PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR: 19 TAHUN 2011, TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKA TAN DI DESA DAN KELURAHAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI TINGKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DI KABUPATEN KENDAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA BLITAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN KECAMATAN WIROSARI DESA KALIREJO PERATURAN DESA KALIREJO KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 01 TAHUN 2011

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 15 TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURANDAERAH KOTAMOJOKERTO NOMOR, TAHUN TENTANG LEMBAGAKEMASYARAKATANKELURAHANDI KOTAMOJOKERTO DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA WALIKOTAMOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan. 1. Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9), sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 1

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMENEP DAN BUPATI SUMENEP MEMUTUSKAN Menetapkan : PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Sumenep; 2. Bupati adalah Bupati Kabupaten Sumenep; 3. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat dearah kabupaten dalam wilayah kerja kecamatan; 4. Lembaga kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra lurah dalam memberdayakan masyarakat; 5. Partisipasi adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan pembangunan; Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 2

6. Pembangunan adalah upaya untuk melakukan proses perubahan sosial ke arah yang lebih baik bagi kepentingan masyarakat di segala bidang baik di kelurahan; 7. Rukun Warga, untuk selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari wilayah kerja lurah dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh atau Lurah; 8. Rukun Tetangga, untuk selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Lurah; 9. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kelurahan, untuk selanjutnya disebut Tim Penggerak PKK Kelurahan adalah lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dan organisasi kemsyarakatan lainnya, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program PKK; 10. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, untuk selanjutnya disingkat LPMK adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan; 11. Karang Taruna adalah lembaga kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah kelurahan atas komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Di Kelurahan dibentuk lembaga kemasyarakatan. (2) Lembaga Kemasyarakatan kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain : a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK); b. RT/RW; c. Tim Penggerak PKK Kelurahan; d. Karang Taruna. Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 3

(3) Kepengurusan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Ketua; b. Sekretaris; c. Bendahara; d. Bidang atau Seksi sesuai kebutuhan. (4) Kepengurusan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Lurah. (5) Pengurus Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh merangkap jabatan pada Lembaga Kemasyarakatan lainnya dan bukan merupakan anggota salah satu partai politik. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 Maksud pembentukan lembaga kemasyarakatan di kelurahan adalah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kegotongroyongan, menumbuhkembangkan peran serta masyarakat secara optimal dan membantu kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat secara lebih berdaya guna dan berhasil guna serta membantu Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Pasal 4 Tujuan pembentukan lembaga kemasyarakatan di Kelurahan adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka membantu kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta menciptakan kondisi dinamis untuk pemberdayaan masyarakat. Pasal 5 Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dibentuk atas prakarsa masyarakat dan/atau dibentuk atas prakarsa masyarakat yang difasilitasi Pemerintah Kabupaten, melalui musyawarah mufakat. BAB IV TATA CARA PEMBENTUKAN Bagian Kesatu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Paragraf 1 Pembentukan Lembaga Perberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 4

Pasal 6 (1) LPMK dibentuk di tingkat kelurahan sebagai mitra Lurah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan. (2) Pembentukan LPMK dilakukan secara musyawarah oleh tokoh-tokoh masyarakat, pengurus RW, RT dan pengurus lembaga kemasyarakatan lain yang ada di kelurahan yang difasilitasi oleh Lurah. Paragraf 2 Tata Cara Pemilihan Pengurus LPMK Pasal 7 (1) Pemilihan anggota LPMK dilakukan oleh suatu panitia. (2) Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Lurah sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang yang terdiri dari : a. pengurus RW; b. pengurus RT; c. pengurus organisasi kemasyarakatan lain yang ada di desa/kelurahan; d. pemuka masyarakat/tokoh masyarakat. (3) Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) melaksanakan pemilihan anggota LPMK secara demokratis dari perwakilan pengurus RT, pengurus RW, pengurus organisasi kemasyarakatan lain dan pemuka masyarakat/tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di kelurahan setempat. Paragraf 3 Kewajiban dan Hak Pasal 8 (1) Anggota LPMK berkewajiban untuk : a. melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; b. melaksanakan keputusan musyawarah anggota; c. membina kerukunan hidup warga; d. membuat laporan tertulis mengenai kegiatan organisasi paling sedikit 6 (enam) bulan sekali kepada musyawarah anggota; e. melaporkan hal-hal yang terjadi dalam masyarakat yang dianggap perlu kepada lurah. (2) Anggota LPMK berhak untuk menyampaikan saran dan pertimbangan kepada lurah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kelancaran pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 5

Paragraf 4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Pasal 9 (1) LPMK adalah mitra kerja kelurahan yang berkedudukan di tingkat kelurahan. (2) Tugas pokok LPMK adalah : a. menyusun rencana pembangunan yang partisipatif di kelurahan; b. menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat; c. melaksanakan dan mengendalikan pembangunan; d. menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat. (3) LPMK dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai fungsi : a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat; b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat; d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif; e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat; f. penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya serta keserasian lingkungan hidup; g. pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja; h. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; i. pemberdayaan hak politik masyarakat; j. pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara kelurahan dan masyarakat. Paragraf 5 Masa Bhakti Pasal 10 (1) Masa bhakti pengurus LPMK ditetapkan 3 (tiga) tahun terhitung sejak pengangkatan dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya, baik dengan mekanisme pemilihan atau berdasarkan kesepakatan masyarakat dalam musyawarah. Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 6

(2) Apabila kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai maka dilakukan dengan mengambil suara terbanyak peserta musyawarah yang hadir pada saat itu. Paragraf 6 Syarat-Syarat Menjadi Pengurus Pasal 11 (1) Yang dapat dipilih menjadi anggota LPMK adalah Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut : a. Kelurahan setempat yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk; b. memiliki kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam upaya pemberdayaan masyarakat. (2) Persyaratan tambahan sebagai pelengkap persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan hasil musyawarah Panitia sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1). Paragraf 7 Musyawarah Anggota Pasal 12 (1) Musyawarah anggota merupakan wadah permusyawaratan dan pemufakatan anggota. (2) Musyawarah anggota berfungsi untuk : a. memilih pengurus; b. menentukan dan merumuskan program kerja; c. menerima dan mengesahkan pertanggungjawaban pengurus. (3) Musyawarah anggota dilaksanakan sekurangkurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Paragraf 8 Sumber Dana dan Pengelolaan Keuangan Pasal 13 (1) Pendanaan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan bersumber dari : a. swadaya masyarakat; b. bantuan dari Anggaran Pemerintah Kelurahan; c. bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten;dan d. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat. (2) Pengelolaan keuangan yang diperoleh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diadministrasikan secara tertib dan dilaporkan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) huruf d. Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 7

Bagian Kedua Rukun Tetangga Paragraf 1 Pembentukan Rukun Tetangga Pasal 14 (1) Rukun Tetangga (RT) dibentuk di tingkat kelurahan sesuai kebutuhan masyarakat. (2) Setiap RT terdiri dari sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) Kepala Keluarga. (3) Pembentukan RT dilakukan melalui musyawarah warga setempat. Paragraf 2 Tata Cara Pemilihan Pengurus Pasal 15 (1) Pemilihan pengurus dilaksanakan secara demokratis oleh warga RT setempat. (2) Dalam hal melaksanakan pemilihan pengurus dibentuk Panitia yang ditetapkan oleh Ketua RW. (3) Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui musyawarah. (4) Apabila musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai maka dilakukan dengan pengambilan suara terbanyak. (5) Pengurus terpilih diajukan kepada Lurah untuk mendapatkan pengukuhan. Paragraf 3 Kewajiban dan Hak Pasal 16 (1) Pengurus RT berkewajiban untuk : a. melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; b. melaksanakan keputusan musyawarah warga; c. membina kerukunan hidup warga; d. membuat laporan tertulis mengenai kegiatan organisasi paling sedikit 6 (enam) bulan sekali kepada musyawarah warga; e. melaporkan hal-hal yang terjadi dalam masyarakat yang dianggap perlu kepada kelurahan. (2) Pengurus RT berhak untuk : a. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada pengurus RW mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kelancaran pelaksnaan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; b. memilih dan dipilih sebagai pengurus RW. Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 8

Paragraf 4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Pasal 17 (1) RT adalah organisasi kemasyarakatan yang dibina oleh Pemerintah dan berada di wilayah kelurahan. (2) Tugas pokok RT adalah : a. membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggung jawab kelurahan; b. memelihara kerukunan hidup warga; c. menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat. (3) RT dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai fungsi : a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintah lainnya; b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga; c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembanguan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya. Paragraf 5 Masa Bhakti Pasal 18 Masa bhakti pengurus RT di tingkat Kelurahan ditetapkan 3 (tiga) tahun terhitung sejak pengangkatan dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya, baik dengan mekanisme pemilihan atau berdasarkan kesepakatan warga dalam musyawarah warga setempat. Paragraf 6 Syarat-Syarat Menjadi Pengurus Pasal 19 (1) Yang dapat dipilih menjadi pengurus RT adalah Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut : a. warga setempat yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk; b. memiliki kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam rangka pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 9

(2) Persyaratan tambahan sebagai pelengkap persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan hasil musyawarah warga. Paragraf 7 Musyawarah Anggota Pasal 20 (1) Musyawarah warga merupakan wadah permusyawaratan dan pemufakatan warga dalam lingkungan RT. (2) Musyawarah warga sebagaimana dimaksud ayat (1) berfungsi untuk : a. memilih pengurus; b. menentukan dan merumuskan program kerja; c. menerima dan mengesahkan pertanggungjawaban pengurus. (3) Tata cara pelaksanaan musyawarah warga ditetapkan berdasarkan kesepakatan warga setempat. Paragraf 8 Sumber Dana dan Pengelolaan Keuangan Pasal 21 (1) Pendanaan RT Kelurahan bersumber dari : a. swadaya masyarakat; b. bantuan dari Anggaran Pemerintah Kelurahan; c. bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten;dan d. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat. (2) Pengelolaan keuangan yang diperoleh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diadministrasikan secara tertib dan dilaporkan secara tertulis pada warga RT setempat. Bagian Ketiga Rukun Warga Paragraf 1 Pembentukan Rukun Warga Pasal 22 (1) Rukun Warga (RW) dibentuk di tingkat kelurahan sesuai kebutuhan masyarakat. (2) Setiap RW terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) RT. (3) Pembentukan RW dilakukan melalui musyawarah pengurus RT. Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 10

Paragraf 2 Tata Cara Pemilihan Pengurus Pasal 23 (1) Pemilihan pengurus dilaksanakan secara demokratis oleh anggota masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh pengurus RT setempat. (2) Dalam hal melaksanakan pemilihan pengurus dibentuk Panitia yang ditetapkan oleh Lurah. (3) Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui musyawarah pengurus RT di wilayah RW setempat. (4) Apabila musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai maka dilakukan dengan pengambilan suara terbanyak. (5) Pengurus terpilih diajukan kepada Lurah untuk mendapatkan pengukuhan. Paragraf 3 Kewajiban dan Hak Pasal 24 (1) Pengurus RW berkewajiban untuk : a. melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; b. melaksanakan keputusan musyawarah RT; c. membina kerukunan hidup warga; d. membuat laporan tertulis mengenai kegiatan organisasi paling sedikit 6 (enam) bulan sekali kepada musyawarah RT; e. melaporkan hal-hal yang terjadi dalam masyarakat yang dianggap perlu kepada kelurahan. (2) Pengurus RW berhak untuk menyampaikan saran dan pertimbangan kepada kelurahan mengenai halhal yang berhubungan dengan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Paragraf 4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Pasal 25 (1) RW adalah organisasi kemasyarakatan yang dibina oleh Pemerintah dan berada di wilayah kelurahan. (2) RW mempunyai tugas membantu pemerintah desa dan lurah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. (3) RW dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai fungsi : a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintah lainnya; Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 11

b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga; c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembanguan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya. Paragraf 5 Masa Bhakti Pasal 26 Masa bhakti pengurus RW di tingkat Kelurahan ditetapkan 3 (tiga) tahun terhitung sejak pengangkatan dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya, baik dengan mekanisme pemilihan atau berdasarkan kesepakatan warga dalam musyawarah warga setempat. Paragraf 6 Syarat-Syarat Menjadi Pengurus Pasal 27 (1) Yang dapat dipilih menjadi pengurus RW adalah Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut : a. warga setempat yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk; b. memiliki kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam rangka pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. (2) Persyaratan tambahan sebagai pelengkap persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan hasil musyawarah warga. Paragraf 7 Sumber Dana dan Pengelolaan Keuangan Pasal 28 (1) Pendanaan Rukun Warga Kelurahan bersumber dari : a. swadaya masyarakat; b. bantuan dari Anggaran Pemerintah Kelurahan; c. bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten;dan d. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat. (2) Pengelolaan keuangan yang diperoleh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diadministrasikan secara tertib dan dilaporkan secara tertulis pada warga RW setempat. Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 12

BAGIAN KEEMPAT TIM PENGGERAK PKK Pasal 29 (1) Tim Penggerak PKK Kelurahan mempunyai tugas membantu Lurah dan merupakan mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga. (2) Tugas Tim Penggerak PKK Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. menyusun rencana kerja PKK Kelurahan, sesuai dengan hasil Rakerda Kabupaten; b. melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati; c. menyuluh dan menggerakkan kelompokkelompok PKK agar dapat mewujudkan kegiatankegiatan yang telah disusun dan disepakati; d. menggali, menggerakkan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan nyang telah ditetapkan; e. melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera; f. mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelakasanaan program kerja; g. berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan kesejateraan keluarga di Kelurahan; h. membuat laporan hasil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK Kecamatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK; i. melaksanakan tertib administrasi; dan j. mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK. (3) Tim Penggerak PKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi : a. penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program PKK; dan b. fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, Pembina dan pembimbing Gerakan PKK. Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 13

BAGIAN KELIMA KARANG TARUNA Pasal 30 (1) Karang Taruna mempunyai tugas menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan social terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitative, maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya. (2) Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi : a. penyelenggara usaha kesejahteraan sosial; b. penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat; c. penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda terutama dilingkungan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan; d. penyelenggara, kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya; e. penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggungjawab social generasi muda; f. penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan social dan memperkuat nilainilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. g. pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggungjawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi keejahteraan sosial dilingkungannya secara swadaya; h. penyelnggara rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial; i. penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya; j. penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual; k. pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja; dan l. penanggulangan maslah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitative dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja. Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 14

BAB V TATA KERJA Pasal 31 Mekanisme tata kerja kepengurusan lembaga kemasyarakatan selanjutnya diatur dengan Peraturan Bupati. BAB VI HUBUNGAN KERJA Pasal 32 (1) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dengan Kelurahan bersifat konsultatif dan koordinatif. (2) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dengan Lembaga Kemasyarakatan lainnya di Kelurahan bersifat koordinatif dan konsultatif. (3) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dengan pihak ketiga di kelurahan bersifat kemitraan. BAB VII PEMBINAAN Pasal 33 (1) Pemerintah Kabupaten wajib membina Lembaga Kemasyarakatan. (2) Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan wajib membina dan mengawasi Lembaga Kemasyarakatan. Pasal 34 Pembinaan Pemerintahan Kebupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) meliputi : a. memberikan pedoman pelaksanaan Lembaga Kemasyarakatan; b. memberikan bantuan pembiayaan dari Pemerintah Kabupaten dan Kelurahan kepada Lembaga Kemasyarakatan; c. melaksanakan pendidikan dan pelatihan tertentu tingkat Kabupaten; d. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan serta pemberdayaan lembaga kemasyarakatan; dan e. memberikan penghargaan atas prestasi Lembaga Kemasyarakatan tingkat Kabupaten. Pasal 35 Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) meliputi : Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 15

a. memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban Lembaga Kemasyarakatan; b. memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; c. memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat; d. memfasilitasi kerjasama antar Lembaga Kemasyarakatan dan kerjasama Lembaga Kemasyarakatan dengan pihak ketiga; e. memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada Lembaga Kemasyarakatan; dan f. memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan Lembaga Kemasyarakatan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 37 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumenep. Ditetapkan di : Sumenep pada tanggal : 26 Pebruari 2013 BUPATI SUMENEP ttd Diundangkan di : Sumenep pada tanggal : 3 April 2013 KH. A. BUSYRO KARIM, M.Si SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMENEP ttd Drs. HADI SOETARTO, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19580618 198107 1 002 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2013 NOMOR 3 Salinan Perda 2-1013/JDIH Dochuk Setda Page 16