor cenderung menilai terlebih dahulu saham saham yang akan dipilih dan selanjutnya menentukan apakah saham tersebut memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan. Menurut Darmaji (2006 :189), penilaian terhadap surat berharga dapat dikelompokkan menjadi : a. Analisis Fundamental, merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indicator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan, seperti pendapatan laba, pertumbuhan penjualan, Return on Equity, Profit Margin untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang. b. Analisis Teknikal, salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dalam metode ini, para analis menggunakan data data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham. Menurut Anorga, Pakarti (2006:108), teknik analisis investasi yang paling banyak dipakai adalah analisis fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi, dan analisis rasio keuangan.

a. Analisis Fundamental, analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan yang menyangkut data data historis perusahaan. Karena umumnya harga saham sangat bergantung pada kinerja perusahaan yang bersangkutan. b. Analisis teknikal, analisis yang menggunakan data data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu dengan mengabaikan hal hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. c. Analisis Ekonomi, analisis yang menggunakan berbagai indikator yang berkaitan dengan kondisi perekonomian, seperti pengenaan pajak, tingkat kesejahteraan masyarakat dan variabel ekonomi lainnya. d. Analisis rasio keuangan, analisis yang didasarkan pada hubungan antar pos dalam laporan keuangan perusahaan yang akan mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional perusahaan. D. Analisis Fundamental Analisis fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Pada umumnya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan bersangkutan (Anoraga dan Pakarti, 2006: 108). Bagi para investor yang melakukan analisis fundamental, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah didapatkan dibandingkan alternatif informasi

lainnya. Disamping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada investor sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa yang telah dicapainya (Tandeilin,2001:232). Menurut Dedhy dan Liliana (2007:8), analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data data fundamental dan faktor faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat bunga, inflasi, dan sejenisnya. Analisis fundamental merupakan analisis berupa penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Menurut Fakhruddin dan Sopian (2001 : 55), aspek fundamental merupakan faktor faktor yang diidentifikasi dapat memengaruhi harga saham. Faktor faktor tersebut di antaranya : 1. Penjualan 2. Pertumbuhan penjualan 3. Kebijakan dividen 4. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 5. Manajemen 6. Kinerja 7. Statement yang dikeluarkan emiten dan sebagainya

Analisis fundamental sendiri adalah teknik teknik yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan dating dengan cara : 1. Mengestimasi nilai faktor faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang. 2. Menerapkan hubungan variabel variabel tersebut hingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis teknikal adalah analisis yang lebih menitikberatkan pada pasar itu sendiri untuk memprediksi pola harga di masa mendatang berdasarkan pada pola harga masa lalu, volume, dan open interest. E. Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. a. Rasio Lancar Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek.

2. Rasio Manajemen Aktiva Rasio manajemen aktiva adalah seperangkat rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya a. Rasio perputaran persediaan Rasio perputaran persediaan adalah rasio dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan b. Day Sales Outstanding (DSO) Rasio yang duhitung dengan membagi piutang usaha dengan rata rata penjualan per hari; ini menunjukkan jangka waktu rata rata yang harus ditunggu perusahaan setelah melakukan penjualan sebelum menerima kas. c. Rasio perputaran aktiva tetap Rasio perputaran aktiva tetap mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya (pabrik dan peralatan). Hal ini merupakan rasio penjualan terhadap aktiva tetap bersih. d. Rasio perputaran total aktiva Rasio perputaran total aktiva mengukur perputaran semua aktiva perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan total aktiva. 3. Rasio Manajemen Utang Rasio manajemen utang, mengukur seberapa besar perusahaan dalam penggunaan pembiayaan dengan utang.

a. Debt Ratio Debt ratio adalah rasio yang mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditur. Rasio total hutang terhadap total aktiva. b. Rasio kelipatan Pembayaran Bunga Rasio kelipatan pembayaran bunga yaitu rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap beban bunga; mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi pembayaran bunga tahunan. c. Rasio cakupan beban tetap Rasio ini memperluas rasio kelipatan pembayaran bunga untuk mencakup lease jangka panjang tahunan perusahaan dan kewajiban dana pelunasan. 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan pengaruh gabungan likuiditas, manajemen aktiva, dan utang terhadap hasil operasi. a. Margin laba atas penjualan Rasio ini mengukur laba per satuan mata uang penjualan; rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan. b. Basic Earning Power (BEP) Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi; dihitung dengan membagi EBIT dengan total aktiva.

c. Pengembalian Atas Total Aktiva (ROA) Rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva (ROA) setelah bunga dan pajak. d. Pengembalian Atas Ekuitas Saham Biasa (ROE) Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa; mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham. F. Hubungan Variabel terhadap Harga Saham 1. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan perbandingan hutang (jangka panjang dan jangka pendek) dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan (pemegang saham) untuk memenuhi kewajibannya. Besarnya hutang yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara risiko dan laba yang didapat. Hutang membawa risiko, karena setiap hutang pada umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam bentuk kewajiban membayar bunga beserta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik. Debt to Equity Ratio( DER) Total Utang Total Modal Sendiri

2. Return on Assets (ROA) Return On Assets (ROA) dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahan yang dimiliki. Perhitungan rasio ini dapat menggunakan rumus (Abdullah 2005 : 57) : Laba setelah bunga dan pajak Return on Assets ( ROA) x 100% Total Aktiva 3. Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari ekuitas yang dimiliki. ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Darmadji 2006 : 200) : Return on Equity ROE Laba Bersih Ekuitas x 100% 4. Book Value (BV) Nilai buku (book value) menggambarkan perbandingan total modal (equitas) terhadap jumlah saham. Perusahaan yang mencapai tingkat pengembalian yang tinggi atas aktivanya, dapat menyebabkan nilai pasar menjadi jauh melebihi nilai bukunya. Nilai buku dapat dihitung dengan rumus (Darmadji 2006 : 198) : Book Value( BV ) Total Ekuitas Jumlah Saham Beredar

5. Earning Per Share (X 5 ) Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham untuk setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS, semakin besar laba yang tersedia bagi pemegang saham. EPS dihitung dengan rumus (Darmadji 2006:195). EPS Laba bersih Jumlah saham beredar