BAB I PENDAHULUAN. dalam pencapaian hasil belajar siswa. Pitajeng (2006: 54) mengatakan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang interaktif dan inovatif. dan kreatifitas melalui kegiatan belajar.

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam pembelajaran matematika. Matematika adalah ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa sudah terdapat motivasi maka proses belajar mengajar di kelas akan. berjalan dengan lancar serta tercapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh guru matematika, kesulitan siswa dalam menalar dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas X 1 SMA

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB VI PENUTUP. 1. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Barisan dan Deret dengan. penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Menyelesaikan soal cerita matematika merupakan keterampilan yang. matematika SD, SMP, SMA dan sederajat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. menyiapkan tenaga ahli tingkat pemula dan terampil, harus tanggap terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. sistematis. Indikator penalaran belajar matematika yaitu: a) membuat analogi

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun Sejalan dengan pernyataan di atas, Munib (Daryanto, 2004: 34)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. pembelajaran menuntut seorang guru melakukan inovasi-inovasi dalam

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, kelompok, belajar memecahkan masalah, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tiga kelas, yaitu kelas VII, VIII dan IX. yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi. Mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya menanamkan pendidikan kepada seseorang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi pada dirinya

Nurazizah *), Rahima **), Dewi Estetikasari **)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas belajar siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda juga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang dalam prosesnya akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Abad informasi sekarang dan masa mendatang peranan Matematika akan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Soejadi (dalam Junaidi pada Blogspot.com, 2011) mengemukakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

I. PENDAHULUAN. pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. ditandai dengan adanya perubahan seperti di atas.

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dan terpusat pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

I. PENDAHULUAN. kualitas dan martabat kehidupan manusia Indonesia sehingga dapat mengatasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, perubahan yang dimaksud adalah meliputi perubahan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EKPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

A. Latar Belakang Masalah

Gambar 3.1. Riset Aksi Model John Elliot 1

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu bidang kajian terintegrasi dengan IPA yang diajarkan pada jenjang SMP (Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembelajaran Matematika dari zaman ke zaman merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada kegiatan pembelajaran, keberanian merupakan komponen penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Pitajeng (2006: 54) mengatakan untuk menumbuhkan keberanian belajar matematika, masalah yang diberikan sebaiknya dari yang mudah, kemudian meningkatkan kesulitannya sedikit demi sedikit. Dalam keberanian belajar matematika terdapat beberapa indikator. Menurut Ribowo (Ari D.W, 2013) indikator tersebut antara lain : a) mau mencoba hal-hal yang baru, b) mau mengemukakan pendapat, c) mampu mengendalikan rasa takut, d) mau menghadapi tantangan. Keberanian merupakan kemampuan mengendalikan situasi untuk bertanya dan menjawab, sehingga meraih hasil belajar yang maksimal. Dengan keberanian yang tinggi dalam pembelajaran, maka siswa dapat memahami dan meraih hasil belajar yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa siswa mempunyai keberanian yang tinggi maka hasil belajarnya akan tinggi, sedangkan siswa yang mempunyai keberanian rendah maka hasil belajarnya juga akan rendah. Berdasarkan observasi terdahulu keberanian dan hasil belajar matematika siswa kelas IX F semester ganjil SMP Negeri 3 Colomadu tahun 2013/2014 dengan jumlah siswa 31 sangat bervariasi. Kemampuan keberanian dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika, yaitu 1) kemampuan siswa mencoba hal-hal yang baru ada 5 siswa (16,12%) 2) 1

2 kemampuan siswa mengemukakan pendapat 9 siswa (29,03%) 3) kemampuan siswa mengendalikan rasa takut hanya 6 siswa (19,35%) 4) kemampuan siswa menghadapi tantangan dengan menjawab soal ada 7 siswa (22,58%). Rendahnya tingkat keberanian berdampak pada hasil belajar matematika, hanya terdapat 6 siswa (19,35%) yang mencapai ketuntasan ( 75). Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru didapat akar penyebab yaitu rendahnya keberanian dan hasil belajar matematika di SMP N 3 Colomadu tidak hanya karena kesalahan siswa yang kurang berani dalam berbagai hal tetapi juga disebabkan penyampaian metode guru yang kurang bervariasi. Pada umumnya, model pembelajaran yang dikembangkan guru matematika dalam kegiatan belajar mengajar adalah model pembelajaran ceramah dan kontekstual, di mana guru lebih memfokuskan diri pada upaya pemindahan pengetahuan ke dalam pikiran siswa. Sehingga diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk lebih berani mengungkapkan pendapat dan mengerjakan soal di depan kelas, serta menggunakan alat bantu pembelajaran yang sederhana, menarik dan mudah didapatkan bahannya, seperti kertas atau kartu. Berdasarkan beberapa akar penyebab yang diuraikan di atas, penyebab yang paling dominan yaitu guru dalam pembelajaran yang kurang bervariasi. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang berminat dalam memahami materi yang disampaikan. Berbagai usaha telah dilakukan guru matematika di SMP N 3 Colomadu untuk mengatasi masalah tersebut. Tetapi tidak mampu secara

3 menyeluruh untuk mengatasi masalah itu. Guru menggunakan berbagai tindakan untuk mengatasi masalah tersebut tetapi hasilnya kurang memuaskan. Di mana siswa masih kurang berani terhadap mata pelajaran yang diajarkan sehingga hasil belajar yang didapat di kelas pun masih kurang. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan di atas yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif. Menurut Hamzah Uno (2007:3) strategi pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran matematika yang memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif dan berani adalah Team Assisted Individualization (TAI). Team Assisted Individualization (TAI) dapat menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual sehingga siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kelebihan Team Assisted Individualization yaitu 1) meningkatkan hasil belajar, 2) meningkatkan motivasi belajar, 3) mengurangi perilaku yang mengganggu dan konflik antarpribadi, 4) program ini bisa membantu siswa yang lemah atau mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar, 5) membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dan mengurangi anggapan siswa bahwa matematika itu sulit, 6) siswa mendapatkan penghargaan atas usaha mereka, dan 7) melatih siswa untuk bekerja sama kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai.

4 Berdasarkan keunggulan strategi team assisted individualization diduga siswa dapat lebih terampil memecahkan masalah sehingga dapat memingkatkan keberanian dan hasil belajar siswa dalam belajar matematika. Maka dapat disimpulkan dari uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang Team Assisted Individualization yang diharapkan dapat meningkatkan keberanian dan hasil belajar bagi siswa kelas IX F semester ganjil SMP Negeri 3 Colomadu tahun 2013/2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, masalah yang diteliti dalam penelitian dapat dirumuskan menjadi dua. 1. Apakah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe team assisted individualization dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan keberanian siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Colomadu tahun 2013/2014? 2. Apakah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe team assisted individualization dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Colomadu tahun 2013/2014? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan keberanian dan hasil belajar siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Colomadu tahun 2013/2014.

5 2. Tujuan khusus Untuk meningkatkan keberanian dan hasil belajar siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Colomadu tahun 2013/2014 melalui strategi team assisted individualization. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara umum, hasil dari penelitian ini diharapkan adanya manfaat secara teoritis adalah memberikan sumbangan pada pembelajaran matematika. a. Menemukan pengetahuan baru meningkatkan keberanian dan hasil siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi team assisted individualization. b. Sebagai dasar untuk meningkatkan keberanian dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika bagi para siswa. Secara khusus, dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk sekolah dengan menggunakan strategi team assisted individualization sehingga mampu untuk mengoptimalkan keberanian dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa Hasil penelitian ini dapat digunakan para siswa untuk memperbaiki keberanian dan hasil belajar siswa dalam proses belajar matematika.

6 b. Manfaat bagi guru Hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk memperbaiki kualitas layanan bimbingan individu atau pembelajaran siswa dalam pembelajaran matematika. c. Manfaat bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan kepala sekolah untuk memperbaiki kualitas layanan pembinaan berkelanjutan peningkatan profesionalisme guru. E. Definisi Istilah 1. Keberanian Belajar Matematika Keberanian merupakan salah satu yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya hasil belajar siswa. Keberanian adalah suatu sikap dimana seseorang berani untuk mengemukakan pendapat di hadapan banyak orang dengan berbagai resiko yang dihadapi. Hal terpenting dalam keberanian belajar siswa adalah a) siswa mau mencoba hal-hal yang baru, yaitu siswa mampu mencoba mengerjakan latihan-latihan di depan kelas, b) siswa mau mengemukakan pendapat, yaitu siswa mampu mengemukakan pendapat dengan cara bertanya dan menyampaikan pendapatnya, c) siswa mampu mengendalikan rasa takut, yaitu dengan cara mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas, d) siswa mau menghadapi tantangan, yaitu dengan menjawab soal yang diberikan.

7 2. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar matematika dengan berbagai tindakan. Dimana hasil belajar matematika diperoleh dari hasil belajar mandiri siswa tersebut, hasil belajar kelompok antarsiswa dan hasil belajar pada akhir pelajaran berupa post-test. Dengan KKM sekolah untuk mata pelajaran matematika yaitu 75. Dari hasil belajar mandiri, diskusi atau kelompok dan post test, nilai hasil belajar siswa harus lebih dari 75. 3. Strategi Team Assisted Individualization (TAI) Team Assisted Individualization merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Setelah itu dibentuk kelompok dengan nilai tinggi, sedang dan rendah. Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman didalam kelompok yaitu siswa yang pandai bertanggungjawab terhadap siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.