BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator penilaian status kesehatan masyarakat adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Say et al., 2014). Target Millenium Development Goals (MDGs) untuk menurunkan AKI dan AKB yang belum tercapai di tahun 2015 dilanjutkan dalam kesepakatan Sustainable Development Goals (SDGs). Target SDGs poin ke tiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Persentase ibu hamil yang mendapatkan layanan asuhan antenatal care (ANC) sebagaimana yang direkomendasikan oleh Kementrian Kesehatan untuk perawatan ANC yang adekuat yakni setidaknya empat kali selama masa kehamilan (Kemenkes RI, 2011). Angka kematian ibu di seluruh dunia pada tahun 2015 sebanyak 303.000 jiwa. Setiap hari terjadi kematian ibu sebanyak 830 akibat kehamilan dan persalinan. Sekitar 99% AKI terjadi di negara berkembang, sedangkan AKI di negara maju sebesar 1%. Penanganan yang baik dari tenaga medis dalam tatalaksana selama dan setelah persalinan dapat menyelamatkan ibu dan bayi, sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya penurunan AKI hingga 44% antara tahun 1990 sampai 2015 (WHO, 2015). 1
2 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2015 mempunyai jumlah kematian ibu sebanyak 21 kasus. Kasus terbanyak berada pada Kabupaten Bantul yaitu berjumlah 11 kasus atau 87,5/100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu tahun 2015 ini masih di atas dari target yang ditentukan yaitu 70,0/100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Bantul, 2016). World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa penyebab kematian ibu adalah sama di berbagai negara, terbanyak adalah pendarahan 27,1%, gangguan tekanan darah/ hipertensi 14,0%, sepsis 10,0%, abortus tidak aman (unsafe abortion) 7,9%, emboli air ketuban 3,2%, dan infeksi lainnya 9,6%. Sebagian besar komplikasi ini bisa dicegah dengan memberikan ANC yang berkualitas (WHO, 1996). Antenatal Care (ANC) adalah layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan standar layanan yang ditetapkan (Depkes RI, 2010). Antenatal Care (ANC) terbukti efektif dalam mendeteksi dini kondisi yang dapat menyebabkan kematian ibu (Carroli et al, 2001). Pemantauan kesehatan ibu hamil selama masa kehamilan perlu dilakukan karena kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau mengalami penyulit/komplikasi. Tatalaksana layanan pemeriksaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi hal berikut: mengupayakan kehamilan yang sehat, melakukan deteksi dini penyulit/komplikasi, melakukan tatalaksana awal dan rujukan bila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman,
3 perencanaan partisipasif serta persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi (Depkes, 2007). Salah satu indikator yang digunakan dalam ANC adalah cakupan K4. K4 adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan paling sedikit 4 kali, yaitu minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga (Depkes RI, 2010). Di Indonesia, cakupan layanan kesehatan ibu hamil K4 tahun 2015 menunjukkan bahwa secara umum terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya untuk kedua indikator, baik K1 maupun K4. Cakupan layanan kesehatan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2015 adalah 87,1% dan telah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan sebesar 72,0% (Kemenkes RI, 2016). Di DIY, menunjukkan bahwa cakupan K4 di DIY dalam 3 tahun terakhir belum mencapai target Nasional. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DIY dalam kurun waktu 3 tahun terakhir 2013-2015 didapatkan cakupan K4 ibu hamil 82,94 %(tahun 2013 dengan target 86,52%), 92,81% (tahun 2014 dengan target 95,00%), dan 92,59% (tahun 2015 dengan target 95,00%). (Dinkes DIY, 2016). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul pada tanggal 8 Agustus 2017, cakupan kunjungan K4 ibu hamil tahun 2015 tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kretek yaitu sebesar 98,54%. Sedangkan cakupan kunjungan ibu hamil K4 terendah terdapat di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan II yaitu sebesar 73,83%. Puskesmas Banguntapan II merupakan Puskesmas dengan cakupan K4 terendah pada tahun
4 2014 di DIY yaitu sebesar 78,77%, kemudian pada tahun 2015 turun menjadi 73,83%, dan pada tahun 2016 menjadi 78,00%. Puskesmas Banguntapan II memiliki jumlah ibu hamil dengan jumlah 494 orang dengan jumlah K1 yaitu 493 orang (100,00%) dan jumlah K4 yaitu 384 orang (78,00%). Kunjungan pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu bentuk perilaku. Menurut Green dalam Notoatmodjo (2005) faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ada tiga yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Faktor predisposisi dari kunjungan K4 adalah umur, jenis kelamin, ras, pengetahuan, sikap, kepercayaan, pendidikan, pekerjaan, tradisi dan nilai budaya. Sedangkan yang termasuk faktor pemungkin adalah ketersediaan sumber daya, keterjangkaun layanan kesehatan, pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan, serta komitmen masyarakat atau pemerintah. Termasuk faktor penguat diantaranya keluarga, guru, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, dan para pembuat keputusan undang-undang maupun peraturan. Menurut Depkes (2005) terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan K4 adalah faktor karakteristik ibu hamil, faktor pengetahuan ibu hamil, faktor perilaku ibu hamil, maupun petugas kesehatan. Berdasarkan fenomena di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan K4 Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Banguntapan II.
5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat hubungan antara faktor predisposisi dengan kujungan Banguntapan II tahun 2017? 2. Apakah terdapat hubungan antara faktor pemungkin dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017? 3. Apakah terdapat hubungan antara faktor penguat dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Banguntapan II tahun 2017. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan), faktor pemungkin (jarak ke fasilitas kesehatan dan kulitas ANC), faktor penguat (dukungan suami) dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017.
6 b. Mengetahui hubungan antara faktor predisposisi dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017. c. Mengetahui hubungan antara faktor pemungkin dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017. d. Mengetahui hubungan antara faktor penguat dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan pustaka atau referensi dan pengetahuan bagi tenaga dosen dan mahasiswa, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan II. b. Bagi Institusi Kesehatan Sebagai referensi dan tambahan pengetahuan bagi tenaga kesehatan, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan II.
7 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Kesehatan Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan, mengembangkan, merencanakan, dan membuat kebijakan program KIA khususnya cakupan K4 di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan II. b. Bagi Masyarakat Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang layanan yang sesuai standar dan pentingnya pemeriksakan kehamilan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB c. Bagi Peneliti Lain Menjadi referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan dan rujukan oleh peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian serupa yaitu tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu hamil trimester III.
8 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian N Nama o. Peneliti 1. Sarminah (2012) 2. Nurul Syamsiyah (2013) 3. Sylvianing sih (2015) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Antenatal Care di Provinsi Papua Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat tahun 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (K4) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kuala Behe Kalimantan Barat. Jenis penelitian sama dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu cross sectional. 1. Jenis penelitian sama dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu cross sectional. 2. Responden penelitian ini adalah ibu hamil trimestr III ( 28 minggu) Tema penelitian sama yaitu tentang faktor - faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu hamil 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Riskesdas 2010 2. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. 3. Responden yang digunakan adalah ibu - ibu yang pernah hamil periode waktu 1 januari 2005 sampai dilakukan penelitian 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan wawancara pada kuisioner. 2. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. 1. Desain penelitian yang digunakan adalah Case Control. 2. Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Sampling.