BAB I PENDAHULUAN. ini bermula karena dorongan konsumsi (propincity to consume) rakyat amerika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang (growth) serta bertahan hidup (going concern) sehingga nilai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB I PENDAHULUAN. kalangan menengah kebawah hingga kalangan menengah keatas. Selain

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik industri maupun jasa, termasuk industri consumer goods.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kegiatan usahanya pemilik perusahaan melimpahkan tanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI. Struktur modal akan menentukan biaya modal. Biaya modal adalah balas jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Globalisasi bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam 3 kategori yaitu : perusahaan besar (large firm), perusahaan (Edy Suwito dan Arleen Herawaty, 2005: 138).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya globalisasi membuat perekonomian dunia semakin terbuka dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis yang begitu pesat, telah memposisikan suatu perusahaan berada di dalam keadaan yang penuh dengan persaingan. Bukan hanya bersaing dalam lingkungan domestik namun juga internasional. Kondisi dan situasi seperti ini memaksa perusahaan harus memiliki dan mempertahankan target serta rencana yang sudah dibuat oleh perusahaan. Pada tahun 2007 di Amerika serikat mulai terjadi sebuah krisis keuangan yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian dunia. Krisis ini bermula karena dorongan konsumsi (propincity to consume) rakyat amerika yang hidup dalam konsumerisme di luar batas kemampuan pendapatan yang diterima, mereka hidup dalam hutang, belanja dengan kartu kredit, dan kredit perumahan (sub prime mortgage). Dampak dari krisis global ini adalah menurunnya kinerja pembayaran, tekanan pada nilai tukar rupiah, dan dorongan laju inflasi. Indonesia yang merupakan negara small open economy juga mendapatkan imbas dari krisis finansial tersebut, salah satu dampaknya adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi indonesia pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi indonesia yang pada tahun 2007 sebesar 6,3% mengalami penurunan menjadi 6,1 % pada tahun 2008. Krisis tersebut terus merambat ke sektor rill dan non-keuangan di seluruh dunia. Dunia usaha mengalami kemunduran dan banyak yang mengalami kesulitan keuangan pada masa itu, secara gobal banyak perusahaan-perusahaan besar dunia (multinational companies) mengalami kebangkrutan, bahkan banyak para investor dunia menarik dana investasi mereka

demi melindungi nilainya. Berikut gambaran penurunan indeks saham di beberapa negara sebagai akibat dari krisis finansial secara global : Tabel 1.1 Daftar bursa saham di beberapa negara Bursa saham 2007 2008 Persentase penurunan Dow Jones 13.056 8.1754 37 % Nasdaq 2.600 1.521 40% Nikkei 14.600 7.621 47% Hang Seng 27.500 12.380 40% IHSG 2.830 1.174 59% Sumber : diolah dari Matthew, 2009.Krisis Subprime Mortgage di Amerika Serikat Tabel 1.1 menunjukkan bahwa krisis finansial gobal memberikan efek yang sangat besar terhadap aktivitas keuangan di beberapa negara khususnya dalam bursa saham dunia. Bergerak dari tahun 2007 sebagai puncak krisis finansial Indeks Dow Jones merosot tajam dari level 13.056 menjadi 8.175 atau terkoreksi sekitar 37%. Sedangkan indeks Nasdaq dari level 2.600 turun menjadi level 1.521 atau terkoreksi 40%. Hal ini juga berdampak pada bursa saham di negara-negara lain seperti jepang yang menunjukkan indeks Nikkei dari level 14.600 turun ke level 7.621 atau terkoreksi 47%. Di Hongkong, indeks Hang Seng turun dari level 27.500 ke level 12.380 atau terkoreksi 40%. Di Indonesia, Bursa Efek Indonesia juga terkena dampak yang cukup parah. IHSG yang semula berada pada level 2.830 terkoreksi sebesar 59% atau turun ke level 1.174 pada 30 Oktober 2008. Salah satu solusi mempertahankan posisi perusahaan untuk terus dapat beroperasi dalam mengantisipasi kondisi keuangan yang terkadang tidak mampu untuk kita prediksi, adalah dengan memanajemen keuangan agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis.

Bagian keuangan memegang peranan penting dalam menentukan arah perencanaan dan keberlangsungan sebuah perusahaan. Hal ini disebabkan karena pendanaan sangat berpengaruh penting bagi dunia usaha, termasuk kreditur, pemegang saham serta pihak manajemen perusahaan sendiri, karena menyangkut jalannya operasi sebuah perusahaan. Menciptakan suatu perencanaan yang baik, manajemen keuangan dituntut untuk berusaha menempatkan kajian dari sudut efisiensi dan efektivitas. Efisiensi dilihat dari segi biaya, dan efektivitas dari segi waktu. Salah satu yang membuat suatu perusahaan memiliki daya saing dalam jangka panjang karena faktor kuatnya struktur modal yang dimilikinya. Struktur modal merupakan salah satu keputusan yang dihadapi manajer keuangan yang berkaitan erat dengan komposisi hutang. Menurut Gitman (dalam Situmorang, 2010), definisi struktur modal adalah campuran dari utang jangka panjang dan ekuitas yang harus dipertahankan oleh perusahaan". Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara utang jangka panjang dan modal ekuitas yang digunakan oleh perusahaan. Kebutuhan dana untuk memperkuat struktur modal bersumber dari internal dan eksternal, dengan ketentuan sumber dana yang dibutuhkan harus bersumber dari tempat-tempat yang dianggap aman (safety positon) dan jika dipergunakan memiliki nilai dorong dalan memperkuat struktur modal keuangan perusahaan. Ketika perusahaan menggunakan hutang, biaya modal akan sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur, sedangkan pada kreditur, akan timbul opportunity cost dari dana yang digunakan. Keputusan manajemen keuangan yang tidak tepat dapat mengakibatkan biaya modal yang tinggi sehingga mengakibatkan rendahnya profitabilitas perusahaan, sehingga dapat menyebabkan resiko yang

mempengaruhi faktor-faktor fundamental yang ada didalam perusahaan. Risiko yang dihadapi oleh perusahaan tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan tentang struktur modal. Risiko dapat dikategorikan dalam (1) Risiko bisnis (business risk) yaitu tingkat risiko terkait dengan tidak digunakannya hutang jangka panjang untuk membiayai asset perusahaan. Jika risiko bisnis makin besar, artinya rasio hutang makin kecil. (2) Risiko keuangan (financial risk) yaitu risiko yang dihadapi para pemegang saham biasa sebagai akibat penggunaan hutang jangka panjang. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian (return). Penambahan hutang akan memperbesar risiko perusahaan, tapi akan memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Menurut trade off teori, perusahaan dapat memilih rasio hutang untuk memaksimalkan nilai perusahaan, karena rasio hutang yang maksimal ditentukan berdasarkan perimbangan antara manfaat dan biaya kebangkrutan karena perusahaan memiliki hutang. Secara prinsip, perusahaan membutuhkan pendanaan ekuitas baru apabila rasio hutang tersebut diatas target dan menambah hutang apabila rasio hutang tersebut dibawah target. Untuk itu dalam hal optimalisasi tersebut dapat dicapai melalui fungsi manajemen keuangan, dimana setiap keputusan keuangan yang diambil, akan mempengaruhi keputusan dalam pendanaan perusahaan. Maka dari itu perusahaan benar-benar dituntut untuk tetap konsisten dan juga harus mampu mengelola keuangannya dengan baik, dengan kata lain mampu bersaing dalam kondisi perekonomian gobal yang bersifat dinamis.

Bagi sebuah perusahaan yang bersifat profit oriented keputusan pencarian sumber pendanaan dalam rangka memperkuat struktur modal menjadi keputusan keputusan penting yang harus dikaji secara mendalam. Dan hal ini juga dapat dilihat dari sisi profitabilitas sebuah perusahaan, adapun rasio profitabilitas bermanfaat menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan. Seorang investor yang potensial akan menganalisis dengan cermat kelancaran sebuah perusahaan dan kemampuannya mendapatkan keuntungan (profitabilitas), karena jikalau mereka ingin berinvestasi misalnya saja dalam bentuk saham dalam sebuah perusahaan, mereka akan mengharapkan dividen dan harga pasar dari sahamnya. Kinerja sebuah perusahaan juga dapat dilihat dengan cara bagaimana manajemen nya dalam memanfaatkan dan mengefektifkan penggunaan aktiva perusahaan. Semakin tinggi struktur aktiva maka semakin tinggi struktur modalnya, yang berarti semakin besar aktiva tetap yang dapat dijadikan agunan hutang oleh perusahaan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah struktur aktiva dari suatu perusahaan, semakin rendah kemampuan dari perusahaan tersebut untuk dapat menjamin hutang jangka panjangnya. Produktifitas perusahaan dapat dilihat dari aktivitas pendanaan, aktivitas investasi, dan aktivitas operasi. Kemampuan manajemen dalam menggunakan faktor produksi dapat diukur dari rasio aktivitas investasi yang menggambarkan tingkat efisien penggunaan sumber daya. Aktivitas investasi merupakan tanggung jawab manajemen investasi yang berfungsi merencanakan dan mengambil keputusan jenis investasi apa yang dilakukan untuk mendukung operasional perusahaan. Hasil dari aktivitas investasi diukur dari peningkatan efisiensi penggunaan aktiva yang tercermin dari tingkat

perputaran aktiva lancar dan aktiva tetap sebuah perusahaan. Aktiva tetap atau disebut plant assets adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Posisi aktiva tetap dan taksiran waktu perputaran aktiva tetap dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran aktiva tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan total aktiva tetap bersih. Rasio aktivitas investasi yang menggambarkan tingkat efisien penggunaan sumber daya diantaranya tingkat perputaran piutang, tingkat perputaran persediaan, dan tingkat perputaran aktiva tetap. Beberapa penelitian mengenai struktur modal sudah pernah diteliti sebelumnya, dan ternyata menghasilkan kesimpulan yang berbeda beda, Joni dan Lina (2010) dalam penelitiannya mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi struktur modal menghasilkan bahwa, pertumbuhan aktiva dan struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal, sementara size, profitabilitas risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sementara Novalina Manurung (2001) dalam penelitiannya mengenai kebijakan hutang terhadap aktivitas investasi menghasilkan kesimpulan bahwa kebijakan hutang mempunyai pengaruh negatif terhadap aktivitas investasi perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin menganalisis kembali bagaimana hubungan kebijakan hutang, dengan struktur modal dan menambahkan mengenai pemanfaatan profitabilitas perusahaan dalam mempengaruhi aktivitas investasi perusahaan khususnya di perusahaan manufaktur barang konsumsi. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya, yaitu Novalina Manurung (2001) yang meneliti Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap aktivitas investasi dengan menggunakan variabel dependen yaitu sales to

fixed assets, sales to total assets, sales per employee to total debt, dan sales to fixed assets. Dan dengan variabel independennya adalah total debt to book value of equity, dan total debt to market value of equity, market value of equity. Peneliti ingin menguji generalisasi hasil dari penelitian sebelumnya dengan menggunakan periode penelitian yang berbeda. Penelitian terdahulu memakai periode penelitian tahun 1997-2001, sedangkan penelitian ini memakai periode tahun 2009-2012, sehingga diharapkan menjadi lebih terbaru. Pada penelitian ini peneliti menganalisis hubungan antara kebijakan hutang dengan menggunakan Debt to Total Asset Ratio (DAR), struktur modal dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas dengan Return On Capital Employed (ROCE) terhadap aktivitas investasi dengan rasio Fix Asset Turnover. Debt to asset ratio merupakan rasio leverage yang berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Debt to equity ratio merupakan rasio struktur modal yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Return on capital employed merupakan rasio profitabilitas yang mengukur tingkat pengembalian perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, dengan kata lain ROCE merupakan indikator seberapa baiknya perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk menghasilkan pendapatan. Untuk sektor industri penulis melakukan penelitian pada sektor industri manufaktur barang konsumsi. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk kembali melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian terdahulu. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012 dengan judul penelitian Pengaruh Kebijakan Hutang, Struktur Modal, Dan Profitabilitas terhadap Aktivitas Investasi Pada Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah Apakah Kebijakan Hutang, Struktur Modal, dan Profitabilitas berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap Aktivitas Investasi pada Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menguji, menganalisis, dan memberikan bukti empiris mengenai apakah : Kebijakan Hutang, Struktur Modal, dan Profitabilitas berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap Aktivitas Investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian Ada pun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Penulis, menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh kebijakan utang dan struktur modal terhadap aktivitas investasi.

b. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan pendanaan perusahaan khususnya berhubungan dengan kebijakan hutang, struktur modal dan profitabilitas terhadap aktivitas investasi. c. Peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para peneliti yang tertarik untuk meneliti kajian yang sama untuk waktu yang akan datang.