Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

dokumen-dokumen yang mirip
Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Nora Hawari Daulay dan Usler Simarmata Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Makmur Sirait dan Euodia Siaen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

(THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS RESULT OF LEARNING PROCESS USE GUIDED INQUIRY MODEL AND FREE INQUIRY ON THE ENVIROMENTAL CHANGES)

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN TANJUNG BALAI

Elida Tambunan dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA. Fitria Silviana

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Shinta Surya Lasmita dan Sondang R. Manurung

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 2012/2013

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Fernando Lumban Batu dan Nurdin Siregar Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed ABSTRAK

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS PADA SISWA SMA

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

ABSTRAK. PBL (Problem Based Learning), Gerak lurus, Media peta pikiran, Hasil belajar siswa. ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Rappel Situmorang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

Julianti Saragih dan Ida Wahyuni Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Nita Pani dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

Unnes Physics Education Journal

PEMBELAJARAN BUFFER MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Jurnal Saintech Vol. 08 No.03 September 2016 ISSN No

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SUHU DAN KALOR THE APLICATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL ON HEAT AND TEMPERATURE

PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 1 PASAMAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 1-5

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Unnes Physics Education Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

Siti Fitriani*, Asmadi M. Noer**, Sri Haryati *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

DESAIN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SERTA KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH

Transkripsi:

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI) Available online http://jurnal.unimed.ac.id/212/index.php/inpafi e-issn 259-8258, p-issn 233-2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA PANCA BUDI MEDAN Rosita dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan rositaita9july@gmail.com Diterima: Maret 21; Disetujui: April 21; Dipublikasikan: Mei 21 ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Jenis penelitian adalah quasi eksperiment. Populasi penelitian seluruh siswa kelas X Semester genap SMA Panca Budi Medan terdiri dari empat kelas. Sampel penelitian dua kelas yang dilakukan dengan teknik cluster random sampling, kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data yang digunakan dalam penelitian adalah tes essay berjumlah 1 item yang telah divalidkan oleh validator. Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 3,3 standar deviasi 9, dan kelas kontrol adalah 33,59 standar deviasi 8,. Analisis uji t menunjukkan bahwa nilai pretes kelas ekperimen dan kelas kontol mempunyai kemampuan awal yang sama. Nilai rata-rata postes kelas eksperimen,5 standar deviasi 9,3 dan kelas kontrol 5,5 standar deviasi 8,. Analisis uji t dapat disimpulkan ada perbedaan hasil belajar siswa akibat menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Kata Kunci: quasi eksperimen, pembelajaran inkuiri terbimbing, konvensional. ABSTRACT Research was conducted to determine student learning outcomes using guided inquiry learning model. This type of research is quasi experiment. The study population all students of class X Semester High School even Panca Budi field consists of four classes. The research sample of two classes conducted by cluster random sampling, then given a different treatment, experimental class of guided inquiry learning model and grade control with conventional learning. The data used in the study is an essay test amounted to 1 items that have been divalidkan by the validator. The results obtained by the average value of the experimental class pretest standard deviation was 3.3 9. and 33.59 control class is the standard deviation of 8.. T test analysis showed that the value pretest experimental class and class dick had prior knowledge of the same. The average value of.5 postes standard deviation of the experimental class and control class 5.5 9.3 standard deviation of 8.. T test analysis can be concluded there is a difference in student learning outcomes as a result of applying the guided inquiry learning model. Keywords: quasi experiment, guided inquiry learning, conventional. 2

Jurnal Inpafi 5 (2) (21): 2- PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang berguna dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan yang bermutu, menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia di era globalisasi adalah rendahnya kualitas pendidikan nasional. Rendahnya kualitas pendidikan disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan diantaranya model pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi optimal pada berlangsungnya pembelajaran. Proses pembelajaran hingga kini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya. Hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar siswa disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Suasana pembelajaran di kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Guru lebih suka menerapkan model pembelajaran konvensional, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsepkonsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain (Trianto, 211). Fisika merupakan salah satu cabang sains, yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis siswa, serta menunjukkan keterampilan siswa. lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan guru serta kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran fisika menyebabkan hasil belajar yang di capai oleh siswa rendah. Rendahnya hasil belajar siswa diperoleh pada observasi yang dilakukan disekolah SMA Panca Budi Medan melalui angket yang diberikan kepada siswa diperoleh data dari 31 siswa, % siswa mengatakan bahwa fisika sulit dan kurang menarik karena guru lebih dominan mencatat menggunakan rumus, 3% siswa mengatakan bahawa fisika kurang 3 menyenangkan karena guru selalu mencatat dan langsung memberikan tugas, 1% mengatakan bahwa fisika biasa aja karena tidak ada yang menarik dalam mempelajari fisika, sedangkan untuk kegiatan belajar mengajar fisika, 53% siswa menginginkan adanya diskusi dan demonstrasi saat proses belajar mengajar. Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 5. Hasil wawancara bersama guru fisika kelas X di Panca Budi Medan mengatakan bahwa mengajar fisika dengan model pembelajaran konvensional, dan metode ceramah. Menurut Guru fisika kelas X dengan ceramah siswa lebih mudah mengerti. Guru fisika menyatakan jarang membawa siswa ke laboratorium untuk melaksanakan praktikum, karena ruangan laboratorium fisika yang kurang memadai namun peralatan di dalam laboratorium sudah lengkap. Siswa melakukan praktikum didalam kelas dan meminjam alat laboratorium. Hasil wawancara dan angket yang disebar, disimpulkan bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa antara lain: siswa kurang tertarik belajar fisika, karena pembelajaran fisika yang tidak pernah praktikum ataupun diskusi sehingga siswa jarang mengulang pelajaran fisika yang sudah diajarkan. Faktor lain yang menyebabkan pelajaran fisika menjadi pelajaran yang tidak disukai siswa dikarenakan gurunya sendiri yang menggunakan model pembelajaran konvensional dalam mengajar. Model pembelajaran konvensional dikatakan lebih menekankan kepada siswa untuk mengingat atau menghafal dan kurang atau tidak menekankan kepada para siswa untuk bernalar, menyelidiki masalah, ataupun pada pemahaman. Model pembelajaran konvensional, kadar keaktifan siswa sangat rendah. Siswa hanya menggunakan kemampuan berpikir tingkat rendah selama proses pembelajaran berlangsung di kelas dan tidak memberi kemungkinan bagi siswa untuk berpikir dan berpartisipasi secara penuh (Shadiq, 29). Fakta-fakta prestasi belajar fisika yang kurang memuaskan dan gambaran ketidak

Rosita dan Rita Juliani, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Sma Panca Budi Medan berhasilan siswa pada proses pembelajaran, maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan pengetahuan siswa, menyelidiki masalah, dan mendiskusikan masalah-masalah dengan temannya. Model yang dilaksanakan adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran yang membuat siswa dihadapkan dengan situasi siswa bebas mengumpulkan data, membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum, membuktikan benar tidak dugaannya. Menurut Kuhlthau, et all., (29) inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dan hubungan antar konsep. Inkuiri terbimbing adalah cara berfikir, belajar dan mengajar yang mengubah budaya sekolah menjadi komunitas penyelidikan kolaboratif. Model pembelajaran inkuiri terbimbing, peran siswa cukup besar karena pembelajaran tidak terpusat pada guru. Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa dan mengorganisir kelas untuk kegiatan seperti menyelidiki masalah, investigasi atau aktivitas lainnya. Peranan guru tidak lagi sebagai penyuplai ilmu pengetahuan. Guru lebih memerhatikan pertumbuhan dan perkembangan kognitif dan kreativitas siswa. Gonzales dan Stone (2) mengatakan bahwa siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar fisika dengan indikasi nilai yang rendah dan di bawah rata-rata perlu diberikan pembelajaran yang dapat lebih membuat para siswa memahami apa yang dipelajari dengan melakukan praktek secara langsung dengan bimbingan dari guru, karena dengan melakukan eksperimen siswa lebih memiliki interaksi langsung dengan pengetahuan yang dia pelajari. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMA Panca Budi Medan pada semester II T.A. 215/21. Penelitian melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan berbeda. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran langsung. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dengan desain two group pretest-postest design ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Pretes Posttes Kelas Pretes Perlakuan Post-tes eksperimen T1 X T2 kontrol T1 Y T2 T1 = Pretes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan. T2 =Postes diberikan setelah perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. X = Pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Y = Pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung. T1 = T2 Alat pengumpul data dalam penelitian adalah tes berbentuk essay untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan lembar observasi untuk mengetahui sikap dan keterampilan siswa. Hasil pretes yang diperoleh dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji homogen untuk mengetahui apakah data bersifat homogen atau tidak. Data yang telah berdistribusi normal dan juga homogen, maka dilakukan uji t untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal siswa pada kedua kelompok sampel (Sudjana, 25). Selanjutnya kedua sampel diberikan perlakuan yang berbeda. Setelah diberikan perlakuan maka selanjutnya adalah kedua kelas diberikan postes. Data postes dilakukan uji prasyarat dengan uji normalitas dan uji homogen, setelah data berdistribusi normal dan juga homogen maka dilakukaan uji t dimana digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menerapkan model inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data hasil belajar fisika pada materi Suhu dan Kalor, yang diberikan perlakuan

Frekuensi Frekuensi Jurnal Inpafi 5 (2) (21): 2- berbeda yaitu pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional. Data pretes siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 1. 8 5 3 2 1 3 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1,52,52,532,538,5,55,5 Gambar 1. Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai yang rendah namun nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan nilai rata-rata 33,5 dan 3,. Setelah memperoleh data hasil pretes siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan pengujian analisis data dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata pretes dimana syaratnya data harus berdistribusi normal dan homogen. data pretes kedua kelas normal, homogen dan tidak ada perbedaan, maka pada kedua kelas sampel diberikan perlakuan yang berbeda, pada kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing sedangkan pada kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kedua kelas diberikan postes untuk melihat adanya perbedaan akibat penerapan model pembelajaran yang berbeda. Data postes siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 2. 3 Nilai Pretes 5 5 8 2 5 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 5 5 5 5 5 Nilai Postes Siswa Gambar 2. Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai postes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai postes kelas kontrol, perbandingan rata-rata nilainya adalah,5 dan 5,5. Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif kelas eksperimen lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dapat membantu siswa untuk mengkonstruksi langsung pengetahuan melalui setiap kegiatan yang telah dirancang pada fase inkuiri terbimbing. Fase-fase inkuiri terbimbing antara lain identifikasi masalah. Kegiatan pada fase identifikasi masalah membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, pada fase identifikasi masalah guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang akan dieksperimenkan oleh siswa. Siswa yang dituntut untuk mengerjakan LKS yang akan dieksperimenkan merasa antusias untuk mencobakan percoban yang ada di LKS sehingga mendorong siswa untuk berpikir,membangkitkan pengetahuan baru dan saling berdiskusi pada setiap kelompoknya untuk mengisi setiap soal yang ada pada LKS. Siswa yang tergolong pintar atau yang sudah paham terhadap materi akan dapat memberikan pengetahuannya kepada teman anggota kelompoknya yang belum mengerti. Data Hasil Penilaian Psikomotorik siswa dapat dilihat pada Gambar 3. 5

Rosita dan Rita Juliani, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Sma Panca Budi Medan 5% Nilai Psikomotorik Pertemuan I Pertemuan III % Pertemuan II 8% Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Gambar 3. Nilai Psikomotorik siswa Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai psikomotorik siswa pada pertemuan I rata-rata aktivitas siswa adalah 5 % dengan kategori kurang aktif dan pada pertemuan II diperoleh peningkatan terhadap aktivitas siswa dengan nilai rata-rata % dengan kategori cukup aktif. Psikomotorik siswa belum seperti yang diharapkan, masih ada beberapa siswa yang jarang memberikan perhatian, kurang aktif dalam praktikum selama berlangsungnya pembelajaran dan siswa yang ditunjuk untuk menyimpulkan hasil pengamatan melalui diskusi terlihat ragu-ragu dan kurang menguasai materi, suaranya juga kurang sehingga menyebabkan pemaparan hasil diskusi kelompok kurang efektif. Pertemuan III diperoleh peningkatan terhadap psikomotorik siswa dengan nilai rata-rata 8 % dengan kategori aktif, karena siswa sudah memahami tugas mereka dan tanggung jawab mereka dalam pembelajaran, siswa terlihat lebih aktif berdiskusi, bertanya, menjawab pertanyaan dan bersemangat karena siswa tertantang dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya dan tugas kelompoknya. Belajar pada prinsipnya adalah berbuat, maka dengan adanya peningkatan aktivitas siswa diharapkan hasil belajar siswa juga meningkat. Keaktifan siswa pada proses pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pada umumnya siswa yang aktif dalam proses pembelajaran akan memiliki hasil belajar yang tinggi. Tetapi, dalam penelitian ini tidak semua siswa yang aktif dalam pembelajaran memiliki hasil belajar yang tinggi dan sebaliknya tidak. Menurut peneliti adalah hal yang wajar karena setiap individu memiliki kompetensi yang berbeda. (Damayanti, dkk, 212) ringkasan tentang aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran, yakni 5,% mampu mengemukakan pendapat, 58,5% mampu menjawab pertanyaan, 9,55% berdiskusi untuk menganalisis permasalahan, 1,1% melakukan penyelidikan, 3,% bersikap tanggung jawab, 3,9% bersikap teliti,,8% aktif berdiskusi,,8 bersikap kritis. Aktivitas belajar siswa secara klaksikal adalah 3,1%. Hasil penelitian penulis sama dengan hasil penelitian terdahulu yaitu Peningkatan terlihat pada prosentase frekuensi aktivitas belajar secara klasikal yang teramati selama pembelajaran berlangsung. Peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen pada saat proses belajar karena model inkuiri terbimbing menuntut cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri dengan dibimbing maka hasil yang diperoleh tidak mudah dilupakan siswa. Model inkuiri terbimbing memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep-konsep fisika. Siswa saat belajar aktif dan antusias untuk bekerjasama dengan teman satu kelompok dalam menemukan dan menyelidiki konsepkonsep fisika yang telah diberikan oleh peneliti. Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain. Siswa juga tertarik aktif saat berdiskusi saat diadakan diskusi antar kelompok. Konsep fisika yang dipelajari dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa tertarik untuk mempelajarinya. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantu media animasi lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata postes siswa kelas eksperimen sebesar,5, sedangkan rata-rata postes siswa kelas kontrol sebesar 5,5. Hasil belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada pembelajaran konvensional di dasarkan pada banyak hal yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

Jurnal Inpafi 5 (2) (21): 2- membantu siswa untuk menyelidiki suatu masalah yang telah dirancang pada fase inkuiri terbimbing, adapun fase-fase inkuiri terbimbing yaitu orientasi, eksplorasi, identifikasi masalah, pembentukan konsep, aplikasi, penutup (David M. Hanson, 25). Kegiatan pada setiap fase inilah yang membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Fase identifikasi masalah guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang akan dieksperimenkan oleh siswa. Siswa yang dituntut untuk mengerjakan LKS yang akan dieksperimenkan merasa antusias untuk mencobakan percoban yang ada di LKS sehingga mendorong siswa untuk berpikir dan membangkitkan pengetahuan baru. Data peningkatan aktivitas siswa persentase skor rata-rata peningkatan aktivitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sangat berbeda. Hal ini dikarenakan pada kelas ekperimen menggunakan metode eksperimen yang dapat membuat pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri secara aktif dapat melalui proses personal maupun sosial. Peningkatan aktivitas yang paling tinggi ada pada aspek melakukan diskusi. Kerjasama antar siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Belajar pada prinsipnya adalah berbuat, maka dengan adanya peningkatan aktivitas siswa diharapkan hasil belajar siswa juga meningkat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut: 1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional adalah,5 dan 5,5. 2. Hasil anal perhitungan uji t, menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa. 3. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata,19 dan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah 1,35. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian disarankan untuk peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan simulasi sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap siswa, agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model pembelajaran inkuiri terbimbing ketika melakukan penelitian, sehingga model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat diselesaikan tepat waktu. DAFTAR PUSTAKA Damayanti, N., Supriadi, B., dan Sudarti., (212), Penerapan Model Inkuiri Terbimbing pada Pembelajaran Fisika Kelas VIII-B SMP Negeri 3 Rogojampi Tahun Ajaran 212/213, FKIP, Universitas Jember. Gonzales, W.J. & Stone, M. 2. Guiding Experiences in Physics Instruction for Undergraduates. Journal Physics Teaching Education Online 3(1). Hanson, D, M., (25), Designing Process- Oriented Guided-Inquiry Activities, Department of Chemistry, Stony Brook University. Kuhlthau, et. al. 2. Guided Inquiry Learning in the 21 th Century. United State of America : Librarias Unlimited. Shadiq, F., (29), Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika : Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana., (25), Metode Statistika, Bandung, Tarsito. Trianto., (211), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif:Konsep, Landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.