BAB I PENDAHULUAN. melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Say et

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

ALI SADIKIN NIM : J

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi.proses tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpengaruh tidah baik terhadap kehamilan tersebut (Prawiroharjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ibu melahirkan merupakan salah satu dari tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. mengarah kepada kematian. Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016, Angka

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian...

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator penilaian status kesehatan masyarakat adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Say et al., 2014). Target Millenium Development Goals (MDGs) untuk menurunkan AKI dan AKB yang belum tercapai di tahun 2015 dilanjutkan dalam kesepakatan Sustainable Development Goals (SDGs). Target SDGs poin ke tiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Persentase ibu hamil yang mendapatkan layanan asuhan antenatal care (ANC) sebagaimana yang direkomendasikan oleh Kementrian Kesehatan untuk perawatan ANC yang adekuat yakni setidaknya empat kali selama masa kehamilan (Kemenkes RI, 2011). Angka kematian ibu di seluruh dunia pada tahun 2015 sebanyak 303.000 jiwa. Setiap hari terjadi kematian ibu sebanyak 830 akibat kehamilan dan persalinan. Sekitar 99% AKI terjadi di negara berkembang, sedangkan AKI di negara maju sebesar 1%. Penanganan yang baik dari tenaga medis dalam tatalaksana selama dan setelah persalinan dapat menyelamatkan ibu dan bayi, sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya penurunan AKI hingga 44% antara tahun 1990 sampai 2015 (WHO, 2015). 1

2 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2015 mempunyai jumlah kematian ibu sebanyak 21 kasus. Kasus terbanyak berada pada Kabupaten Bantul yaitu berjumlah 11 kasus atau 87,5/100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu tahun 2015 ini masih di atas dari target yang ditentukan yaitu 70,0/100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Bantul, 2016). World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa penyebab kematian ibu adalah sama di berbagai negara, terbanyak adalah pendarahan 27,1%, gangguan tekanan darah/ hipertensi 14,0%, sepsis 10,0%, abortus tidak aman (unsafe abortion) 7,9%, emboli air ketuban 3,2%, dan infeksi lainnya 9,6%. Sebagian besar komplikasi ini bisa dicegah dengan memberikan ANC yang berkualitas (WHO, 1996). Antenatal Care (ANC) adalah layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan standar layanan yang ditetapkan (Depkes RI, 2010). Antenatal Care (ANC) terbukti efektif dalam mendeteksi dini kondisi yang dapat menyebabkan kematian ibu (Carroli et al, 2001). Pemantauan kesehatan ibu hamil selama masa kehamilan perlu dilakukan karena kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau mengalami penyulit/komplikasi. Tatalaksana layanan pemeriksaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi hal berikut: mengupayakan kehamilan yang sehat, melakukan deteksi dini penyulit/komplikasi, melakukan tatalaksana awal dan rujukan bila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman,

3 perencanaan partisipasif serta persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi (Depkes, 2007). Salah satu indikator yang digunakan dalam ANC adalah cakupan K4. K4 adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan paling sedikit 4 kali, yaitu minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga (Depkes RI, 2010). Di Indonesia, cakupan layanan kesehatan ibu hamil K4 tahun 2015 menunjukkan bahwa secara umum terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya untuk kedua indikator, baik K1 maupun K4. Cakupan layanan kesehatan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2015 adalah 87,1% dan telah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan sebesar 72,0% (Kemenkes RI, 2016). Di DIY, menunjukkan bahwa cakupan K4 di DIY dalam 3 tahun terakhir belum mencapai target Nasional. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DIY dalam kurun waktu 3 tahun terakhir 2013-2015 didapatkan cakupan K4 ibu hamil 82,94 %(tahun 2013 dengan target 86,52%), 92,81% (tahun 2014 dengan target 95,00%), dan 92,59% (tahun 2015 dengan target 95,00%). (Dinkes DIY, 2016). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul pada tanggal 8 Agustus 2017, cakupan kunjungan K4 ibu hamil tahun 2015 tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kretek yaitu sebesar 98,54%. Sedangkan cakupan kunjungan ibu hamil K4 terendah terdapat di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan II yaitu sebesar 73,83%. Puskesmas Banguntapan II merupakan Puskesmas dengan cakupan K4 terendah pada tahun

4 2014 di DIY yaitu sebesar 78,77%, kemudian pada tahun 2015 turun menjadi 73,83%, dan pada tahun 2016 menjadi 78,00%. Puskesmas Banguntapan II memiliki jumlah ibu hamil dengan jumlah 494 orang dengan jumlah K1 yaitu 493 orang (100,00%) dan jumlah K4 yaitu 384 orang (78,00%). Kunjungan pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu bentuk perilaku. Menurut Green dalam Notoatmodjo (2005) faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ada tiga yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Faktor predisposisi dari kunjungan K4 adalah umur, jenis kelamin, ras, pengetahuan, sikap, kepercayaan, pendidikan, pekerjaan, tradisi dan nilai budaya. Sedangkan yang termasuk faktor pemungkin adalah ketersediaan sumber daya, keterjangkaun layanan kesehatan, pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan, serta komitmen masyarakat atau pemerintah. Termasuk faktor penguat diantaranya keluarga, guru, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, dan para pembuat keputusan undang-undang maupun peraturan. Menurut Depkes (2005) terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan K4 adalah faktor karakteristik ibu hamil, faktor pengetahuan ibu hamil, faktor perilaku ibu hamil, maupun petugas kesehatan. Berdasarkan fenomena di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan K4 Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Banguntapan II.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat hubungan antara faktor predisposisi dengan kujungan Banguntapan II tahun 2017? 2. Apakah terdapat hubungan antara faktor pemungkin dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017? 3. Apakah terdapat hubungan antara faktor penguat dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Banguntapan II tahun 2017. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan), faktor pemungkin (jarak ke fasilitas kesehatan dan kulitas ANC), faktor penguat (dukungan suami) dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017.

6 b. Mengetahui hubungan antara faktor predisposisi dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017. c. Mengetahui hubungan antara faktor pemungkin dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017. d. Mengetahui hubungan antara faktor penguat dengan kunjungan Banguntapan II tahun 2017. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan pustaka atau referensi dan pengetahuan bagi tenaga dosen dan mahasiswa, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan II. b. Bagi Institusi Kesehatan Sebagai referensi dan tambahan pengetahuan bagi tenaga kesehatan, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan II.

7 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Kesehatan Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan, mengembangkan, merencanakan, dan membuat kebijakan program KIA khususnya cakupan K4 di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan II. b. Bagi Masyarakat Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang layanan yang sesuai standar dan pentingnya pemeriksakan kehamilan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB c. Bagi Peneliti Lain Menjadi referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan dan rujukan oleh peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian serupa yaitu tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu hamil trimester III.

8 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian N Nama o. Peneliti 1. Sarminah (2012) 2. Nurul Syamsiyah (2013) 3. Sylvianing sih (2015) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Antenatal Care di Provinsi Papua Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat tahun 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (K4) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kuala Behe Kalimantan Barat. Jenis penelitian sama dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu cross sectional. 1. Jenis penelitian sama dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu cross sectional. 2. Responden penelitian ini adalah ibu hamil trimestr III ( 28 minggu) Tema penelitian sama yaitu tentang faktor - faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 pada ibu hamil 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Riskesdas 2010 2. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. 3. Responden yang digunakan adalah ibu - ibu yang pernah hamil periode waktu 1 januari 2005 sampai dilakukan penelitian 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan wawancara pada kuisioner. 2. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. 1. Desain penelitian yang digunakan adalah Case Control. 2. Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Sampling.