BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah tingkat kekurangan zat besi yang paling berat dan terjadi bila konsentrasi hemoglobin (Hb) jauh dibawah ambang batas yang ditentukan. Kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang sehingga kadarnya dalam tubuh menjadi rendah. Kekurangan zat besi (Fe) sebagai gejala awal dari anemia yang bisa disebut sebagai anemia gizi besi. Keseimbangan zat besi (Fe) dalam tubuh ditentukan oleh simpanan zat besi tubuh, penyerapan zat besi dan hilangnya zat besi (Fe) dalam tubuh. (Royston & Amstrong 1994). Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin. Kekurangan zat besi (Fe) pada tubuh maka produksi hemoglobin akan menurun. jika cadangan zat besi (Fe) dalam tubuh sudah benar-benar habis. Kurangnya zat besi (Fe) dalam tubuh pada ibu hamil karena perdarahan menahun, atau berulang-ulang yang bisa dari semua bagian tubuh. Faktor resiko defisiensi zat besi (Fe) terjadi pada ibu hamil karena cadangan besi dalam tubuh lebih sedikit sedangkan kebutuhannya lebih tinggi yaitu antara 1-2 mg zat besi (Fe) secara normal (Muryanti, 2006). Di seluruh dunia pada tahun 2000 hampir 3,6 milyar penduduk dengan defiensi zat besi (Fe). Salah satu indikator tingkat kesehatan yang penting dan menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 307/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2003).
Sedangkan di Indonesia tingginya angka yang menderita anemia disebabkan oleh keadaan kesehatan dan gizi ibu yang rendah selama masih hamil, terlihat dengan masih banyaknya kejadian anemia gizi besi pada ibu hamil yaitu 63,5% (Nugraheni, 2003). Salah satu zat mikro yang terpenting adalah zat besi (Fe) yang memiliki peran yang sangat penting pada pembentukan hemoglobin yakni protein pada sel darah merah yang bertugas mengantarkan oksigen dari paru-paru ke otak dan seluruh jaringan tubuh (Etik Mardiyati, 2006). Kebutuhan zat besi (Fe) pada ibu hamil terjadi peningkatan, jika asupan gizi yang rendah, pola makan ibu hamil yang tidak baik akan menimbulkan menimbulkan anemia. Berbagai gangguan akan dialami ibu hamil yang terkena anemia, dan menyebabkan yang terjadinya abortus, lahir prematur, perdarahan post partum masif, dan rentan infeksi. Pada ibu hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi baru lahir (BBLR), dan angka kematian perinatal yang meningkat (Soeprono, 1988). Penangganan anemia pada ibu hamil melalui pencegahan dengan memberikan tablet zat besi (Fe) yang dibagikan pada waktu memeriksakan kehamilan, dimana suplemen tablet zat besi (Fe) ini merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kadar zat besi (Fe) dalam jangka pendek. Pemberian tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2003 sebesar 86,91% untuk Fe1 dan 79,91% untuk Fe3, cakupan Fe3 sebanyak 79,91% dengan K4 sebesar 82,05% (Anonim, 2004).
Suplementasi ditujukan pada golongan yang rawan mengalami defisiensi zat besi (Fe) seperti ibu hamil, yang dilakukan secara gratis pada ibu hamil melalui Puskesmas dan Posyandu (BPS, 2005). Hasil survei di Jawa Tengah tahun 2001 diperoleh gambaran bahwa pengetahuan ibu hamil tentang tablet besi yaitu ibu hamil sebesar 71% dimana termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan penelitian Suharyo (2001) kejadian anemia yang masih cukup tinggi di Jawa Tengah tersebut disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan ibu hamil mengenai cara mengkonsumsi zat besi (Fe) bagi pencegahan anemia, pemeliharaan kesehatan, resistensi tablet besi dan komunikasi yang kurang tentang pentingnya tablet zat besi (Fe). Pengetahuan ibu hamil dapat diperoleh dengan berbagai usaha, baik sengaja maupun secara kebetulan. Usaha yang dilakukan dengan sengaja meliputi berbagai metode dan konsep baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman (Yip, 1996). Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan bekerjasama dengan UNICEF dan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1994 menyebutkan bahwa kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) disebabkan masih banyaknya pengaruh sosial budaya yang bertentangan dengan prinsip kehamilan modern serta kurangya pengetahuan suami, keluarga dan kader tentang manfaat mengkonsumsi tablet zat besi (Fe). Berbagai upaya untuk menurunkan angka kejadian defisiensi zat besi (Fe) sebagai akibat dari kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) yang kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Kedung I telah dilakukan oleh
Kedung Kabupaten Jepara. Menurut seorang bidan yang bertugas di Wilayah Kerja Puskesmas Kedung Kabupaten Jepara tahun 2006, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan ibu hamil sebanyak 30 orang menyatakan bahwa masih banyak ibu-ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) yang telah diberikan terkadang tidak patuh dengan alasan karena terjadi mual-mual dan sembelit, pendidkan ibu hamil yang rata-rata masih rendah, ketiadaan waktu ibu hamil karena bekerja, kurangnya kesadaran dan pengetahuan ibu hamil tentang manfaat dari mengkonsumsi tablet besi (Fe) selama masa kehamilan, serta di dukung oleh kurangnya ibu hamil dalam memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan misal puskesmas atau posyandu selama kehamilan yang berpengaruh pada kunjungan (ANC), dengan alasan jarak rumah yang jauh dengan pelayanan kesehatan yang pada akhirnya menjadi kendala bagi ibu hamil dalam mendapatkan tablet besi (Fe) yang berdampak pada kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) menjadi terganggu. Hal ini menjadi permasalahan yang penting, untuk itu perlu adanya kegiatan pencegahan yang meliputi penyuluhan dan konseling tentang pentingnya kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan dan pentingnya mengkonsumsi tablet besi (Fe) selama masa kehamilan dalam mencegah anemia, melakukan deteksi ibu hamil dengan pemeriksaan Hb dan pemberian tablet besi (tablet Fe) minimal 90 tablet besi (Fe) selama masa kehamilan. Rendahnya pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) dan penanggulangan anemia yang dapat berdampak menurunnya daya tahan tubuh sehingga memudahkan terkena
penyakit dan juga akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: Hubungan karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Desa Sowan Lor Wilayah Kerja Puskesmas Kedung Kabupaten Jepara. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah peneliti yang dapat dirumuskan: Adakah hubungan karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di desa Sowan Lor wilayah kerja Puskesmas Kedung Kabupaten Jepara. C. Tujuan 1. Umum Untuk mengetahui hubungan karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Desa sowan lor Wilayah Kerja Puskesmas Kedung Kabupaten Jepara. 2. Khusus a. Mengetahui faktor karakteristik ibu hamil yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, di Desa sowan lor Wilayah Kerja Puskesmas Kedung I Kabupaten Jepara.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil di Desa sowan lor Wilayah Kerja Puskesmas Kedung I Kabupaten Jepara. c. Mengetahui kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Desa sowan kor Wilayah Kerja Puskesmas I Kedung Kabupaten Jepara. d. Mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Desa sowan lor Wilayah Kerja Puskesmas Kedung I Kabupaten Jepara. e. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Desa sowan lor Wilayah Kerja Puskesmas Kedung I Kabupaten Jepar. D. Manfaat Penelitian. 1. Bagi Profesi Keperawatan Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang karaktersitik ibu hamil bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dalam mengembangkan kemampuan dan ketrampilan untuk mendapatkan jumlah penurunan defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil. 2. Bagi Program Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran khususnya dalam menjalankan program dan strategi serta peningkatan mengkonsumsi tablet besi (Fe) dalam keperawatan komunitas.
3. Bagi Institusi Kesehatan Hasil penelitian ini dimungkinkan dapat menjadi salah satu acuan bagi penelitian berikutnya yang melakukan penelitian sejenis dan dengan variabel yang lebih kompleks mengenai kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi (Fe) E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu kesehatan keperawatan komunitas.