V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. problem based learning) dan kemampuan awal terhadap hasil belajar IPA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis, temuan, dan pembahasan yang telah disajikan

PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

I. PENDAHULUAN. agar ketika setelah meninggalkan sekolah, siswa mampu mengembangkan diri

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

Teori Lev Vygotsky. Sejarah Hidup, Konsep Sosio Kultural, Perkembangan Bahasa, ZPD, Scaffolding dan Aplikasi Teori. Fitriani, S. Psi., MA.

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

2014 PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pem-belajaran

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI BRAIN BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN MATRIKS DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian istilah scaffolding berasal dari istilah ilmu teknik sipil yaitu berupa

Penerapan Metode Pembelajaran Scaffolding Pada Pokok Bahasan Sistem Periodik Unsur

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari proses belajar mengajar di sekolah, sebab sekolah. Dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Nurjanah, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kumpulan elemen atau komponen yang saling terkait

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Teori Konstruktivistik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

TEORI BELAJAR. Proses perubahan perilaku BELAJAR. Diperoleh dari PENGALAMAN. Physics

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan saat ini tidak hanya sebatas proses pembelajaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar. Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kesimpulan (Hohenberg, 2010). Langkah-langkah metode ilmiah ini dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DI KOTA BENGKULU

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang diturunka dari satu generasi ke generasi berikutnya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

BABH KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Matematika.

METODOLOGI PEMBELAJARAN IPS SD ERLINA WIYANARTI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI KONSTRUKTIVISME SOSIAL (VYGOTSKY)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH/ PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

matematika dikarenakan terlalu banyak deretan rumus-rumus yang abstrak dan membosankan. Sebagian besar peserta didik di sekolah menganggap bahwa mata

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. Kajian Teoretis

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. khusus berusaha untuk memantapkan penanaman nilai-nilai dari masyarakat.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

TEORI BELAJAR SOSIAL. Bahan Bacaan: Teori Belajar Sosial. A. Teori Belajar Sosial

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil

Transkripsi:

1 V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, pengolahan data, dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan ada interaksi antara pembelajaran (inkuiri terbimbing dan problem based learning) dan kemampuan awal terhadap hasil belajar IPA siswa. 2. Ada perbedaan hasil belajar IPA, antara siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dan problem based learning. Rerata hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan problem based learning. 3. Ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPA, antara siswa yang berkemampuan awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan problem based learning. Rerata hasil belajar IPA siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran problem based learning lebih baik dibandingkan pembelajaran inkuiri terbimbing.

2 4. Ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPA, antara siswa yang berkemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan problem based learning. Rerata hasil belajar IPA siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembelajaran inkurii terbimbing lebih tinggi dibandingkan pembelajaran problem based learning. 5.2 Implikasi Implikasi Teoritis: Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk aktif, sehingga perkembangan mental yang diharapkan dapat berkembang secara optimal. Pembelajaran dengan metode penemuan, memberikan siswa kesempatan untuk melakukan eksplorasi, mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Melalui pembelajaran inkuiri siswa dihadapkan pada suatu permasalahan, dan siswa berusaha untuk mengaitkan data yang satu dengan data yang lainnya serta mencocokkan dengan pengetahuan yang telah dimilikinya sehingga terjadi proses asimilasi. Sedangkan proses akomodasi terjadi pada saat siswa memadukan data yang baru saja diterimanya dengan pengetahuan yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan. Pada pembelajaran inkuiri siswa diberi kesempatan untuk melakukan penyelidikan dan penemuan. Siswa diarahkan untuk menemukan informasi dari bahan ajar yang dipelajarinya. Hal ini sesuai dengan teori Vygotsky, yang menyatakan ada dua konsep yang sangat penting di dalam teori ini yaitu Zone Proximal Development (ZPD) dan scaffolding. ZPD merupakan jarak antara tingkat pengembangan aktual yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan

3 masalah secara mandiri dengan tingkat pengembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sebaya yang kemampuannya lebih tinggi. Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah dia dapat melakukannya, sehingga siswa yang memiliki kemampuan berpikir yang rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa yang mempunyai kemampuan berpikir tinggi tidak memonopoli kegiatan. Implikasi teori Vygotsky dalam pembelajaran inkuiri ini adalah menghendaki setting kelas berbentuk kooperatif, sehingga siswa saling berinteraksi dan berkomunikasi serta saling memunculkan strategi menyelesaikan tugas IPA yang efektif dalam daerah perkembangan proksimal mereka dengan pemberian bantuan pada saat siswa belajar serta mengurangi bantuan dan membiarkan siswa mengambil tanggung jawab sendiri pada saat mereka telah dianggap mampu. Pembelajaran problem based learning ialah interaksi antara stimulus dan respon yang merupakan hubungan dua arah, belajar dan lingkungannya. Hubungan dua arah itu terjadi antara siswa dan guru, antar pebelajar dan pengajar. Guru hanya bertindak sebagai mediator bagi siswa, memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahannya. Sedangkan siswa belajar dengan cara memecahkan suatu masalah untuk menemukan konsep tentang pesawat sederhana. Bruner menganggap, bahwa teori belajar penemuan

4 sesuai dengan pencarian pengetahuan, secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik, berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses diamana siswa menemukan perpaduan rumus/ aturan/ konsep yang sudah dipelajari sebelumnya dan selanjutnya menerapkannya untuk memperoleh cara pemecahan pada situasi/ keadaan baru. Pada implementasi pembelajaran problem based learning, siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi akan mampu melakukan pembelajaran yang mandiri sehingga pembelajaran berupa penyelesaian masalah dengan penyelidikan autentik guna memahami konsep materi akan lebih mudah untuk dipahamai. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah, proses berfikir dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis disini artinya dilakukan melalui tahapan-tahapan,sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah yang didasarkan pada data dan fakta yang jelas. Implikasi Praktis: a. Upaya meningkatkan hasil belajar IPA di SD kelas V, khususnya pada materi pesawat sederhana dapat mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran dan memperhatikan karakteristik siswa khususnya kemampuan awal yang dimiliki siswa. Hasil belajar IPA siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran dan kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa.

5 b. Penggunaan model pembelajaran pada hakekatnya perlu memperhatikan karakteristik siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Siswa dengan kemampuan awal tinggi dapat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning sedangkan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dapat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. c. Upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui penggunaan model pembelajaran (inkuiri terbimbing dan problem based learning), perlu mempertimbangkan kemampuan awal siswa pada saat pembentukan kelompok belajar, sehingga siswa yang berkemampuan awal tinggi, sedang ataupun rendah dapat belajar bersama dan saling membantu dalam pembelajaran. 5.3 Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, maka dapat diberikan saransaran sebagai berikut: 1. Bagi guru a. Guru hendaknya dalam proses pembelajaran di kelas tidak berperan sebagai figure central dan pengendali seluruh kegiatan belajar (bersifat otoriter). Pembelajaran yang otoriter akan membuat pebelajar merasa tidak nyaman, dan ketidaknyamanan ini akan berdampak pada hasil yang akan diraih si pebelajar nantinya. Mencoba pembelajaran yang baru tidak ada salahnya seperti mencoba model pembelajaran inkuiri terbimbing maupun model

6 pembelajaran problem based learning, pembelajaran seperti ini akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik yang memiliki kemampuan awal tinggi maupun yang memiliki kemampuan awal rendah. b. Agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri terbimbing maupun model pembelajaran problem based learning di kelas, guru perlu mempersiapkan bahan ajar yang cocok serta membuat antisipasi dari respon yang mungkin muncul dari siswa. Sehingga guru dapat memberikan scaffolding yang tepat untuk siswa. Lembar kegiatan siswa yang disusun hendaknya memuat indikator pembelajaran serta masalah yang menantang dan memunculkan konflik kognitif dalam diri siswa, sehingga merangsang siswa untuk melakukan ekplorasi dan penyelidikan dalam memperoleh pengetahuan baru yang lebih bermakna. c. Guru hendaknya dapat lebih mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai fasilitator, motivator, evaluator dalam pembelajaran. 2. Bagi siswa a. Siswa hendaknya melakukan persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran problem based learning, yaitu dengan membaca terlebih dahulu materi baik dari buku maupun sumber lainnya. b. Siswa diharapkan dapat ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran IPA yang dilakukan dapat lebih menyenangkan, interaktif, serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

7 c. Siswa diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritisnya terutama dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning sehingga mampu menyikapi berbagai situasi apapun dengan cara-cara yang tepat. 3. Bagi sekolah a. Sekolah hendaknya lebih meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran problem based learning. Dukungan tersebut dapat berupa penyediaan sarana dan prasarana serta media yang dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran.