BAB I PENDAHULUAN. beratnya kira-kira 140 gr. Ginjal terdiri atas struktur halus kurang lebih 1 juta

dokumen-dokumen yang mirip
Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

Struktur bagian dalam ginjal

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 150 ribu orang dan yang membutuhkan terapi pengganti ada

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

Sistem Ekskresi Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan


BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. kronik atau disebut chronic kidney disease(ckd). Chronic kidney disease

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Penyakit Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan kegagalan fungsi ginjal

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit menurut World Health Organization (1957) adalah suatu bagian

Bab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel. Ginjal berfungsi sebagai. kerusakan pada sistem endokrin akan menyebabkan terganggunya

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

I. PENDAHULUAN. metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi

SISTEM EKSKRESI MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan cukup lanjut. Penyakit gagal ginjal kronis mengakibatkan laju filtrasi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ sistem urinaria yang terletak disebelah kanan dan kiri tulang belakang di luar rongga peritonium. Setiap ginjal mempunyai panjang 6 sampai 7,5 cm, dan tebal 1,5 sampai 2,5 cm. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gr. Ginjal terdiri atas struktur halus kurang lebih 1 juta nefron pada setiap ginjal. Bagian nefron meliputi suatu glomerolus dimana cairan di filtrasikan, dan suatu tubulus yang merupakan tempat cairan diubah menjadi urine dalam perjalannya ke pelvis ginjal, dan selanjutnya ke ureter sampai kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh. Cairan yang di filtrasikan melalui glomerolus ke dalam kapsula bowman disebut filtrat glomerolus yang dibentuk setiap menit dalam semua nefron kedua ginjal. Proses pembentukan filtrat tersebut dinamakan laju filtrasi glomerolus (LFG / GFR). Orang normal mempunyai LFG rata-rata 125 ml/mt atau 180 liter per hari. Kurang lebih 80% filtrat terdiri atas air, elektrolit, glukosa,protein dan asam amino di kembalikan ke aliran darah melalui reabsorpsi pada tubulus proksimus. Zat lain seperti urea, kreatinin, hidrogen dan amonia disekresikan melalui urine. Bila glomerolus rusak maka tekanan cairan interstisium diruang bowman dan tubulus disekitarnya akan meningkat secara drastis. Kondisi ini menyebabkan kolapnya nefron-nefron dan kapiler peritubulus (glomerolus) 1

2 disekitarnya terjadi hipoksia dan cedera atau kematian sel ginjal. Akibatnya fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, mempertahankan keseimbangan air, garam, elektrolit dan juga sebagai kelenjar endokrin akan mengalami gangguan yang disebut gagal ginjal. Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut, biasanya reversibel (dapat disembuhkan). Gagal ginjal yang berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal secara progesif ireversibel disebut gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik biasanya timbul beberapa tahun setelah timbui penyakit atau kerusakan ginjal. Gagal ginjal kronik masih menjadi masalah besar bagi dunia. Selain sulit disembuhkan, hiaya perawatan dan penyembuhannya sangat mahal. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dilaporkan bahwa pada tahun 1999 pasien gagal ginjal kronik herkisa.r 8.429.000 orang. Menurut data dari Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI) jumlah pasien gagal ginjal di Indonesia diperkirakan 60.000 orang dengan pertambahan 4.400 pasien baru setiap tahun. Semenfara jumlah mesin hemodialisis yang ada di Indonesia sekitar 1.000 unit. Jumlah ini hanya bisa melayani 4.000 orang setiap tahun. Proses terapi hemodialisis membutuhkan waktu selama 4-5 jam, umumnya akan menimbuikan stres fisik pada pasien setelah hemodialisis. Pasien akan merasakan kelelahan, sakit kepala dan keluar keringat dingin akibat tekanan darah yang menurun, sehubungan dengan efek hemodialisis dan juga mempengaruhi keadaan psikologis penderita akan mengalami gangguan dalam proses berfikir dan konsentrasi serta gangguan dalam

3 hubungan sosial. Semua kondisi tersebut akan menyebabkan menurunnya kualitas hidup pasien dengan hemodialisis (5). Hal ini menjadi masalah penting bagi perawat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik dengan hemodiaiisis. Meskipun gagal ginjal kronik adalah penyakit tidak bisa disembuhkan, membantu pasien untuk berfungsi optimal dan hidupnya lebih baik-adalah tujuan pertama asuhan keperawatan. Kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis sangat dipengaruhi oleh banyaknya masalah yang terjadi sebagai dampak dari terapi hemodialisis dan juga mempengaruhi gaya hidup pasien. Untuk mengukur kualitas hidup pada umumnya diukur berdasarkan kepuasan pasien terhadap domain kehidupan meliputi fisik, fungsional, sosial, spiritual, psikologi dan ekonomi (6, 7). Namun dimikian dari badan WHO telah merumuskan empat dimensi kualitas kehidupan yaitu dimensi fisik, dimensi psikologis, dimensi sosial dan dimensi lingkungan. Keempat dimensi tersebut sudah dapat menggambarkan kualitas kehidupan pasien gagal ginjal kronik dengan terapi hemodialisis yang mempunyai agama, etnis dan budaya yang berbeda. Di RS Kariadi Semarang saat ini jumlah pasien gagal ginial kronik selama periode bulan, Januari sampai dengan bulan Juni 2009 terdapat 225 orang pasien (orang/bulan). Kapasitas mesin hemodialisis yang tersedia sebanyak 13 buah saat ini sekitar 75 orang pasien setiap bulan aktif menjalani terapi hemodialisis. Tarif biaya hemodialisis untuk non reuse sebesar Rp. 725.000 sedangkan tarif reuse sebesar Rp. 600.000 hemodilalisis dilakukan

4 hemodialisis 2 kali dalam seminggu. Tarif tersebut belum termasuk biaya yang harus dikeluarkan untuk obat-obatan, transportasi, dan biaya operasional pasien dan keluarga setiap kali menjalani hemodialisis. Sehingga sering terjadi pasien gagal ginjal kronik menjalani terapi hemodialisis hanya beberapa kali saja karena beban biaya yang terlalu besar, terutama pasien yang tidak mempunyai asuransi kesehatan. Dari hasil studi pendahuluan dengan wawancara terhadap beberapa responden yang sedang menjalani hemodialisis di Unit Hemodialisa RS. Dr. Kariadi Semarang, dengan karakteristik pendidikan, umur, jenis kelamin, etnis, budaya dan agama yang sama menyatakan bahwa terapi hemodialisis sangat menunjang kualitas hidup mereka dan beberapa responden lain telah menjalani hemodialisis lebih dari empat tahun masih mampu bekerja meskipun tidak maksimal. Berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien gagal ginjal kronik sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan. Atas dasar fenomena tersebut di atas peneliti akan melakukan penelitian terhadap karakteristik individu dengan kualitas hidup dimensi fisik pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan hemodialisis di RS Dr. Kariadi semarang. B. Perumusan Masalah Sampai sekarang masih sedikit penelitian keperawatan tentang kualitas hidup khususnya pada pasien hemodialisis di Indonesia. Untuk itu permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini untuk mendiskripsikan

5 adakah hubungan karakteristik individu dengan kualitas hidup dimensi fisik pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan hemodialisis. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan karakteristik individu dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik dimensi fisik yang dilakukan hemodialisis di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan karakteristik individu : pendidikan, umur, jenis kelamin dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik. b. Mendiskripsikan kualitas hidup dimensi fisik pasien pasien gagal ginjal kronik. c. Menganalisis hubungan karakteristik dengan kualitas hidup dimensi fisik pasien gagal ginjal kronik. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Dapat digunakan untuk mengidentifikasai kualitas hidup dimensi fisik mana yang dirasa sebagai kendala/ masalah pada pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan hemodialisis ( cuci darah). 2. Dapat sebagai bahan / acuan untuk merencanakan pengelolaan ( asuhan keperawatan) pada pasien dengan ginjal kronik yang dilakukan hemodialisis.