Kata kunci: kreativitas, guru pendidikan jasmani, modifikasi, sarana dan prasarana

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V DAN VI DI SD N PAKEM TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DIY TAHUN

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Penggunaan Media Dalam Pembelajaran...(Friza Muhammad)

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

E-JOURNAL. Oleh : Tri Handoko

MOTIVATION OF LEARNERS IN FOLLOWING ARCHERY EXTRACURRICULAR IN SD ISLAM TERPADU AR- RAIHAN SUMBERBATIKAN TRIRENGGO, BANTUL ACADEMIC YEAR 2015/2016

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SD SE-KECAMATAN BERBAH

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

MOTIVASI SISWA MEMILIH KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BOROBUDUR YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SEKOLAH E-JOURNAL

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

IDENTIFIKASI TENTANG HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017

MOTIVASI KELAS UNGGULAN DAN KELAS REGULER DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN SENAM LANTAI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE-GUGUS II KEC SENTOLO KULONPROGO TAHUN AJARAN 2015/2016

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN MENGHAMBAT PERKEMBANGAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMA NEGERI SE- KABUPATEN KEBUMEN

PERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

PERSEPSI SISWA KELAS X SMA N 10 YOGYAKARTATERHADAP MODIFIKASI PERMAINAN BOLABASKET

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP SE- KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 GAMPING TAHUN AJARAN 2016/2017

KREATIVITAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA GEDE 1 DALAM MEMAINKAN ALAT OLAHRAGA BOLA KASTI DAN SIMPAI

SIKAP SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SMP NEGERI 2 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA E-JOURNAL

TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN TONNIS DI SD N 01 REJOSARI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM UPAYA PREVENTIF BENCANA ALAM GUNUNG BERAPI PADA SISWA JENJANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DAERAH SLEMAN

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

MOTIVASI ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN PUTRA/PUTRINYA OLAHRAGA BELA DIRI TAEKWONDO DOJANG EKADANTA RINDAM MAGELANG

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 KUTAWIS, BUKATEJA, PURBALINGGA.

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri

ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG.

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Edisi ke Tahun 2016

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

E-JOURNAL. Oleh: Imam Hariyadi NIM

TINGKAT PENGETAHUAN TAKTIK DAN STRATEGI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 2016 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

PENGEMBANGAN PERMAINAN LIBERATE HOSTAGES UNTUK PEMBELAJARAN SERVIS BOLAVOLI KELAS X DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN YOGYAKARTA

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAMBANGLIPURO KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PJOK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N SE-KECAMATAN BANTUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

PERAN KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENUNJANG KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN DLINGO BANTUL YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA UKM TENIS LAPANGAN UNY TERHADAP PERMAINAN TONNIS

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

Kata kunci : tingkat pengetahuan dan pemahaman, guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, media pembelajaran, Sekolah Dasar

PERSREPSI MEMBER VIRENKA GYM FITNESS CENTER TERHADAP STRATEGI PEMASARAN

PERSEPSI GURU PENJASORKES SD TENTANG KESELAMATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS SE-KECAMATAN MANISRENGGO KLATEN JAWA TENGAH.

SURVEI KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTERA USIA TAHUN DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SIRAMAN, WONOSARI, GUNUNGKIDUL

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

ANALISIS KONDISI FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS ATAS ARTIKEL JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

MINAT MAHASISWA PGSD PENJASKES TERHADAP PROFESI DI BIDANG KEGURUAN DAN NON KEGURUAN

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

PENGETAHUAN SISWA PADA MACAM MACAM PERMAINAN TRADISIONAL DI SD N GADINGAN

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

FAKTOR PENGHAMBAT SISWA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 PIYUNGAN BANTUL

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

PEMETAAN PERSEPSI GURU PADA PENERAPAN KEMBALI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN SEDAYU

MINAT KARYAWAN RS BETHESDA UNTUK MENGGUNAKAN FASILITAS OLAHRAGA DI GYM AND AEROBIC RS BETHESDA

Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Permainan Kasti Kelas IV Dan V Sekolah Dasar Negeri Ngebel Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2016/2017

PEMAHAMAN PEMAIN U 23 PERSATUAN SEPAK BOLA EAGLE SIDOHARJO PACITAN TENTANG PPC (PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA) TAHUN 2015

PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KOMPETENSI GURU PENJASORKES ARTIKEL PENELITIAN OLEH ATIAS NIM F

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR DI SMP NEGERI 2 KLATEN

FAKTOR FAKTOR YANG MENGHAMBAT SISWA DALAM PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMK MUHAMMADIYAH T/A 2016/2017

TINGKAT PENGETAHUAN PERMAINAN TONNIS SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI MIJAHAN 2 GUNUNGKIDUL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN ATLETIK SISWA KELAS VIII SMP N 2 WATES KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2016/2017

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN DI SMK N 2 WONOSARI

OPINI PENYEBAB DAN PENANGANAN TERAPI MASASE PADA PASIEN CEDERA OTOT TUMIT DI PHYSICAL THERAPY CLINIC

Transkripsi:

Kreativitas Guru Pendidikan... (Ellan Riyadi Herpratana) 1 KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA CREATIVITY OF PHYSICAL EDUCATION TEACHERS IN MODIFYING LEARNING FACILITIES AND INFRASTRUCTURE IN PUBLIC ELEMENTARY SCHOOLS IN SEWON SUBDISTRICT BANTUL REGENCY YOGYAKARTA Oleh: Ellan Riyadi Herpratana, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, ellan_riyadi@yahoo.com Abstrak Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran seringkali menimbulkan masalah dan mengganggu proses pembelajaran pendidikan jasmani, namun tidak dapat dipungkiri tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran yang standar terkadang kurang tepat untuk pembelajaran pendidikan jasmani terlebih jika sarana dan prasarana yang standar tersebut digunakan dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran peserta didik di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani Negeri di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon yang berjumlah 3 guru. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket. Uji coba angket dilakukan terhadap 1 guru pendidikan jasmani Negeri di luar populasi. Uji validitas menggunakan rumus Product Moment dari Karl Pearson dan uji realibilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Realibilitas angket sebesar 0,76. Analisis data menggunakan teknik deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kreativitas guru pendidikan jasmani Negeri dalam memodidfikasi sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon berada pada kategori sangat rendah 9,09% ( guru), kategori rendah,7% (5 guru), kategori sedang 0,90% (9 guru), kategori tinggi,7% (5 guru), dan kategori sangat tinggi,5% (1 guru). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru pendidikan Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta berada pada kategori sedang. Kata kunci: kreativitas, guru pendidikan jasmani, modifikasi, sarana dan prasarana Abstract The lack of learning facilities and infrastructure oftenly results in problems and nuisance in the process of physical education learning, but it cannot be denied that the availability of standard learning facilities and infrastructure can also be said to be less proper to conduct physical education learning, especially when the standard facilities and infrastructure are utilized in the learning process with elementary school students as the participants. This research is aimed at revealing the creativity levels of civil-servant physical education teachers in modifying the learning facilities and infrastructure used in public elementary schools in Sewon Subdistrict. The research was a descriptive quantitative study. The subjects of the research were 3 physical education teachers in public elementary schools in Sewon Subdistrict. The method used in the study was survey with the employment of questionnaire as the technique of data collection. Questionnaire was tested to 1 civil-servant physical education teachers excluding the population. Validity was tested using Product Moment formula proposed by Karl Pearson, and reliability was tested using Alpha Cronbach. The reliability of the questionnaire was 0.76. The data were analyzed using descriptive percentage technique. The results of the research reveal that the creativity levels of civilservant physical education teachers in modifying learning facilities and infrastructure in public elementary school in Sewon Subdistrict are: in the category of very low with 9.09% ( teachers), in the category of low with.7% (5 teachers), in the category of average with 0.90% (9 teachers), in the category of high with.7% (5 teachers), and in the category of very low with.5% (1 teacher). Therefore, it can be concluded that the creativity of civil-servant physical education teachers in public elementary schools in Sewon Subdistrict, Bantul Regency, Yogyakarta, is in average category. Keywords: creativity, physical education teachers, modification, facilities and infrastructure

PENDAHULUAN Pendidikan jasmani adalah proses pembelajaran yang mengedepankan berbagai aktivitas jasmani dan olahraga terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Bandi Utama (011: ), pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan yang pada umumnya yang mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor melalui aktivitas jasmani. Melalui pendidikan jasmani peserta didik bukan hanya memperoleh kemampuan dalam hal aktivitas, tetapi juga keterampilan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Lancar dan suksesnya pembelajaran pendidikan jasmani sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat atau sarana pelajaran, dan waktu sekolah (Slameto, 010: 6). Keberadaan guru sering menjadi sorotan siswa, orang tua, masyarakat, dan juga pemerintah. Guru merupakan ujung tombak serta garda terdepan dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran pendidikan jasmani. Oleh karena itu betapa pentingnya komitmen dan tanggung jawab seorang guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Guru diharapkan berperan mengupayakan seluruh siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, menciptakan pembelajaran yang penuh dengan tantangan, meski demikian untuk mencapai tujuan tersebut juga harus didukung oleh unsur-unsur lainnya. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur penting penunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dan tidak jarang pula menimbulkan dan menjadi masalah di beberapa sekolah karena sekolah kurang memperhatikan penyediaan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, padahal sarana dan prasarana tersebut sangat penting ketersediaannya untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Hal ini sesuai dengan pendapat Agus S. Suryobroto (00: 1), yang menyatakan bahwa sarana prasarana pendidikan Kreativitas Guru Pendidikan... (Ellan Riyadi Herpratana) jasmani merupakan salah satu unsur penunjang keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani, dan merupakan unsur paling menjadi masalah, khususnya di Indonesia. Kurikulum merupakan pedoman yang dijadikan dasar dalam pendidikan dan pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajarannya. Materi pendidikan jasmani di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki 7 materi pokok, yaitu: permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, aktivitas akuatik, pendidikan luar kelas, dan pendidikan kesehatan. Disetiap materi-materi pokok tersebut terdapat beragam materi pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar, namun banyaknya materi pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik dan minimnya jumlah tatap muka, keberadaan sarana dan prasarana jelas sangat dibutuhkan keberadaannya untuk memperlancar proses pembelajaran pendidikan jasmani meski dalam pembelajarannya seorang guru dapat melakukannya sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah. Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani sangat dibutuhkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani karena sarana dan prasarana sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran. Manfaat sarana dan prasarana pendidikan jasmani yaitu dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan siswa karena siswa bersikap, berfikir, dan bergerak, gerakan dapat lebih mudah atau lebih sulit, dan menarik perhatian siswa (Agus S. Suryobroto, 00: ). Sangat jelas bahwa keberadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani berfungsi untuk memperlancar proses pembelajaran pendidikan jasmani. Guru pendidikan jasmani sebaiknya tidak hanya bersikap pasrah dan pasif dengan hanya menerima masalah yang terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, namun guru pendidikan jasmani sebaiknya dapat menyikapi dan mengatasi masalah yang ada. Salah satu usaha yang dapat dilakukan seorang guru pendidikan jasmani dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan memunculkan ide-ide

kreativitasnya disertai dengan tindakan nyata untuk menciptakan pembelajaran pendidikan jasmani yang baik dan menarik dengan cara memodifikasi materi, peraturan atau sarana dan prasarana sehingga peserta didik termotivasi dan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Sebagai contoh guru dapat memodifikasi sarana dan prasarana yang ada disekitarnya atau menggunakan sarana dan prasarana yang fungsinya sama sebagai pengganti sarana dan prasarana yang sebenarnya, atau dengan usaha lain yang sesuai dengan materi untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Kenyataan di lapangan, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu isu yang cukup merata dan sangat terasa bagi para guru pendidikan jasmani. Tidak sedikit sekolah yang ada di Indonesia pada setiap jenjang pendidikannya, khususnya sekolah yang berada di perkotaan tidak memiliki lapangan untuk melakukan aktivitas jasmani. Walaupun ada, terkadang satu lapangan digunakan bersamasama dengan sekolah lain. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa jumlahnya tidak proporsional dengan jumlah peserta didik. Kurangnya sarana dan prasarana di Kecamatan Sewon seringkali menimbulkan masalah dan mengganggu proses pembelajaran, namun tersedianya sarana dan prasarana yang standar kadang kurang tepat untuk pembelajaran pendidikan jasmani terlebih jika sarana dan prasarana yang standar tersebut digunakan dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran peserta didik di sekolah dasar. Sering dijumpai dalam pembelajaran bola voli, pemanfaatan net dan bola voli standar dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar sering mati pada saat permainan dan proses pembelajaran akan lebih sering terhenti karena permainan yang tidak berjalan lancar dan membuat proses pembelajaran tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya sehingga peseta didik akan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan mengakibatkan tidak akan tercapainya tujuan pembelajaran. Selain itu bola voli yang standar mungkin terasa sangat keras dan berat apabila dipukul oleh perserta didik di sekolah dasar. Kreativitas Guru Pendidikan... (Ellan Riyadi Herpratana) 3 Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting untuk memperlancar proses pembelajaran pendidikan. Berdasarkan wawancara dengan pengawas sekolah dasar di Kecamatan Sewon menyebutkan bahwa belum semua guru pendidikan jasmani memiliki kreativitas dalam memodifikasi sarana dan prasarana untuk pembelajaran pendidikan jasmani dan kebanyakan guru hanya menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah tanpa berkreativitas untuk memodifikasinya. Dari hal tersebut untuk itulah penting untuk diteliti seberapa tinggi kreativitas guru dalam memodifikasi sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Menurut Conny R. Semiawan (1999: 89), kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan. Kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran sendiri sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya yaitu kemampuan guru dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide dalam memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana, dan sikap terbuka dan mau pembelajaran pendidikan jasmani. Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti terdorong untuk meneliti lebih dalam tentang Kreativitas Guru Pendidikan Jasmani dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Karena penelitian ini menurut Sugiyono (01: 13), penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif merupakan data yang diperoleh dari populasi penelitian yang dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan mengenai kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di seluruh sekolah dasar Negeri di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta dan dilaksanakan dari tanggal 5 April sampai 31 Mei 016. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani Negeri di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta yang berjumlah 3 guru pendidikan jasmani Negeri. Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengambil data pada waktu penelitian dengan menggunakan metode tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan instrumen angket atau kuisioner dalam bentuk tertutup sebagai alat pengumpulan data. Angket tertutup artinya responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan (Suharsimi Arikunto, 00: 19). Teknik pengumpumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner atau angket. Nana Syaodih (010: 19), menyatakan angket atau kuisioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Kreativitas Guru Pendidikan... (Ellan Riyadi Herpratana) Teknik Analisis Data Penelitian tentang kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif persentase. Pedoman dalam penskoran jawaban melalui angket dalam penelitian ini sesuai dengan pedoman penskoran yang dijabarkan oleh Suharsimi Arikunto (00: 15), sebagai berikut: a. Untuk pernyataan positif Jawaban Selalu : memiliki skor Jawaban Sering : memiliki skor 3 Jawaban Tidak Selalu : memiliki skor Jawaban Tidak Pernah : memiliki skor 1 b. Untuk pernyataan negatif Jawaban Selalu : memiliki skor 1 Jawaban Sering : memiliki skor Jawaban Tidak Selalu : memiliki skor 3 Jawaban Tidak Pernah : memiliki skor Data yang diperoleh kemudian dikonfersikan kedalam tabel prediksi, untuk mengklarifikasikan tingkat kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran sehingga akan diperoleh hasil seberapa besar persentase untuk masing-masing kategori dengan menggunakan 5 kategori. Pengkategorian tersebut menggunakan mean dan standar deviasi. Menurut Saifuddin Azwar (005: 163), untuk menentukan kriteria skor dengan menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN) dalam skala yang dimodifikasi sebagai berikut: Tabel 1. Kelas Interval No. Rentang Norma Kategori 1 X mean + 1,5 SD Sangat Tinggi Mean + 0,5 SD X < Mean + 1,5 SD Tinggi 3 Mean - 0,5 SD X < Mean + 0,5 SD Sedang Mean - 1,5 SD X < Mean - 0,5 SD Rendah 5 X < mean - 1,5 SD Sangat Rendah Setelah data diolah dan diketahui hasilnya kemudian dilakukan pendeskripsian dan penarikan kesimpulan dimana teknik ini

Frekuensi digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada penelitian yaitu kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon. Deskriptif persentase ini diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100%, seperti yang dikemukan Anas Sudijono (008: 3), adalah sebagai berikut: P= x 100% Keterangan: P : Angka persentase F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : Jumlah frekuensi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data penelitian tentang kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon semuanya terdapat 3 responden. Data diperoleh dengan cara penyebaran angket kepada responden sebanyak 3 angket, namun dari jumlah angket yang dibagikan tersebut terdapat 1 angket yang tidak kembali kepada peneliti sehingga hanya didapatkan angket dari responden. Angket yang disebarkan berisi pernyataan-pernyataan, berdasarkan pengujian validitas dan reliabilitas diketahui bahwa dari 35 butir pernyataan terdapat 3 butir pernyataan yang tidak valid, yaitu butir nomor 0, 1, dan 8 sehingga didapatkan 3 butir pernyataan yang valid. Kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon secara berurutan memperoleh nilai maksimum sebesar 116, nilai minimum 88, mean diperoleh sebesar 10,77, median 103, modus 103, dan standar deviasi 6,71. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berbentuk skor yang berasal dari angket yang diisi oleh guru pendidikan jasmani Negeri di Kecamatan Sewon. Kreativitas Guru Pendidikan... (Ellan Riyadi Herpratana) 5 Setelah data dari setiap faktor diperoleh, maka dapat dikonversikan ke dalam 5 kategori. Data tabel distribusi pengkategorian kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran sebagai berikut: Tabel. Distribusi Pengkategorian Kreativitas Guru Pendidikan Jasmani dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sewon No. Interval Klasifikasi Frekuensi Persentase 1 X 11,8 Sangat Tinggi 1,55% 106,13 X < 11,8 Tinggi 5,73% 3 99,17 X < 106,13 Sedang 9 0,90% 9,706 X < 99,17 Rendah 5,73% 5 X < 9,706 Sangat Rendah 9,09% Jumlah 100% Distribusi pengkategorian kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon masing-masing secara berurutan yaitu sebanyak guru (9,09%) termasuk kategori sangat rendah, 5 guru (,73%) termasuk kategori rendah, 9 guru (0,90%) termasuk kategori sedang, 5 guru (,73%) termasuk kategori tinggi, dan 1 guru (,55%) termasuk kategori sangat tinggi. Memperjelas tabel pengkategorian data kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di atas, selanjutnya akan disajikan ke dalam bentuk diagram batang berikut: 10 8 6 0 9,09% Sangat Rendah,73% 0,90%,73%,55% Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Kategori Gambar 1. Diagram Batang Pengkategorian Data Kreativitas Guru Pendidikan Jasmani dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Frekuensi 6 Kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran terdiri atas 3 faktor, yaitu faktor kemampuan dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, faktor kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana, dan faktor sikap terbuka dan mau pembelajaran pendidikan jasmani. Berikut disajikan analisis data secara rinci dari setiap faktor: 1. Faktor Kemampuan dalam Melihat Masalah yang Berhubungan dengan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Hasil analisis data faktor kemampuan dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani secara berurutan memperoleh nilai maksimum 3, nilai minimum, mean diperoleh sebesar 8,5, median 9, modus 30, dan standar deviasi,7. Setelah data faktor kemampuan dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani diperoleh, maka akan dikonversikan ke dalam 5 kategori. Berikut ini adalah tabel pengkategorian data mengenai faktor kemampuan dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani: Tabel 3. Distribusi Pengkategorian Data Faktor Kemampuan dalam Melihat Masalah yang Berhubungan dengan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani No. Interval Klasifikasi Frekuensi Persentase 1 X 3,536 Sangat Tinggi 0 0% 3 9,815 X < 3,536 7,09 X < 9,815,373 X < 7,09 Tinggi 10 5,6% Sedang 18,18% Rendah 6 7,7% 5 X <,373 Sangat Rendah 9,09% Jumlah 100% Kreativitas Guru Pendidikan... (Ellan Riyadi Herpratana) Berdasarkan tabel distribusi pengkategorian faktor kemampuan dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani secara berurutan yaitu sebanyak guru (9,09%) termasuk sangat rendah, 6 guru (7,7%) termasuk rendah, guru (18,18%) termasuk sedang, 10 guru (5,6%) termasuk tinggi, dan tidak ada guru (0%) yang termasuk sangat tinggi. Memperjelas tabel pengkategorian faktor kemampuan dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di atas, selanjutnya akan disajikan ke dalam diagram batang berikut: 1 10 8 6 0 9,09% 7,7% 18,18% 5,6% 0% Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Rendah Tinggi Kategori Gambar. Diagram Batang Pengkategorian Data Faktor Kemampuan dalam Melihat Masalah yang Berhubungan dengan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. Faktor Kemampuan Guru dalam Menciptakan dan Menerapkan Ide untuk Memecahkan Masalah Melalui Modifikasi Sarana dan Prasarana Hasil analisis data faktor kemampuan dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani secara berurutan memperoleh nilai maksimum 59, nilai minimum, mean diperoleh sebesar 5,36, median 5,5, modus 51, dan standar deviasi,03. Setelah data faktor kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana diperoleh, maka akan dikonversikan ke dalam 5 kategori. Berikut ini adalah tabel pengkategorian data mengenai faktor kemampuan guru dalam menciptakan

Frekuensi dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana: Tabel. Distribusi Pengkategorian Data Faktor Kemampuan Guru dalam Menciptakan dan Menerapkan Ide untuk Memecahkan Masalah Melalui Modifikasi Sarana dan Prasarana No. Interval Klasifikasi Frekuensi Persentase 1 X 58,09 Sangat Tinggi 1,55% 3 5,379 X < 58,09 50,39 X < 5,379 6,318 X < 50,39 Tinggi 6 7,7% Sedang 9 0,90% Rendah 5,73% 5 X < 6,318 Sangat Rendah 1,55% Jumlah 100% Berdasarkan tabel distribusi pengkategorian faktor kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana secara berurutan yaitu sebanyak 1 guru (,55%) termasuk sangat rendah, 5 guru (,73%) termasuk rendah, 9 guru (0,90%) termasuk sedang, 6 guru (7,7%) termasuk tinggi, dan 1 guru (,55%) termasuk sangat tinggi. Memperjelas tabel pengkategorian faktor kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana di atas, selanjutnya akan disajikan ke dalam diagram batang berikut: 10 8 6 0,55%,73% 0,90% 7,7%,55% Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Rendah Tinggi Kategori Gambar 3. Diagram Batang Pengkategorian Data Faktor Kemampuan Guru dalam Menciptakan dan Menerapkan Ide untuk Memecahkan Masalah Melalui Modifikasi Sarana dan Prasarana Kreativitas Guru Pendidikan... (Ellan Riyadi Herpratana) 7 3. Faktor Sikap Terbuka dan Mau Menerima Halhal Baru untuk Kemajuan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Hasil analisis data faktor sikap terbuka dan mau menerima hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran pendidikan jasmani secara berurutan memperoleh nilai maksimum 6, nilai minimum 18, mean diperoleh sebesar 1,95, median, modus, dan standar deviasi,39. Setelah data faktor sikap terbuka dan mau pembelajaran pendidikan jasmani diperoleh, maka akan dikonversikan ke dalam 5 kategori. Berikut ini adalah tabel pengkategorian data mengenai faktor sikap terbuka dan mau pembelajaran pendidikan jasmani: Tabel 5. Distribusi Pengkategorian Data Faktor Sikap Terbuka dan Mau Menerima Hal-hal Baru untuk Kemajuan Pembelajaran Pendidikan Jasmani No. Interval Klasifikasi Frekuensi Persentase 1 X 5,55 Sangat Tinggi 3 13,63% 3 3,115 X < 5,55 0,755 X < 3,115 18,355 X < 0,755 Tinggi 9,09% Sedang 10 5,6% Rendah 6 7,7% 5 X < 18,355 Sangat Rendah 1,55% Jumlah 100% Berdasarkan tabel distribusi pengkategorian faktor sikap terbuka dan mau pembelajaran pendidikan jasmani secara berurutan yaitu sebanyak 1 guru (,55%) termasuk sangat rendah, 6 guru (7,7%) termasuk rendah, 10 guru (5,6%) termasuk sedang, guru (9,09%) termasuk tinggi, dan 3 guru (13,63%) termasuk sangat tinggi. Memperjelas tabel pengkategorian faktor sikap terbuka dan mau menerima hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran pendidikan jasmani di atas, selanjutnya akan disajikan ke dalam diagram batang berikut:

Interval 8 1 10 8 6 0,55% 7,7% 5,6% 9,09% 13,63% Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Rendah Tinggi Kategori Gambar. Diagram Batang Pengkategorian Data Faktor Sikap Terbuka dan Mau Menerima Hal-hal Baru untuk Kemajuan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pembahasan Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, diketahui bahwa secara keseluruhan kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran pada guru pendidikan jasmani Negeri di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon berada pada kategori sedang. Dari guru pendidikan jasmani Negeri di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon guru (9,09%) mempunyai kreativitas yang sangat rendah, 5 guru (,73%) mempunyai kreativitas yang rendah, 9 guru (0,9%) mempunyai kreativitas yang sedang, 5 guru (,73%) mempunyai kreativitas yang tinggi, dan 1 guru (,55%) mempunyai kreativitas yang sangat tinggi. Sedangkan kreativitas guru pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran terdiri atas: 1. Faktor Kemampuan dalam Melihat Masalah yang Berhubungan dengan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Faktor kemampuan guru pendidikan Kecamatan Sewon dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani berada pada kategori tinggi. Dari guru pendidikan Kecamatan Sewon, kemampuan guru dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, guru (9,09%) berkategori sangat rendah, 6 guru (7,7%) berkategori rendah, guru Kreativitas Guru Pendidikan... (Ellan Riyadi Herpratana) (18,18%) berkategori sedang, 10 guru (5,6%) berkategori tinggi, dan tidak ada guru (0%) yang berkategori sangat tinggi. Kemampuan guru dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani termasuk dalam kategori tinggi, hal ini disebabkan karena guru pendidikan jasmani Negeri di sekoah dasar Negeri Kecamatan Sewon memiliki pengetahuan tentang pendidikan jasmani yang tinggi dan sebagian besar guru pendidikan Kecamatan Sewon memiliki pendidikan yang cukup dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta berpengalaman dalam mengajar. Melihat kondisi sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah dengan cara inventarisasi secara berkala, memanfaatkan alat yang rusak untuk hal yang lain, berarti setiap guru telah melakukan langkah antisipasif terhadap keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Sebagai contoh adalah ketika guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, guru akan menyesuaikan jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dan juga merancang bagaimana akan dipergunakan ketika mengajar. Kegiatan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut menjadi bukti kreativitas guru pendidikan jasmani Negeri di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon sebagai langkah antisipasif.. Faktor Kemampuan Guru dalam Menciptakan dan Menerapkan Ide untuk Memecahkan Masalah Melalui Modifikasi Sarana dan Prasarana Faktor kemampuan guru pendidikan Kecamatan Sewon dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana berada pada kategori sedang. Dari guru pendidikan jasmani Negeri di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon, kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana, 1 guru (,55%)

berkategori sangat rendah, 5 guru (,73%) berkategori rendah, 9 guru (0,90%) berkategori sedang, 6 guru (7,7%) berkategori tinggi, dan 1 guru (,55%) berkategori sangat tinggi. Kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana termasuk dalam kategori sedang, hal ini bisa disebabkan dari manajemen pengawasan yang kurang baik atau kurangnya kemauan dari guru itu sendiri karena pada dasarnya kemauan dari diri sendiri sangatlah penting, dengan mencari solusi, menciptakan ide yang kemudian dilanjutkan dengan menerapkan ide tersebut untuk memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana juga akan sangat membantu terciptanya pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran pendidikan jasmani. Sebagai contoh dalam pembelajaran bola voli dan sepakbola, bola yang standar akan terasa sangat berat dan keras bagi peserta didik sekolah dasar, guru menggantinya dengan bola plastik atau membuat bola modifikasi dari gabus sehingga tujuan pembelajaran bisa dicapai secara optimal, namun tidak semua guru pendidikan jasmani Negeri di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon telah melakukannya. Dalam hal ini guru harus menyadari betapa pentingnya menumbuhkan sikap tahu dan mau untuk meningkatkan kemampuannya agar kemampuan dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana dapat meningkat menjadi lebih baik. 3. Faktor Sikap Terbuka dan Mau Menerima Halhal Baru untuk Kemajuan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Faktor sikap terbuka dan mau pembelajaran pendidikan jasmani berada pada kategori sedang. Dari guru pendidikan Kecamatan Sewon, sikap terbuka dan mau Kreativitas Guru Pendidikan... (Ellan Riyadi Herpratana) 9 pembelajaran pendidikan jasmani, 1 guru (,55%) berkategori sangat rendah, 6 guru (7,7%) berkategori rendah, 10 guru (5,6%) berkategori sedang, guru (9,09%) berkategori tinggi, dan 3 guru (13,63%) berkategori sangat tinggi. Sikap terbuka dan mau menerima halhal baru untuk kemajuan pembelajaran pendidikan jasmani termasuk dalam kategori sedang, hal ini bisa disebabkan dari kurangnya kesadaran dari guru dan pro aktif guru pendidikan jasmani Negeri di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon untuk berkonsultasi, kerjasama dan tukar pendapat dengan teman sejawat, serta kurangnya menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar untuk mengatasi masalah yang ada termasuk masalah sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Selain itu bisa juga disebabkan oleh kurang dimanfaatkannya sumber-sumber belajar seperti buku maupun media elektronik untuk mencari permainan-permainan dan sumber inspirasi dalam menemukan ide untuk memecahkan masalah. Disamping itu UPTD unit Kecamatan Sewon juga telah menganjurkan guru-guru untuk mengikuti seminar dan pelatihan-pelatihan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut maka wawasan guru pendidikan jasmani akan lebih terbuka dan mensejajarkan pendidikan jasmani dengan kemajuan teknologi, selain itu guru-guru juga bisa mendapatkan teman baru yang juga seprofesi sehingga bisa melakukan tukar pendapat dan pengetahuan untuk selalu meningkatkan kreativitasnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kreativitas guru pendidikan Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta dinyatakan guru (9,09%) termasuk kategori

10 sangat rendah, 5 guru (,73%) termasuk kategori rendah, 9 guru (0,90%) termasuk kategori sedang, 5 guru (,73%) termasuk kategori tinggi, dan 1 guru (,55%) termasuk kategori sangat tinggi. Dengan demikian kreativitas guru pendidikan jasmani Negeri di sekolah dasar Negeri Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta berada pada kategori sedang. 1. Faktor kemampuan dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani dinyatakan guru (9,09%) berkategori sangat rendah, 6 guru (7,7%) berkategori rendah, guru (18,18%) berkategori sedang, 10 guru (5,6%) berkategori tinggi, dan tidak ada guru (0%). Jadi faktor ini dalam kategori tinggi.. Faktor kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi sarana dan prasarana dinyatakan 1 guru (,55%) berkategori sangat rendah, 5 guru (,73%) berkategori rendah, 9 guru (0,90%) berkategori sedang, 6 guru (7,7%) berkategori tinggi, dan 1 guru (,55%) berkategori sangat tinggi. Jadi faktor ini dalam kategori sedang. 3. Faktor sikap terbuka dan mau menerima halhal baru untuk kemajuan pembelajaran pendidikan jasmani dinyatakan 1 guru (,55%) berkategori sangat rendah, 6 guru (7,7%) berkategori rendah, 10 guru (5,6%) berkategori sedang, guru (9,09%) berkategori tinggi, dan 3 guru (13,63%) berkategori sangat tinggi. Jadi faktor ini dalam kategori sedang. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu: 1. Bagi Pengawas Diharapkan dapat mengetahui tingkat kreativitas guru pendidikan jasmani, sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi dikemudian hari.. Bagi Sekolah Kreativitas Guru Pendidikan... (Ellan Riyadi Herpratana) Diharapkan dapat mengetahui permasalahan yang ada terkait sarana dan sarana pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga pihak sekolah lebih memperhatikan pentingnya sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran pendidikan jasmani. 3. Bagi Guru Sebagai pendidik diharapkan guru dapat meningkatkatkan kreativitasnya dan terus mengasah kemampuannya untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya berjalan ala kadarnya tetapi juga sebagaimana mestinya. DAFTAR PUSTAKA Agus S. Suryobroto. (00). Diktat Matakuliah Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: FIK UNY. A.M. Bandi Utama. (011). Pembentukan Karakter Anak Melalui Aktivitas Bermain Dalam Pendidikan Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (Volume 8, Nomor 1, April 011). Hlm. 1-9. Anas Sudijono. (008). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Conny R. Semiawan. (1999). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud. Nana Syaodih. (010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Saifuddin Azwar. (005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. (010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (01). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (00). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka.