8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Sinarsari Kecamatan Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pelaksanaan pada bulan Oktober 2011 - Februari 2012. Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan adalah tujuh jagung manis hibrida yang diuji yaitu 3 x 4B, 6 x 8, 6 x 4A, 6 x 3, 3 x 8, 3 x 4A, dan 6 x 4B ditambah empat varietas komersial sebagai pembanding Sweet Boy, Talenta, Mutiara, dan Super Sweet Corn. Bahan lain yang dibutuhkan berupa pupuk urea 300 kg/ha, SP36 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha, kapur 1.5 ton/ha. Pengendali hama dan penyakit berupa pestisida yang digunakan dengan dosis bahan aktif Carbofuran 20 kg/ha, insektisida dengan bahan aktif Profenofos dan Beta Siflutrin dosis masing-masing 2 cc/l. Alat yang dibutuhkan yaitu alat-alat pengolahan tanah, ajir, meteran, hand refraktometer; untuk mengukur Padatan Terlarut Total (PTT) dalam biji jagung manis, timbangan, kantong kertas, spidol dan penjepit kertas untuk melakukan penyerbukan sendiri buatan (selfing). Metode Perlakuan disusun menurut Rancangan Kelompok Lengkap Teracak Faktor Tunggal (RKLT) dengan tiga ulangan menggunakan 11 varietas sehingga terdapat 33 satuan percobaan. Model yang dilakukan pada rancangan tersebut adalah (Gomez, 1995) Y ij = µ + τ i + β j + ε ij ;(i= 1,.p; j =1,.r) Keterangan : i = 1, 2, 3..11 j = 1, 2, 3 Y ij = nilai pengamatan hasil ke-i kelompok ke-j 8
9 µ = nilai tengah umum τ i = pengaruh perlakuan ke-i (i = 1, 2, 3, 11) β j = pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3) ε ij = pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i, kelompok ke-j Jika perlakuan berpengaruh nyata maka, dilanjutkan dengan Uji Dunnett pada taraf 5 % untuk membandingkan nilai tengah semua perlakuan terhadap nilai tengah kontrol (pembanding). Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan percobaan dimulai dengan persiapan lahan dan pengolahan tanah meliputi pembersihan, penggemburan tanah, dan perataan tanah. Luas plot sebesar 3 x 2.75 m 2 terdiri dari 11 plot perlakuan dengan tiga ulangan. Petak satuan yang didapatkan sebanyak 33 petak, dan jarak tanam yang digunakan sebesar 75 x 20 cm 2. Lahan percobaan yang terpakai seluruhnya ± 492 m 2. Pemeliharaan meliputi penyulaman, pemupukan dengan penaburan pupuk 300 kg urea/ha, 200 kg SP-36/ha, 200 kg KCL/ha, dipupuk sebelah kanan baris benih secara merata dalam satu alur. Pupuk kandang diberikan 1 minggu sebelum penanaman sebanyak 15 ton/ha. Pemberian kapur 1.5 ton/ha dilakukan saat pengolahan tanah dan dibiarkan selama satu minggu. Pemeliharaan paling terpenting adalah menjaga kelembaban tanah, disiram bila kekeringan. Hal tersebut dilakukan pada awal penanaman karena sedikitnya hujan yang turun. Pengendalian gulma dilakukan secara manual (penyiangan) pada umur 4 dan 6 MST. Pada 68 HST dilakukan penyemprotan Insektisida sebanyak masingmasing 2 cc/l yang berbahan aktif profenofos dan beta siflutrin. Insektisida diberikan karena hama menyerang tanaman jagung manis khususnya jagung manis pembanding Super Sweet corn dan Sweet Boy. Pemberian insektisida untuk semua genotipe yang ditanam dilapang. Penyerbukan sendiri pada dua tanaman selain tanaman contoh untuk setiap petak untuk mengukur kadar PTT (Padatan Total Terlarut) atau kemanisan pada jagung manis. Kegiatan tersebut dilakukan pada 48-58 HST. Sebelum penyerbukan terlebih dahulu dilakukan penutupan malai tanaman jagung manis dengan kertas kantong (kertas roti) dan menutup bagian tongkol jagung sebelum 9
10 rambut keluar dengan menggunakan plastik bening. Penyerbukan dilakukan, jika rambut tongkol sudah mencapai panjang ±2-3 cm. Tongkol yang sudah diserbuki kemudian ditutup menggunakan kertas kantong. Pemanenan dilakukan lebih dari satu kali pada 72-80 HST. Jagung manis dikatakan masak atau kriteria konsumsi apabila telah berwarna kuning keputihan atau kuning susu dan rambut tongkol telah mengering kecoklatan. Pengamatan Pengamatan yang akan dilakukan mencangkup peubah kualitatif dan kuantitatif. Pengamatan peubah kualitatif diperlukan untuk mengetahui perbedaan fenotipe dari setiap hibrida yang diuji. Peubah kualitatif dan kuantitatif yang diamati meliputi: 1. Warna buah (kuning, kuning keputihan) 2. Warna daun (hijau, hijau tua) 3. Bentuk buah (kerucut, cerutu/silindris) 4. Susunan baris biji (lurus dan melengkung) 5. Warna batang (hijau, hijau tua, hijau keunguan) 6. Bulu pelepah daun (3 jarang, 5 sedang, 6 rapat) 7. Penutupan kelobot (3 jelek, 5 sedang, 7 bagus) 8. Kerusakan tongkol (0 tidak ada, 3 sedikit, 7 parah) 9. Kepekaan terhadap cekaman biotik (1 amat rendah, 3 rendah, 5 sedang, 7 tinggi, 9 sangat tinggi) 10. Tinggi tanaman (cm), diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi dengan meluruskan daun 11. Jumlah daun (helai) yang telah membuka sempurna 12. Lingkar batang (cm), dihitung pada ketinggian diatas 10 cm dari permukaan tanah pada saat tanaman keluar malai jantan (tassel) dan menggunakan meteran 13. Tinggi tongkol utama (cm), diukur mulai dari permukaan tanah sampai buku tempat tongkol pertama keluar 14. Umur keluarnya bunga jantan (tassel) dan umur keluarnya bunga betina (silk) 10
11 15. Umur panen (HST) 16. Persentase tanaman yang terjangkit penyakit bulai (%) 17. Diameter batang (mm), diukur 10 cm dari permukaan tanah pada saat tanaman keluar malai jantan (tassel) dan menggunakan jangka sorong 18. Jumlah tanaman yang dapat dipanen, jumlah tanaman yang tumbuh dan dapat dipanen 19. Jumlah tongkol yang dipanen per-plot, seluruh jumlah tongkol yang dapat dipanen baik berisi atau tidak 20. Diameter tongkol (cm), pangkal, tengah dan ujung tongkol 21. Panjang tongkol (cm), diukur dari ujung tongkol hingga bagian bawah tongkol 22. Panjang baris pada tongkol (cm), diukur hingga baris yang masih terdapat biji 23. Jumlah baris dan jumlah biji per baris pada tongkol 24. Bobot brangkasan (kg) 25. Jumlah bobot berkelobot per plot (kg) 26. Jumlah bobot tanpa kelobot per plot (kg) 27. Bobot tongkol berkelobot (g) 28. Bobot tongkol tanpa kelobot (g) 29. Kadar PTT (Pengukuran Padatan Total Terlarut) Pada kadar PTT dalam biji jagung manis ( Brix) diukur dengan cara menghaluskan biji jagung manis hasil penyerbukan sendiri. Panen dilakukan pada kisaran umur 18-24 hari setelah penyerbukan. Biji dari jagung manis hasil penyerbukan sendiri tersebut digerus atau dapat juga disayat menggunakan pisau hingga keluar air dari biji. Air dari biji tersebut disaring dan kemudian diteteskan pada prisma hand refractometer. Kadar PTT dapat dinyatakan dalam Brix akan terbaca. 30. Produktivitas (ton/ha) Hasil (ton/ha) = 10000 x B x 0.80 L.P L.P = Luas Petakan Panen (m 2 ) B = Bobot Tongkol Kupasan Basah (kg) 11
12 32. Indeks panen tongkol berkelobot Bobot tongkol berkelobot Rumus = Brangkasan + Bobot tongkol berkelobot 33. Indeks panen tongkol tanpa kelobot Bobot tongkol tanpa kelobot Rumus = Brangkasan + Bobot tongkol tanpa kelobot 12
13 Analisis Data Analisis ragam Analisis ragam rancangan kelompok lengkap teracak dengan satu faktor, disajikan pada Tabel 1 (Acquaah, 2007). Analisis digunakan untuk melihat keragaman dalam populasi. Tabel 1. Analisis ragam dan komponen pendugaan ragam Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Nilai Keragaman (DB) Kuadrat (JK) Tengah (KT) Harapan Genotipe g-1 JK g KT g σ 2 + r σ 2 g Ulangan r-1 JK r KT r Galat (r-1)(g-1) JK e KT e σ 2 e Keterangan : g = banyaknya genotipe yang diuji r = banyaknya ulangan Pendugaan Heritabilitas Arti Luas (h 2 bs) Heritabilitas merupakan porsi keragaman teramati yang disebabkan oleh sifat menurun. Ragam penotipe (σ 2 p) berasal dari penjumlahan ragam genetik (σ 2 g), ragam lingkungan (σ 2 e), dan interaksi antara ragam genetik dan lingkungan (σ 2 ge). Heritabilitas arti luas (h 2 bs), dengan rumus : h 2 bs = σ 2 g x 100% σ 2 p Nilai heritabilitas berada pada rentang 0-1. Nilai 0 menunjukan nilai seluruh variasi akibat faktor lingkungan, sedangkan untuk nilai 1 berarti nilai seluruh variasi akibat faktor genetik. Heritabilitas digolongkan menjadi tiga kategori yaitu : (1). Rendah ; h 2 bs < 20% (2). Sedang ; 20 % < h 2 bs < 50% (3). Tinggi ; h 2 bs > 50% (Stanfield, 1983). 13
14 Koefisien Korelasi Korelasi antar dua sifat dapat berupa kolerasi penotipe dan kolerasi genotipe. Kolerasi penotipe ini selanjutnya dapat menunjukan kolerasi genotipe yang lebih memiliki arti dalam pemuliaan (Poespodarsono, 1988). Analisis korelasi secara umum dapat dihitung dengan rumus : r xy = Cov (x, y) Keterangan : r xy = koefisien korelasi peubah x dan y Cov (x, y) = peragam antara sifat keduanya ( x dan y) = ragam sifat x = ragam sifat y 14