13 BAHAN DAN METODE Percobaan 1. Karakterisasi dan Uji Daya Hasil Galur-galur Harapan Padi Gogo Tipe Baru Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan ini dilakukan pada bulan Desember 2010 - April 2011. Penanaman bahan percobaan dilakukan di Sawah Babakan, University Farm, Institut Pertanian Bogor. Bahan Tanaman Bahan tanaman yang digunakan dalam percobaan ini adalah 14 galur dihaploid padi gogo tipe baru hasil kultur antera dan 6 varietas pembanding yang terdiri atas 3 varietas padi gogo nasional yaitu Limboto, Batutegi dan Situ Bagendit, 2 varietas padi gogo lokal Pulau Buru yaitu Fulan Telo Gawa dan Fulo Telo Mihat serta satu varietas padi sawah tipe baru yaitu Fatmawati (Tabel 2). Karakter varietas/galur tetua disajikan pada Lampiran 2. Deskripsi varietas Batutegi dan Limboto disajikan pada Lampiran 3. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan galur sebagai perlakuan dan terdiri atas 3 ulangan. Masing-masing ulangan mewakili kelompok yang terdiri atas 14 galur padi gogo tipe baru dan enam varietas pembanding. Model aditif linear yang digunakan menurut Gomez dan Gomez (1995) yaitu: Y ij = μ + G i + β j + ε ij Keterangan : Y ij μ G i β j ε ij = Hasil pengamatan pada galur ke-i dan ulangan ke-j = Nilai tengah pengamatan = Pengaruh aditif galur ke-i = Pengaruh ulangan ke-j = Galat yang ditimbulkan karena perlakuan galur ke-i dan ulangan ke-j
14 Tabel 2. Daftar galur dihaploid yang digunakan dalam karakterisasi dan uji daya hasil Kode Galur Keterangan FG1-66-2-1 Persilangan Fulan Telo Gawa dengan Fatmawati FG1R-108-1-1 Persilangan Fatmawati dengan Fulan Telo Gawa FG1R-51-2-1 Persilangan Fatmawati dengan Fulan Telo Gawa FM1-14-1-1 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan Fatmawati FM1-14-1-2 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan Fatmawati FM1-25-1-1 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan Fatmawati FM1-25-1-2 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan Fatmawati FM1-57-1-2 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan Fatmawati FM1R-32-1-1 Persilangan Fatmawati dengan Fulan Telo Mihat FM1R-23-1-1 Persilangan Fatmawati dengan Fulan Telo Mihat FG2-47-1-3 Persilangan Fulan Telo Gawa dengan BP360E-MR-79-2 FM1R-19-2-4 Persilangan Fatmawati dengan Fulan Telo Mihat FM2-12-1-1 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan BP360E-MR-79-2 FAT-4-1-2 Hasil kultur antera tetua Famawati Limboto Varietas padi gogo nasional Batutegi Varietas padi gogo nasional Situ Bagendit Varietas padi gogo nasional Fulan Telo Mihat Varietas padi gogo lokal Pulau Buru Fulan Telo Gawa Varietas padi gogo lokal Pulau Buru Fatmawati Varietas padi sawah tipe baru Pelaksanaan Percobaan Kegiatan pengolahan tanah dilakukan sebulan sebelum penanaman. Tanah dicangkul kemudian diberi pupuk kandang dengan dosis 10 ton/ha. Kemudian dibuat petak dengan ukuran 3 m x 3.6 m sebanyak 60 petak. Penanaman benih dilakukan sebanyak 3 benih per lubang dengan jarak tanam 30 cm x 20 cm. Satu petak terdiri atas 12 baris dan dalam satu baris berisi 15 lubang tanaman, sehingga populasi per petak sebanyak 180 lubang tanaman. Tanaman dipupuk dengan Urea 200 kg/ha, KCl 100 kg/ha dan SP36 100 kg/ha. Pupuk KCl dan SP36 diberikan seluruhnya pada saat tanam dengan dosis 108 gram per petak. Pupuk urea diberikan sebanyak 20% pada umur 1 minggu dengan dosis 43.3 gram per petak, 40% pada umur 4 minggu dengan dosis 86.4 gram per petak dan sisanya diberikan pada saat umur tanaman 7 minggu dengan dosis 86.4 gram per petak. Pemeliharaan tanaman padi gogo, berupa penyiangan gulma yang dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan. Pengendalian hama
15 penyakit tanaman dilakukan dengan penyemprotan pestisida yang disesuaikan dengan intensitas serangan. Pengamatan A. Karakter Kuantitatif Pengamatan dilakukan terhadap karakter agronomi yang meliputi : - Umur berbunga, dihitung dari saat tanam sampai 50% dari semua rumpun dalam satu petak telah keluar malai (bunga). - Umur panen, dihitung dari saat tanam sampai 80% malai telah matang. - Tinggi tanaman, diukur dari permukaan tanah sampai ujung malai pada saat tanaman menjelang panen. - Jumlah anakan produktif, ditentukan dengan menghitung anakan yang menghasilkan malai. - Panjang daun bendera, diukur pada saat panen dari pangkal daun bendera sampai ujung daun bendera. - Panjang malai, diukur dari leher malai sampai ujung malai setelah panen. - Jumlah gabah total per malai, dihitung keseluruhan gabah yang terdapat pada satu malai baik gabah isi maupun hampa. - Jumlah gabah isi dan hampa per malai, dihitung jumlah gabah bernas atau berisi penuh dan gabah yang hampa (tidak berisi) tiap malai. - Bobot 1000 butir bernas, yaitu menimbang 1000 butir gabah bernas. - Hasil gabah per petak bersih, dihitung dengan cara menimbang semua gabah kering giling per petak. - Pengamatan serangan blas daun dan blas leher malai dengan menggunakan standar IRRI (1996) (Tabel 3 dan 4). B. Karakter Kualitatif - Tipe daun bendera. Daun bendera dikelompokkan menjadi tipe mendatar, miring dan tegak (Gambar 3). - Eksersi malai dikelompokkan menjadi tertutup penuh oleh daun bendera, keluar sebagian dan keluar penuh (Gambar 4).
16 Tabel 3. Kriteria tingkat serangan blas daun dan pengelompokan ketahanan berdasarkan standar IRRI (1996) Skala Gejala 0 Tidak ada serangan 1 Bercak lebih besar dari ujung jarum (0.5%) dan berwarna coklat tanpa ada pusat sporulasi. 2 Bercak nekrotik, abu-abu bundar, sedikit memanjang, 1-2 mm tepi coklat lebih besar dari ujung jarum. Bercak umumnya dijumpai pada bagian bawah daun (luas daun terserang 1%). 3 Tipe bercak seperti pada skala 2, tetapi jumlah daun bercak lebih banyak pada bagian atas daun ( luas daun terserang 2%). 4 Bercak tipe rentan, khas blas (belah ketupat dengan pusat abu-abu) sepanjan 3 atau lebih panjang, menginfeksi kurang dari 4% luas daun. 5 Bercak tipe rentan, khas blas (belah ketupat dengan pusat abu-abu) menginfeksi 4% - 10% luas daun. 6 Bercak tipe rentan, khas blas (belah ketupat dengan pusat abu-abu) menginfeksi 11% - 25% luas daun. 7 Bercak tipe rentan, khas blas (belah ketupat dengan pusat abu-abu) menginfeksi 26% - 50% luas daun. 8 Bercak tipe rentan, khas blas (belah ketupat dengan pusat abu-abu) menginfeksi 51% - 75% luas daun. 9 Menginfeksi lebih dari 75% luas daun. Pengelompokan ketahanan 0 Sangat tahan 1-3 Tahan 4-6 Moderat tahan/rentan 7-9 Bersifat rentan Tabel 4. Skala dan pengelompokan ketahanan blas leher malai standar IRRI (1996) Skala % serangan 0 Tidak ada serangan 1 Serangan kurang dari 5% 3 Serangan 5-10% 5 Serangan 11-25% 7 Serangan 25-50% 9 Serangan lebih dari 50% Pengelompokan ketahanan 0-1 Tahan (T) 3-4 Moderat tahan (MT) 5-6 Moderat rentan (MR) 7-9 Rentan (R)
17 Tegak Miring Datar Merunduk Keterangan : Tipe tegak (1), tipe miring (3), tipe datar (5) dan tipe merunduk (7) (Deptan RI/ PPVT 2006). Gambar 3. Tipe daun bendera Tertutup Keluar sebagian Keluar penuh Keterangan: Tertutup (3), Keluar sebagian (5) dan keluar penuh (7) (Deptan RI/ PPVT 2006). Gambar 4. Tipe eksersi malai. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan pendugaan komponen ragam (Singh dan Chaudhary 1979), serta uji Dunnett pada taraf nyata 5%. Perhitungan sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perhitungan sidik ragam menurut Singh dan Chaudhary (1979) Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Kuadrat tengah (KT) Nilai Harapan Ulangan (r) r-1 KTr Genotipe(G) g-1 KTg KTe + rktg Galat (e) (t-1)(r-1) KTe KTe Menurut Singh dan Chaudhary (1979) rumus komponen ragam dan heritabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut : V E = KTe Vg = ( KTe) r Vp = V E + Vg
18 h 2 bs = Vg Vp Vg KKG = ( ).100 x Vp KVP = ( ).100 x dimana : V E = ragam lingkungan Vg = ragam genetik VP = ragam fenotipe r = ulangan X = rataan umum galur KTe = kuadrat tengah galat KTg = kuadrat tengah galur h 2 bs = heritabilitas arti luas KKG = koefisien keragaman genetik KVP = koefisien keragaman fenotipe Pengelompokan nilai heritabilitas arti luas menurut Stanfield (1983) : 0.50 < h 2 < 1.00 = tinggi 0.20 h 2 0.50 = sedang h 2 < 0.20 = rendah Percobaan 2. Uji Ketahanan Galur-galur Harapan Padi Gogo Tipe Baru terhadap Penyakit Blas di Daerah Endemik Blas Waktu dan Tempat Penelitian Percobaan ini dilakukan pada bulan November 2010 Maret 2011. Penanaman bahan percobaan dilakukan di lahan percobaan di Kelompok Tani Temu Karya di Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan galur sebagai perlakuan dan terdiri atas 3 ulangan. Masing-masing ulangan mewakili kelompok yang terdiri atas 15 galur padi gogo tipe baru dan 8 varietas pembanding.
19 Pelasanaan Percobaan Tanah diolah dua minggu sebelum tanam lalu dibuat petak berukuran 10 m x 2 m, sebanyak 3 petak yang mewakili masing-masing ulangan. Jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 10 cm dimana antara baris 20 cm dan jarak di dalam baris 10 cm, dengan jumlah 2 baris per galur sehingga per unit percobaan terdapat 20 lubang tanam. Tanaman dipupuk dengan Urea 200 kg/ha, KCl 100 kg/ha dan SP36 100 kg/ha. Pupuk KCl dan SP36 diberikan seluruhnya pada saat tanam dengan dosis 200 gram per petak. Pupuk urea diberikan 20% pada umur 1 minggu dengan dosis 80.0 gr per petak, pemupukan kedua dan ketiga pada rumur 4 minggu dan 7 minggu dengan dosis masing-masing 40% (160 gram per petak) Tabel 6. Daftar galur dihaploid yang digunakan untuk uji ketahanan terhadap blas di daerah endemik blas Kode galur Keterangan FG1-66-2-1 Persilangan Fulan Telo Gawa dengan Fatmawati FG1R-108-1-1 Persilangan Fatmawati dengan Fulan Telo Gawa FG1R-51-2-1 Persilangan Fatmawati dengan Fulan Telo Gawa FM1-14-1-1 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan Fatmawati FM1-14-1-2 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan Fatmawati FM1-25-1-1 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan Fatmawati FM1-25-1-2 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan Fatmawati FM1-57-1-2 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan Fatmawati FM1R-32-1-1 Persilangan Fatmawati dengan Fulan Telo Mihat FM1R-23-1-1 Persilangan Fatmawati dengan Fulan Telo Mihat FG2-47-1-3 Persilangan Fulan Telo Gawa dengan BP360E-MR-79-2 FM1R-19-2-4 Persilangan Fatmawati dengan Fulan Telo Mihat FM2-12-1-1 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan BP360E-MR-79-2 FAT-4-1-2 Hasil kultur antera tetua Famawati FM2-33-1-1 Persilangan Fulan Telo Mihat dengan BP360E-MR-79-2 Limboto Varietas padi gogo nasional (Resisten blas) Batutegi Varietas padi gogo nasional (Resisten blas) Towuti Varietas padi gogo nasional (Medium) BP360E-MR-79-2 Varietas padi gogo nasional (Medium) Fatmawati Varietas padi sawah tipe baru (Medium) Fulan Telo Mihat Varietas padi gogo lokal (Medium) Fulan Telo Gawa Varietas padi gogo lokal (Medium) Kencana Bali Varietas Diferensial Indonesia (Rentan)
20 Bahan Tanaman Bahan tanaman yang digunakan dalam percobaan ini adalah 15 galur dihaploid padi gogo tipe baru yang diperoleh dari kultur antera dan 8 varietas pembanding yang terdiri atas 4 varietas padi gogo nasional yaitu Limboto, Batutegi, Towuti, BP360E-MR-72-1, 2 varietas lokal Pulau Buru yaitu Fulan Telo Mihat (FTM) dan Fulan Telo Gawa (FTG), 1 varietas diferensial Indonesia, yaitu Kencana Bali serta satu varietas padi sawah tipe baru, yaitu Fatmawati (Tabel 6). Varietas yang digunakan sebagai tanaman pinggir (border) adalah Situ Bagendit dengan tujuan untuk menciptakan kelembaban agar infeksi blas dapat terjadi. Varietas yang digunakan sebagai pembanding tahan blas adalah Limboto. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman pada 2 MST. Penyiangan dilaksanakan sesuai dengan kondisi gulma. Pengendaliaan hama tanaman dilakukan saat hama menyerang. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada saat fase vegetatif dengan mengambil 5 tanaman contoh dari setiap satuan percobaan. Daun yang diamati adalah yang membuka sempurna dari bagian atas. Pengamatan dilakukan setiap empat hari. Pada penelitian ini dilakukan 7 kali pengamatan. Pengamatan dilakukan terhadap : I. Serangan blas daun, meliputi : a. Periode laten : Waktu terinfeksinya tanaman oleh patogen, yaitu waktu dimana P. grisea pertama kali menginfeksi daun tanaman padi. b. Skala penyakit: berdasarkan standar IRRI (1996) (Tabel 3). c. Intensitas serangan (%) dihitung dengan formula : I = (n x v) x 100% N x V Keterangan : I = Intensitas serangan, n = jumlah tanaman terserang v = skala masing-masing tanaman terserang, N = jumlah tanaman total yang diamati dan V = Skala tertinggi penyakit blas = 9 (Tabel 3).
21 Berdasarkan nilai intensitas serangan, maka ketahanan terhadap penyakit blas dikelompokkan sebagai berikut: jika I 10 termasuk Tahan (T) dan I >10 termasuk Rentan (R). II. Serangan blas leher malai. Pengamatan blas leher malai dilakukan pada saat panen pada 5 tanaman contoh yang digunakan untuk sampel blas daun. Pengamatan dilakukan terhadap : a. Intensitas serangan dihitung berdasarkan : I = n x 100% N Dimana : I = Intensitas serangan n = Jumlah malai terserang N = Jumlah malai yang diamati b. Skala penyakit dan pengelompokan ketahanan berdasarkan sistem evaluasi standar untuk penyakit blas leher malai dari IRRI (1996) (Tabel 4). Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, analisis komponen ragam (Singh dan Chaudhary 1979) dan uji Dunnett pada taraf nyata 5 %. Perhitungan sidik ragam, komponen ragam dan heritabilitas arti luas dapat dilihat pada Tabel 5.