BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran. (Q.S. Al-Qomar:17). 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan hasil penelitian tentang Efektifitas Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Zainal Aqib, Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan, Rajawali Pres, Jakarta, 2011, hlm. 266.

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara formal pendidikan yang diselenggarakan disekolah biasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan umat manusia yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa adanya sebuah pendidikan, maka tidak mungkin suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang. Pendidikan dapat diartikan sebuah proses dengan metodemetode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan faktor penting bagi manusia demi terwujudnya manusia yang beriman dan berakhlakul karimah. Pendidikan merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (peserta didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif. 1 Berdasarkan asumsi tersebut maka pendidikan itu penting karena dapat membantu menyelesaikan problem yang dihadapi masyarakat dewasa ini. Semisal semakin gencarnya pengaruh modernisme yang menuntut lembaga pendidikan formal untuk memberikan ilmu pengetahuan umum dan keterampilan sebanyakbanyaknya kepada peserta didik yang menyebabkan terdesaknya mereka (khusus umat Islam) untuk memperoleh bekal keagamaan yang cukup memadai. Maka dari itu, hendaknya pendidikan 1 Ahmad Tafsir, Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Rosda, 2004), hlm. 28. 1

menyentuh seluruh aspek yang bersinggungan langsung dengan kebutuhan perkembangan individu anak, baik itu dari ilmu agama maupun ilmu umum agar mereka dapat hidup dan berkembang sesuai dengan ajaran agama Islam yang menyeluruh. Untuk itu, begitu pentingnya pendidikan dalam Islam. Dalam pendidikan pengajaran agama Islam dibahas macammacam metode penggunaannya. Dengan demikian pendidik agama dapat menyesuaikan metode dengan sifat khusus sebagai bahan pengajaran. Dengan adanya metode yang efektif dan efisien dapat mempertinggi minat dan perhatian peserta didik terhadap bahan pengajaran agama serta dapat menambah motivasi untuk belajar selanjutnya. 2 Dengan demikian keberhasilan pendidikan dapat diukur dengan minat belajar. Belajar diartikan sebagai usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru dalam interaksi dengan lingkungannya. 3 Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke arah sesuatu yang sangat berharga bagi seseorang dengan kebutuhannya. 4 Sesuatu rasa yang lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dengan minatnya sendiri. 2 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm.15-16. 3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 2. 4 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 28. 2

Kurangnya minat menyebabkan kurang konsentrasi, perhatian dan usaha belajar seseorang sehingga menghambat proses belajar. Seorang guru dituntut untuk mengembangkan minat peserta didik dengan menggunakan metode yang variatif. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan khususnya dalam pendidikan agama Islam pada sekolah umum adalah bagaimana cara mengajarkan pendidikan agama. Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan dengan melalui ajaran- ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaranajaran agama Islam. 5 Diantara pembelajaran agama Islam adalah meyakini bahwa Al- Qur an itu sebagai kitab suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, menjadi petunjuk kehidupan manusia. Al- Qur'an adalah Firman Allah (kalam Allah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung petunjuk- petunjuk bagi umat manusia dan yang membacanya adalah ibadah. 6 Ibadah seperti shalat, berdo a, dan membaca Al- Qur'an harus dikenalkan dan diajarkan pada anak sejak dini, sehingga anak mengetahui betapa pentingnya pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. 5 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm. 86. 6 Muhammad Nur Ichwan, Belajar Al- Qur an, ( Semarang: Rasail, 2005), hlm. 41. 3

Al- Qur an memberi hikmah kepada manusia mempunyai perhatian penuh, jiwa yang tenang, memperbaiki jiwa manusia, obat bagi segala penyakit, dan petunjuk kepada jalan kebenaran dan keyakinan serta terhindar dari kesesatan dalam kepercayaan, amal, dan rahmat bagi orang-orang beriman. Untuk merealisasikan fungsi membaca Al- Qur an diperlukan metode yang tepat untuk mengarahkannya supaya anak terbiasa dan tidak terbebani dengan aktifitas keagamaan yang dianggapnya sepele menjadi sebuah kewajiban, sehingga anak tidak sampai terperosok pada arah pendidikan yang salah. Hal ini bahwa seorang pendidik dalam mendidik anaknya dapat menggunakan cara latihan-latihan dan kebiasaan terutama dalam membaca Al- Qur an. Karena kebiasaan merupakan salah satu metode pendidikan yang berintikan pengalaman-pengalaman atau kebiasaan-kebiasaan tertentu. 7 Suatu yang dibiasakan disini tentunya dalam hal kebaikan. Metode ini merupakan upaya praktis dalam pembinaan dan pembentukan peserta didik. Upaya kebiasaan sendiri dilakukan mengingat manusia mempunyai sifat lupa dan lemah. 8 Maka diperlukan metode yang tepat untuk mengarahkannya supaya anak terbiasa dan menjadi sebuah kewajiban, sehingga anak tidak sampai terperosok pada arah 7 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, ( Bandung: Rosda Karya, 2010), hlm.144. 8 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 175. 4

pendidikan yang salah dan pada akhirnya anak sulit dikendalikan setelah usia dewasa nanti, atau dengan kata lain anak dalam bergaul dan bertingkah laku tidak sesuai dengan akhlak yang baik bahkan menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan (tidak disiplin). Hal ini sesuai dengan pendapat Al Ghazali, bahwa seorang pendidik dalam mendidik anaknya dapat menggunakan cara latihan-latihan dan pembiasaan. Karena cara tersebut akan dapat membentuk sikap tertentu pada anak yang lambat laun sikap itu akan masuk pada bagian pribadinya. 9 Pembiasaan merupakan salah satu metode pendidikan yang penting terutama bagi anak-anak. Metode pembiasaan tidak hanya diperlukan bagi anak-anak yang masih kecil, baik tingkat TK/ SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi (PT) pun metode pembiasaan ini masih diperlukan. 10 Pembentukan tingkah laku melalui pembiasaan akan membantu anak tumbuh dan berkembang secara seimbang. Menurut Armai Arif kebiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam. 11 Peserta didik yang mempunyai kebiasaan belajar membaca Al- 9 Zainuddin,dkk, Seluk Beluk Pendidikan Al Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 107. 10 Uyoh Syadullah, Pedagogik Ilmu Mendidik, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.120. 11 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 110. 5

Qur an dengan cara efisien akan mempunyai semangat lebih tinggi dari pada peserta didik yang tidak mempunyai kebiasaan belajar dengan cara efisien. 12 Apalagi dengan acara TV pada jamjam belajar sangat menarik, yang mengakibatkan kemerosotan belajar. Hal ini tentunya menjadi bahan evaluasi tersendiri bagi seluruh komponen, baik orang tua, guru, maupun pemerintah yang berada untuk membuat kebijakan sebaik mungkin. Dengan demikian adanya pembiasaan metode di sekolah tentunya akan membantu peserta didik dalam semangat belajar dengan hasil yang optimal di sekolahnya. SMK Muhammadiyah 1 Semarang yang terletak di Jl. Indraprasta No. 37 yang memiliki sejumlah prestasi membanggakan ditingkat SMK/ MA/ SMA Jawa Tengah, adalah salah satu sekolah menengah kejuruan yang menyelenggarakan kebiasaan membaca Al- Qur an sebelum proses belajar mengajar aktif, yang bertujuan agar dapat membaca Al- Qur an, terciptanya semangat belajar, dan minat dalam belajar pendidikan agama Islam khususnya, serta mempunyai moral yang baik. Hasil wawancara terhadap guru pendidikan agama Islam (PAI) Moh Rifa i, SHI, dapat diketahui bahwa masih banyak peserta didik cara membaca Al- Qur annya kurang baik dan fasih, ada juga bacaannya sudah baik tapi belum lancar, itu semua dikarenakan kurang terbiasanya membaca Al- Qur an baik di 12 Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan- kesulitan Belajar, ( Bandung: Tarsito, 1982), hlm. 2. 6

sekolah maupun di rumah karena kebiasaan itu harus dibiasakan di manapun berada. Selain kurang terbiasanya mereka membaca Al- Qur an, ketidak lancaran peserta didik dalam membaca Al- Qur an juga dipengaruhi oleh kurangnya minat peserta didik dalam membiasakan membaca Al- Qur an dengan alasan malas, ngantuk, dan lebih senang bermain, serta jalan- jalan dibandingkan membaca Al- Qur an. Sebagian yang lain melaksanakan rutinitas membaca Al- Qur an hanya pada waktu setelah shalat maktubah (shalat magrib) saat di rumah. Disisi lain bahwa perintah untuk membaca atau mempelajari Al- Qur an telah termaktub dalam wahyu yang pertama kali turun yaitu QS. al- Alaq ayat 1-5. Oleh karena itu pihak sekolah mencari alternatif sebagai jawaban atas kondisi di atas yakni dengan mengadakan rutinitas membaca Al- Qur an terlebih dahulu sebelum pembelajaran proses belajar mengajar dimulai, hal itu dikerjakan dengan minimal bacaan Al- Qur an 5 ayat setiap paginya. Dari latar belakang di atas penulis mengambil judul yaitu Hubungan antara Kebiasaan Membaca Al- Qur an dengan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik Kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Semarang Tahun 2014/2015. B. Rumusan Masalah Apakah ada Hubungan antara Kebiasaan Membaca Al- Qur an dengan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik Kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Semarang Tahun 2014/ 2015? 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara kebiasaan membaca Al- Qur an dengan minat belajar pendidikan agama Islam peserta didik kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Semarang tahun 2014/ 2015. Dari tujuan penelitian yang telah dipaparkan, hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah informasi dalam ilmu pendidikan, khususnya dalam bidang kebiasaan membaca Al- Qur'an dan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumber informasi bagi peneliti lain yang akan meneliti atau mengembangkan permasalahan dalam kebiasaan membaca Al- Qur an dan minat belajar pendidikan agama Islam. 2. Manfaat Praktis Merupakan sumbangan kepada dunia pendidikan khususnya bagi para pendidik untuk membiasakan peserta didik dalam membaca Al- Qur an sebagai usaha minat belajar pendidikan agama Islam. 8