Menimbang : a. bahwa untuk pemeliharaan Standar Nasional Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA

PEDOMAN KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA

BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 199 T

Pengembangan Standar Nasional Indonesia

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.

- 7 - BAB III STANDARDISASI. Bagian Kesatu Perencanaan

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

2016, No dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Keduduka

PENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DALAM MENDUKUNG PRODUK UNGGULAN DAERAH SULAWESI SELATAN

2016, No Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departe

2017, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pem

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENT

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG KOMITE TEKNIS PERUMUSAN STANDAR NASIONAL INDONESIA MESIN LISTRIK

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PSN Pedoman Standardisasi Nasional

2017, No b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mengatur kembali penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baterai Primer secara Wajib; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustr

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

Pedoman Panitia Teknik Survei dan Pemetaan (Pedoman Pantek 211S) oleh: Tim Penyusun Pedoman Pantek 211S

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

STANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM

REKOMENDASI TEMU KOMITE TEKNIS 2017

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG KOMITE TEKNIS PERUMUSAN STANDAR NASIONAL INDONESIA INDUSTRI KARET DAN PLASTIK

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG KOMITE TEKNIS PERUMUSAN STANDAR NASIONAL INDONESIA INSULASI LISTRIK

2016, No Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin, dan Mes

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG KRITERIA DAN/ATAU PERSYARATAN DALAM IMPLEMENTASI PEMANFAATAN FASILITAS

2017, No Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengundangan Peraturan Perundang-U

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, L

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SSN) BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektr

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

2012, No Mengingat Menetapkan d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Perat

2016, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan L

BSISO BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 219/KEP/BSN/9/2016 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 3. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasion

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

2016, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asas

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN STANDARDISASI NASIONAL. SNI. Pemberlakuan. Pedoman.

2017, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambah

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No melakukan revisi terhadap Standar Pendidikan dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Ke

2017, No Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambah

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pembinaan terhadap

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN JABATAN DI INSTITUT SENI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No c. bahwa usulan perubahan terhadap tarif layanan Badan Layanan Umum Politeknik Kesehatan Jakarta II pada Kementerian Kesehatan, telah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara Wajib

REVISI PERKA BSN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN SNI. Jakarta, 19 September 2017 Pusat Perumusan Standar - BSN

2017, No Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional pada Lembaga Administrasi Negara tidak sesuai lagi

2016, No Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 127); 3. Pera

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3418); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik I

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI

, No Undang-undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Kepemimpinan Tingkat I, Tingkat II, Tingkat III, Tingkat IV, Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Serta Prajabatan Calon

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

, No.1781 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN

Transkripsi:

SALINAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR6TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk pemeliharaan Standar Nasional Indonesia supaya sesuai dan masih layak dengan kepentingan nasional, kebutuhan pasar, dan perkembangan ilmu pengetahuan, inovasi, dan teknologi, perlu melakukan kaji uiang Standar Nasional Indonesia; b. bahwa untuk memberikan panduan dan acuan bagi pemangku kepentingan dalam melakukan kaji ulang Standar Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud dalam huruf a, diperlukan Pedoman Kaji Ulang Standar Nasional Indonesia; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Badan Standardisasi Nasional tentang Pedoman Kaji Ulang Standar Nasional Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 1999 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4020); 3. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang Badan Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 10); MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG PEDOMAN KAJl ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA. Pasal 1 Menetapkan Pedoman Kaji Ulang Standar Nasional Indonesia tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini. Pasal 2 Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

-3- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Mei 2018 KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, BAMBANG PRASETYA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 4 Mei 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 601 Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Utama Puji Winarni

-4- LAMPIRAN I PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA PEDOMAN KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA 1. Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan ketentuan yang hams dipenuhi dalam proses kaji ulang Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tindak lanjutnya. Pedoman ini digunakan sebagai acuan dan panduan bagi BSN, Komite Teknis, dan pemangku kepentingan terkait. 2. Acuan normatif Pedoman ini tidak dapat dilaksanakan tanpa menggunakan dokumen referensi di bawah ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan yang tidak bertanggal, edisi terakhir (termasuk amendemen) yang berlaku: a. Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Indonesia; b. Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pedoman Penulisan Standar Nasional Indonesia; c. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Cara Penomoran Standar Nasional Indonesia; dan d. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pedoman Adopsi Standar dan Publikasi Internasional menjadi Standar Nasional Indonesia. 3. Istilah dan definisi Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan definisi yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, Pedoman Pengembangan

-5- Standar Nasional Indonesia, Pedoman Tata Cara Penomoran Standar Nasional Indonesia, berlaku istilah dan definisi berikut ini: 3.1. Kaji Ulang Kegiatan pengecekan isi dan format SNI untuk ditetapkan kembali, diubah, atau diabolisi dalam rangka menjaga kesesuaian SNI terhadap kepentingan nasional dan kebutuhan pasar; mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, inovasi dan teknologi; menilai kelayakan dan kekiniannya, serta menyesuaikan dengan ketentuan penulisan SNI. 3.2. Rekomendasi Ketentuan yang berisi arahan untuk menindaklanjuti hasil kaji ulang SNI. 3.3. Menetapkan kembali SNI Penetapan kembali SNI tanpa perubahan substansi dan perubahan editorial didasarkan pada hasil kaji ulang bahwa substansi dan editorial SNI tersebut masih relevan, tidak memerlukan pemutakhiran substansi maupun revisi editorial CATATAN Perubahan format penulisan SNI tidak termasuk perubahan editorial 3.4. Abolisi Pencabutan SNI didasarkan pada hasil kaji ulang bahwa substansi SNI tersebut tidak dapat diterapkan terhadap barang, jasa, proses, sistem dan/atau personel yang diatur dengan ketentuan di dalam SNI tersebut. 3.5.

-6 Revisi Memasukkan semua perubahan yang diperlukan pada substansi SNI. 3.6. Amendemen Penambahan atau penghapusan sebagian kecil dari isi SNI dikarenakan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta alasan logis. CATATAN Hasil amendemen SNI disampaikan dengan menerbitkan dokumen amendemen SNI secara terpisah namum dalam penggunaannya harus menyertakan dokumen yang diamendemen tersebut 3.7. Ralat (corr) Tindakan perbaikan atau pembetulan yang bersifat editorial pada bagian tertentu dari isi SNI karena adanya kesalahan. 3.8. Mengubah SNI Substansi dan/atau editorial SNI mengalami perubahan. 4. Tujuan Kaji Ulang Standar Nasional Indonesia Untuk menyusun rekomendasi terhadap SNI yang dikaji ulang untuk direvisi, diabolisi, ditetapkan ulang, diamendemen, atau diralat dalam rangka menjaga kesesuaiannya terhadap kepentingan nasional dan kebutuhan pasar; mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, inovasi, dan teknologi; serta menilai kelayakan dan kekinian SNI 5. Ketentuan 5.1. Kebijakan 5.1.1 Pelaksanaan kaji ulang SNI dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun setelah ditetapkan. 5.1.2 Kaji ulang SNI dilakukan terhadap: a. SNI yang memerlukan perubahan mendasar untuk mendukung kepentingan nasional dan kebutuhan pasar;

-7- b. SNI yang memerlukan perubahan karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan, inovasi, dan teknologi; c. SNI yang memerlukan perubahan karena alasan aspek keamanan, kesehatan, keselamatan dan fungsi pelestarian lingkungan; dan d. Adanya perubahan terhadap acuan SNI yang mengadopsi standar internasional 5.1.3 Kaji ulang dapat diusulkan oleh pemangku kepentingan kepada BSN. Bila usulan kaji ulang disampaikan kepada Komite Teknis, maka Komite Teknis harus menyampaikannya kepada BSN. 5.1.4 Atas dasar usulan yang diterima, BSN mengkaji usulan kaji ulang untuk melihat kesesuaian antara lingkup SNI dengan lingkup Komite Teknis. 5.2. Penugasan Komite Teknis dan mekanisme kerja 5.2.1 Penugasan Komite Teknis 5.2.1.1 BSN menugaskan Komite Teknis untuk melakukan kaji ulang SNI 5.2.1.2 Apabila tidak ada Komite Teknis yang memiliki ruang lingkup SNI yang dikaji ulang, maka BSN dapat: a. menugaskan Komite Teknis yang memiliki lingkup yang sesuai atau kelompok lingkup yang sama; b. menambah ruang lingkup Komite Teknis yang sudah ada; c. membentuk Komite Teknis baru; atau d. membentuk tim ad hoc. 5.2.1.3 Penambahan ruang lingkup dan pembentukan Komite Teknis baru mengikuti pedoman yang berlaku 5.2.1.4 Pembentukan tim ad hoc berasal dari Komite Teknis maupun dari luar Komite Teknis dengan memperhatikan keterwakilan pemangku kepentingan dan keahlian yang relevan.

-8-5.2.1.5 Tim ad hoc dapat dibentuk atas dasar tidak adanya Komite Teknis yang sesuai dengan ruang lingkup SNI yang akan dikaji ulang atau adanya keberatan dari Komite Teknis dengan alasan yang dapat diterima. CATATAN Tim ad hoc hanya bertugas hingga penyampaian rekomendasi kaji ulang 5.2.2 Pelakasanaan Kaji Ulang 5.2.2.1 Sekretariat Komite Teknis menyusun program kaji ulang secara terencana 5.2.2.2 Sekretariat Komite Teknis mensirkulasi SNI yang akan dikaji ulang kepada seluruh anggota Komite Teknis sekurang-kurangnya 14 hari untuk mendapatkan tanggapan dengan menggunakan formulir sesuai Lampiran A yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini. 5.2.2.3 Setelah disirkulasi untuk mendapat tanggapan, dilakukan rapat Kaji ulang yang dihadiri oleh anggota Komite Teknis yang mewakili seluruh pemangku kepentingan, serta dapat mengundang narasumber terkait. 5.3. Pembahasan kaji ulang 5.3.1 Pembahasan SNI yang dikaji ulang sekurang-kurangnya harus mencakup aspek berikut: a. kesesuaian judul SNI dengan isi substansi; b. kebutuhan terhadap SNI; c. topik/isi SNI relevan dengan perkembangan IPTEK terkini; d. kesesuaian SNI dengan ketentuan Pedoman Penulisan SNI dan Pedoman lainnya yang berlaku; e. acuan normatif/referensi masih berlaku; CATATAN Dalam hal SNI adopsi identik standar internasional namun ternyata standar acuan

-9- yang diadopsi telah diabolisi/withdrawn maka, SNI tersebut hams direvisi. f. untuk SNI produk minimal hams mencakup persyaratan mutu dan metode ujinya, serta pengambilan contoh. 5.3.2 Untuk melakukan kaji ulang SNI hasil adopsi identik standar internasional perlu memperhatikan hal berikut: a. Status standar acuan yang diadopsi mengalami pembahan (revisi, amendemen atau abolisi); dan b. publikasi terbam dari standar yang diadopsi. Berdasarkan butir a dan butir b, Komite Teknis dapat langsung mengajukan usulan rekomendasi sesuai dengan pembahan standar acuan atau publikasi yang diadopsi kepada BSN. 5.3.3 Untuk Kaji ulang SNI hasil adopsi identik Standar Internasional yang tidak memungkinkan untuk mengadopsi identik publikasi yang terbam, maka: a. tetap mengadopsi standar acuan atau publikasi sebelumnya; b. disarankan untuk melakukan modifikasi dalam hal belum ada kemampuan secara nasional; atau c. men3aisun SNI pengembangan sendiri bila tidak memungkinkan untuk melakukan modifikasi. 5.3.4 Untuk Kaji ulang SNI hasil adopsi modifikasi Standar Internasional, maka: a. sebaiknya mengadopsi secara identik publikasi standar internasional yang terbam; b. disarankan untuk melakukan modifikasi dalam hal belum ada kemampuan secara nasional; atau c. menyusun SNI pengembangan sendiri bila tidak memungkinkan untuk melakukan modifikasi 5.3.5 Untuk Kaji ulang SNI hasil pengembangan sendiri, maka: a. sebaiknya mengadopsi identik publikasi Standar Internasional terbam yang relevan; atau

-10- b. tetap men3nasun SNI pengembangan sendiri dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kondisi geografis maupun kepentingan nasional. 5.3.6 Pembahasan dan evaluasi dilakukan secara aklamasi oleh seluruh anggota Komite Teknis dengan menggunakan Formulir Kaji Ulang SNI sesuai Lampiran B dan diparaf oleh seluruh anggota Komite Teknis yang hadir. CATATAN 1 Persetujuan anggota Komite Teknis dituangkan dalam satu formulir kaji ulang untuk setiap judul SNI. CATATAN 2 Hasil rekomendasi dapat dilampiri data kajian 5.3.7 Apabila tidak dicapai keputusan secara aiklamasi maka dilakukan pemungutan suara oleh seluruh anggota Komite Teknis yang hadir. 5.3.8 Apabila juga tidak dicapai keputusan berdasarkan pemungutan suara, maka Komite Teknis melaporkan kepada BSN untuk menetapkan rekomendasi kaji ulang. 5.3.9 Komite Teknis melaporkan pelaksanaan kaji ulang SNI ke BSN untuk ditindaklanjuti dengan menyampaikan hasil rekomendasi berupa: a. menetapkan kembali SNI; b. mengabolisi SNI; atau c. mengubah SNI, berupa: 1) Revisi; 2) Amendemen; atau 3) Ralat (corr). 5.4. Tata cara pelaksanaan kaji ulang oleh tim ad hoc mengikuti 5.3.

-11-6. Tindak Lanjut Rekomendasi Kaji Ulang 6.1. Rekomendasi revisi a. komite Teknis/Tim ad hoc mengusulkan revisi SNI kepada BSN untuk menjadi PNPS dengan menyertakan hasil Kaji ulang sesuai Lampiran B; b. hasil rekomendasi yang telah disetujui oleh BSN diinformasikan kepada Komite Teknis/Tim ad hoc; dan c. proses perumusan SNI dengan rekomendasi revisi mengikuti ketentuan Pedoman Pengembangan Standar Nasional Indonesia. 6.2. Rekomendasi abolisi a. Komite Teknis/Tim ad hoc menyampaikan rekomendasi abolisi SNI kepada BSN dengan menyertakan hasil Kaji ulang sesuai Lampiran B. b. BSN mempublikasikan hasil tindak lanjut abolisi dalam website BSN dan/atau SISPK selama 1 (satu) bulan untuk mendapatkan tanggapan. c. Dalam hal terdapat keberatan yang bersifat substansial dari stakeholder, maka perlu dilakukan rapat pembahasan yang dihadiri oleh anggota Komite Teknis/Tim ad hoc yang mewakili pemangku kepentingan. d. Jika dalam rapat pembahasan masih terdapat keberatan, maka keputusan abolisi dilanjut atau tidak, diserahkan sepenuhnya kepada Komite Teknis untuk kemudian disampaikan ke BSN. e. Keputusan abolisi ditetapkan dan dipublikasikan oleh BSN. 6.3. Rekomendasi tetap a. Komite Teknis/Tim ad hoc menyampaikan rekomendasi tetap kepada BSN dengan menyertakan hasil Kaji ulang sesuai Lampiran B serta dokumen RSNI6 dalam bentuk soft copy. b. BSN menerbitkan keputusan penetapan kembali SNI.

-12- CATATAN Istilah RSNI6 diberikan untuk soft copy SNI hasil kaji ulang dengan rekomendasi tetap. RSNI6 ini direview oleh BSN sebelum ditetapkan. 6.4. Rekomendasi amendemen a. Komite Teknis/Tim ad hoc mengusulkan amendemen SNI kepada BSN untuk menjadi PNPS dengan menyertakan hasil Kaji ulang sesuai Lampiran B. b. Hasil rekomendasi yang telah disetujui oleh BSN diinformasikan kepada Komite Teknis/Tim ad hoc. c. Proses perumusan SNI dengan rekomendasi amendemen mengikuti ketentuan Pedoman Pengembangan Standar Nasional Indonesia. 6.5. Rekomendasi ralat a. Komite Teknis/Tim ad hoc mengusulkan rekomendasi kaji ulang SNI dengan hasil ralat kepada BSN dengan menyertakan hasil Kaji ulang sesuai Lampiran B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini. b. BSN menerbitkan keputusan penetapan ralat SNI Hasil ralat SNI disampaikan dengan menerbitkan dokumen ralat SNI secara terpisah namum dalam penggunaannya hams menyertakan dokumen yang diralat tersebut. 7. Penomoran Penomoran SNI hasil kaji ulang sesuai Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Cara Penomoran Standar Nasional Indonesia. KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, BAMBANG PRASETYA

-14- LAMPIRAN II PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA LAMPIRAN A FORMULIR TANGGAPAN FORMULIR A. 1 - FORMULIR TANGGAPAN SIRKULASI KAJI ULANG SNI Kode SNI : Tanggal mulai : Kode Komite Teknis : Tanggal selesai : KodeICS : Tanggal perpanjangan : Judul Bahasa Indonesia : Judul dalam Bahasa Inggris : Revisi: Abolisi: Tetap : Amendemen: Ralat: Pemberian Tanggapan.(hams dengan alasan substansial)..(hams dengan alasan substansial). (tuliskan bila ada catatan).(hams dengan alasan substansial)..(hams dengan alasan substansial) Voter Nama : Tanggal Tanda tangan :

FORMULIR A.2 - FORMULIR TANGGAPAN SIRKULASI KAJI ULANG SNI Tanggal : Dokumen: SNI No Pasal/ No Subpasal/ Lampiran Paragraf/ Gambar/Tabel/ Catatan Tipe tanggapan (editorial, umum, substansi Tanggapan Usulan perubahan KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, BAMBANG PRASETYA

-16- LAMPIRAN III PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA LAMPIRAN B FORMULIR KAJI ULANG Formulir B. 1 - Formulir kaji ulang SNI JUDUL SNI NOMOR SNI FORMULIR KAJI ULANG SNI JENIS SNI (lingkari yg sesuai) 1. Produk 2. Metode uji 3. Istilah/definisi 4. Proses 5. Sistem manajemen 6. Personel 7. Lain-lain Tingkat Kesetaraan 1. Adopsi: a. Identik (tuliskan.: ) b. Modifikasi (tuliskan: ) 2. Pengembangan sendiri No KRITERIA PEMERIKSAAN PENILAIAN KETERANGAN YA TIDAK 1 Judul SNI jelas sesuai dengan isi substansinya. 2 SNI masih digunakan /diperlukan 3 Penulisan SNI sesuai ketentuan PSN Penulisan SNI.

17 4 Acuan normatif / referensi sesuai dengan persyaratan dan statusnya masih berlaku. 5 Memenuhi ketentuan PSN adopsi standar internasional dan publikasi intemasional selain standar menjadi SNI, dan PSN terkait adopsi standar lainnya (khusus untuk SNI basil adopsi standar intemasional) 6 Apabila mempakan SNI produk, telah jelas disertai dengan klausul terkait syarat mutu, metode uji, dan pengambilan contoh. 7 Khusus untuk SNI produk, metode uji lengkap sesuai parameter syarat mutu produk. 8 Topik/isi SNI masih sesuai dengan perkembangan IPTEK terkini KES[MPULAN / CATATAN : REKOMENDASI (lingkari yang sesuai) 1. Revisi 2. Abolisi 3. Tetap 4. Amendemen 5. Ralat

18 Paraf anggota Komite Teknis/Tim ad hoc berdasarkan perwakilan pemangku kepentingan Dilaporkan oleh Produsen Konsumen Pakar Reeulator Ketua / Sekretaris Komite Teknis /Tim ad hoc ( ) Petunjuk pemeriksaan kaji ulang SNI: No UNSUR PERSYARATAN 1 Judul Sesuai Pedoman Standardisasi Nasional tentang Pedoman Penulisan Standar Nasional Indonesia Unsur pendahuluan - unsur utama - unsur tambahan 2 Masih dibutuhkan / digunakan SNI masih digunakan/diperlukan/ dipakai untuk macam macam tujuan (edukasi/ pengajaran/bahan ajar, untuk acuan dalam proses produksi, untuk pembinaan UKM, untuk sertifikasi SPPT SNI (wajib/sukarela) dll. Sebaiknya ada data kajian. 3 Ketentuan penulisan SNI Sesuai Pedoman Penulisan Standar Nasional Indonesia 4 Acuan normatif Sesuai dokumen standar yang masih berlaku

19 Terkait dengan harmonisasi/adopsi standar intemasional/ SDO Sesuai Pedoman Adopsi Standar Intemasional dan Publikasi Intemasional Selain Standar menjadi Standar Nasional Indonesia, dan PSN terkait adopsi standar lainnya (khusus untuk SNI hasil adopsi standar intemasional) Standar produk Lengkap, terdapat persyaratan mutu, pengambilan contoh, dan metode uji Syarat mutu hams jelas dan mengikuti ketentuan penulisan SNI, misalnya persyaratan ukuran berikut toleransinya atau persyaratan lainnya 8 Metode/cara uji standar produk untuk Metoda sampling Disesuaikan dengan sample uji, apakah diperlukan sampling. Bila mungkin cara sampling mengikuti pedoman / standar tertentu (misal ISO, lec/astm ) Metode/cara uji dapat mengacu Standar lain yang masih berlaku. Penulisan sesuai PSN Penulisan SNI. Metode uji lengkap sesuai persyaratan mutu produk Memenuhi ketentuan ISO/IEC 17007, Conformity assessment - Guidance for drafting normative documents suitable for use for conformity assessment

9 Masih sesuai dengan Standar hams mengikuti perkembangan perkembangan iptek terkini ilmu pengetahuan dan teknologi / sesuai dengan tuntutan konsumen / pasar. 10 Kesimpulan/ catatan Lihat 5.3.2 sampai 5.3.5 KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, BAMBANG PRASETYA