Kurikulum. ï» KURIKULUM SMP/MTs BERKARAKTER I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prinsip Pengembangan Kurikulum. Aris Fajar Pambudi

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

DAFTAR ISI. Kata Pengantar 1. Daftar Isi 2

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BSNP PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

PENGEMBANGAN KURIKULUM (CURRICULUM DEVELOPMENT) I Gde Wawan Sudatha 1

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAKALAH. Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Dosen: Manvan Drajat, M.Ag.

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Landasan Pengembangan Kurikulum. Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012

KURIKULUM Pedoman Implementasi Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

Unit-6 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) PENDAHULUAN Tentu Anda sering bertanya mengapa Indonesia menggunakan KTSP?

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (Struktur dan Kendalanya) Farid Firmansyah

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

Program Kerja BK/SMA.07/Seveners/Mr.Bands BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas Sosialisasi KTSP

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN GURU BIDANG STUDI SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Sukanti dan Sumarsih. Abstrak

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 18 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Transkripsi:

Author : Solikan Publish : 29-10-2011 04:18:52 ï» KURIKULUM SMP/MTs BERKARAKTER I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan kerangka dasar Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD). KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Pengembangannya harus berdasarkan satuan pendidikan, potensi daerah, atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan Pasal 35 mengenai standar nasional pendidikan. Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah harus segera dilaksanakan. Bentuk nyata desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah diberikannya kewenangan kepada satuan pendidikan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunan maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan. Satuan pendidikan merupakan pusat pengembangan budaya. KTSP ini mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud di antaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya sekolah. 2. Landasan Penyusunan KTSP a. Landasan Filosofis Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum sekolah. Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan, kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum sekolah ini. Page 1

b. Landasan Yuridis Secara yuridis KTSP ini dikembangkan berdasarkan: Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia dan Pasal 32 ayat (1), Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan NasionalBab II Pasal 3, Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pasal 36 ayat (2), Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pasal 38 ayat (2), Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 17 ayat (1), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, pesertadidik. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait. 3. Tujuan Penyusunan KTSP KTSP ini disusun sebagai pedoman bagi komunitas sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip pendidikan. 4. Prinsip Pengembangan KTSP Pengembangan KTSP ini berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini. a) Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik, dan tuntutan lingkungan, Page 2

serta budaya dan karakterbangsa. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. b) Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. d) Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. e) Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. f) Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. g) Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). I. TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH 1. Tujuan Pendidikan Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, Page 3

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2. Visi MENJADI MADRASAH YANG BERKUALITAS, BERTAQWA KEPADA ALLAH SWT. DAN BERAKHLAKUL KARIMAH Indikator : Meningkatnya pengembangan kurikulum. Terwujudnya proses pembelajaran yang memenuhi standar. Berprestasi dalam akademis dan non akademis. Terwujudnya sarana prasarana pendidikan yang memadai. Tumbuhnya sistem managemen sekolah. Peningkatan kesadaran dalam beribadah Terwujudnya siswa yang berbakti kepada orang tua Efektifitas dan efisiensi pengelolaan biaya pendidikan. Terwujudnya standar penilaian prestasi akademik dan non akademik. 3. Misi Melaksanakan kegiatan keagamaan dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam bidang akademik dan non akademik. Meningkatkan kompetensi guru demi terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Indikator : Standar dalam pengembangan kurikulum. Melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan. Melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran silabus. Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Melaksanakan pengembangan kurikulum muatan lokal. Mengembangkan sistem penilaian. Melakukan inovasi pengembangan ekstra kurikuler. 4. Tujuan Sekolah Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini. a) Semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif pada semua mata pelajaran. b) Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas berbasis pendidikan budaya dan karakter bangsa. c) Mengembangkan budaya sekolah yang kondusif untuk mencapai tujuan pendidikan dasar. d) Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari pendidikan budaya dan karakter bangsa. e) Menjalin kerja sama lembaga pendidikan dengan media dalam memublikasikan program sekolah. Page 4

f) Memanfaatkan dan memelihara fasilitas untuk sebesar-besarnya dalam proses pembelajaran. Dalam kurun waktu 5 ( lima ) tahun ke depan tujuan yang akan dicapai sekolah antara lain : Standar dalam pengembangan kurikulum Sekolah mengembangkan silabus untuk kelas 7-9 semua mata pealajaran. Sekolah mengembangkan pemetaan SK, KD, Indikator, untuk kelas 7-9 semua mata pelajaran. Sekolah mengembangkan RPP untuk kelas 7-9 semua mata pelajaran. Sekolah mencapai standar sistem penilaian lengkap. Sekolah mencapai standar kurikulum muatan lokal. Standar dalam proses pembelajaran Sekolah mengembangkan dan meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan. Sekolah mencapai standar profesionalitas guru. Sekolah mencapai standar kompetensi tenaga TU. Sekolah mencapai standar dan evaluasi terhadap kinerja guru dan TU. Standar dalam kelulusan Sekolah mencapai standar metode pembelajaran. Sekolah memiliki strategi pembelajaran. Sekolah mencapai standar kriteria kelulusan minimal 65% semua mata pelajaran meningkat 75% - 100%. Sekolah mencapai standar ujian nasional dan ujian sekolah. Standar dalam sumber daya manusia dan tenaga kependidikan. Sekolah mengembangkan dan meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan. Sekolah mencapai standar profesionalitas guru. Sekolah mencapai standar kompetensi tenaga TU. Sekolah mencapai standar monitoring dan evaluasi terhadap kinerja guru dan TU. Standar dalam sarana dan prasarana pendidikan Sekolah mengembangkan dan meningkatkan sarana kompetensi tenaga pendidikan. Sekolah mencapai standar sarana prasarana profesional guru. Sekolah mencapai standar sarana prasarana kompetensi tenaga TU. Sekolah mencapai standar sarana prasarana monitoring dan evaluasi terhadap kinerja guru dan TU. Sekolah memiliki media pembelajaran yang memadai. Sekolah memiliki standar pembelajaran minimal pendidikan. Page 5

Standar dalam managemen sekolah Melaksanakan implamentasi MBS. Melaksanakan pengembangan administrasi sekolah. Standar penggalangan biaya pendidikan Sekolah memiliki jalinan kerja dengan penyandang dana. Sekolah mencapai standar penggalangan dana dari berbagai sumber. Standar penilaian prestasi akademik dan non akademik Sekolah mencapai standar perangkat model-model penilaian pembelajaran. Sekolah mencapai standar model evaluasi. A. Hasil yang diharapkan : Terealisasinya standar pengembangan kurikulum. Terealisasinya proses pembelajaran yang memenuhi standar. Terealisasinya peningkatan nilai kelulusan. Terealisasinya sumberdaya manusia dan tenaga kependidikan yang berprestasi. Terealisasinya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Teralisasinya sistem managemen sekolah yang baik dan aktul. Terealisasinya efektifitas dan efisiensi pengelolaan biaya pendidikan. Terealisasinya standar penilaian prestasi akademik dan non akademik. B. Analisis kondisi pendidikan saat ini kondisi proses belajar mengajar pada saat ini berjalan baik sesuai program yang ditetapkan oleh sekolah. - Daya pendukung tenaga pendidik guru berkualifikasi S1 serta mengajar sesuai bidangnya 85%. - Kepala sekolah berkualifikasi S1 dan telah mengikuti pelatihan teknik kepala sekolah. - Tenaga TU, perpustakaan, laboraturium, berkualifikasi S1 dan SMA/ SMEA. - Daya pendukung Sarana pembelajaran dilengkapi komputer, media TV, VCD pembelajaran, peralatan laboraturium sebagian terpenuhi. Prasarana, lingkungan sekolah cukup konduktif untuk melaksanakan proses pembelajaran. - Daya pendukung Sumberdana dan pembiayaan sekolah diperoleh dari Bantuan Operasional Sekolah ( BOS) dan infaq siswa - Keadaan siswa berasal dari pedesaan dengan alat transportasi sepeda angin dan berjalan kaki serta Page 6

ekonomi wali murid golongan menengah ke bawah. - Kerjasama sekolah dengan komite berjalan harmonis untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran. C. Analisis kondisi pendidikan masa datang ( 2012 ) dan kondisi nyata yang diharapkan 5 tahun mendatang dari kondisi saat ini. Tercapainya 100% standar pengembangan kurikulum sesuai standar nasional pendidikan. Tercapainya 100% proses pembelajaran yang memenuhi standar nasional pendidik. Tercapainya 100% peningkatan kelulusan sesuai standar nasional pendidikan. Tercapainya 100% sumberdaya manusia dan tenaga kependidikan yang berprestasi sesuai standar nasional pendidik. Tercapainya 100% sarana dan prasarana pendidikan yang memadai sesuai standar nasional pendidikan. Tercapainya 100% sistem managemen sekolah yang baik dan akuntabel sesuai standar nasional pendidikan. Tercapainya 100% efektifitas dan efisiensi pengelolaan biaya pendidikan sesuai standar nasional pendidikan. Tercapainya 100% standar penilaian prestasi akademik dan non akademik sesuai standar nasional pendidikan. G. IDENTIFIKASI TANTANGAN NYATA 5 (LIMA) TAHUN KE DEPAN DENGAN KONDISI NYATA SAAT INI No Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan Besarnya tantangan nyata 1. Standar isi : kurikulum Standar isi : kurikulum Page 7

Kurikulum 40% memenuhi standar nasional pendidik Kurikulum 100% memenuhi standar nasional pendidikan 60% 2 Standar PBM Standar Proses belajar mengajar belum memenuhi standart nasional pendidikan, 20 % pembelajaran CTL Proses belajar mengajar memenuhi 100 stadart nasional pedidikan 80 % 3 Page 8

Standar kelulusan Standar kelulusan Prestasi akademik lulusan belum memenuhi standar nasional pedidikan ( rata rata KKM :65% rata UAN=5,68) Prestasi akademik lulusan sudah memenuhi standar nasional pendidikan (Rata rata KKM:75%) rata rata UAN:7.00 KKM : 10% GSA UAN 1,32 Prestasi non Akademik sekolah (masih rendah (Rata rata masih tingkat kecamatan) Prestasi Non Akademik sekolah tinggi (Rata rata tingkat kabupaten 1 tingkat 4 Standart pendidikan dan tenaga kependidikan Page 9

Standart pendidikan dan tenaga kependidikan Pendidikan dan tenaga pendidikan 60 % memenuhi standar nasional pendidikan Pendidikan dan tenaga kependidikan 100 % memenuhi standart pendidikn nasional 40 % 5 Standart sarana dan prasarana Standart sarana dan prasarana Prsarana,sarana,media pembelajaran,bahan ajar sumber belajar rata rata 60 % memenuhi standart belajar Nasional Prasarana,sarana,media pembelajaran bahan ajar,sumber belajar rata rata 100% persen memenuhi standart nasional pendidikan 40 % Page 10

6 Standar pengelolaan Standar pengelolaan 60 % fungsi pengelolaan memenuhi standar nasional pendidikan 100 % fungsi pengelolaan nasional pendidikan 40 % 7 Standar pembiayaan Standar pembiayaan Page 11

Pembiyaan masih sangat rendah dibawah Rp 20.000 peranak perbulan sekitar 20 % Pembiayaan memenuhi standart nasional pendidikan diatas Rp 150.000 peranak perbulan sekitar 100 % 80 % 8 Standar penilaian Standar penilaian Guru dan sekolah 60% melakukan sistem penilaian sesuai dengan tuntutan kurikulum atau standart nasional pendidikan Rata masih dibawah standar nasional baik tingkat kesulitan maupun model yang digunakan Guru dan sekolah 100% melaksanakan penilaian sesuai dengan tuntutan kurikulum atau standar nasional pendidikan rata rata masih dibawah standar nasional baik tingkat kesulitan model yang digunakan 40 % Berlanjut Ke BAB II... Page 12