BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi saat ini, khususnya dalam

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

Kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi saat ini, khususnya dalam. kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) berpengaruh bukan hanya pada tiap

TINJAUAN PELAKSANAAN HUBUNGAN KERJA DI PT. NYONYA MENEER SEMARANG

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan. dan peningkatan pembangunan yang berasaskan kekeluargaan, perlu

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga Kerja Indonesia yang sering disebut Tenaga Kerja Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mendorong dan menggairahkan dunia usaha, Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi saat ini, khususnya dalam kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) berpengaruh bukan hanya pada tiap individu manusia yang sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan juga perkembangan sebuah perusahaan. Sebab banyak perusahaan yang dapat kegiatannya menggunakan BBM. Akibatnya keadaan perusahaan di ambang kebangkrutan dan untuk menghidupkan diperlukan suntikan dana. Suntikan dana dapat diperoleh perusahaan melalui bank dengan cara meminjam uang atau kredit. Dalam kehidupan sehari-hari, kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing bagi masyarakat kita. perkataan kredit tidak saja dikenal masyarakatdi kota-kota besar, tetapi sampai di desa-desa pun kata kredit tersebut sudah sangat populer. Manusia adalah homo economicus dan manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya yang selalu meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya itu terbatas. hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhi hasrat dan citicitanya.dalam hal ini berusaha, maka untuk meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan daya guna suatu barang, ia memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan. Bantuan dari bank dalam bentuk tambahan modal inilah yang sering disebut dengan kredit. Manusia adalah homo economicus dan

2 manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhannya. kebutuhan manusia yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya yang selalu meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya itu terbatas. hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhi hasrat dan citicitanya.dalam hal ini berusaha, maka untuk meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan daya guna suatu barang, bantuan dari bank dalam bentuk tambahan modal inilah yang sering disebut dengan kredit. Bank akan memberikan pinjaman modal dengan syarat-syarat tertentu, salah satu syarat tersebut yaitu perusahaan yang diwakili pimpinan yang meminjam modal memberikan jaminan atau barang yang dijadikan agunan. Agunan yang diberikan untuk kredit diatur dalam SK Direksi BI No. 23/69/KEP/DIR tentang Jaminan Pemberian Kredit, yang selanjutnya mengatur agunan yang diberikan untuk suatu kredit antara lain: 1. Agunan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap (bergerak). 2. Agunan pribadi (borgtocht) yaitu suatu perjanjian di mana satu pihak (borg) menyanggupi pihak yang lainnya (kreditur) bahwa ia menjamin pembayaran suatu hutang apabila si berutang (debitur) tidak menepati kewajibannya. 3. Agunan efek-efek saham, obligasi, dan sertifikat yang didaftar di bursa efek. 1 Rachmadi Usman mengatakan bahwa mengingat pentingnya dana perkreditan tersebut dalam proses pembangunan, sudah seharusnya jika 1 Thomas Suyatno, dkk., Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1999, hal 27.

3 pemberi dan penerima kredit dengan melalui suatu lembaga mendapat perlindungan melalui lembaga hak jaminan yang kuat dan yang dapat memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang berkepentingan. 2 Subekti berpendapat bahwa tujuan hak jaminan (tanggungan) untuk mengatur keseimbangan posisi kedua belah pihak, yaitu pihak kreditur dan pihak debitur di dalam hubungannya dengan hak-hak jaminan dan dimaksudkan untuk sebagai usaha pengaman dalam bidang perkreditan. Oleh karena itu lembaga hak jaminan mempunyai tugas melancarkan dan mengamankan pemberian kredit, maka jaminan yang baik (ideal), meliputi: 1. yang dapat secara mudah membantu memperoleh kredit oleh pihak yang memerlukan; 2. yang tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari kredit untuk melakukan atau menruskan usahanya; 3. yang memberikan kepastian kepada si pemberi kredit, dalam arti bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekusi, yaitu bila perlu mudah diuangkan untuk melunasi hutang. 3 Dalam perkreditan yang berhubungan dengan jaminan atau tanggungan sangat diperlukan adanya hukum perjanjian. Hukum kontrak atau hukum perjanjian merupakan tulang punggung yang sangat fundamental. Sebab bagaimanapun juga bisnis itu bermula dari adanya perjanjian antara pelaku bisnis itu sendiri. Karena itu, dapat dipastikan bahwa para pebisnis tidak dapat 2 Rachmadi Usman, Pasal-Pasal tentang Hak Tanggungan atas Tanah, Jakarta, Djambatan, 1999. hal. 24. 3 Ibid, hal. 25.

4 mengabaikan aspek-aspek hukum perjanjian dalam bisnisnya. Ini dilakukan untuk menghindari hal-hal fatal yang mungkin akan terjadi. 4 Perjanjian penanggungan hutang di atur dalam Pasal 1820 sampai dengan Pasal 1850 KUH Perdata. Pasal 1820 KUH Perdata mengartikan penanggungan adalah Suatu perjanjian, di mana pihak ketiga, demi kepentingan kreditur, mengikatkan dirinya untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur tidak dapat memenuhi perikatannya. 5 Kutipan di atas menerangkan ada tiga yang terkait dalam perjanjian penanggungan hutang, yaitu debitur, kreditur, dan pihak ketiga. Kreditur di sini berkedudukan sebagai pemberi kredit atau orang yang berpiutang, sedangkan debitur adalah orang yang mendapat pinjaman uang atau berhutang. Pihak ketiga adalah orang yang akan menjadi penanggung utang debitur kepada kreditur. Adanya jaminan yang disyaratkan dalam pemberian hutang, maka pihak ketiga di sini adalah orang yang dijadikan penanggung atau borg. Kegiatan ketiga pihak yang terlibat tersebut diawali dengan perjanjian kredit atau perjanjian guna memperoleh kredit dari bank antara kreditur dan debitur, kemudian dilanjutkan lagi dengan perjanjian penanggungan (BORGTOCHT). Permasalahan penanggungan dalam peristiwa pemberian kredit ini menarik untuk dikaji lebih dalam. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dipilih judul: BORGTOCHT (PENANGGUNGAN) STUDI PELAKSANAAN 4 Munir Fuady, Hukurn Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2001, hal. 2. 5 H. Salim HS. Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 219

5 PERJANJIAN PENANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT ANTARA CV. AGUNG REJEKI DENGAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) JATENG CABANG KARANGANYAR. B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul tersebut di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Diarahkan proses pelaksanaan perjanjian penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar. 2. Perjanjian penanggungan yang dibahas adalah perjanjian penanggungan antara pemilik perusahaan terhadap hutang dari perusahaan yang dimilikinya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, alasan pemilihan judul dan batasan masalah tersebut di atas, maka rumusan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah isi Perjanjian Penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar? 2. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar?

6 3. Bagaimanakah pertanggungjawaban pihak penanggung apabila debitur ternyata benar-benar wanprestasi? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Ingin mengetahui isi Perjanjian Penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar 2. Ingin mengetahui pelaksanaan perjanjian penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar. 3. Ingin mengetahui pertanggungjawaban pihak penanggung aapabila debitur ternyata benar-benar wanprestasi. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan masukan yang positif bagi perkembangan dunia hukum dalam pelaksanaan proses pelaksanaan perjanjian penanggungan antara perusahaan dengan Bank dan agunan yang dipergunakan adalah benda bergerak dan tidak bergerak. 2. Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

7 a. Bagi bank diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dalam bidang hukum sehingga bank dapat lebih mengembangkan dan memberikan solusi dalam proses pelaksanaan perjanjian penanggungan. b. Bagi masyarakat diharapkan akan memperoleh pengertian dan pemahaman dengan tepat tentang proses pelaksanaan perjanjian penanggungan, khususnya proses pelaksanaan perjanjian penanggungan. F. Metode Penelitian Seorang peneliti untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan memerlukan metode. Berdasarkan sifatnya penelitian ini bersifat deskriptif, yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah memberikan data seteliti. 6 Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif eksploratif, yaitu suatu penelitian untuk mencari fakta dengan interprestasi yang tepat dalam mempelajari masalah-masalah yang ada dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dalam situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan suatu fenomena. Tujuan penelitian deskriptif eksploratif ini adalah untuk menggambarkan suatu fenomena secara sistematis, faktual dan akurat. 7 Metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Pendekatan Pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu dalam menganalisis data didasarkan pada asas-asas hukum dan perbandingan-perbandingan hukum yang ada dalam 6 Sutrisno Hadi, Metode Penelitian, Andi Offset, Yogyakarta, 1992, hal. 132. 7 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rajawali Press, 2003, hal. 29.

8 masyarakat 8, yaitu mengenai perjanjian penanggungan yang ditemui dalam kehidupan masyarakat. 2. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer merupakan data yang secara langsung diperoleh dari lapangan yang terdapat pada lokasi penelitian, yaitu CV. Agung Rejeki di desa Kembu, Kalurahan Waru, Kecamatan Kebak Kramat, Kabupaten Karanganyar. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang tidak secara langsung diperoleh di lapangan, akan tetapi mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder ini dapat diperoleh melalui studi kepustakaan, dokumen, dan laporan-laporan dari objek penelitian. 3. Sumber Data Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber Data Primer 8 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal. 6.

9 Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh dari nara sumber yang paling utama, dalam hal ini adalah Direktur atau pimpinan dari CV. Agung Rejeki karanganyar. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data-data yang diperoleh selain dari nara sumber utama atau data-data yang mendukung data primer, dalam hal ini adalah kepustakaan yang dapat berupa bukubuku, makalah, maupun hasil penelitian sebelumnya yang sesuai dengan judul penelitian sehingga akan memperdalam pembahasan. Data-data sekunder yang diperlukan meliputi: 1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata). 2) Dokumen Surat Perjanjian Kredit antara CV Agung Rejeki dengan BPD Jateng Cabang Karanganyar. 3) Dokumen Perjanjian Penanggungan dalam Perjanjian Kredit antara CV Agung Rejeki dengan BPD Jateng Cabang Karanganyar. 4) Hasil penelitian yang relevan 4. Teknik Pengumpulan data Sesuai dengan jenis data, maka metode untuk mengumpulkan data disesuaikan dengan jenis data. Untuk mengumpulkan data primer yang diperoleh di lapangan menggunakan metode observasi dan wawancara, sedangkan untuk data sekunder menggunakan metode studi pustaka. Penjelasan dari 3 metode pengumpulan data tersebut sebagai berikut:

10 a. Metode Pengumpulan data di Lapangan (field research) Penelitian lapangan adalah cara mendapatkan data langsung dari lokasi penelitian, baik berupa keterangan, fakta atau gejala lainnya pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik wawancara dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan masalah yang diteliti. Metode yang digunakan: 1) Metode Observasi Metode observasi adalah metode untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan kegiatan pengamatan secara langsung pada objek penelitian, yaitu CV. Agung Rejeki dan hasil pengamatan yang penting dicatat sebagai bahan untuk membuat laporan dan menganalisis data. 2) Metode Wawancara Metode wawancara adalah metode untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab. Peneliti sebagai penanya dan Kepala atau karyawan CV Rejeki Agung yang menjawab pertanyaan. Pedoman daftar pertanyaan dibuat secara sistematis dan telah disiapkan oleh peneliti. b. Metode studi Pustaka Untuk menunjang dua metode yang digunakan dipilih metode studi pustaka. Pustaka adalah benda-benda yang berbentuk tulisan. Jadi, metode studi pustaka adalah metode untuk mengumpulkan data berdasarkan pada benda-benda berbentuk tulisan, dilakukan dengan

11 cara mencari, membaca, mempelajari dan memahami data-data sekunder yang berhubungan dengan hukum sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mencari, membaca dan mempelajari bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, majalah, literature, dokumen, peraturan yang ada relevansinya dengan yang diteliti. 6. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Artinya data dianalisis berdasarkan gabungan pendapat para ahli yang digunakan dalam landasan teori dan pemikiran-pemikiran peneliti. Analisis interaktif ini digunakan sebab jenis penelitian ini bersifat kualitatif. Data akan diproses melalui tiga komponen, yaitu: reduksi data, sajian data, dan analisis data. 9 a. Reduksi data: merupakan proses seleksi, penyederhanaan, pengabstraksian, dan trasformasi data yang ada. b. Sajian data : merupakan rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dilakukan. c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, diawali dengan kegiatan pengumpulan data penelitian, kemudian mencari dan memahami makna yang ditemui dengan melakukan pencatatan peraturanperaturan, pola-pola, pertanyaan-pertanyaan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan proposisi-proposisi dengan 9 Miles dan Hubermen, 1992: 37

12 analisis secara induktif. Dalam proses interaksi, tiga komponen utama, yaitu: reduksi data, sajian data, dan analisis data/verifikasi bergerak bolak-balik. G. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Batasan Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian G. Sistematika Skripsi BAB II LANDASAN TEORI A. Perjanjian Secara Umum 1. Pengertian Perjanjian 2. Syarat-syarat Perjanjian 3. Macam-macam Perjanjian 4. Subjek dan Objek Perjanjian 5. Pelaksanaan Perjanjian 6. Prestasi dan Wanprestasi B. Perjanjian Penanggungan (Jaminan) 1. Pengertian Perjanjian Penanggungan

13 2. Sifat Penanggungan Hutang 3. Akibat Penanggungan antara Kreditur dan Penanggung 4. Syarat dan Manfaat Benda Penanggungan atau Jaminan 5. Hapusnya Penanggungan Hutang C. Bank Perkreditan 1. Pengertian Bank Perkreditan 2. Unsur Kredit BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Singkat Bank Pemerintah Daerah B. Isi Perjanjian Penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar C. Pelaksanaan perjanjian penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar. D. Pertanggungjawaban pihak penanggung apabila debitur ternyata benar-benar wanprestasi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

14 BAB I PENDAHULUAN

15 A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi saat ini, khususnya dalam kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) berpengaruh bukan hanya pada tiap individu manusia yang sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan juga perkembangan sebuah perusahaan. Sebab banyak perusahaan yang dapat kegiatannya menggunakan BBM. Akibatnya keadaan perusahaan di ambang kebangkrutan dan untuk menghidupkan diperlukan suntikan dana. Suntikan dana dapat diperoleh perusahaan melalui bank dengan cara meminjam uang atau kredit. Dalam kehidupan sehari-hari, kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing bagi masyarakat kita. perkataan kredit tidak saja dikenal masyarakatdi kota-kota besar, tetapi sampai didesa-desa pun kata kredit tersebut sudah sangat populer. Manusia adalah homo economicus dan manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya yang selalu meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya itu terbatas. hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhi hasrat dan citicitanya.dalam hal ini berusaha, maka untuk meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan daya guna suatu barang, ia memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan. bantuan dari bank dalam bentuk tambahan modal inilah yang sering disebut dengan kredit. Manusia adalah homo economicus dan manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhannya. kebutuhan manusia yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya yang selalu meningkat, sedangkan

16 kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya itu terbatas. hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhi hasrat dan citicitanya.dalam hal ini berusaha, maka untuk meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan daya guna suatu barang, ia memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan. bantuan dari bank dalam bentuk tambahan modal inilah yang sering disebut dengan kredit. Bank akan memberikan pinjaman modal dengan syarat-syarat tertentu, salah satu syarat tersebut yaitu perusahaan yang diwakili pimpinan yang meminjam modal memberikan jaminan atau barang yang dijadikan agunan pada bank. Agunan yang diberikan untuk kredit diatur dalam SK Direksi BI No. 23/69/KEP/DIR tentang Jaminan Pemberian Kredit, yang selanjutnya mengatur agunan yang diberikan untuk suatu kredit antara lain: 4. Agunan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap (bergerak). 5. Agunan pribadi (borgtocht) yaitu suatu perjanjian di mana satu pihak (borg) menyanggupi pihak yang lainnya (kreditur) bahwa ia menjamin pembayaran suatu hutang apabila si berutang (debitur) tidak menepati kewajibannya. 6. Agunan efek-efek saham, obligasi, dan sertifikat yang didaftar di bursa efek. 2 Rachmadi Usman mengatakan bahwa mengingat pentingnya dana perkreditan tersebut dalam proses pembangunan, sudah seharusnya jika 2 Thomas Suyatno, dkk., Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1999, hal 27.

17 pemberi dan penerima kredit dengan melalui suatu lembaga mendapat perlindungan melalui lembaga hak jaminan yang kuat dan yang dapat memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang berkepentingan. 2 Subekti berpendapat bahwa tujuan hak jaminan (tanggungan) untuk mengatur keseimbangan posisi kedua belah pihak, yaitu pihak kreditur dan pihak debitur di dalam hubungannya dengan hak-hak jaminan dan dimaksudkan untuk sebagai usaha pengaman dalam bidang perkreditan. Oleh karena itu lembaga hak jaminan mempunyai tugas melancarkan dan mengamankan pemberian kredit, maka jaminan yang baik (ideal), meliputi: 4. yang dapat secara mudah membantu memperoleh kredit oleh pihak yang memerlukan; 5. yang tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari kredit untuk melakukan atau menruskan usahanya; 6. yang memberikan kepastian kepada si pemberi kredit, dalam arti bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekusi, yaitu bila perlu mudah diuangkan untuk melunasi hutang. 3 Dalam perkreditan yang berhubungan dengan jaminan atau tanggungan sangat diperlukan adanya hukum perjanjian. Hukum kontrak atau hukum perjanjian merupakan tulang punggung yang sangat fundamental. Sebab bagaimanapun juga bisnis itu bermula dari adanya perjanjian antara pelaku bisnis itu sendiri. Karena itu, dapat dipastikan bahwa para pebisnis tidak dapat 2 Rachmadi Usman, Pasal-Pasal tentang Hak Tanggungan atas Tanah, Jakarta, Djambatan, 1999. hal. 24. 3 Ibid, hal. 25.

18 mengabaikan aspek-aspek hukum perjanjian dalam bisnisnya. Ini dilakukan untuk menghindari hal-hal fatal yang mungkin akan terjadi. 4 Perjanjian penanggungan hutang di atur dalam Pasal 1820 sampai dengan Pasal 1850 KUH Perdata. Pasal 1820 KUH Perdata mengartikan penanggungan adalah Suatu perjanjian, di mana pihak ketiga, demi kepentingan kreditur, mengikatkan dirinya untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur tidak dapat memenuhi perikatannya. 5 Kutipan di atas menerangkan ada tiga yang terkait dalam perjanjian penanggungan hutang, yaitu debitur, kreditur, dan pihak ketiga. Kreditur di sini berkedudukan sebagai pemberi kredit atau orang yang berpiutang, sedangkan debitur adalah orang yang mendapat pinjaman uang atau berhutang. Pihak ketiga adalah orang yang akan menjadi penanggung utang debitur kepada kreditur. Adanya jaminan yang disyaratkan dalam pemberian hutang, maka pihak ketiga di sini adalah orang yang dijadikan penanggung atau borg. Kegiatan ketiga pihak yang terlibat tersebut diawali dengan perjanjian kredit atau perjanjian guna memperoleh kredit dari bank antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pemerintah Daerah (BPD) Jateng Cabang karanganyar, kemudian dilanjukan lagi dengan perjanjian penanggungan (BORGTOCHT). CV. Agung Rejeki merupakan perusahan di bidang penggilingan, pembelian padi, dan penjualan beras. Untuk mengembangkan 4 Munir Fuady, Hukurn Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2001, hal. 2. 5 H. Salim HS. Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 219

19 perusahaan CV. Agung Rejeki meminjam uang di bank guna memperoleh modal, sebagai penanggungnya (Borg) adalah pemilik CV sebagai pribadi. Permasalahan penanggungan dalam peristiwa pemberian kredit ini menarik untuk dikaji lebih dalam. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dipilih judul: BORGTOCHT (PENANGGUNGAN) STUDI PELAKSANAAN PERJANJIAN PENANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT ANTARA CV. AGUNG REJEKI DENGAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) JATENG CABANG KARANGANYAR. B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul tersebut di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu : 3. Diarahkan proses pelaksanaan perjanjian penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar. 4. Perjanjian penanggungan yang dibahas adalah perjanjian penanggungan antara pemilik perusahaan terhadap hutang dari perusahaan yang dimilikinya. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan adanya rumusan masalah suatu penelitian yang dilakukan dapat terfokuskan pada permasalahan untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan latar

20 belakang masalah, alasan pemilihan judul dan batasan masalah tersebut di atas, maka rumusan dalam penelitian ini sebagai berikut: 4. Bagaimanakah isi Perjanjian Penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar? 5. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar? 6. Bagaimanakah pertanggungjawaban pihak penanggung aapabila debitur ternyata benar-benar wanprestasi? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 4. Ingin mengetahui isi Perjanjian Penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar 5. Ingin mengetahui pelaksanaan perjanjian penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar. 6. Ingin mengetahui pertanggungjawaban pihak penanggung aapabila debitur ternyata benar-benar wanprestasi. E. Manfaat Penelitian

21 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan masukan yang positif bagi perkembangan dunia hukum dalam pelaksanaan proses pelaksanaan perjanjian penanggungan antara perusahaan dengan Bank dan agunan yang dipergunakan adalah benda bergerak dan tidak bergerak. 2. Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : c. Bagi bank diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dalam bidang hukum sehingga bank dapat lebih mengembangkan dan memberikan solusi yang tepat dalam proses pelaksanaan perjanjian penanggungan. d. Bagi masyarakat diharapkan akan memperoleh pengertian dan pemahaman dengan tepat tentang proses pelaksanaan perjanjian penanggungan, khususnya proses pelaksanaan perjanjian penanggungan. F. Metode Penelitian Seorang peneliti untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan memerlukan metode. Metode penelitian adalah suatu jalan atau cara-cara yang dipergunakan seorang peneliti dalam penyelidikan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan sifatnya penelitian ini bersifat deskriptif, yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah memberikan data seteliti mungkin tentang manusia atau gejala lainnya. 6 6 Sutrisno Hadi, Metode Penelitian, Andi Offset, Yogyakarta, 1992, hal. 132.

22 Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif eksploratif, yaitu suatu penelitian untuk mencari fakta dengan interprestasi yang tepat dalam mempelajari masalah-masalah yang ada dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dalam situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Tujuan penelitian deskriptif eksploratif ini adalah untuk menggambarkan suatu fenomena secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. 7 Metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Pendekatan Pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu dalam menganalisis data didasarkan pada asas-asas hukum dan perbandingan-perbandingan hukum yang ada dalam masyarakat 8, yaitu mengenai perjanjian penanggungan yang ditemui dalam kehidupan masyarakat. 2. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. d. Data Primer Data primer merupakan data yang secara langsung diperoleh dari lapangan yang terdapat pada lokasi penelitian, yaitu CV. Agung Rejeki 7 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rajawali Press, 2003, hal. 29. 8 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal. 6.

23 di desa Kembu, Kalurahan Waru, Kecamatan Kebak Kramat, Kabupaten Karanganyar. e. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang tidak secara langsung diperoleh di lapangan, akan tetapi mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder ini dapat diperoleh melalui studi kepustakaan, dokumen, dan laporan-laporan dari objek penelitian. 3. Sumber Data Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh dari nara sumber yang paling utama, dalam hal ini adalah Direktur atau pimpinan dari CV. Agung Rejeki karanganyar. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data-data yang diperoleh selain dari nara sumber utama atau data-data yang mendukung data primer, dalam hal ini adalah kepustakaan yang dapat berupa bukubuku, makalah, maupun hasil penelitian sebelumnya yang sesuai dengan judul penelitian sehingga akan memperdalam pembahasan.

24 Sesuai dengan penelitian yang dilakukan data-data sekunder yang diperlukan meliputi: 5) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata). 6) Dokumen Surat Perjanjian Kredit antara CV Agung Rejeki dengan BPD Jateng Cabang Karanganyar. 7) Dokumen Perjanjian Penanggungan dalam Perjanjian Kredit antara CV Agung Rejeki dengan BPD Jateng Cabang Karanganyar. 8) Hasil penelitian yang relevan 4. Teknik Pengumpulan data Sesuai dengan jenis data, maka metode untuk mengumpulkan data disesuaikan dengan jenis data. Untuk mengumpulkan data primer yang diperoleh di lapangan menggunakan metode observasi dan wawancara, sedangkan untuk data sekunder menggunakan metode studi pustaka. Penjelasan dari 3 metode pengumpulan data tersebut sebagai berikut: a. Metode Pengumpulan data di Lapangan (field research) Penelitian lapangan adalah cara mendapatkan data langsung dari lokasi penelitian, baik berupa keterangan, fakta atau gejala lainnya pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik wawancara dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan masalah yang diteliti. Metode yang digunakan: 1) Metode Observasi

25 Metode observasi adalah metode untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan kegiatan pengamatan secara langsung pada objek penelitian, yaitu CV. Agung Rejeki dan hasil pengamatan yang penting dicatat sebagai bahan untuk membuat laporan dan menganalisis data. 2) Metode Wawancara Metode wawancara adalah metode untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab. Peneliti sebagai penanya dan Kepala atau karyawan CV Rejeki Agung yang menjawab pertanyaan. Pedoman daftar pertanyaan dibuat secara sistematis dan telah disiapkan oleh peneliti. b. Metode studi Pustaka Untuk menunjang dua metode yang digunakan dipilih metode studi pustaka. Pustaka adalah benda-benda yang berbentuk tulisan. Jadi, metode studi pustaka adalah metode untuk mengumpulkan data berdasarkan pada benda-benda berbentuk tulisan, dilakukan dengan cara mencari, membaca, mempelajari dan memahami data-data sekunder yang berhubungan dengan hukum sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mencari, membaca dan mempelajari bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, majalah, literature,

26 dokumen, peraturan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti. 6. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Artinya data dianalisis berdasarkan gabungan pendapat para ahli yang digunakan dalam landasan teori dan pemikiran-pemikiran peneliti. Analisis interaktif ini digunakan sebab jenis penelitian ini bersifat kualitatif. Data akan diproses melalui tiga komponen, yaitu: reduksi data, sajian data, dan analisis data. 9 a. Reduksi data: merupakan proses seleksi, penyederhanaan, pengabstraksian, dan trasformasi data yang ada. b. Sajian data : merupakan rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dilakukan. f. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, diawali dengan kegiatan pengumpulan data penelitian, kemudian mencari dan memahami makna yang ditemui dengan melakukan pencatatan peraturanperaturan, pola-pola, pertanyaan-pertanyaan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan proposisi-proposisi dengan analisis secara induktif. Dalam proses interaksi, tiga komponen utama, yaitu: reduksi data, sajian data, dan analisis data/verifikasi bergerak bolak-balik. 9 Miles dan Hubermen, 1992: 37

27 G. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Batasan Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian G. Sistematika Skripsi BAB II LANDASAN TEORI A. Perjanjian Secara Umum 7. Pengertian Perjanjian 8. Syarat-syarat Perjanjian 9. Macam-macam Perjanjian 10. Subjek dan Objek Perjanjian 11. Pelaksanaan Perjanjian 12. Prestasi dan Wanprestasi B. Perjanjian Penanggungan (Jaminan) 1. Pengertian Perjanjian Penanggungan 2. Asas-asas Hukum Jaminan 3. Jenis Penanggungan atau Jaminan 4. Syarat dan Manfaat Benda Penanggungan atau Jaminan C. Bank Perkreditan

28 3. Pengertian Bank Perkreditan 4. Unsur Kredit 5. Tujuan dan Fungsi Kredit BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian B. Isi Perjanjian Penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar C. Pelaksanaan perjanjian penanggungan dalam perjanjian kredit antara CV. Agung Rejeki dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Karanganyar. D. Pertanggungjawaban pihak penanggung aapabila debitur ternyata benar-benar wanprestasi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran