BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah merupakan salah satu alat yang sangat penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membekali siswa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional yang tertuang dalam BAB II pasal 3 yang berumuskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penddikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, disamping memliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan yang sejalan dengan kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan karakter tersebut adalah melalui Pendidikan, Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan bangsa indonesia yang berkualitas. keseimbangan antara kesehatan jasmani dan rohani. Sebagaimana diketahui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti sejak adanya manusia telah ada pula usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. sengaja yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktivitas jasmani merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting, yaitu sebagai dasar bagi manusia untuk belajar, baik untuk belajar mengenal alam sekitar dalam usaha memperoleh berbagai pengalaman berupa pengetahuan dan keterampilan, nilai dan sikap, maupun untuk belajar mengenali dirinya sendiri sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam usaha penyesuaian dan mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya dan untuk mencapai kesuksesan. Pendidikan Jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan siswa. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani,kesehatan, mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan sejalan dengan proses belajar mengajar itu harus mempunyai berbagai unsur-unsur yakni materi, kurikulum, metode pengajaran, sarana dan prasarana yang tersedia, tenaga pendidik serta evaluasi. Pendidikan jasmani memiliki peranan penting dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman

belajar melalui aktivitas jasmani yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Selain itu pendidikan jasmani mempunyai tujuan membina dan meningkatkan kesegaran jasmani secara keseluruhan. Jadi belajar pendidikan jasmani adalah proses pelaksanaan pendidikan dimana dalam bentuk kegiatannya meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang bertujuan untuk mendorong siswa mengalami pengalaman perkembangan keterampilan gerak, penguasaan gerak yang lebih tinggi, perkembangan aspek-aspek kepribadian seperti fair play dan pemantapan nilai sosial dalam kelompok maupun antar perorangan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar secara efektif, misalnya dengan jalan memilih gaya mengajar, metode mengajar, media dan strategi guru dalam menyajikan pembelajaran yang baik dan benar. Gaya mengajar, metode, media dan strategi guru dalam menyajikan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perhatian dan konsentrasi serta motivasi anak. Pada saat anak mengalami penurunan konsentrasi pengaruhnya ialah kurang memahami dan mengertinya setiap siswa yang mengikuti pelajaran tersebut, faktor penghambatnya adalah cara guru tersebut memberi materi yang di ajarkan terlalu monoton serta pengajaran yang terlalu rumit di mengerti siswa. Setelah mendapatkan jawaban guru menyesuaikan gaya mengajar atau merubah komponen mengajar lainnya, agar lebih tepat. semua perubahan aktifitas yang dilakukan oleh guru dan bertujuan untuk menghilangkan rasa bosan, dan menghasilkan pembelajaran yang di capai disebut variasi pembelajaran.

Oleh karena itu, suatu pembelajaran perlu meningkatkan kualitas siswasiswanya dalam menguasai berbagai cabang olahraga. Salah satu yang dimaksud adalah cabang olahraga pencak silat. Pembelajaran Pencak silat adalah keterampilan teknik, seni, dan olahraga. Serta kesenian beladiri yang dijiwai ajaran budi pekerti luhur guna membentuk kemampuan dan ketangguhan diri, serta keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dalam hidup, agar dapat melaksanakan kewajiban dalam masyarakat. Pembelajaran Pencak silat inipun memiliki fungsi bagi kehidupan manusia, fungsi pencak silat tersebut adalah seni, untuk beladiri dan untuk pendidikan akhlak/rohani dan untuk olahraga. Fungi pencak silat untuk seni adalah hasil ekspresi kejiwaan yang di latar belakangi oleh perasaan, pikiran, dan filsafat seseorang yang telah dihayati dalam lubuk hatinya, kemudian fungsi pencak silat untuk beladiri adalah gerak beladiri yang berguna untuk keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan bala atau bencana, perampok, penyakit, dan segala sesuatu yang jahat atau merugikan masyarakat. Sedangkan fungsi pencak silat untuk pendidikan adalah sesuai garis-garis besar haluan Negara, yaitu untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pencak silat merupakan cabang olahraga yang mempunyai karakteristik gerak dan teknik tersendiri. baik teknik pukulan, tendangan, tangkapan, elakan dan bantingan yang terwujud dalam kemampuan pencak silat.

Dari hasil observasi peneliti hari kamis, 14 februari 2013 di sekolah Smp Cerdas murni Deli Serdang, yang beralamatkan jalan beringin no. 33 pasar vii tembung Kecamatan Percut sei tuan Kabupaten Deli serdang. dimana menurut penulis, berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan disekolah tersebut, fasilitas olahraga di Smp Cerdas murni Deli serdang terbilang cukup terpenuhi, sekolah ini memiliki beberapa lapangan olah raga seperti lapangan badminton, lapangan futsal yang hanya dari batu batako yang tersusun rapi dan tiang gawang yang sudah standart serta beberapa fasilitas olahraga lainnya yang bisa dipakai untuk pembelajaran Penjas di sekolah tersebut. Pada saat peneliti mengobservasi guru pendidikan jasmani mengajar tentang tendangan busur dalam pencak silat cendrung masih menggunakan model pembelajaran konvensional seperti halnya pada sekolah kebanyakan, dimana guru masih cenderung menggunakan pola pengajaran tradisional atau non media. Guru olahraga menggunakan gaya mengajar komando dan demonstrasi, guru terbiasa menyampaikan pembelajaran dengan hanya memerintah sehingga terkadang siswa lebih banyak berperan sendiri sementara materi yang disampaikan belum dikuasai. Cara guru menyampaikan pelajaran cukup menarik yang pada dasarnya sering menggunakan metode mengajar komando dan demonstrasi yang membuat siswa tidak terlalu tegang mengikuti pelajaran, namun guru hanya menyampaikan materi secara verbal dan saat guru mendemonstrasikan gerakan tendangan busur, kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal karena guru tersebut tidak dapat secara maksimal mencontohkan gerakan tendangan busur tersebut dengan baik dan benar.

Guru tersebut belum memanfaatkan media untuk membantu pembelajaran tendangan busur, sehingga pembelajaran terkesan kurang menarik dan variasi pembelajaran kurang berkembang dan hal tersebut tidak memenuhi untuk tercapainya tahapan tahapan dalam gerakan tendangan busur. Beliau hanya memerintahkan siswa langsung melompat setelah melakukan pemanasan dan guru melihat sesekali mengoreksi kesalahan siswa, itu mengakibatkan kemampuan siswa belum maksimal karena mereka merasa sedikit jenuh menunggu giliran untuk melakukan tendangan yang begitu-begitu saja. Sehingga kebanyakan siswa kurang memahami saat melakukan tendangan busur kebanyakan siswa yang tidak mempunyai lecutan atau tarikkan kaki sehingga siswa pada saat melakukan tendangan busur siswa melakukan tendangan sampai berputar dan banyak siswa yang belum bisa menjaga keseimbangan pada saat melakukan tendangan busur. Salah satu faktor penyebabnya ialah banyak siswa yang kurang mengetahui tekhnik dasar pada saat melakukan tendangan busur dan tendangan yang mereka lakukan tidak sesuai sasaran yang ada. Hal ini penulis ketahui dari masalah hasil belajar siswa untuk materi tendangan yang masih dibawah rata rata, penulis ketahui bahwa nilai rata rata kelas masih dibawah nilai rata rata yaitu 70.00 dimana standar KKM sekolah tersebut untuk mata pelajaran penjas adalah 75.00. hal ini juga tampak dari praktek langsung siswa dilapangan, siswa masih banyak melakukan kesalahan kesalahan dalam beberapa sikap sikap dan cara menendang, misalnya ketika siswa melakukan tendangan busur siswa masih banyak melakukan dengan tidak benar dan tidak sesuai dengan sasaran yaitu masih banyak siswa yang tidak bisa

menjaga keseimbangannya saat menendang yang seharusnya gerakan tendangan harus juga dapat lurus kesamping dengan perkenanaan punggung kaki dan menepatkan sasaran tendangan, sehingga menjadi tendangan yang lebih baik. Penulis juga banyak melihat kurang aktifnya siswa saat pemebelajaran berlangsung sehingga masalah juga tidak dari siswa saja melainkan cara pengajaran dari guru tersebut. Dari hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi penjas di Smp Cerdas murni Deli serdang pada tanggal 14 februari 2013 Bpk. Dede Novandi SP.d Sebagai guru penjas mengatakan bahwa : Siswa kurang dapat memahami teknik dasar melakukan grakan tendangan busur dengan baik karena menganggap materi pembelajaran pencak silat adalah olahraga biasa dan kurang semangat, dalam hal ini mereka menganggap kurangnya teknik yang digunakan sehingga hasil belajar tendangan busur yang diperoleh kurang memuaskan, kemudian disekolah ini penulis ketahui bahwa kemampuan siswa masih rendah. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian untuk menemukan sumber baru membuat variasi pembelajaran yang lebih baik untuk digunakan dalam pembelajaran keterampilan gerak. Metode ini menganggap bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, Sejalan hal itu dalam penggunaan variasi pembelajaran sebagai alat bantu pelaksanaan mengajar merupakan salah satu bentuk pendekatan yang bisa diharapkan dalam meningkatkan hasil belajar.

Variasi pembelajaran dapat diterapkan didalam berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah belajar gerak, dimana fungsi motorik seseorang itu memang disiapkan sedemikian rupa untuk bisa menuju kearah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dan berlatih. Dalam hal ini salah satu alternatif yang dilakukan dalam memecahkan masalah tersebut adalah dengan melakukan variasi pembelajaran pencak silat. Dengan variasi terhadap pembelajaran pencak silat diharapkan akan dapat berjalan lebih optimal. Oleh karena itu, dengan dikenalkannya variasi pembelajaran pada tendangan busur yang baru, agar siswa lebih tertarik dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, terutama pada materi pencak silat serta memperbaiki hasil pembelajaran dalam tendangan busur pada materi pelajaran pencak silat. Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton.variasi sangatlah diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan sangat bosan jika guru selalu mengajar dengan cara yang sama. Tidak jarang terjadi adanya siswa yang selalu hafal dengan gaya mengajar gurunya sehingga siswa sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh gurunya. Berbagai variasi dapat dilakukan oleh guru, untuk membangun kondisi yang kondusif di dalam pembelajaran. Tentu saja variasi tersebut tidak sembarangan dilakukan, harus mengandung nilai-nilai pendidikan. Oleh sebab itu guru harus tahu betul bagaimana variasi yang tepat guna dapat dilakukan. Dalam proses pembelajaran ada variasi bila guru dapat menunjukkan adanya perubahan dalam metode mengajar,media digunakan berganti-ganti.

Pada tendangan dalam pencak silat khususnya pada tendangan busur karena pada siswa Smp cerdas murni banyak menganggap hal ini sepele padahal menurut observasi peneliti masih banyak yang belum mampu melakukan dengan benar dan adanya pengaruh ketidak fokusan siswa serta metode pembelajaran yang monoton di dalam melakukan materi yang di ajarkan tersebut. Tendangan dalam olahraga pencak silat sangatlah penting dalam melakukan penyerangan terhadap lawan, maka dari itu memerlukan teknik teknik dasar yang sangat penting bagi setiap individunya, dalam pencak silat seseorang melakukan penyerangan terhadap lawan mainnya pasti sangat lah penting melakukan tendangan, Karena didalam olahraga pencak silat melakukan penyerangan terhadap lawan harus memiliki tendangan. Melalui pengenalan variasi pembelajaran diharapkan guru mampu menjadi masukan dan cara alternatif lain dalam penggunaan dan penerapan metode pembelajaran penjas disekolah-sekolah. Sehingga pelaksanaan belajar mengajar itu sendiri lebih bervariasi serta menumbuhkan minat, keterampilan, dan kreativitas serta menghasilkan proses belajar mengajar yang di capai. Karena variasi pembelajaran bukan hanya bertumpu kepada guru saja tetapi didalam metode ini disekolah siswa lebih banyak berperan dalam proses pembelajaran. Melalui variasi pembelajaran dalam tendangan busur siswa akan lebih mudah memahami dan mengerti serta lebih tertarik mengikuti proses belajar mengajar, peneliti mengharapkan dengan variasi pembelajaran siswa dapat meningkatkan hasil belajar tendangan busur pada siswa.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut yaitu. 1. Teknik dasar yang kurang di pahami oleh siswa. 2. Kurangnya kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran yang bervariasi, khususnya dalam pembelajaran pencak silat sehingga timbulnya rasa sepele siswa terhadap pelajaran yang di ajarkan. 3. Serta proses pembelajaran yang monoton karena metode mengajar guru yang dilakukan selalu sama. Sehingga membuat siswa tersebutpun hafal apa yang di katakan dan disuruh oleh gurunya. 4. Dan kemudian siswa mengalami penurunan konsentrasi yang di akibatkan oleh masalah di atas. C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya masalah yang akan diteliti, seperti yang tercantum dalam identifikasi masalah dan banyaknya aspek-aspek dalam menggunakan variasi serta untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan, maka pada penelitian ini akan dibatasi pada Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tendangan Busur Pencak Silat Melalui Variasi Pembelajaran,1) variasi tendangan busur rendah, (tendangan busur menggunakan sandsak setinggi lutut). 2) variasi tendangan busur sedang, (tendangan busur menggunakan sandsak setinggi pinggang). 3) variasi tendangan busur tinggi, (tendangan busur

menggunakan sandsak setinggi bahu) Pada Siswa Kelas VII SMP Cerdas Murni Tahun Ajaran 2013-2014. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Apakah melalui variasi pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tendangan busur dalam pencak silat pada siswa kelas VII SMP Cerdas Murni Tahun Ajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: meningkatan hasil belajar tendangan busur dalam pencak silat melalui variasi pembelajaran pada siswa kelas VII SMP Cerdas Murni Tahun Ajaran 2013/2014. F. Manfaat Penelitian Dari peneliitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat terhadap proses belajar mengajar khususnya pendidikan jasmani, adapun manfaat tersebut antara lain: 1. Meningkatkan hasil belajar dan menambah wawasan pada siswa untuk belajar kreatif, aktif dan efektif dalam pembelajaran pencak silat khususnya tendangan busur dengan penerapan variasi pembelajaran.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga pengajar dalam memilih pendekatan dan model pembelajaran yang tepat terhadap tendangan busur pada pencak silat, 3. Hasil penelitian ini di harapkan memberikan gambaran tentang kualitas hasil belajar siswa yang di timbulkan oleh pembelajaran variasi pembelajaran, dan 4. Sebagai referensi ilmiah bagi mahasiswa lainnya, terutama bekal kepada calon-calon guru. 5. Bagi siswa menambah wawasan dan menciptakan pembelajaran yang menarik agar menambah hasil belajar yang baik. 6. Dan bagi peneliti sebagai modal untuk pengalaman mengajar dalam proses belajar mengajar ketika di sekolah.