BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi virus dengue yang dikenal sebagai penyakit arbovirus telah tersebar di seluruh penjuru dunia dengan kejadian tertinggi di beberapa daerah tropis seperti Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan. Waktu yang pasti kapan demam dengue pertama kali dilaporkan di dunia tidak diketahui. Namun tiga orang ahli, yang dianggap sebagai perintis penguaraian gejala klinis demam dengue, yaitu David Bylon tahun 1779 di Batavia, Al Jabarti di Kairo tahun 1770, dan Benyamin Rush di Philadelphia tahun 1780. Istilah dengue sendiri baru pertama kali digunakan sewaktu terjadi epidemi di Kuba tahun 1828. Sejak saat itu berbagai laporan wabah demam dengue banyak dilaporkan terutama yang menyerang daerah tropis dan subtropics antara 30º garis lintang utara dan 20º garis lintang selatan sesuai distribusi Aedes aegypti sebagai vektornya. Sedangkan istilah haemorhagic fever baru pertama kali digunakkan d Philipina tahun 1953 oleh Quintos dan kawan kawan. Di Indonesia. Sejak ditemukan penderita demam berdarah dengue di Surabaya pada tahun 1968 dan Jakarta pada tahun 1969, penyakit ini cenderung meningkat dan meluas ke seluruh wilayah nusantara. Sedangkan di Surabaya sendiri terjadi peningkatan jumlah kasus yang 1
dramatis dari 27 kasus pada tahun 1975 menjadi 1680 kasus pada tahun 1996. Di beberapa Negara penularan virus dengue dipengaruhi oleh adanya musim, jumlah kasus biasanya meningkat bersamaan dengan peningkatan curah hujan. Di Indonesia pengaruh musim terhadap DBD tidak begitu jelas, akan tetapi secara garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita meningkat antara bulan September sampai Februari dan mencapai puncaknya pada bulan Januari. Di daerah urban yang berpenduduk padat puncak penderita adalah bulan Juni Juli hal ini bertepatan dengan awal musim kemarau. Morbiditas dan mortalitas demam berdarah dengue bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara status imunologi penderita, kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus dengue, virilensi virus dan kondisi geografis setempat. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan jenis kelamin penderita, tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada anak - anak. (Soegeng Soegijanto, 2002 : 45) Data bulan Januari 2003 di Jawa Tengah penderita Dengue Haemoragic Fever tercatat sebanyak 1706 orang. Sedangkan kasus Dengue Haemoragic Fever yang terjadi di berbagai Kota di Jawa Tengah sampai pertengahan Februari 2007 dari laporan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tercatat sebanyak 2767 orang, 73 orang meninggal dunia (morbiditas 0,84 per 10.000 penduduk dan mortalitas 2,64 %). (Dinkes, 2007) 2
Data Divisi DHF Puskesmas Kedungmundu 2010 mencatat sekitar 625 penderita penyakit Dengue Haemoragic Fever kasus terkumpul, 4 orang yang meninggal dunia. Kasus yang paling sering adalah Dengue Haemoragic Fever pada anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun. Dengue Haemoragic Fever merupakan kasus panjang yang sering diujikan dan dari data aktual laporan bulanan penderita di Puskesmas Kedungmundu pasien anak-anak yang terkena Dengue Haemoragic Fever masuk dalam peringkat ke 2 di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Biasanya terdapat banyak tanda-tanda fisik. Diagnosa ini mudah ditegakkan. Tata laksananya sering merupakan masalah utama. Insiden puncak dari Dengue Haemoragic Fever terjadi pada bulan Desember 2010 tercatat 59 penderita, dan penyakit ini terdapat pada anak-anak perempuan 3 kali lebih sering dari pada laki-laki. (Puskesmas Kedungmundu, 2010) Dari uraian di atas, mengingat bahwa penderita Dengue Haemoragic Fever sangat berbahaya bagi anak, remaja maupun dewasa dan meningkatnya jumlah penderita DHF sekarang ini maka penulis mengambil kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Usia Sekolah Yang Mengalami DHF (Dengue Haemoragic Fever). B. Tujuan Penulisan Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penuls telah merumuskan beberapa tujuan, antara lain : 3
1. Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah komprehensif ini. Agar dalam suatu keluarga atau masyarakat di sekitarnya dapat memahami tentang proses keperawatan keluarga DHF (Dengue Haemoragic Fever) dan mampu memberikan keperawatan secara mandiri pada pasien dengan DHF (Dengue Haemoragic Fever). 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah : a. Memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan mengenal masalah DHF (Dengue Haemoragic Fever) melalui pendekatan proses keperawatan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta persepsi keluarga terhadap masalah. b. Membantu keluarga mengambil keputusan mengenai akibat, bahaya, komplikasi pada DHF (Dengue Haemoragic Fever) dan ungkapan dalam mengambil keputusan secara tepat. c. Mampu mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan dalam keluarga dengan masalah DHF (Dengue Haemoragic Fever). Sehingga dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat dan upaya lain yang dilakukan untuk atasi masalah. 4
d. Mendorong keluarga untuk memelihara lingkungan (fisik, psikis, dan sosial) sehingga dapat menunjang peningkatan kesehatan keluarga. e. Membantu keluarga menangani masalah DHF (Dengue Haemoraguc Fever) dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. C. Metode Penulisan Metode yang dipakai adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, proritas masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Adapun yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah metode yang ditujukan untuk pengumpulan data dan menarik kesimpulan dari kegiatan yang berlangsung. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengumpulkan data dengan cara : 1. Wawancara Dengan Tanya jawab secara langsung pada pasien, keluarga pada saat pengkajian untuk mendapatkan keterangan. 2. Observasi Suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung yang dilakukan terhadap keluarga untuk mendapatkan data, dimana penulis ikut serta memberikan asuhan keperawatan melalui 5
pengkajian perumusan diagnosa, perencanaan pelaksanaan dan evaluasi. 3. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan penunjang sumber data yang diperoleh untuk disesuaikan dengan teori yang ada. Adapun studi kepustakaan yang digunakan penulis yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan, atau literatur lain yang berhubungan dengan masalah DHF (Dengue Haemoragic Fever). 4. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan berkaitan dengan keadaan fisik. D. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui secara menyeluruh isi dari Karya Tulis Ilmiah ini, maka penuls menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : KONSEP DASAR yang berisi konsep keluarga, yang meliputi definisi keluarga, bentuk-bentuk keluarga, tugas kesehatan keluarga, fungsi keluarga, peran perawat keluarga, dan juga berisi fokus penyakit Dengue Haemoragic Fever meliputi pengertian, anatomi dan 6
fisiologi, etiologi, patofisiologi, pathways, manifestasi klinik, penatalaksanaan, tumbuh-kembang, komplikasi, pengkajian fokus, diagnosa keperawatan keluarga dan fokus intervensi. BAB III : TINJAUAN KASUS yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. BAB IV : PEMBAHASAN berisi tentang pembandingan antara konsep dan kasus. BAB V : PENUTUP berisi kesimpulan dan saran. 7