BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ganiar Rohiman Latief, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Engkos Koswara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT ( TEAM GAME TOURNAMENT ) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MINI

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Yusi Rosidah, 2013 PENGARUH METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAPA PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, shooting, controlling, dan heading. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu Negara maka Negara tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yaitu dalam upaya membantu mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa agar berkembang secara utuh. Proses pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan terhadap para peserta didik agar mampu mengembangkan kemampuan dan potensi dalam dirinya. Pendidikan Jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rusli (1991, hlm. 7) menyatakan bahwa : Melalui pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral spiritual. Pendidikan Jasmani juga merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani melalui gerakan, permainan dan olahraga sebagai wahana untuk meningkatkan individu secara keseluruhan guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Maksudnya adalah selain belajar dan mendidik gerak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan jasmani ini juga diharapkan terbentuknya perubahan dalam aspek jasmani maupun rohaninya. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani tidak dapat dipisahkan dari unsur permainan maupun bermain. Sesuai dengan keadaan Pendidikan Jasmani pada masa sekarang, Pendidikan Jasmani lebih diarahkan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan dan mengembangkan potensi, sikap, nilai serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Pendidikan Jasmani semestinya harus bisa membentuk karakterkarakter positif pada diri siswa, dan bisa merangsang motivasi siswa untuk

2 berbuat lebih baik dalam kehidupan sehari-harinya maupun ketika dalam proses pembelajaran di sekolah. Setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani harus diselaraskan dengan karakter yang akan dibentuk melalui proses pembelajaran tersebut dan tujuannya adalah sesuai dengan kurikulum yang telah ada. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 (UU SISDIKNAS) Bab 2 pasal 3, menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mengacu dari UU SISDIKNAS tersebut bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional yaitu menjadikan peserta didik menjadi sehat jasmani dan sehat rohani. Itu atinya bahwa tujuan pendidikan nasional yang menjadikan peserta didik sehat merupakan proses pendidikan, khususnya pendidikan jasmani. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006, hlm. 207) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi Berdasarkan tujuan pendidikan jasmani yang dijelaskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan Pendidikan Jasmani merupakan salah satu bidang pendidikan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan pada umumnya. Ada beberapa macam cabang olahraga permainan yang harus guru sampaikan kepada siswa, diantaranya adalah materi pembelajaran permainan sepakbola. Secara umum olahraga sepakbola adalah olahraga permainan yang sudah tidak asing dimasyarakat, sepakbola sudah sangat akrab dengan masyarakat Indonesia dari zaman dulu sampai saat sekarang, di sekolah-sekolah olahraga sepakbola juga sudah menjadi olahraga yang banyak digemari oleh para siswa laki-laki dan tidak sedikit juga para siswa perempuan menggemari olahraga sepakbola. Akan

3 tetapi pada kenyataannya siswa hanya gemar dan tidak memperhatikan teknikteknik dasar dari sepakbola itu sendiri. Permasalahan-permasalahan dalam kegiatan pembelajaran disekolah. Diantaranya pada pembelajaran permainan sepakbola di Mts Persis 31 Banjaran. Permaian sepakbola adalah permaian kelompok yang tujuannya itu adalah memasukan bola kedalam gawang sebanyak-banyaknya dengan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan. Menurut Sucipto dkk, (2000, hlm. 7) Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dengan seorang penjaga gawang, yang dimainkan dengan menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengan di daerah tendangan hukumannya. Akan tetapi pada kenyataannya yang dirasa dan ditemukan penulis dalam pembelajaran permainan sepakbola di MTs Persis Banjaran yaitu dalam pembelajaran sepakbolanya kurang efektif dan kurang berjalan sebagaimana mestinya. Karena pada kenyataannya siswa disekolah pada saat pembelajaran sepakbola berkeinginan untuk langsung melakukan permaian (game) sepakbola tersebut. Akan tetapi para siswa tidak memperhatikan berbagai teknik yang ada dalam permainan sepakbola tersebut. Seperti contoh: ketika siswa melakukan operan (passing) masih suka melenceng dan belum biasa tepat mengarah ke teman yang mau diopernya, ketika siswa menggiring bola (dribbling) mudah direbut lawan dan sentuhan bolanya masih suka jauh dari kaki, ketika melakukan tembakan (shooting) arah bola masih jauh dari sasaran gawang dan masih suka melambung diatas gawang. Pada permainan sepakbola seharusnya ada beberapa aspek teknik dasar yang harus diajarkan terlebih dahulu. Menurut Sucipto dkk, (2000, hlm.17) beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah menendang (kicking), menghentikan (stopping), menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas (tackling), dan menjaga gawang (goal keeping). Dengan menguasai berbagai teknik dasar sepakbola tersebut maka siswa akan mampu melakukan arahan yang diberikan oleh guru ketika pembelajaran berlangsung. Akan tetapi pada kenyataannya dilapangan masih banyak siswa yang belum bisa menguasai teknik dasar tersebut, sehingga ketika permaian

4 dilaksanakan tidak sesuai dengan harapan dari guru. Dengan kenyataan tersebut maka diharuskan siswa untuk belajar terlebih dahulu teknik dasar sepakbola untuk meningkatkan hasil belajar dalam permainan sepakbola. Dengan demikian disini lebih ditekankan agar siswa mampu untuk meningkatkan hasil belajar teknik dasar sepakbola seperti yang diungkapkan oleh Jenkins, Dkk (dalam Uno, 2011, hlm. 17) hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Jadi hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu. Dari pernyataan tersebut hasil belajar itu adalah pengalaman-pengalaman yang didapat oleh siswa pada saat melakukan suatu kegiatan atau pembelajaran sehingga siswa mampu melakukan hal-hal yang baru, yang sebelumnya siswa itu belum bisa atau siswa itu sudah tahu tapi masih belum terampil, disini hasil belajar yang dimaksud adalah dalam melakukan teknik dasar permainan sepakbola. Disini guru harus bisa merangsang siswa agar merasa senang dan tidak bosan untuk belajar teknik dasar sepakbola, sehingga siswa mampu untuk melakukan teknik-teknik dasar sepakbola tersebut kearah yang lebih baik. Dengan demikian untuk meningkatkan suatu hasil pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa dengan menguasai teknik dasar sepakbola maka permaian akan berjalan dengan baik. Dalam hal ini guru Pendidikan Jasmani harus dapat mengarahkan siswa ke arah tujuan yang sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah diterapkan. Salah satu cara yang ditempuh guru untuk membiasakan siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar yang kondusif sehingga siswa mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Dan penulis menganggap bahwa menggunakan modelmodel pembelajaran maupun metode-metode pengajaran yang bisa merangsang siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti kegiatan belajar juga bisa membawa peningkatan hasil belajar yang diharapkan oleh kurikulum. Guru juga harus bisa lebih kreatif dan variatif lagi mencari sumber pembelajaran agar rasa keingintahuan yang ada pada siswa dapat mudah dipahami oleh guru. Pada kenyataannya pembelajaran sepakbola disekolah masih monoton, Maka dari itu dengan menguasai berbagai model, pendekatan dan metode

5 pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, khususnya model-model, pendekatan dan metode-metode yang cocok diterapkan untuk pembelajaran permainan sepakbola. Dengan keadaan guru yang kreatif dan inovatif dalam memberikan pembelajaran membawa hal positif pada kondisi pembelajaran itu sendiri, agar tujuan pembelajaran yang disampaikan tercapai dan keterampilan siswa menjadi meningkat. Model pembelajaran Pendidikan Jasmani sangat banyak dan salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif atau yang sering disebut dengan Cooperative Learning. Model pembelajaran kooperatif juga ada beberapa macam, diantaranya adalah : Student Team-Achievment Divison (STAD), Team Games Tournament (TGT) dan jigsaw II. Model pembelajaran ini merupakan salah satu tipe dari pembelajaran cooperatif learning atau pembelajaran berkelompok. Menurut Rusman (2010, hlm. 203) Model pembelajaran kooperatif yaitu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Pada pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk bekerja sama untuk meyelesaikan suatu tugas bersama dan mereka mengkoordinasikan tugas setiap orang pada kelompoknya agar tugas yang diberikan oleh guru dapat terselesaikan. Dengan menggunakan model Team Game Tournament (TGT) pada proses kegiatan belajar mengajar diharapkan siswa lebih berperan aktif dan kegiatan yang dilakukan lebih menarik sehingga siswa lebih semangat untuk belajar sepakbola, dan hasil belajar siswa juga lebih meningkat. Menurut Rusman (2010, hlm. 224) bahwa Team Games Tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku bangsa atau ras yang berbeda. Dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT) diharapkan pembelajaran menjadi lebih aktif, karena model Team Games Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, kerena melibatkan seluruh siswa untuk beraktivitas tanpa harus ada perbedaan status, ras dan suku bangsa, sehingga melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan

6 dan reinforcement. Model ini sesuai dengan karakter dari permainan sepakbola yang juga berkelompok. Sehingga siswa bisa menjadi saling bertukar fikiran atau saling membantu cara menyelesaikan suatu tugas atau masalah yang diberikan oleh guru dan hasil belajar menjadi meningkat. Berdasarkan hasil observasi, realita yang ada dilapangan, penulis menganggap bahwa ada beberapa cara untuk menyelesaikan masalah tersebut salah satunya adalah dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajarannya agar pembelajarannya menjadi lebih kondusif. Dari pernyataan diatas tersebut, model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) ini sangat bagus dan cocok apabila diterapkan dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola. Karena konsep pada model Team Games Tournament ini yang membentuk siswa untuk berkelompok dan diakhiri dengan tournament maka sangat cocok apabila dikaitkan dengan karakteristik permainan sepakbola yang juga merupakan olahraga permainan berkelompok dan juga kompetitif. Dari persoalan yang didapatkan, penulis belum mengetahui pengaruh model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar sepakbola, maka penulis mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dengan sistem penilaian mengacu pada kinerja kelompok dan kinerja individu. Maka berdasarkan dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing-Stopping dan Dribbling Permainan Sepakbola. B. Identifikasi Masalah Dalam penelitian adanya identifikasi masalah sangatlah penting untuk memperjelas masalah yang timbul dalam penelitian, Seperti yang telah dikemukakan diatas, bahwa dalam pembelajaran penjas terdapat beberapa masalah yang timbul dalam pembelajaran sepakbola, maka dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi masalah yang muncul dalam penelitian ini yaitu : 1. Kurangnya minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sepakbola. 2. Pada saat pembelajarannya berlangsung monoton

7 3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran permainan sepakbola. Dalam uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurangnya keterampilan dalam bermain sepakbola menjadi hal yang sangat berpengaruh pada rendahnya kualitas hasil belajar siswa dalam permainan sepakbola. Hal ini yang menjadikan permasalahan-permasalahan muncul dan akan dibahas secara jelas dalam penelitian ini. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah diatas maka permasalahan yang menjadi pokok peneliti dapat dirumuskan Apakah model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan passing-stopping dan dribbling sepakbola?. D. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar permainan sepakbola. 1. Tujuan Umum. Tujuan umum dari penelitian ini bertujuan untuk menemukan suatu temuan baru dalam dunia pendidikan dan sebagai suatu alternatif bagi guru Pendidikan Jasmani untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Jasmani. 2. Tujuan khusus. Tujuan khusus dari penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana hasil belajar keterampiln passing-stopping dan dribbling sepakbola menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi bahan masukan serta pertimbangan dalam upaya pengembangan pembelajaran

8 pendidikan jasmani. Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi pembelajaran di sekolah, meningkatkan ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan di sekolah dalam aspek pembelajaran terutama pada pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Manfaat praktis a. Bagi guru pendidikan jasmani Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan model pembelajaran kepada siswa pada pembelajaran pendidikan jasmani. F. Sruktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi dalam skripsi ini meliputi: BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Indentifikasi Masalah Penelitian C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Struktur Organisasi Skripsi BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian BAB III Metode Penelitian BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB V Simpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran-Lampiran