BAB I PENDAHULUAN. menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

و ه و ال ع ل يم ال ق د ير

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dari bayi hingga remaja (Departemen Kesehatan RI, 2008). Derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. hubungannya antar sel syarat otak (sinap) terus berkembang. Begitu. melalui pendidikan anak usia dini (Suyanto, 2005:7).

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL QU RAN ANAK MELALUI METODE AL BARQY DI TAMAN KANAK-KANAK SATU ATAP SUNGAI LASI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak didik. sekolah. Melalui bermain anak-anak dapat menghasilkan pengertian atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup masyarakat atau suatu bangsa ke arah yang lebih maju,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini sangat penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan selanjutnya karena merupakan fondasi dasar kepribadian anak. Karena anak membutuhkan dukungan dari semua pihak seperti orang tua masyarakat dan negara. Anak usia dini berada dalammasa keemasan disepanjang rentang usia perkembangan manusia, bahwa masa ini merupakan periode sensitif yang mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Pada masa inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga anak siap merespon dan mewujudkan semua tugas-tugas perkembangan yang diharapkan muncul pada perilaku sehari-hari. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun (undangundang sisdiknas tahun 2003) anak usia dini di identifikasikan pula sebagai kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, pada masa tersebut merupakan masa emas (golden age). Karena anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang, pertumbuhan dan perkembangan juga memberikan ruang atau rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani, (moral atau spiritual), kognitif, fisik motorik, sosial dan emosional yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara efektif dan efisien. 1 Anak usia dini juga adalah sosok individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia yang sangat berharga 1 A. Martuti, Mendirikan Dan Mengelola PAUD (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2009), h. 47 1

2 di banding usia-usia selanjutnya karena perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa, usia tersebut merupakan fase pertumbuhan yang unik, dan berada pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap dan berkesinambungan. Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada di jalur pendidikan sekolah. Usaha ini dilakukan supaya anak 4-6 tahun lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Adapun yang menjadi tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak adalah untuk membantu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang di perlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Di samping itu pula, beberapa hal yang perlu di ingat adalah bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang peka untuk menerima berbagai macam rangsangan dari lingkungan guna menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikannya di kemudian hari. Masa anak-anak juga masa bermain, oleh karena itu kegiatan pendidikan di taman kanak-kanak di berikan melalui bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Dalam rangka mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mengoptimalkan potensi kreatif yang di miliki anak, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang mereka miliki, maka di perlukan suatu upaya yang kreatif agar mereka dapat tumbuh optimal dengan kondisi nyaman dan

3 menyenangkan. Upaya-upaya tersebut dapat di mulai dengan pemahaman para pendidik berkenaan dengan konsep dan aplikasi pengembangan kreativitas di taman kanak-kanak. Kreativitas merupakan sebuah proses yang mampu melahirkan gagasan, pemikiran, konsep dan langkah-langkah baru pada diri seseorang. Kebermaknaan kreativitas terletak pada hakikat dan perannya sebagai dimensi yang memberi ciri keunggulan bagi pertumbuhan diri peserta didik yang sehat, produktif dan inovatif. Dengan potensi kreativitas alami yang di milikinya, anak akan senantiasa membutuhkan aktivitas yang syarat dengan ide kreatif. Ini penting, karena rasa ingin tahu dan keinginan untuk mempelajari sesuatu merupakan karunia Allah, dan di miliki oleh setiap anak. Secara alami anak usia dini memiliki kemampuan untuk mempelajari sesuatu menurut caranya sendiri, Pertumbuhan fisik anak sebagaimana yang telah di jelaskan di dalam (Q.S Ar- Rum Ayat 54) yang berbunyi: ا ال ذ ي خ ل ق ك م م ن ض ع ف ث م ج ع ل م ن ب ع د ض ع ف ق وة ث م ج ع ل م ن ب ع د ق وة ض ع ف ا و ش ی ب ة ی خ ل ق م ا ی ش اء و ھ و ال ع ل یم ال ق د یر Artinya :Ya Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan

4 apa yang dikehendaki-nya dan dialah yang maha mengetahui lagi maha kuasa. (Q.S Ar-Rum Ayat 54). 2 Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Adapun bidang pengembangan fisik motorik pada anak meliputi pengembangan motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan yang menekankan koordinasi tubuh pada gerakan otototot besar seperti melompat, berlari dan berguling sedangkan motorik halus adalah gerakan halus yang melibatkan bagian-bagian tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja, karena tidak memerlukan tenaga seperti menulis, melukis dengan menggunakan jari, mewarnai dan menggunting. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang dengan pesat. Hal ini menjadi keharusan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan motorik halus anak secara maksimal. Finger painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang di lakukan dengan cara mengoleskan adonan warna ( tepung terigu warna) secara langsung dengan jari tangan secara bebas di atas bidang gambar, batasan jari di sini adalah semua jari tangan, telapak tangan sampai pergelangan tangan. Serta kesanggupan seorang anak dalam menuangkan imajinasi kreativitasnya untuk dapat bersentuhan langsung dengan cat pewarna menjadi sebuah kegemaran anak. 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan terjemahan Al-Jumanatul Ali, Q.S Ar-Rum ayat 54 (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005) h. 411

5 Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Februari 2017 pada anak kelompok B TK Kartika XX 49 Kodim Kendari yang beralamat di Jl. RE Martadinata Kelurahan Kampung Salo Kecamatan Kendari, di temukan kreativitas motorik halus anak yang berkaitan dengan kegiatan finger painting masih rendah ini terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung dimana anak diarahkan oleh guru untuk melakukan kegiatan finger painting, dari 15 anak yang melakukan kegiatan finger painting tersebut hanya 2 orang anak yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, sedangkan 13 orang anak lainnya masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas tersebut. Dalam melakukan kegiatan finger painting guru jarang memberikan kegiatan finger painting sehingga koordinasi antara mata dan otot-otot tangan masih terlihat kaku. Dari 15 anak tersebut yang memperoleh nilai bintang * (1) belum berkembang (BB) sebanyak 4 anak, bintang ** (2) mulai berkembang (MB) sebanyak 6 anak, bintang *** (3) berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 3 anak dan bintang **** (4) berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 2 anak. Dalam kegiatan finger painting kreativitas guru dalam mengajar sangat menentukan keberhasilan anak. Untuk itu, ini merupakan tantangan bagi guru untuk dapat meningkatkan kreativitas motorik halus anak dalam kegiatan finger painting. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Kreativitas Motorik Halus Melalui Kegiatan Finger Painting Pada Anak Kelompok B TK Kartika XX 49 Kodim Kendari.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Guru jarang melakukan kegiatan finger painting dalam meningkatkan kreativitas motorik halus. 2. Masih banyak anak yang belum bisa melakukan kegiatan finger painting dengan benar, jari anak masih kaku. 3. Masih banyak anak yang belum mampu mengkoordinasikan mata dan tangan dalam melakukan kegiatan finger painting. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Meningkatkan Kreativitas Motorik Halus Melalui Kegiatan Finger Painting Pada Anak Kelompok B TK Kartika XX 49 Kodim Kendari? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah Untuk Mendeskripsikan Peningkatan Kreativitas Motorik Halus Melalui Kegiatan Finger Painting Pada Anak Kelompok B TK Kartika XX 49 Kodim Kendari. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

7 a. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pada kegiatan finger painting dalam rangka meningkatkan kemampuan motorik halus anak. b. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan informasi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang memiliki relevansi dengan permasalah penelitian ini. 2. Manfaat praktis a. Bagi anak : dapat meningkatkan kemampuan olah tangan melalui kegiatan finger painting serta bermanfaat dalam meningkatkan kreativitas dan menciptakan kebiasan-kebiasaan positif seperti kebiasaan bersabar dalam mengolah emosi. b. Bagi guru : dapat dijadikan pedoman dalam melakukan proses pembelajaran kepada anak melalui kegiatan finger painting dalam rangka meningkatkan kreativitas motorik halus anak. c. Bagi sekolah : dapat dijadikan rujukan dalam peningkatan proses pembelajaran di kelas khususnya pada pembelajaran finger painting. F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman maka penulis mengemukakan definisi operasional sebagai berikut: 1. Kreativitas adalah aktivitas anak dalam mengekspresikan dirinya untuk melakukan kegiatan melukis dan anak dapat memberanikan dirinya untuk bersentuhan langsung dengan cat pewarna.

8 2. motorik halus adalah kesanggupan anak dalam mengkoordinasikan antara mata dan otot-otot tangan ketika bersentuhan langsung dengan cat pewarna dan dapat melenturkan jari-jari tangan anak dalam melakukan keterampilan melukis. 3. Finger painting adalah kesanggupan anak dalam melukis secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat, anak dapat mengganti kuas dengan jari tangannya secara langsung dan anak dapat dengan bebas menuangkan imajinasi kreativitasnya. 4. Anak Kelompok B adalah anak usia dini yang memiliki rentang usia 5 sampai 6 tahun. Dari uraian di atas maka definisi operasional dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatkan kreativitas mtorik halus melalui kegiatan finger painting ini anak dapat memunculkan gagasan-gagasan atau ide-ide baru dalam menuangkan kreativitasnya serta dapat melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan koordinasi mata dan otot-otot tangan untuk dapat melukis secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat dan anak dapat mengganti kuas dengan jari-jari tanganya. G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dan definisi operasional yang dikemukakan di atas maka penulis menuliskan hipotesis sebagai jawaban yang bersifat sementara, adapun hipotesisnya yaitu Kegiatan Finger Painting Dapat Meningkatkan Kreativitas Motorik Halus Pada Anak Kelompok B TK Kartika XX 49 Kodim Kendari.