BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta era modernisasi yang sangat pesat dalam masyarakat menyebabkan perubahan sosial. Hal ini sangat memicu individu untuk meningkatkan kualitas hidup sehingga dapat tercipta hidup yang produktif. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kehidupan yang ada di sekitarnya. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai kebutuhan dan masalah yang semua itu menjadi tanggung jawab individu tersebut. Untuk mencapai dan menyelesaikan semua itu diperlukan suatu usaha agar kepuasan hidup dapat terpenuhi (Linda,2008, 3 http://www.parentsguide.co,id/smf/ index, kesehatan keperawatan jiwa, tanggal 26 januari 2008). Di dalam hidup bermasyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun Iingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami hambatan bahkan kegagalan yang menyebahkan individu tersebut sulit mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri menjadi negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering muncul adaiah gangguan konsep diri, misal : harga diri rendah (Townsend, 1998). Individu yang mempunyai gangguan konsep diri, harga diri rendah biasanya sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun orang lain, sehingga akan mengalami kerusakan komunikasi dalam hubungan sosialnya. Gangguan ini
berkembang secara bertahap melalui pengalaman masa kanak-kanak, saat ini ia mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain (Townsend, 1998). Menurut studi pendahuluan di ruang III (Graha Citro Anggono) Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino gondhohutomo dari 16 klien, yang mengalami harga diri rendah mencapai 3 orang. Rata-rata dari mereka berkisar antara usia 30-50 tahun dengan penyebab umumnya masalah rumah tangga, keluarga, dan ekonomi dengan hasil prosentase sekitar 70%. Tanda-tanda harga diri rendah yang ditemukan pada klien diantaranya rasa bersalah dan khawatir pada diri sendiri, menarik diri dari realitas serta gangguan berhubungan yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga (Stuart dan Sundeen, 1991). Pencegahan awal dari gangguan jiwa sangat penting, hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembangkan teknik komunikasi therapeutic agar terjalin hubungan yang realitas dan saling percaya antara perawat dan klien, bersama klien juga kita mencari cara pemecahannya. Perawat hendaknya juga mengetahui tentang hubungan klien dengan keluarga serta mengadakan pendekatan pada keluarga agar membantu dalam proses keperawatan dan memudahkan dalam pemberian asuhan keperawatan. Dengan fenomena tersebut di atas maka penulis tertarik memilih judul Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri : Harga diri Rendah Pada Ny S di Ruang III (Graha Citro Anggono) Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondhohutomo Semarang. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum
Untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah di ruang III Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 2. Tujuan Khusus Mengidentifikasikan permasalahan yang muncul pada klien selama memberikan Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah dan berusaha nenyelesaikan masalah tersebut : a. Menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah. b. Mendiskripsikan hasil analisa data yang di peroleh pada pasien dengan harga diri rendah. c. Mendiskripsikan diagnosa keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah. d. Mendiskripsikan intervensi pada pasien dengan harga diri rendah. e. Mendiskripsikan implementasi yang di lakukan pada pasien dengan harga diri rendah. C. Metode Dan Tehnik Penulisan Metode yang dipakai adalah dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Adapun tehnik penulisan adalah deskriptif. Deskriptif merupakan gambaran
kasus yang dikelola dengan cara pengumpulan data yang diperoleh saat pengkajian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Interview Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara tanya jawab. 2. Observasi Penulis melakukan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada klien selama di Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 3. Dokumentasi Dokumentasi ini diambil dan dipelajari dari catatan medis, catatan perawatan untuk mendapatkan data-data mengenai perawatan maupun pengobatan. 4. Studi Kepustakaan. Menggunakan dan mempelajari literatur-literatur medis maupun perawatan yang menunjang, sebagai pedoman teoritis untuk menegakkan diagnosa dan perencanaan keperawatan. D. Sistematika Penulisan Karya tulis ilmiah ini ditulis secara sistematis dalam lima bab yang terdiri dari: BAB I: Pendahuluan, yang meliputi: latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode dan tehnik penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II: Konsep dasar, terdiri atas: pengertian, rentang respon konsep diri, faktor predisposisi, faktor presipitasi, tanda dan gejala, proses terjadinya masalah, mekanisme koping, penyebab, akibat, pohon masalah, masalah keperawatan, diagnosa keperawatan, serta rencana keperawatan. BAB III: Tinjauan kasus asuhan keperawatan klien gangguan konsep diri: harga diri rendah mulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evalusasi. BAB IV: Pembahasan, yang mengupas, mengamati dan membedakan solusi dengan alasan ilmiah yang di dapat di pertanggung jawabkan. Pembahasan dirumuskan berdasar pada diagnosa keperawatan yang ditegakkan. Pembahasan mencakup pembenaran terhadap kesalaan yang dilakukan dalam pendokumentasian baik dalam pengkajian sampai dengan evaluasi. BAB V: Penutup, merupakan penutup dari keseluruhan karya tulis yang berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dibuat mengacu pada usulan yang sifatnya operasional atau aplikatif. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN