BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan antar perusahaan mutlak menjadi persaingan produk atau jasa yang mereka tawarkan. Merebut pangsa pasar dan menjadi dominan di pasar tersebut adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap perusahaan. Berbagai strategi dilakukan perusahaan untuk menjadikan barang dan jasanya dapat diterima oleh konsumen, yang antara lain dapat dilakukan dengan cara mengenalkan produk-produk baru dengan keandalan yang baru pula, melakukan pembaharuan-pembaharuan pada setiap produk, mempertahankan keunggulan produk dengan cara melakukan peningkatan kualitas atribut-atribut dari produk tersebut. Strategi-strategi tersebut wajar dilakukan perusahaan untuk memenangkan persaingan di era perubahan teknologi yang cepat seperti sekarang ini. Konsumen biasanya memilih produk yang mampu memberi kepuasan yang optimal kepada mereka. Agar produsen mampu memenuhi kepuasan konsumen secara optimal maka produsen diharapkan memiliki keunggulan terhadap atribut produknya. Hal ini disebabkan karena konsumen tidak ingin membeli semua karakteristik fisik suatu produk yang ditawarkan, tetapi menginginkan manfaat yang bisa diperoleh dari produk tersebut. Suatu produk hanya menjelaskan atribut fisik berikut dimensinya, sehingga tidak lebih dari komoditi yang dapat dipertukarkan. Untuk itu suatu produk haruslah mempunyai suatu pembeda dari produk pesaing, baik itu 1
2 dari bentuk, gaya, teknologi, maupun merek dari produk tersebut. Suatu produk dapat berbeda dari produk pesaingnya karena merek produk tersebut. Merek dapat menjelaskan emosi serta hubungan secara spesifik dengan pelanggannya. Hal ini dapat terjadi karena merek mengandung nilai-nilai yang bersifat intangible, emosional, keyakinan, harapan, serta sarat dengan persepsi pelanggan. Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 1996:283). Pemberian nama atau merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol. Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari suatu produk, dan menetapkan merek dapat menambah nilai suatu produk. Dengan adanya merek produk, maka konsumen dapat dengan mudah memilih suatu produk yang diinginkannya. Suatu merek produk diasosiasikan oleh konsumen melalui atribut-atribut produk tersebut, seperti: awet, murah, model yang bagus, inovatif, merek yang bergengsi, dan lain-lain. Asosiasi adalah tautan dalam ingatan pada orang atau barang lain; pembentukan hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan, atau kegiatan pancaindera (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990). Sedangkan asosiasi merek adalah persepsi konsumen mengenai merek produk tersebut, atau bagaimana mereka memandangnya (Temporal, Lee, 2002:51). Jadi asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu
3 tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di dalam benak konsumen. Adapun pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen (Rangkuti, 2002:43). Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image. Di era perubahan teknologi yang cepat ini, persaingan antar produsen elektronik, khususnya tape recorder, sangatlah ketat. Banyak produsen elektronik yang mengeluarkan produk-produk baru tape recorder dengan harapan dapat menguasai pangsa pasar, tetapi tanpa meningkatkan atributatribut mereknya yang sudah ada. Produsen elektronik khususnya tape recorder tidak perlu hanya mengeluarkan produk-produk baru untuk memenangkan persaingan bisnis. Produsen tape recorder juga harus memperkuat atribut yang sudah melekat pada mereknya seperti: memiliki suara yang bagus, inovatif, dan mudah dioperasikan agar atribut-atribut yang sudah melekat di benak pelanggan menjadi lebih kuat. Kualitas produk bukan lagi menjadi komoditas utama yang bisa dibanggakan oleh produsen, karena setiap produsen elektronik pasti mampu membuat produk yang berkualitas. Para produsen tape recorder haruslah dapat mengkomunikasikan atribut-atribut yang terdapat pada mereknya, seperti: suara, model, daya
4 tahan, pengoperasian, inovasi, ke dalam benak bahkan hati konsumen dengan baik, sehingga produsen dapat lebih mudah mengkomunikasikan atribut-atribut yang telah terbentuk dalam pikiran konsumen tersebut dalam rangka pembentukan brand image. Dengan terbentuknya brand image pada konsumen maka perusahaan mengharapkan agar produknya sedapat mungkin bisa sesuai dengan keinginan konsumen. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS ASOSIASI MEREK TERHADAP TAPE RECORDER MEREK POLYTRON Studi Kasus pada Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. 1.2. RUMUSAN MASALAH Apakah semua atribut yang ada, secara bersama-sama mampu membentuk brand image bagi produk tape recorder merek Polytron? 1.3. BATASAN MASALAH Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan bisa mendapatkan hasil yang lebih baik, maka penulis menentukan batasan masalah sebagai berikut: 1. Objek penelitian yang dianalisis adalah produk tape recorder merek Polytron. 2. Penelitian dilakukan di kampus Universitas Kristen Duta Wacana dengan menggunakan pendekatan studi kasus.
5 3. Responden yang dipilih adalah konsumen atau mahasiswa/i yang pernah mendengar dan atau mempunyai pengalaman dalam menggunakan termasuk produk tape recorder merek Polytron. 4. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September - Desember 2006. 5. Penelitian terbatas pada atribut harga beli, suara, model, daya tahan, reputasi perusahaan, harga jual, inovasi, mudah dioperasikan, mudah didapatkan, dan merek yang bergengsi. 6. Data yang akan diteliti yaitu: 6.1. Profil responden yang terdiri dari: a. Jenis Kelamin: 1. Pria 2. Wanita b. Usia: 1. 19 tahun 2. 20 23 tahun 3. 24 27 tahun 4. > 27 tahun c. Status: 1. Belum Menikah 2. Menikah d. Pendapatan: 1. sampai dengan Rp 500.000,00/bulan 2. > Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00/bulan 3. > Rp 1.000.000,00 Rp 1.500.000,00/bulan
6 4. > Rp 1.500.000,00 Rp 2.000.000,00/bulan 5. lebih dari Rp 2.000.000,00/bulan 6.2. Atribut-atribut dari produk yang akan diteliti antara lain: 1). Atribut harga beli: Sejumlah nilai uang yang ditukarkan konsumen untuk memiliki atau menggunakan produk. 2). Atribut suara: Kualitas bunyi yang dihasilkan oleh produk tersebut. 3). Atribut model: Gaya yang saat ini diterima atau populer, yang ada pada produk. 4). Atribut daya tahan: Kemampuan suatu produk untuk bertahan. 5). Atribut reputasi perusahaan: Reputasi perusahaan di mata konsumen. 6). Atribut harga jual: Tinggi atau rendahnya harga yang dinilai oleh pasar jika produk dijual. 7). Atribut inovasi: Perubahan pada suatu produk dengan tujuan membuat produk tersebut berbeda dan mempunyai nilai tambah tersendiri. 8). Atribut mudah dioperasikan: Kemudahan untuk mengoperasikan produk tersebut.
7 9). Atribut mudah didapatkan: Cara penyaluran produk dari produsen hingga ke tangan konsumen. Dalam hal ini banyaknya retailer (toko) yang menjual produk tersebut. 10). Atribut merek yang bergengsi: Perasaan bangga yang kemungkinan timbul dari diri konsumen akibat penggunaan dari suatu merek. 1.4. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui apakah semua atribut (harga beli, suara, model, daya tahan, reputasi perusahaan, harga jual, inovasi, mudah dioperasikan, mudah didapatkan, dan merek yang bergengsi) secara bersama-sama mampu membentuk brand image bagi produk tape recorder merek Polytron. 1.5. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan juga sebagai pemicu untuk bisa berpikir secara analistis, logis, dan sistematis. Sekaligus untuk menerapkan pengetahuan secara praktis tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan studi ilmiah yang sedang dipelajari.
8 2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai referensi di bidang manajemen pemasaran pada umumnya dan manajemen merek pada khususnya. 3. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam membuat kebijakan di bidang pembentukan merek produk; dan juga untuk mengetahui asosiasi merek produk tape recorder merek Polytron yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan strategi pemasaran terhadap produknya di masa yang akan datang. 4. Bagi Pembaca Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama, serta bisa menambah pengetahuan dan wawasan mengenai asosiasi merek. 1.6. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika dari penulisan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai keseluruhan bab yang akan dibahas. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini memuat tentang pendahuluan dari pembahasan skripsi ini yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
9 Bab II : Landasan Teori Bab ini membahas tentang dasar-dasar atau landasan teori yang mendukung penelitian ini disertai dengan studi pustaka dan pengembangan hipotesis. Bab III : Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi penggunaan sumber data, desain penelitian, dan alat analisis yang dipakai dalam penelitian. Bab IV : Analisis Data Bab ini berisi tentang hasil pengolahan data dan analisis data serta penafsiran hasil analisis yang diperoleh dari kuesioner. Bab V : Kesimpulan dan Saran Merupakan bab terakhir dalam rangkaian penelitian yang berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan pengolahan data, serta memberikan saran yang diharapkan bisa bermanfaat bagi perusahaan.