PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

WALIKOTA PANGKALPINANG

PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 16 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

LEMBARAN DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2009 NOMOR 3

BUPATI BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 3 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 23 Tahun 2004 Lampiran : 1 ( satu) berkas.

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2007 NOMOR 8

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 75 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA dan BUPATI MURUNG RAYA MEMUTUSKAN :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 35 TAHUN : 2005 SERI : C NOMOR : 2 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 35 TAHUN 2005

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 27 TAHUN 2003 T E N T A N G WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 74 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BERITA KOTA SERI : E NOMOR PERATURAN TENTANG. memperkuat. struktur. Peraturan. No. DAG/PER/9/ Penerbitann Perdagangan. 2. Undang-U. tentang.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN DAN TATACARA PEMBERIAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN ( TDP )

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 8 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 3 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN PUNCAK JAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN PERDAGANGAN DI KABUPATEN BURU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 39 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM RETRIBUSI IZIN USAHA PERINDUSTRIAN

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 5 Tahun 2006 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2010 NOMOR 9

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 30 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 08 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1982 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANGGARAI, Mengingat : a. bahwa untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif guna mendorong peningkatan investasi dan dalam rangka menumbuhkembangkan kegiatan usaha dagang masyarakat guna mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat serta kondisi perekonomian masyarakat yang telah mengalami perubahan, maka perlu diadakan penyesuaian terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 4 Tahun 2002 tentang Wajib Daftar Perusahaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai tentang Wajib Daftar Perusahaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 122; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 13); 4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611); 5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049 ); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 13. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah; 14. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor:37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 18 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 1988 Nomor 8 seri C Nomor 2); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas - Dinas Daerah Kabupaten Manggarai (Le mbaran Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2008 Nomor 4 seri D Nomor 3); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MANGGARAI dan BUPATI MANGGARAI MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Manggarai. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Manggarai 3. Bupati adalah Bupati Manggarai. 4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Manggarai. 5. Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaan dan memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disyahkan oleh Pejabat yang berwenang. 6. Tanda Daftar Perusahaan yang selanjutnya disingkat TDP adalah Tanda Daftar yang diberikan kepada Perusahaan yang telah disyahkan pendaftarannya. 7. Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan atau tindakan dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. 8. Pengusaha adalah setiap orang perorangan atau persekutuan atau badan hukum yang menjalankan sesuatu sejenis perusahaan. 9. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja serta

berkedudukan dalam Wilayah Kabupaten Manggarai untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. 10. Anak Perusahaan adalah perusahaan yang dimiliki secara keseluruhan atau sebagian dan dikendalikan atau diawasi oleh Perusahaan lain yang pada umumnya memiliki seluruh atau sebagian besar saham/modal yang ditempatkan pada anak perusahaan tersebut. 11. Cabang Perusahaan adalah perusahaan yang merupakan unit atau bagian dari perusahaan induknya yang dapat berkedudukan di tempat yang berlainan dan bersifat berdiri sendiri atau bertugas untuk melaksanakan sebagian tugas dari perusahaan induknya. 12. Agen Perusahaan adalah perusahaan yang diberi kuasa untuk melakukan sebagian atau seluruh kegiatan dari perusahaan lain yang diageni dengan suatu ikatan atau perjanjian. 13. Perwakilan Perusahaan adalah perusahaan yang bertindak mewakili Kantor Pusat perusahaan untuk melakukan kegiatan dan atau pengurusnya ditentukan sesuai wewenang yang diberikan. 14. Izin Usaha adalah Surat Keterangan yang dipersamakan dan diberikan kepada pengusaha untuk dapat menjalankan kegiatan usahanya. 15. Penyidik Pegawai Negeri Sipil Wajib Daftar Perusahaan yang selanjutnya disebut PPNS WDP adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang bekerja pada Unit tehnis yang bertugas dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan dilingkungan KPP, yang diangkat dan diberi wewenang untuk melakukan pengawasan dan penyidikan tindak pidana di Bidang Wajib Daftar Perusahaan (WDP),berdasarkan keputusan Bupati yang tugas dan tanggungjawabnya dibidang peraturan perundang undangan dan Peraturan Daerah ini. 16. Pejabat Penerbit TDP adalah Kepala Dinas yang tugas dan tanggungjawabnya dibidang perdagangan atau pejabat yang bertugas dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pelayanan Perijinan Terpadu satu Pintu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan daerah ini. BAB II KEWAJIBAN, WAKTU, TEMPAT DAN PENGECUALIAN PENDAFTARAN Bagian Kesatu Kewajiban, Waktu dan Tempat Pendaftaran Pasal 2 (1) Setiap perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, Persekutuan Komanditer (CV) Firma (Fa), Perseorangan (PO) dan Bentuk

Usaha Lainnya (BUL) termasuk perusahaan Asing dengan status Kantor Pusat, Kantor Tunggal, Kantor Cabang, Kantor Pembantu, Anak Perusahaan, Agen Perusahaan dan Perwakilan Perusahaan yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di Wilayah Kabupaten Manggarai wajib mendaftarkan usahanya dalam Daftar Perusahaan. (2) Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib melakukan pendaftaran dalam daftar perusahaan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak perusahaan mulai menjalankan kegiatan usahanya. Pasal 3 (1) Pendaftaran Perusahaan dilakukan pada KPP Kabupaten tempat kedudukan perusahaan yang bersangkutan. (2) Pendaftaran Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh Dinas yang tugas dan tanggungjawabnya dibidang perdagangan atau pejabat yang bertugas dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu. Bagian Kedua Pengecualian Pendaftaran Pasal 4 (1) Perusahaan atau kegiatan usaha yang dikecualikan dari kewajiban pendaftaran perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) terdiri dari : a. perusahaan negara yang berbentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN); b. perusahaan kecil; dan c. usaha atau kegiatan yang bergerak diluar bidang perekonomian yang sifat dan tujuannya tidak semata mata mencari keuntungan dan/atau laba. (2) Perusahaan kecil perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari : a. perusahaan yang diurus, dijalankan atau dikelola oleh pribadi pemiliknya sendiri atau yang mempekerjakan hanya anggota keluarganya sendiri;

b. perusahaan yang tidak diwajibkan memiliki izin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; atau c. perusahaan yang benar benar hanya sekedar untuk memenuhi keperluan nafkah sehari hari pemiliknya. (3) Penentuan usaha atau kegiatan lainnya yang tidak dikenakan kewajiban pendaftaran selain usaha atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan oleh Bupati setelah mendengar pertimbangan dari Dinas / Badan yang membidangi usaha atau kegiatan yang bersangkutan. (4) Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat didaftarkan dalam daftar perusahaan dan berhak memperoleh TDP, apabila dikehendaki oleh perusahaan yang bersangkutan untuk kepentingan tertentu. BAB III KEWENANGAN, TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN PELAPORAN Bagian Kesatu Kewenangan, Tugas dan tanggung Jawab Pasal 5 (1) Bupati mengatur penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan. (2) Bupati melimpahkan wewenang penerbitan TDP kepada Kepala Dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang perdagangan atau pejabat yang bertugas dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu. Pasal 6 (1) Pejabat yang bertugas dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu atau Pejabat lain yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah ini, dalam penerbitan TDP harus berkoordinasi dengan Dinas yang tugas dan tanggungjawabnya dibidang perdagangan. Pasal 7 (1) KPP Kabupaten mempunyai tugas: a. Pembinaan dan pemberdayaan PPNS-WDP dalam skala kabupaten; b. Mencatat dan menerima formulir pendaftaran perusahaan dalam buku agenda pendaftaran;

c. Meneliti kebenaran pengisi formulir pendaftaran perusahaan dan kelengkapan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan; d. Menolak dan mengembalikan formulir pendaftaran perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan; e. Mengesahkan isian dalam formulir pendaftaran yang telah memenuhi persayaratan dan menerbitkan TDP; f. Mengolah, menyajikan informasi perusahaan dan menganalisa data dari wajib daftar; g. Melakukan pengawasan dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan wajib daftar perusahaan bekerjasama dengan instansi terkait; h. Melakukan sosialisasi tentang wajib daftar perusahaan; i. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi perusahaan di wilayah kabupaten; dan j. Melaporkan kegiatan penyelenggara dan pelaksanaan pendaftaran perusahaan termasuk informasi perusahaan kepada Bupati. (2) Dalam hal pelaksanaan pendaftaran perusahaan dilakukan oleh Pelayanaan Perijinan Terpadu Satu Pintu. Pelaksanaan kegiatan pendaftaran perusahaan wajib dilaporkan kepada dinas yang bertugas dan tanggungjawabnya di bidang perdagangan Bagian Kedua Pelaporan Pasal 8 Laporan penyelenggaraan pendaftaran perusahaan disampaikan kepada Bupati dan Dinas yang membidangi Perdagangan. BAB IV TATA CARA PENDAFTARAN PERUSAHAAN Bagian Kesatu Pendaftaran Perusahaan Baru dan Pembaharuan Pasal 9 (1) Pendaftaran Perusahaan dilakukan oleh pemilik, pengurus, penanggungjawab atau kuasa perusahaan yang sah pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kabupaten ditempat kedudukan perusahaan.

(2) Kuasa perusahaan yang dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk kuasa untuk menandatangani formulir pendaftaran perusahaan. (3) Pendaftaran perusahaan dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran perusahaan. (4) Pendaftaran perusahaan bagi agen perusahaan atau anak perusahaan berlaku ketentuan sebagaimana di maksud pada ayat (3) sesuai den gan bentuk perusahaannya. (5) Formulir pendaftaran perusahaan untuk perseroan terbatas (PT) ditandatangani oleh pengurus atau penanggungjawab perusahaan. (6) Formulir pendaftaran perusahaan untuk koperasi, persekutuan komanditer (CV), Firma (Fa), Perorangan dan bentuk usaha lainnya (BUL) ditandatangani oleh pemilik, pengurus atau penanggungjawab perusahaan. (7) Kepala KPP Kabupaten mensahkan pendaftaran perusahaan dan menerbitkan TDP paling lambat 3 ( tiga) hari kerja terhitung sejak formulir pendaftaran dan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterima secara benar dan lengkap. (8) TDP diterbitkan berdasarkan bentuk perusahaan dengan menggunakan blanko warna sebagai berikut : a. PT berwarna merah muda; b. CV berwarna biru Muda; c. Fa berwarna hijau Muda; d. PO berwarna putih; e. BUL berwarna ungu muda; dan f. Koperasi berwarna krem (9) Perusahaan yang telah menerima TDP harus memasang TDP ditempat yang mudah dibaca dan dilihat oleh umum dan nomor TDP harus dicantumkan pada papan nama dan dokumen-dokumen perusahaan yang dipergunakan dalam kegiatan usahanya. (10) TDP berlaku untuk jangka waktu 5 ( lima) tahun terhitung mulai tanggal diterbitkan dan wajib diperbaharui paling lambat 3 ( tiga ) bulan sebelum masa berlakunya berakhir.

(11) Penolakan pendaftaran dilakukan apabila pengisian formulir pendaftaran perusahaan belum benar dan / atau dokumen belum lengkap. (12) Penolakan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (11) disampaikan oleh KPP Kabupaten secara tertulis kepada perusahaan 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya isian fomulir pendaftaran perusahaan disertai alasan penolakan dengan menggunakan surat-surat penolakan. (13) Apabila perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (12) dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya surat penolakan, tidak melaksanakan pembetulan dan/atau melengkapi dokumen persyaratan, wajib melakukan pendaftaran ulang dengan mengisi formulir pendaftaran ulang. (14) Pendaftaran TDP sebagaimana dimaksud pada ayat (10) dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran. Peratuiran Daerah ini dengan melampirkan dokumen asli TDP yang akan diperbaharui tanpa melampirkan dokumen persyaratan yang telah disampaikan pada waktu pendaftaran sebelumnya. (15) Kepala KPP Kabupaten menerbitkan TDP paling lambat 3 ( tiga ) hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan pembaharuan secara benar dan lengkap. (16) Pembaharuan TDP sebagaimana dimaksud pada ayat (15) dikenakan biaya administrasi. Bagian Kedua Perubahan, Pembatalan dan Penghapusan Pasal 10 (1) Setiap perusahaan yang melakukan perubahan terhadap data yang didaftarkan wajib melaporkan perubahan data kepada KPP Kabupaten. (2) Kewajiban melaporkan perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh : a. PT paling lambat 3 ( tiga ) bulan sejak tanggal persetujuan perubahan atau bukti penerimaan pemberitahuan perubahan dari Bupati. b. Koperasi, CV, Fa, perseorangan dan BUL paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal perubahan.

Pasal 11 (1) Perubahan dapat mengakibatkan penggantian TDP apabila melakukan hal sebagai berikut : a. pengalihan kepemilikan atau kepengurusan perusahaan; b. perubahan nama perusahaan; c. perubahan bentuk dan atau status perusahaan; d. perubahan alamat perusahaan; e. perubahan kegiatan usaha pokok; atau f. khusus untuk PT termasuk perubahan anggaran dasar. (2) Masa berlaku TDP yang diterbitkan sebagai pengganti adalah sampai dengan berakhirnya masa berlaku TDP yang diubah atau diganti. (3) Kepala KPP Kabupaten menerbitkan TDP pengganti paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak permohonan perubahan diterima secara benar dan lengkap. (4) Perubahan diluar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), cukup dilaporkan kepada Kepala KPP Kabupaten dan tidak perlu dilakukan penggantian TDP. (5) Kepala KPP kabupaten mensahkan perubahan dan mencatat perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pada buku induk perusahaan. (6) Perusahaan yang tidak melaporkan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), daftar perusahaan dihapus, TDP dinyatakan tidak berlaku, dan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang Undang WDP. Pasal 12 Daftar perusahaan dan TDP dinyatakan batal, apabila perusahaan yang bersangkutan terbukti mendaftarkan data perusahaan secara tidak benar dan /atau tidak sesuai dengan izin teknis atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu, dengan menerbitkan keputusan pembatalan. Pasal 13 (1) Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 wajib melakukan pendaftaran ulang sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 9 ayat (1) sampai dengan ayat (8) dengan menyertakan TDP asli yang telah dibatalkan.

(2) Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dapat mengajukan keberatan disertai alasan keberatan kepada kepala KPP paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal Keputusan pembatalan ditetapkan. (3) Terhadap pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala KPP Kabupaten paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal pengajuan keberatan menerbitkan keputusan penolakan atau penerimaan atas keberatan. (4) Terhadap keputusan yang memuat penolakan atas keberatan pembatalan daftar perusahaan, perusahaan yang bersangkutan wajib melakukan pendaftaran ulang sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (5) Terhadap keputusan yang memuat penerimaan atas keberatan pembatalan daftar perusahaan,kepala KPP Kabupaten paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal keputusan mengesahkan kembali daftar perusahaan dan penerbitan TDP yang telah dinyatakan benar. (6) Apabila perusahaan tidak dapat menerima keputusan kepala KPP Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (4), perusahaan yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan setempat. Pasal 14 (1) Perusahaan dihapus dari daftar perusahaan apabila terjadi hal hal sebagai berikut : a. perubahan bentuk perusahaan; b. pembubaran perusahaan; c. perusahaan menghentikan segala kegiatan usahanya; d. perusahaan berhenti akibat akta pendiriannya kedaluwarsa atau berakhir; atau e. perusahaan menghentikan kegiatannya atau bubar berdasarkan putusan pengadilan negeri. (2) Bagi perusahaan yang telah dihapus dari daftar perusahaan, TDP yang dimiliki dinyatakan tidak berlaku dan perusahaan yang bersangkutan wajib mengembalikan TDP asli kepada KPP yang menerbitkannya.

(3) Bagi perusahaan yang berbentuk PT, apabila terjadi hal hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai dengan huruf e, liquidator yang bersangkutan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal pemberitahuan pembubaran perseroan kepada Bupati diterima, wajib melaporkan pembubaran kepada kepala KPP Kabupaten dengan melampirkan dokumen sebagai berikut : a. Bukti penerimaan pemberitahuan dari Bupati; dan b. TDP asli. (4) Bagi perusahaan berbentuk koperasi, CV, Fa, perorangan dan bentuk usaha lainnya, apabila terjadi hal hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilik, pengurus, atau penanggungjawab perusahaan yang bersangkutan, wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala KPP Kabupaten dalam jangka waktu paling lambat 3 ( tiga) bulan terhitung sejak tanggal pembubaran atau penghentian usaha dengan melampirkan dokumen sebagai berikut : a. salinan akta pembubaran atau keterangan yang sejenis; dan b. TDP asli. (5) Terhadap perusahaan yang tidak melaporkan atau mendaftarkan hal hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala KPP Kabupaten memberikan peringatan paling banyak 3 (tiga) kali berturut turut masing masing dalam tenggang waktu 1 (satu) bulan. (6) Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak berakhirnya peringatan ketiga kepala KPP kabupaten melakukan penghapusan perusahaan dimaksud dari daftar perusahaan dengan mencatat pada buku induk perusahaan dan menyatakannya dalam keputusan penghapusan. (7) Kepala KPP Kabupaten melakukan pengumuman atas keputusan penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (6). Pasal 15 Dokumen asli yang dipersyaratkan dalam proses pendaftaran perusahaan, perubahan daftar perusahaan atau pembubaran perusahaan, dikembalikan kepada perusahaan yang bersangkutan, apabila foto copy dokumen telah diperiksa sesuai dengan aslinya.

Pasal 16 (1) TDP yang hilang atau rusak harus dilakukan penggantian paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal kehilangan atau tidak dapat terbaca dengan mengajukan permohonan kepada KPP penerbit. (2) Permohonan penggantian TDP yang hilang dilakukan dengan melampirkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian dan untuk permohonan penggantian TDP yang rusak dengan melampirkan TDP asli. (3) Masa belaku TDP pengganti sama dengan masa berlaku TDP yang diganti. (4) Penerbitan TDP pengganti dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak permohonan penggantian TDP diterima. BAB V PELAYANAN INFORMASI PERUSAHAAN Pasal 17 (1) KPP menyajikan informasi perusahaan sebagai sumber informasi resmi bagi semua pihak yang berkepentingan. (2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat terbuka dan kepada setiap pihak diberikan kesempatan untuk melihat dan meminta informasi dalam bentuk salinan resmi dan/atau petikan resmi. (3) Setiap permintaan Informasi berupa salinan resmi dan/atau ketikan resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan biaya administrasi. Pasal 18 (1) Setiap pihak ketiga yang berkepentingan dapat mengajukan keberatan secara tertulis atas data yang di daftarkan dalam daftar perusahaan dengan menyebutkan alasan-alasan keberatan kepada Kepala KPP Kabupaten. (2) Berdasarkan keberatan yang diajukan oleh pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala KPP Kabupaten melakukan pemanggilan kepada pihak ketiga dan perusahaan yang bersangkutan sebanyakbanyaknya 3 ( tiga ) kali untuk dimintai keterangan secara lengkap melalui surat panggilan.

(3) Kepala KPP Kabupaten dapat menunjuk jabatan yang tugas dan tanggungjawabnya dibidang pendaftaran perusahaan untuk meminta keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Keterangan masing-masing pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (5) Berdasarkan berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), kepala KPP Kabupaten menerbitkan keputusan untuk menolak atau menerima keberatan para pihak ketiga. Pasal 19 (1) Apabila keputusan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (5) memuat penolakan atas keberatan yang diajukan, daftar perusahaan yang bersangkutan dinyatakan tetap berlaku. (2) Apabila keputusan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (5) memuat penerimaan keberatan yang diajukan, TDP atas nama perusahaan yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku dan pengurus perusahaan yang bersangkutan wajib melakukan pendaftaran ulang dalam waktu 12 ( dua belas ) hari kerja terhitung sejak keputusan diterima. (3) Apabila para pihak yang bersangkutan menyatakan keberatan atas keputusan KPP Kabupaten dapat mengajukan keberatan kepada badan peradilan setempat paling lambat 10 ( sepuluh ) hari kerja terhitung sejak keputusan diterima. Pasal 20 (1) Apabila pengadilan menerima atau menolak keberatan yang diajukan oleh para pihak sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (3), kapala KPP Kabupaten harus melaksanakan keputusan badan peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. (2) Berdasarkan keputusan pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala KPP Kabupaten setempat melakukan penghapusan data perusahaan dari daftar perusahaan atau mewajibkan perusahaan yang bersangkutan melakukan pembetulan data perusahaan atau membenarkan pendaftaran yang telah dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan.

(3) Kepala KPP Kabupaten mengumumkan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada papan penggu muman KPP setempat, media cetak atau media visual. BAB VI PENGAWASAN Pasal 21 (1) Pengawasan terhadap perusahaan dalam pelaksanaan Undang-Undang WDP dilakukan oleh PPNS-WDP dan/atau pegawai yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan. (2) Pelaksaan penyidikan terhadap pelanggaran Undang Undang WDP dilakukan oleh PPNS-WDP. (3) Bupati menetapkan PPNS yang telah diangkat oleh Menteri yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang peraturan perundang-undangan pada unit yang melaksanakan pendaftaran perusahaan untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya. Pasal 22 Penyidikan terhadap pelanggaran Undang Undang WDP dilakukan oleh PPNS dengan berpedoman pada Instruksi Bersama Menteri Perdagangan Republik Indonesia dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor: 32/INS/M/VIII/90 dan Nomor INS/04/VIII/90 tentang Petunjuk Kerjasama Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Wajib Daftar Perusahaan. BAB VII BIAYA ADMINISTRASI WAJIB DAFTAR PERUSAHAN DAN INFORMASI PERUSAHAAN Pasal 23 (1) Setiap perusahaan yang melakukan pembaharuan TDP, dikenakan biaya administrasi sebagai berikut : a. Perseroan Terbatas Rp. 500.000,- b. Koperasi Rp. 100.000,- c. Persekutuan Kominditer (CV) Rp. 250.000,- d. Persekutuan Firma (Fa) Rp. 250.000,- e. Perusahaan Perorangan Rp. 100.000,- f. Bentuk Usaha Lainnya Rp. 250.000,- dan g. Perusahaan Asing Rp. 1.000.000,-

(2) Besaran biaya administrasi pembaharuan TDP bagi perusahaan milik Negara dan/atau perusahaan milik daerah disesuaikan dengan bentuk perusahaannya dan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Biaya administrasi pembaharuan TDP pada KPP Kabupaten ditetapkan dengan peraturan daerah/keputusan bupati dengan mengacu pada besaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Pemerintah Daerah Kabupaten harus mencantumkan besaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada papan penggumuman ditetapkan disetiap kantor dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang perdagangan atau pelayanan perizinan terpadu satu pintu. (5) Hasil pungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor secara Bruto ke kas daerah melalui bendaharawan khusus penerima / penyetor dinas PPKAD. Pasal 24 (1) Setiap permintaan informasi perusahaan dikenakan biaya sebagai berikut: a. Salinan resmi dari daftar perusahaan sebesar Rp. 10.000 (sepuluh ribi rupiah) per perussahaan; b. Petikan resmi dari daftar perusahaan sebesar Rp. 5.000 (lima ribu rupiah) per perusahaan; dan c. Buku informasi perusahaan hasil olahan sebesar Rp. 50.000 (lima puluh ribu upiah) per buku. (2) Biaya administrasi setiap permintaan informasi berupa salinan resmi, petikan resmi daftar perusahaan atau buku informasi hasil olahan pada KPP Kabupaten ditetapkan dalam peraturan daerah dengan mengacu pada besaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1). BAB VIII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 25 (1) Perusahaan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 9 ayat (14), Pasal 13 ayat (1) atau ayat (4), dan Pasal 19 ayat (2), dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis oleh Pejabat Penerbit TDP.

(2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling banyak 3 (tiga) kali berturut -turut dengan tenggang waktu 2 (dua) minggu terhitung sejak tanggal surat peringatan dikeluarkan oleh Pejabat Penerbit TDP. BAB IX KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 26 (1) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Wajib Daftar Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindakan pidana; b meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Wajib Daftar Perusahaan; c meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana Wajib Daftar Perusahaan; d memberikan buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana Wajib Daftar Perusahaan; e melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan barang bukti tersebut; f meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang tersebut; g menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan berlangsung dan identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf d; h Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana; i Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j Menghentikan penyidikan;

k Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan kepada Penuntut Umum sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 27 (1) Perusahaan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 9 ayat (14), Pasal 13 ayat (1) atau ayat (4), dan Pasal 19 ayat (2), dikenakan sanksi sebaga imana dimaksud dalam Pasal 32 Undang Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. (2) Perusahaan yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 Undang Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. (3) Perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (11) atau ayat (14), Pasal 10, Pasal 14 ayat (2), ayat (3) atau ayat (4), dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 34 Undang Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28 (1) Bagi perusahaan yang telah memiliki TDP sebelum diberlakukan Peraturan daerah ini, TDPnya dinyatakan tetap berlaku sampai berakhir masa berlakunya. (2) Pendaftaran atau pembaharuan TDP setelah ditetapkannya Peraturan Daerah dilakukan berdasarkan Peraturan daerah ini.

BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Pada saat Peraturan daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2002 tentang Wajib Daftar Perusahaan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan Penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai. Ditetapkan di Ruteng Pada Tanggal 29 Maret 2010 BUPATI MANGGARAI Diundangkan di Ruteng Pada Tanggal 29 Maret 2010 CHRISTIAN ROTOK SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MANGGARAI, PAULUS P. BERO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 2010 NOMOR 7

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN I. UMUM Tanda Daftar perusahaan (TDP) sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 3 Tahun 1982 dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya perkembangan kegiatan usaha di dalam negeri, sehingga perlu adanya upaya menghimpun informasi secara umum mengenai hal hal yang menyangkut perusahaan. Salah satu tujuan utama pelaksanaan Undang Undang tentang Wajib Daftar Perusahaan yang menjalankan usahanya sejujur dan terbuka serta sebagai sumber informasi baik untuk kepentingan usaha maupun pihak lain yang membutuhkan informasi perusahaan. Disamping tujuan tersebut Daftar Perusahaan dapat dipergunakan sebagai alat pengaman Pendapatan Negara karena dengan Wajib Daftar Perusahaan tersebut dapat diarahkan dan diusahakan terciptanya iklim usaha yang sehat dan tertib. Untuk memberikan legitimasi kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai dalam menyelenggarakan pendaftaran perusahaan sejalan dengan kewenangan yang diberikan sesuai amanat Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota, maka diperlukan Peraturan Daerah tentang Wajib Daftar Perusahaan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Pasal 2 Ayat (1) Ayat (2) huruf b Yang dimaksud dengan perusahaan lainnya adalah bentuk bentuk usaha lainnya misalnya Perusahaan Negara, Perusahaan Umum dan Perusahaan Daerah. Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18

Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29

BUPATI MANGGARAI KEPUTUSAN BUPATI MANGGARAI NOMOR : HK/ 74.f /2010 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN BUPATI MANGGARAI, Menimbang : a. b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 7 Tahun 2010 tentang Wajib Daftar Perusahaan telah ditetapkan pada tanggal 29 Maret 2010, maka perlu segera dilaksanakan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Manggarai tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 7 Tahun 2010 tentang Wajib Daftar Perusahaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 122; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 13); 4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611); 5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049 ); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lemba ran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 13. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah; 14. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 37 / M-DAG / PER / 9 / 2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 18 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 1988 Nomor 8 seri C Nomor 2); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas - Dinas Daerah Kabupaten Manggarai (Le mbaran Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2008 Nomor 4 seri D Nomor 3); Menetapkan : MEMUTUSKAN : KESATU : Melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 7 Tahun 2010 tentang Wajib Daftar Perusahaan. KEDUA : Memerintahkan Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai untuk mengundangkan Peraturan Daerah dimaksud ke dalam Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai. KETIGA : Menunjuk Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Manggarai untuk : a. melaksanakan Peraturan Daerah dimaksud; b. membuat peraturan dan petunjuk tekhnis pelaksanaan Peraturan Daerah dimaksud bila dipandang perlu; c. melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Bupati Manggarai. KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan ditinjau kembali. Ditetapkan di Ruteng Pada tanggal 30 Maret 2010 BUPATI MANGGARAI, CHRISTIAN ROTOK