PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DENGAN JARAK KELAHIRAN DI PUSKESMAS WONOKROMO SURABAYA Hartini Sri Utami *), Nita Sri Kemala Sari *) *) Dosen Prodi D III Kebidanan STIKES Insan Unggul Surabaya ABSTRACT Background: High risk pregnancy (KRT) is pregnant woman with many risk factors that can disrupt the pregnancy process and delivery process, one factor of pregnancy high risk is birthing distance 2 years. Factor that influences the occurrence of that problem is the knowledge of pregnant mother. This research to know description of pregnant mother s knowledge level about high risk pregnancy and birthing distance. Method:Descriptive cross sectional. Population number was 50 pregnant mothers with total sampling 50 pregnant mothers visiting clinic at Puskesmas Wonokromo. This methode research are by quesioner. Data was analyzed descriptively used cross table. This research was done in Puskesmas Wonokromo Surabaya. Result: 20 pregnant mothers (40%) have good knowledge and 20 pregnant mother (40%) has birthing distance 2 years. As many 16 pregnant mothers (53%) have good knowledge and birthing distance 2 years. Conclusion:This research description it was connected pregnant mother s knowledge level and birthing distance. Keywords: Knowledge level, pregnant mother s, high risk. LATAR BELAKANG Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) adalah ibu hamil dengan berbagai faktor resiko yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa ibu dan janin. Menurut profil kesehatan Jawa Timur (2008), kematian ibu melahirkan di kota Surabaya tahun 2008 sebesar 99,28/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu tersebut disebabkan oleh perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), abortus (5%), dan partus macet (5%), selain itu penyebab tidak langsung dari kematian adalah terlambat mengenali tanda bahaya, terlambat mencapai fasilitas, atau terlambat mendapat pertolongan yang adekuat di fasilitas kesehatan. Terlalu muda punya anak (di bawah 20 tahun), lebih muda punya anak (di bawah 20 tahun), lebih dari 3 kali melahirkan, terlalu rapat jarak melahirkan (kurang dari 2 tahun) juga membawa resiko kehamilan yang bisa menyebabkan kematian. Beberapa faktor yang melatar belakangi resiko kematian tersebut adalah kurangnya partisipasi masyarakat yang disebabkan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung, perilaku yang tidak mendukung termasuk kurangnya akses pelayanan kesehatan belum optimal, kualitas Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 45
dan efektivitas pelayanan kesehatan maternal belum mantap dan lemahnya manajemen kesehatan di berbagai tingkatan (Depkominfo, 2007). Berdasarkan catatan medik di Puskesmas Wonokromo Surabaya pada bulan Januari sampai maret tahun 2012 didapatkan jumlah kunjungan ibu hamil sebanyak 65 pasien. Dari jumlah tersebut sebanyak 10 (15,6%) merupakan ibu hamil berusia 35 tahun. Terlalu cepat hamil lagi < 2 tahun sebanyak 9 (13,8%). Terlalu banyak anak 4/lebih sebanyak 8 (12,3%). Pernah gagal kehamilan sebanyak 2 (3,1%). Pernah operasi sesar sebanyak 2 (2,31%). Berdasarkan fenomena tersebut tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi dengan jarak kelahiran. METODE PENELITIAN Deskriptif. Populasi seluruh ibu hamil di Puskesmas Wonokromo Surabaya. Sampel 50 Ibu hamil HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dari 50 ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Wonokromo sebanyak 4 ibu hamil (8%) berusia 20 tahun, 33 ibu hamil (66%) berusia 21-30 tahun dan 13 ibu hamil (26%) berusia > 30 tahun. sebanyak 7 ibu hamil (14%) berpendidikan SD, 19 ibu hamil (38%) berpendidikan SMP, 22 ibu hamil (44%) berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 2 ibu hamil (4%) berpendidikan S1. Ibu primipara 10 orang (20%), multipara 34 orang (68%), dan jumlah anak lebih dari atau sama dengan lima yaitu sebanyak 6 orang (12%). Data Umum 1. Usia Distribusi Frekuensi Usia Ibu Hamil No Usia N Persentase 1. 20 4 8 2. 21-30 33 66 3. > 30 13 26 4 ibu hamil (8%) berusia 20 tahun, 33 ibu hamil (66%) berusia 21-30 tahun dan 13 ibu hamil (26%) berusia > 30 tahun. 2. Tingkat Pendidikan Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Hamil yang memeriksakan kehamilannya No Pendidikan N Persentase 1. SD 7 14 2. SMP 19 38 3. SMA 22 44 4. S1 2 4 7 ibu hamil (14%) berpendidikan SD, 19 ibu hamil (38%) berpendidikan SMP, 22 ibu hamil (44%) berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 2 ibu hamil (4%) berpendidikan S1. 3. Paritas Distribusi Paritas Ibu Hamil No. Paritas N Persentase 1. Primipara 10 20 2. Multipara 34 68 3. Grandemultipara 6 12 Ibu primipara 10 orang (20%), ibu multipara 34 orang (68%), dan ibu dengan jumlah anak lebih dari atau sama dengan lima 6 orang (12%). Data Khusus 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 46
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilannya No. Tingkat Σ Pengetahuan 1. Baik 20 40 Persentase (%) 2. Cukup 14 28 3. Kurang 16 32 Ibu yang berpengetahuan baik berusia 21-30 tahun karena semakin cukup umur, seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja, pengalaman dan kematangan jiwa lebih sehingga lebih mudah menerima sebuah ide yang baru termasuk pengetahuan ibu tentang tanda resiko pada kehamilan. Pada usia reproduktif ibu selalu ingin mengetahui tentang informasi yang baru, sehingga ibu meluangkan waktunya untuk mendapatkan pengetahuan atau informasi kesehatan dari luar misalnya dengan mengikuti penyuluhan, membaca majalah, browsing internet, melihat televisi dan lain sebagainya. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Ibu hamil sebagian besar memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pendidikan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengetahuan seseorang, sehingga seseorang dengan pendidikan rendah membuat seseorang minimal informasi bahkan jarang mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya ibu hamil yang memiliki pendidikan tinggi berpengetahuan baik sehingga faktor pendidikan sangat menentukan dalam pola pengambilan keputusan dan menerima informasi dari pada seseorang yang berpendidikan rendah. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula orang tersebut menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang tentang nilai-nilai baru yang diperkenalkan. 2. Jarak Kelahiran Distribusi Frekuensi Jarak Kelahiran Ibu Hamil No. Jarak Σ Kelahiran 1. 2 tahun 20 40 Persenta se (%) 2. 2 tahun 30 60 Sebagian besar ibu yang memutuskan untuk hamil lagi telah merencanakan jarak kehamilannya. Apabila jarak kehamilanya 2 tahun dapat beresiko baik bagi ibu dan bayinya. Jarak kelahiran yang 2 tahun dapat menggambarkan kondisi rahim ibu belum pulih karena kelahiran yang lalu, selain itu waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayinya juga berkurang. Apabila kehamilan sebelumnya ibu mengalami persalinan caesar kemungkinan akan terulang lagi, sebaliknya jika persalinan sebelumnya ibu melahirkan secara normal ada kemungkinan untuk terjadinya penyulit dalam persalinan. Jarak kehamilan 2 tahun dapat beresiko bagi ibu dan janin misalnya resiko pada ibu kemungkinan terjadi anemia, perdarahan, plasenta previa, ketuban pecah dini sedangkan Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 47
kemungkinan resiko yang terjadi pada janin yaitu cacat bawaan, berat badan lahir rendah (BBLR). Menurut Rochjati (2003) resiko kehamilan merupakan peluang atau kemungkinan terjadinya komplikasi obstetrik pada ibu hamil. Ibu hamil dengan jarak kelahiran kurang dari 2 tahun dapat beresiko anemia, plasenta previa, perdarahan. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan cacat bawaan, BBLR. 3. Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Dengan Jarak Kelahiran Jarak Pengeta Huan 2 tahun 2 tahun Total Σ % Σ % Σ % Baik 4 20 16 53 20 100 Cukup 6 30 8 27 14 100 Kurang 10 50 6 20 16 100 Jumlah 20 100 30 100 50 100 Ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang tentang kehamilan resiko tinggi memiliki jarak kelahiran 2 tahun karena ibu belum mengetahui bahaya bagi ibu dan janin sehingga ibu tidak mengatur jarak kelahirannya. Pengetahuan ibu hamil dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ada 2 yaitu paritas dan umur, dari hasil penelitian diatas ibu hamil banyak memiliki 2-4 anak karena ibu tersebut sudah menganggap anaknya sudah cukup sehingga ibu tersebut mengatur jarak kehamilannya, Sedangkan usia ibu hamil lebih banyak yang berusia 21-30 tahun karena pada usia tersebut merupakan usia reproduktif, dimana pada usia tersebut ibu selalu ingin mengetahui tentang informasi yang baru, sehingga ibu meluangkan waktunya untuk mendapatkan pengetahuan atau informasi kesehatan dari luar misalnya dengan mengikuti penyuluhan, membaca majalah dan browsing internet dan melihat televisi, sehingga ibu mengatur jarak kelahirannya 2 tahun. Faktor eksternal meliputi pendidikan, pekerjaan, pengalaman, informasi, media massa, sosial budaya dan lingkungan. Pendidikan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengetahuan seseorang, sehingga seseorang dengan pendidikan rendah membuat seseorang kurang mengetahui informasi dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya ibu hamil yang memiliki pendidikan yang tinggi memiliki pengetahuan baik. Pendidikan sangat menentukan dalam pola pengambilan keputusan dan menerima informasi dari pada seseorang yang berpendidikan rendah. Hal ini bisa disebabkan karena faktor lingkungan yang yang ada di sekitar ibu. Lingkungan sangat mempengaruhi pengetahuan dan gaya hidup ibu, serta kebiasaan dan budaya setempat juga merupakan salah satu faktor terjadinya kehamilan dengan jarak kurang dari 2 tahun. Ibu yang memiliki pengetahuan baik akan merencakan kehamilannya karena ibu mengetahui tentang bahaya bagi ibu dan janin apabila jarak Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 48
kelahirannya 2 tahun. Selain itu, ibu berpengetahuan baik memiliki kesadaran tinggi untuk mencari informasi tentang kehamilannya salah satunya tentang kehamilan resiko tinggi sehingga ibu dapat mengatur jarak kelahirannya tidak < 2 tahun. KESIMPULAN 1. Sebanyak 20 ibu hamil (40%) berpengetahuan baik. 2. Sebanyak 20 orang (40%) memiliki jarak kelahiran 2 tahun. 3. Sebanyak 16 ibu hamil (53%) memiliki pengetahuan baik dan jarak kelahirannya 2 tahun. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Heriyanto, Bambang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Surabaya. Hidayat, Alimul, A 2009. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : PT Bina Pustaka. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil, Pengendalian Faktor Resiko, Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi. Surabaya : Airlangga Universitas Press. Rustam, M. 2005. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC. BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta: BKKBN. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2009. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Nursalam dan Siti Pariani. 2001. Pendekatan Praktis MetodologiRiset Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto. Meliono, Irmayanti, Dkk. 2007. Mpkt Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan Feui. Soekanto,Soerjono.2009. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Suheimi, 2007. Jarak Kehamilan Kurang Dari 1 tahun. http://www.ukmptk.com/diak ses 20 maret 2012. Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 49