BAB I PENDAHULUAN. semakin memburuk. Hal ini berdampak kepada perusahaan-perusahaan didalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh kepercayaan dari nasabah pun tidak dapat dihindari dalam bank

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. merubah perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Hal yang berimbas kepada

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan operasionalnya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. (Prasetyo, 2009). Kegiatan investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas ekonomi. Bank untuk bisa menjaga kepercayaan masyarakat, maka harus

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang begitu pesat perkembangannya menyebabkan dampak terhadap muncul

BAB I PENDAHULUAN. yang hebat dan pemerintah Amerika mesti turun tangan secara langsung untuk

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bisnis modern di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasioanal muncul pada. tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. serius dalam bisnis perbankan, sebagian besar bank kesulitan karena modal

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang menerapkan sistem ribawi menjadi goyah. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi sebagai intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat. masyarakat yang kekurangan dana (Ismail,2010:13).

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. terbuka, oleh sebab itu Indonesia tak luput dari dinamika pasar keuangan global.

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1997, banyak negara di asia tenggara yang mengalami krisis moneter. Salah satunya Indonesia, ini membuat perekonomian di Indonesia semakin memburuk. Hal ini berdampak kepada perusahaan-perusahaan didalam negeri, terutama sektor perbankan. Sektor perbankan sangat bergantung pada posisi kurs karena banyaknya transaksi yang menggunakan mata uang asing. Hal ini menyebabkan semakin buruknya perekonomian nasional. Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian negara, karena fungsi bank sebagai lembaga intermediasi membuat lembaga perbankan semakin terpuruk. Salah satu permasalahan yang timbul pada saat itu adalah negative spread, yaitu suku bunga tabungan lebih tinggi dari pada suku bunga pinjaman. Sehingga membuat bank mengalami kesulitan dalam memperoleh keuntungan (Yuliani, 2007). Dalam mengatasi Krisis ekonomi tersebut, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan diantaranya yaitu dengan menaikkan tingkat bunga bank dan mengeluarkan kebijakan tentang pengetatan uang. Namun hal ini ternyata tetap tidak mampu mengatasi merosotnya nilai rupiah terhadap dolar AS yang kemudian kejadian ini memicu laju inflasi hingga pada tahap yang mengkhawatirkan. Hal ini membawa dampak buruk terhadap minat masyarakat 1

2 terhadap investasi sehingga berdampak buruk terhadap sektor perbankan dan pasar modal (Oktavia, 2009). Bank Syariah membuktikan sebagai lembaga keuangan yang dapat bertahan ditengah krisis perekonomian yang semakin buruk. pada semester kedua tahu 2008 krisis kembali menerpa perekonomian dunia. Krisis keuangan ini berawal dari Amerika Serikat dan merambat kenagara-negara lainnya (Edhi, 2013) Dan meluas menjadi krisis ekonomi global. selama krisis yang melanda dunia pada tahun 2008, Bank syariah telah mendapatkan kepercayaan masyarakat karena dianggap dapat bertahan dengan krisis ekonomi yang sedang terjadi. Hal ini berakibat pada tahun 2010, banyak bank-bank konvensional yang mulai berkecimpung pada sektor syariah. Menurut Nasution (2003) yang membedakan antara manajemen bank syariah dan manajemen bank konvensional adalah terletak pada pembiayaan dan pemberian balas jasa yang diterima oleh bank dan investor. Pada bank konvensional balas jasa biasanya diberikan pada bentuk Bunga dalam prosentasi yang pasti. Jadi tidak peduli dengan kondisi peminjam dana apakah masih mampu atau tidak dalam pelunasan hutang, sehingga hal ini membebani pihak peminjam. Sementara itu pada bank syariah hanya memberi dan menerima balas jasa sesuai dengan akad bagi hasil. Bank Umum Syariah memperoleh keuntungan berupa bagi hasil dari pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank tersebut. Tetapi bagi kalangan investor, sistem seperti ini dirasa kurang menjanjikan. para investor menginginkan dana yang di investasikan memiliki tingkat pengembalian sesuai dengan yang meraka harapkan. Sebaliknya bank.

3 yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi bisa kesulitan dalam menggalang dana masyarakat. Kegiatan operasional Bank Umum Syariah dalam bentuk pembiayaan dapat tersendat jika mobilisasi dana tidak sesuai dengan jumlah permintaan pendanaan. Wiroso (2005) menyatakan bahwa bank syariah sebagai lembaga intermediasi melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat. Penghimpunan dana ini memakai dua prinsip yaitu prinsip wadhiah yad dhamanah dan prinsip mudharabah mutlaqah. Kemudian dana yang dihimpun oleh Bank Umum Syariah tadi disalurkan dengan pola-pola yang dibenarkan oleh syariat Islam. Atas penyaluran dana yang di himpun dari masyarakat atau pihak ketiga, Bank Umum akan memperoleh pendapatan yang dalam prinsip jual beli lazimnya disebut margin atau keuntungan, dan dari proses bagi hasil Bank Umum Syariah akan mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dan dari prinsip ujroh Bank Umum Syariah akan mendapatkan upah(sewa). Pendapatan dari operasi-operasi itu merupakan pendapatan utama Bank Umum Syariah. Bank Indonesia sebagai lembaga stabilitas perekonomian nasional negara. Mengambil mengambil beberapa langkah kebijakan moneter seperti menaikturunkan nilai SBI, meningkatkan suku bunga Sertifikat bank Indonesia akan menimbulkan dampak pada meningkatnya bunga deposito yang pada akhirnya akan membuat tingkat bunga kredit menjadi naik. Sehingga investasi dalam perekonomian menjadi menurun. Investasi pada sektor domestik yang menurun akan mengakibatkan meningkatnya ketergantungan usaha domestik pada

4 investor dari luar negeri sehingga akan berdampak pada meningkatnya aliran arus uang dolar ke dalam negeri. Sehingga akan berdampak pada merosotnya kurs rupiah terhadap dolar AS yang bisa berakibat memicu timbulnya inflasi. Meningkatnya inflasi adalah signal buruk untuk investor. Inflasi yang tinggi menyebabkan menurunnya profitabilitas suatu perusahaan sehingga akan menurunkan pembagian dividen. Inflasi yang tinggi mempunyai hubungan yang negatif untuk perekonomian negara. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan indikator permodalan dijadikan variabel yang mempengaruhi ROA. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menganggu risiko dari setiap asset produktif yang beresiko. Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang asset yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Lukman Dendawijawaya, 2005: 121) Tingginya rasio modal akan dapat melindungi deposan, serta akan membuat kepercayaan masyarakat kepada bank semakin meningkat memberikan dan akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas bank tersebut. Selain rasio kecukupan modal adalah rasio likuiditas. Jika rasio Financing to Deposit Ratio maka semakin tinggi pula keuntungan yang akan diperoleh bank Financing to deposit ratio atau yang dalam bank konvensional biasa dikenal sebagai Loan To Deposit Ratio ini adalah rasio yang mengukur seberapa jauh pemberian kredit kepada deposan dapat mengimbangi kewajiban bank untuk menarik kembali uangnya yang digunakan bank untuk memberikan

5 kredit. Semakin tinggi Loan to Deposit ratio memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Lukman, 2005: 116). Jika rasio ini meningkat dalam suatu batas tertentu maka akan hal ini mengindikasikan semakin banyak dana yang dihimpun dari masyarakat yang kemudian disalurkan dalam bentuk pembiayaan, sehingga laba bank akan meningkat. Dengan meningkatnya laba, maka profitabilitas bank juga akan meningkat. Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur resiko pembiayaan bermasalah pada Bank Umum Syariah. Istilah NPF ini lebih sering didengar pada perbankan syariah. Pada bank konvensional NPF lebih dikenal dengan NPL atau Non Performing Loan. Semakin tinggi rasio ini, memperlihatkan bahwa kualitas pembiayaan pada Bank Umum Syariah semakin buruk. Tingkat kesehatan pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi pencapaian laba bank. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah. Inflasi adalah kondisi dimana harga-harga cenderung mengalami kenaikan secara terus menerus. Kenaikan ini bersifat menyeluruh bukan hanya terpaku pada satu atau dua barang saja. Inflasi ini bisa disebabkan oleh tingkat konsumsi masyarakat yang terus menerus meningkat, banyaknya likuiditas dipasar sehingga memicu peningkatan konsumsi atau bahkan juga bisa menimbulkan spekulasi, dan juga termasuk ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi juga dapat di artikan sebagai menurunnya nilai mata uang secara terusmenerus. Istilah inflasi juga biasanya digunakan untuk mengartikan banyaknya

6 persediaan uang yang terkadang dilihat dari meningkatnya harga. Menurut Oktavia (2009) menyatakan bahwa faktor ekstenal seperti inflasi juga berpengaruh negative terhadap ROA. Ada beberapa penelitian sebelumnya yang mengungkapkan masalah profitabilitas Bank Umum Syariah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Edhi Satriyo Wibowo (2013) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa CAR NPF dan Inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Aulia Fuad Rahman (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa rasio NPF berpengaruh terhadap profitabilitas. Suryani (2011) FDR tidak bepengaruh terhadap Profitabilitas bank syariah. Menurut Muhammad Farhan Akhtar (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa CAR berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan NPF tidak berpengaruh. Anto (2012)dalam Penelitiannya menyatakan bahwa inflasi mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas. Beberapa dari hasil penelitian sebelumnya terlihat adanya ketidakkonsistenan hasil. Oleh karena ini penelitian ini ingin mengungkap kembali masalah profitabilitas bank yang tujuannya untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah. Sehingga diharapkan dapat membantu investor dalam berinvestasi dan juga membantu perbankan dalam hal memperbaiki tingkat profitabilitasnya Berdasarkan hasil penelitian yang berlainan dari penelitian-penelitian terdahulu maka peneliti memutuskan untuk mengambil judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia.

7 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia? 2. Apakah Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia? 3. Apakah Non Performing Finance (NPF) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia? 4. Apakah inflasi berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. 2. Mengetahui apakah Financing to Deposit Ratio (NPF) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. 3. Mengetahui apakah Non Performing Finance (NPF) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. 4. Mengetahui apakah inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.

8 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi bank-bank di Indonesia, khususnya untuk bank syariah dalam usaha meningkatkan profitabilitas. 2. Bagi nasabah dan investor, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah di Indonesia. 3. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan di bidang perbankan khususnya perbankan syariah dalam hal yang berkaitan dengan profitabilitas. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, manfaat penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan pustaka yang menguraikan tentang penelitian terdahulu yang selain menjadi rujukan juga menjadi perbandingan dengan penelitian ini. Selain itu, berisi pula landasan teori yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas yang mendasari penelitian ini, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.

9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan menjelaskan tentang Rancangan penelitian, Batasan penelitian, Identifikasi penelitian, Definisi operasional dan Pengukuran Variabel, Populasi sampel dan Teknik pengambilan sampel, Data dan Metode pengumpulan data, serta Teknik analisis data yang digunakan. BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang gambaran subyek penelitian dan analisis data yang memuat analisis dari hasil penelitian dalam bentuk analisis deskriptif, analisis statistik dan pembahasan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan akhir, keterbatasan penelitian dan saran.