Indeks: KEPALA DAERAH. KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA. WAKIL KEPALA DAERAH TINGKAT I.

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207 TAHUN 1961 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN MENTERI PERTAMA, WAKIL MENTERI PERTAMA DAN MENTERI

NAMA JABATAN DAN GELAR, KEDUDUKAN, PENGHASILAN DAN LARANGAN KEANGGOTAAN PARTAI POLITIK WAKIL KEPALA DAERAH TINGKAT I

UU 12/1959, KEDUDUKAN KEUANGAN PERDANA MENTERI, WAKIL-WAKIL PERDANA MENTERI, MENTERI DAN MENTERI MUDA REPUBLIK INDONESIA.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH JAWA TENGAH Seri C 1973 Nr 63

Mengingat: pasal 7 Penetapan Presiden No. 3 tahun 1959 tentang Dewan Pertimbangan Agung Sementara;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan peraturan tentang kedudukan keuangan Ketua, Wakil Ketua dan anggota M.P.R.S.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat : Pasal-pasal 73, 89 dan 90 ayat 1 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia.

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1956 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA KONSTITUANTE

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 81 TAHUN 1958 (81/1958) Tanggal: 23 OKTOBER 1958 (JAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA DAN ANGGAUTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1954 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA DAN ANGGAUTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 19 Tahun1981 Seri D Nomor 19

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA. No : 25 TAHUN 1977

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 1978

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1958 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU 81/1958, KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT *)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR : 2 TAHUN 1977 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR TINGKAT II BANJAR NOMOR : 1 TAHUN 1981 TENTANG : KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA DAN

Sumber :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,.

PP 12/1981, PEERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang:PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 1981 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF MENTERI NEGARA DAN BEKAS MENTERI NEGARA SERTA JANDA/DUDANYA.

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 1990

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 1996

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 1990

Pasal 9 Cukup jelas

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA ================================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN PENGUASA PERANG TERTINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1962 TENTANG PERBANTUAN KOMPONEN SIPIL PADA GUBERNUR MILITER MANDALA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 15/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG

Menimbang : bahwa perlu diadakan peraturan untuk menentukan penggantian kerugian bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 159 Tahun 2004 Seri : D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 5 TAHUN : 1991 Seri : D. 5.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HAK KEUANGAN DAN ADMINISTRATIF PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAE

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 109 TAHUN 2000 (109/2000) TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 20 TAHUN 1997 SERI D.2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 7 TAHUN 1997 TENTANG

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

BAB III JENIS PENGHASILAN DAN TUNJANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA Bagian Kesatu Rincian Jenis Penghasilan. Pasal 3

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2000

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2000

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UU 11/1959, KEDUDUKAN KEUANGAN PRESIDEN, WAKIL PRESIDEN DAN PEJABAT YANG MENJALANKAN PEKERJAAN JABATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1959 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH TIDAK AMAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL.

Transkripsi:

Bentuk: Oleh: PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 17 TAHUN 1961 (17/1961) Tanggal: 21 SEPTEMBER 1961 (JAKARTA) Sumber: LN 1961/286; TLN NO. 2330 Tentang: KEDUDUKAN HUKUM, NAMA JABATAN, GELAR, PENGHASILAN DAN KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN LAINNYA KEPALA DAERAH. KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGJAKARTA DA WAKIL KEPALA DAERAH TINGKAT I Indeks: KEPALA DAERAH. KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA. WAKIL KEPALA DAERAH TINGKAT I. Menimbang : Presiden Republik Indonesia, bahwa penghasilan dan keuntungan-keuntungan lainnya Kepala Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Kepala Daerah tingkat I perlu diperbaiki; Mengingat : a. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Dasar; b. Pasal 4 ayat (5) dan pasal 7 Penetapan Presiden Nomor 6 tahun 1959 (disempurnakan) (Lembaran-Negara tahun 1959 Nomor 94); c. Pasal 1 ayat (6) Penetapan Presiden Nomor 2 tahun 1960 (Lembaran- Negara tahun 1960 Nomor 11); d. Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 1959 (Lembaran-Negara tahun 1959 Nomor 99); e. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 1960 (Lembaran-Negara tahun 1960 Nomor 12); f. Undang-undang Nomor 10 Prp, tahun 1960 (Lembaran-Negara tahun 1960 Nomor 31); Mendengar : Wakil Menteri Pertama I, Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah dan

Menteri Keuangan; MEMUTUSKAN: Pertama : Mencabut : a. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 195 9 Nomor 99) tentang nama jabatan, gelar, kedudukan dan penghasilan Kepala Daerah serta Kepala dan Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta; b. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 1960 (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 12) tentang nama jabatan dan gelar, kedudukan, penghasilan dan larangan keanggotaan partai politik Wakil Kepala Daerah tingkat I. Kedua : Menetapkan Peraturan Presiden tentang kedudukan hukum, nama jabatan, gelar penghasilan dan keuntungan-keuntungan lainnya Kepala Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Kepala Daerah tingkat I. Kedudukan hukum, nama jabatan dan gelar. Pasal 1. (1) a. Yang dimaksud dengan Kepala Daerah dan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Peraturan ini ialah Kepala Daerah yang diangkat berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 (disempurnakan) tentang Pemerintah Daerah. b. Yang dimaksud dengan Wakil Kepala Daerah tingkat I dalam Peraturan ini ialah Wakil Kepala Daerah tingkat I yang diangkat berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1960 tentang Wakil Kepala Daerah tingkat I. (2) Pejabat-pejabat dimaksud dalam ayat (1) adalah pegawai Negara. (3) Larangan keanggotaan partai politik seperti dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 1959 dan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 1959 berlaku juga bagi pejabat-pejabat tersebut. (4) a. Nama jabatan Kepala Daerah tingkat I adalah "Kepala Daerah

tingkat I". Kepala Daerah tingkat I memakai gelar "Gubernur". b. Nama jabatan Kepala Daerah tingkat II adalah "Kepala Daerah tingkat II". Kepala Daerah tingkat II memakai gelar "Bupati". c. Nama jabatan Kepala Daerah tingkat II Kotapraja adalah "Kepala Daerah Kotapraja". Kepala Daerah Kotapraja gelar "Walikota". d. Nama jabatan Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta adalah "Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta." Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dapat memakai gelar "Gubernur". e. Nama jabatan Wakil Kepala Daerah tingkat I adalah "Wakil Kepala Daerah tingkat I". Penghasilan. Pasal 2. (1) a. Kepala Daerah tingkat I dan Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat gaji sebesar Rp. 3.850,- (tigaribu delapan ratus limapuluh rupiah) sebulan. b. Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat gaji sebesar Rp. 3.650.- (tiga ribu enamratus limapuluh rupiah) sebulan. c. Wakil Kepala Daerah tingkat I mendapat gaji sebesar Rp. 3.650,- (tiga ribu enamratus limapuluh rupiah) sebulan. d. Kepala Daerah tingkat II sesuatu Kotapraja yang menjadi ibukota Daerah tingkat I mendapat gaji sebesar Rp.3.500,- (tigaribu limaratus rupiah) sebulan. e. Kepala Daerah tingkat II, kecuali yang dimaksud dalam huruf d, mendapat gaji sebesar Rp.3.300,- (tigaribu tiga ratus rupiah) sebulan. (2) Diatas gaji tersebut dalam ayat (1) diberikan tunjangan keluarga, tunjangan kemahalan umum, tunjangan kemahalan setempat dan sumbangan Negara pajak pegawai menurut peraturan-peraturan yang berlaku bagi pegawai Negeri. Rumah jabatan dan mobil atau alat pengangkutan dinas lainnya. Pasal 3. (1) Untuk Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah tingkat I disediakan sebuah rumah jabatan dengan ketentuan, bahwa biaya pemeliharaan, pemakaian air, penerangan, dan gas untuk rumah itu ditanggung

Pemerintah. (2) Untuk Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta diadakan peraturan tersendiri mengenai rumah kediaman dan rumah jabatan. (3) Untuk pejabat-pejabat tersebut dalam ayat (1) dan (2) disediakan sebuah mobil atau alat pengangkutan lain dengan pengemudinya dengan ketentuan bahwa biaya pemakaian untuk keperluan dinas dan pemeliharaan mobil atau alat pengangkutan lainnya itu ditanggung oleh Pemerintah. Biaya perjalanan dan biaya penginapan. Pasal 4. Biaya perjalanan dan biaya penginapan pejabat-pejabat dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) diganti menurut peraturan perjalanan dinas dalam Negeri bagi pegawai Negeri golongan 1. Tunjangan representasi. Pasal 5. (1) Kepada : a. Kepala Daerah tingkat I dan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta diberikan tunjangan representasi sebesar Rp. 750,- (tujuhratus limapuluh rupiah) sebulan; b. Kepala Daerah tingkat I diberikan tunjangan representasi sebesar Rp. 600,- (enam ratus rupiah) sebulan; c. Kepala Daerah tingkat II diberikan tunjangan representasi sebesar Rp. 500,- (limaratus rupiah) sebulan. (2) Jika terpaksa dikeluarkan biaya representasi yang selayaknya tidak dapat dicukupi dari tunjangan representasi yang diberikan menurut ayat (1) diatas, maka pejabat yang berkepentingan dapat memajukan pertelaan pengeluaran biaya-biaya itu kepada Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah yang memberikan penggantian dengan persetujuan Menteri Keuangan. Penghargaan pada pemberhentian dari jabatan. Pasal 6.

(1) Pada tiap-tiap akhir masa jabatannya atau pada waktu berhenti dengan hormat dari jabatannya, kepada pejabat-pejabat tersebut dalam pasal 1 ayat (1) diberikan penghargaan berupa uang sekaligus untuk setiap enam bulan memangku jabatannya sejumlah sebulan gaji dengan ketentuan, bahwa penghargaan itu sebanyak-banyaknya berjumlah enam kali gaji bersih sebulan. Dalam hal ini masa memangku jabatan yang kurang dari enam bulan dibulatkan keatas menjadi enam bulan penuh. (2) Apabila pemberhentian disebabkan karena meninggal dunia, penghargaan berupa uang sekaligus tersebut diberikan kepada janda dan/atau anak (anak-anak)nya. Dalam hal ini uang penghargaan ditetapkan sebesar enam kali gaji bersih sebulan. Pegawai Negeri yang diangkat sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah tingkat I. Pasal 7. Pegawai Negeri yang diangkat sebagai Kepala Daerah atau wakil Kepala Daerah tingkat I, apabila berhenti dari jabatan tersebut, dikembalikan pada pangkatnya sebagai pegawai Negeri, kecuali jika Pemerintah menentukan lain. Biaya pemeriksaan, pengobatan dan perawatan kedokteran. Pasal 8. Peraturan tentang biaya pemeriksaan, pengobatan dan perawatan kedokteran yang berlaku bagi pegawai Negeri, berlaku juga bagi pejabatpejabat tersebut dalam pasal 1 ayat (1). Tunjangan kecelakaan. Pasal 9. (1) Apabila pejabat tersebut dalam pasal 1 ayat (1) karena kecelakaan mendapat cacat, sehingga ia untuk selanjutnya tidak dapat lagi menjalankan kewajibannya, maka dengan tidak mengurangi ketentuan dalam pasal 6 ayat (1) kepadanya diberikan tunjangan sekaligus sebesar enam kali gaji bersih sebulan, disamping tunjangan menurut peraturanperaturan tentang tunjangan kecelakaan yang berlaku bagi pegawai

Negeri. (2) Apabila pejabat dimaksud meninggal dunia karena kecelakaan, tunjangan sekaligus sebesar enam kali gaji bersih sebulan tersebut dalam ayat (1) diberikan kepada janda dan/atau anak (anak-anak)nya, disamping tunjangan menurut peraturan tentang pemberian tunjangan istimewa kepada keluarga pegawai yang tewas. Biaya pengangkutan/pemakaman jenazah dan tunjangan kematian. Pasal 10. (1) Apabila pejabat tersebut dalam pasal 1 ayat (1) meninggal dunia, maka biaya pengangkutan dan biaya pemakaman jenazahnya ditanggung oleh Pemerintah; jumlah biaya tersebut ditetapkan oleh Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah dengan persetujuan Menteri Keuangan. (2) Apabila pejabat tersebut meninggal dunia, maka kepada ahli warisnya dibayarkan gaji penuh untuk bulan dalam mana ia meninggal dunia, disamping tunjangan kematian sebesar 3 (tiga) kali jumlah gaji bersih sebulan. Jika pejabat tersebut adalah pegawai Negeri, maka kepada ahliwarisnya tidak diberikan tunjangan kematian yang berlaku bagi pegawai Negeri. Ketentuan Penutup. Pasal 11 Pelaksanaan Peraturan Presiden ini diatur dan diselenggarakan oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. Pasal 12. Peraturan Presiden ini berlaku mulai pada hari diundangkan dan mempunyai daya surut sampai tanggal 1 Januari 1961. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 September 1961.

Pejabat Presiden Republik Indonesia, J. LEIMENA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 21 September 1961 Pejabat Sekretaris Negara, A.W. SURJOADININGRAT. I. PENJELASAN UMUM. Penghasilan dan keuntungan-keuntungan lainnya para Kepala, Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Kepala Daerah tingkat I dipandang perlu untuk diperbaiki dan disesuaikan dengan perkembangan keadaan pada waktu ini, dimana para Menteri, Ketua/Wakil Ketua/Anggota MPRS, para pegawai Negeri Sipil, pejabat-pejabat Kepolisian, anggota-anggota Angkatan Perang, dan lain-lain telah mendapat perbaikan pula dalam hal penghasilan. Berhubung dengan kedudukan sebagai pegawai Negara, dengan memperhatikan terutama faktor-faktor berat dan luasnya tanggung jawab, sifat pekerjaan serta martabat Kepala Daerah sebagai alat Pemerintah Daerah dan alat Pemerintah Pusat, maka gaji pejabat- pejabat tersebut tidak mengikuti peraturan gaji yang berlaku bagi pegawai Negeri Sipil dan ditetapkan secara tersendiri. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 sampai dengan 5. Tidak memerlukan penjelasan. Pasal 6. (1) Yang dimaksudkan dengan gaji bersih, ialah gaji menurut pasal 2 ayat (1) ditambah dengan tunjangan-tunjangan yang dimaksudkan dalam pasal 2 ayat (2) dikurangi dengan potongan pajak. (2) Dalam hal pemberian penghargaan berupa uang sekaligus sejumlah 6 (enam) kali gaji bersih sebulan kepada janda dan/atau anak (anak-anak) pejabat yang meninggal dunia, maka jumlah tunjangan tersebut ditetapkan dengan tidak didasarkan atas masa jabatan yang bersangkutan. Pasal 7 dan 8.

Tidak memerlukan penjelasan. Pasal 9. (1) Peraturan-peraturan tentang tunjangan kecelakaan bagi pegawai Negeri yang berlaku dewasa ini adalah antara lain: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1953 tentang pemberian uang duka/penghibur kepada janda/ahli-waris pegawai yang tewas dalam melakukan kewajibannya (Lembaran Negara Nomor 41 tahun 1953). 2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1954 tentang pemberian tunjangan istimewa kepada keluarga pegawai yang tewas (Lembaran Negara tahun 1954 Nomor 92). 3. Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun 1954 tentang pemberian tunjangan cacad (Lembaran Negara tahun 1954 Nomor 93). Tidak memerlukan penjelasan. -------------------------------- Pasal 10 sampai dengan 12. CATATAN Kutipan: LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1961 YANG TELAH DICETAK ULANG