ANALISA PERUBAHAN NILAI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN BETON K 200 YANG MENGGUNAKAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

Kata kunci : cangkang sawit, kuat tekan, metode DoE.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK TEKNIS BETON DAN MORTAR MENGGUNAKAN PASIR BONDO HITAM DAN BONDO MERAH

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

Berat Tertahan (gram)

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH AGREGAT KASAR BATU PECAH BERGRADASI SERAGAM TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerikil Lubuk Minturun 1 Berat isi 1,75gr/ 1,52 gr/ 1,66 gr/ 2 Berat jenis dan penyerapan. Kerikil Gunung Nago

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Viscocrete Kadar 0 %

PENGARUH KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SIKAMENT NN

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

YULI TRIADI ( ) January 27, 2017 ANALISA KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN AGREGAT PASIR DAN KERIKIL SUNGAI ROKAN KANAN KABUPATEN ROKAN HULU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

PENGARUH PENAMBAHAN CANGKANG SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN BETON f c 25 MPa ABSTRAK

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Desember 2012 JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING ( )

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BETON RINGAN TEMPURUNG KELAPA. Noviyanthy Handayani Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

ALTERNATIF PENGGUNAAN BATU KORAL UNTUK BETON DENGAN KUAT TEKAN fc 30 MPa

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250 (STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)

Berat Tertahan (gram)

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

PENGARUH PENAMBAHAN CANGKANG SIPUT SUDU ATAU KUPANG TERHADAP KARAKTERISTIK BETON K-100

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukan butir butir agregatnya. 2. Pengujian Zat Organik Agregat Halus. agregat halus dapat dilihat pada tabel 5.

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TEKAN BETON YANG OPTIMUM DENGAN PENAMBAHAN BIO ENZIM

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

EKO YULIARITNO NIM : D

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

PENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

Transkripsi:

ANALISA PERUBAHAN NILAI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN BETON K 200 YANG MENGGUNAKAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR Sjelly Haniza 1), Ahmad Hamidi 2) Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru Jalan Dirgantara No. 4 Arengka Raya Pekanbaru Corresponding authors : sjellyhaniza@sttp-yds.ac.id Abstrak Cangkang sawit merupakan bagian keras yang terdapat pada buah kelapa sawit, berfungsi untuk melindungi isi dari buah sawit tersebut. Cangkang ini merupakan hasil samping dari produksi Pabrik Kelapa Sawit (PKS), yang belum termanfaatkan secara maksimal. Akibatnya pihak pabrik masih harus menyediakan lahan khusus tempat pembuangan atau penumpukan cangkang yang tentunya akan menambah biaya bagi perusahaan. Guna menghadapi permasalahan diatas diperlukan usaha-usaha dan ide-ide pengolahan dari cangkang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan cangkang kelapa sawit terhadap mutu beton yang dihasilkan. Cangkang sawit digunakan sebagai pengganti sebagian dari agregat kasar pada pembuatan campuran beton normal. Metode perencanaan campuran menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-2834-2000) dengan kuat tekan rencana 200 kg/cm 2. Benda uji berbentuk selinder dibuat menggunakan 3 variasi campuran yakni penggunaan cangkang 0%, 15%, 20% dan 25% dari berat agregat kasar yang digunakan. Masing-masing variasi dibuat 3 buah benda uji. Pemeriksaan kuat tekan dilakukan pada umur 28 hari. Hasil kuat tekan rata-rata yang diperoleh untuk masing-masing variasi cangkang 0%, 15%, 20% dan 25% berturut-turut adalah 20,18 MPa, 17,20 MPa, 16,27 MPa dan 15,34 MPa. Penurunan kuat tekan untuk setiap penambahan persentase cangkang 15%, 20% serta 25% secara berturut-turut adalah 14,77%, 19,38% dan 23,98%. Semakin tinggi persetase cangkang yang digunakan maka kuat tekan yang dihasilkan semakin menurun sebaliknya semakin tinggi persentase cangkang yang digunakan maka berat benda uji semakin ringan. keywords: beton, cangkang sawit, kuat tekan PENDAHULUAN Cangkang Sawit merupakan bagian keras yang terdapat pada buah kelapa sawit, berfungsi untuk melindungi isi kernel dari buah sawit. Cangkang tersebut hampir sama dengan tempurung kelapa yang sering dijumpai seharihari. Cangkang Sawit merupakan salah satu hasil samping (limbah) yang diproduksi oleh pabrik kalapa sawit, limbah yang diproduksi tersebut sampai saat ini belum termanfaatkan secara maksimal dan ini terlihat dari lokasi penumpukan limbah yang ada disekitar lokasi pabrik yang semakin tinggi seiring dengan meningkatnya produksi minyak dari pabrik kelapa sawit. Beberapa penelitian telah banyak dilakukan untuk menfaatkan limbah cangkang sawit ini seperti menurut Akbar F (2014) dengan judul pemanfaatan Limbah Cangkang sawit Sebagai Bahan Pengganti Agregat Kasar dalam Pembuatan Beton. Menjelaskan terjadi penurunan kuat tekan terhadap kuat tekan beton normal yang dihasilkan untuk variasi campuran 10%, 20% dan 30%, sehingga penggantian cangkang sawit tidak efektif. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Shalahuddin dkk (2013) dengan judul Analisa karakteristik Beton dengan Varian Cangkang Sawit- Batu Pecah. Menyimpulkan makin besar persentase penggunaaan cangkang sawit maka kuat tekan beton yang dihasilkan menurun. Penelitian menggunakan beton rencana K 200, dimana sebagian agregat kasarnya diganti dengan cangkang sawit. Persentase cangkang yang diambil 15%, 20% dan 25% dari berat agregat kasar yang diperoleh. Variasi campuran masing-masingnya dibuat 3 buah benda uji berbentuk selinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 28 hari dengan metoda SNI. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh pemakaian cangkang sawit Jurnal Sainstek STT Pekanbaru - 2017 82

tersebut terhadap kuat tekan dan berapa besar nilai perubahan kuat tekan yang terjadi. Beton Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 03 2847-2002) Beton adalah campuran antara semen portlad atau semen hidraulik yang lain, Agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada campuran tersebut adalah: a. Semen Portlad Semen portlad adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang bahan utamnya terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan tambahan (SK-SNI-S-04-1989-F). Fungsi utama semen untuk bereaksi dengan air menjadi pasta semen. Pasta semen berfungsi untuk merekat butir-butir agregat agar menjadi suatu massa yang kompak/padat (Tjokrodimuljo, 2004). b. Agregat Halus Menurut Tjokrodimuljo (2004) agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton. Menurut British Standar dalam Mulyono (2003) Agregat halus adalah agregat yang ukuran butir-butirnya lebih kecil dari 4,75 mm. Agregat Halus ini dikelompokkan dalam empat zone (daerah) yang dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Batas Gradasi Agregat Halus (British Standar) Lubang Persentase Berat Butiran yang Lewat Ayakan Ayakan (mm) Gradasi I (Pasir Kasar) Gradasi II (Pasir Agak Gradasi III (Pasir Halus) Gradasi IV (Pasir Agak Halus) Kasar) 10 100 100 100 100 4,8 90 100 90 100 90 100 95 100 2,4 60 95 75 100 85 100 95 100 1,2 30 70 55 90 75 100 90 100 0,6 15 34 35 59 60 79 80 100 0,3 5 20 8 30 12-40 15 50 0,15 0 10 0 10 0 10 0 15 Sumber: Mulyono, 2003 c. Agregat Kasar Agregat kasar adalah agregat yang ukuran butirnya lebih besar dari 4,75 mm. Menurut British Standar dalam (Mulyono, 2003) gradasi agregat kasar (kerikil/batu pecah) yang digunakan harus memenuhi syarat ditetapkan. Batas gradasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. berikut ini. Tabel 2. Batas Gradasi Agregat Kasar (British Standar) Lubang Persen lewat ayakan (besar butir maks) ayakan 40 mm 20 mm 12,5 mm (mm) 40 95 100 100 100 20 30 70 95 100 100 12,5 - - 90 100 10 10 35 25 55 40 85 4,8 0 5 0-10 0-10 Sumber: Mulyono, T. 2003 d. Air Air merupakan bahan dasar pembuatan beton yang penting. Pada pembuatan beton air digunakan untuk bereaksi dengan semen portland sehingga menjadi pasta yang kemudian mengikat semua agregat dari yang paling besar sampai yang paling halus. Kandungan air yang rendah menyebabkan beton sulit dikerjakan, sebaliknya kandungan air yang tinggi menyebabkan beton menjadi porous sehingga nilai kuat tekan beton akan menurun. Air yang digunakan untuk Jurnal Sainstek STT Pekanbaru - 2017 83

campuran beton adalah air bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organik atau bahan lainnya yang dapat merusak beton atau tulangan (Mulyono, 2003) e. Cangkang Sawit Salah satu limbah dari hasil pengolahan sawit adalah cangkang sawit. Cangkang sawit diperlakukan sebagai agregat kasar pada campuran beton. Cangkang sawit juga dimanfaatkan menjadi bahan stabilisasi tanah jalan-jalan di perkebunan (Shalahuddin dkk, 2013) f. Kuat Tekan Kuat tekan beton, yaitu kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas yang dinyatakan dengan Mpa atau N/mm². Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang di hasilkan. Kuat tekan beton (f c) dapat di hitung menggunakan persamaan berikut: P f' c..(1) A Keterangan f c = kuat tekan beton (MPa) P = beban maksimum (KN) A = luas permukaan benda uji (m²) METODE PENELITIAN 1. Tahapan Penelitian Pelaksanaan penelitian mengikuti tahapan sebagai berikut: a. Persiapan bahan/material yang akan di gunakan. Penyiapan material dimaksudkan agar pada saat pelaksanaan bahan-bahan yang dibutuhkan telah tersedia. Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain agregat kasar (batu pecah 1/2) yang diperoleh dari stone crusher Bangkinang, agregat halus (pasir) berasal dari sungai Kampar. Semen jenis PCC produksi PT. Semen Padang. Cangkang Kelapa Sawit dari PT. Perkebunan Nusantara V Sei. Pagar serta air bersih yang tidak berasa dan berwarna sesuai dengan persyaratan. b. Propertis Test Pengujian pendahuluan (properties test) dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat agregat yang akan digunakan sebagai campuran beton. Pengujian yang dilakukan pada agregat kasar dan halus antara lain: 1) Sieve Analisis 2) Kadar Air masing-masing agregat 3) Berat Jenis dan Penyerapan 4) Berat Isi 5) Kadar Lumpur agregat halus. 6) Kekuatan Agregat Kasar Pengujian yang dilakukan pada cangkang sawit: 1) Berat jenis SSD 2) Kadar Air 3) Penyerapan Untuk semen dan air tidak dilakukan uji propertis karena semen merupakan hasil produksi pabrik yang telah memiliki persyaratan, dan air yang digunakan adalah air bersih yang tidak berasa dan berwarna sesuai dengan persyaratan pemakaian air untuk campuran beton. c. Mix Desain Perencanaan campuran dimaksudkan untuk mendapatkan proporsi masing-masing agregat. Perencanaan menggunakan metode SNI. d. Pembuatan Sampel Benda Uji Benda uji berbentuk selinder (diameter 15 cm dengan tinggi 30 cm). variasi campuran cangkang 0%, 15%, 20% dan 25%. Pengujian dilakukan pada umur 28 hari. Jumlah sampel untuk uji kuat tekan disajikan pada Tabel 3 dibawah ini Jurnal Sainstek STT Pekanbaru - 2017 84

Tabel 3. Jumlah Benda Uji No. Variasi campuran Kode Jumlah benda uji 1. Beton dengan Cangkang 0% C0 3 2. Beton dengan Cangkang 15% C15 3 3. Beton dengan Cangkang 20% C20 3 4. Beton dengan Cangkang 25% C25 3 TOTAL BENDA UJI 12 e. Uji Kuat Tekan Pengujian kuat tekan terhadap variasi benda uji dilakukan pada umur 28 hari 2. Bagan Alir Penelitian Berdasarkan tahapan yang dilakukan, untuk lebih jelas dibuatkan alur penelitian yang dapat dilihat pada Gambar.1 dibawah ini Gambar 1. Bagan Alir Penelitian Jurnal Sainstek STT Pekanbaru - 2017 85

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir) Tabel 4. Hasil Propertis Agregat Halus No. Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Standar SNI 1. Berat Volume padat 1696,98 Kg/m 3 1400-1900 2. Modulus Halus Butir (MHB) 2,34-1,5-3,8 3. Berat Jenis Kondisi SSD 2,6348 2,58-2,83 4. Penyerapan 2,46 % 2-7 % 5. Kadar Lumpur 0,12 % < 5% 6. Kadar Air 3,75 % 3-5% Gambar 2. Grafik Gradasi Daerah Untuk Pasir Pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasir memenuhi persyaratan yang di tetapkan dan dari hasil gradasi yang dilakukan termasuk gradasi III atau tergolong jenis pasir halus. 2. Pemeriksaan Agregat Kasar (Batu Pecah) Tabel 5. Hasil Propertis Agregat Kasar (Batu Pecah) No. Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Standar SNI 1. Berat Volume padat 1452,26 Kg/m 3 1400-1900 2. Modulus Halus Butir (MHB) 5,84-5-8 3. Berat Jenis Kondisi SSD 2,6369 2,58-2,83 4. Penyerapan 2,49 % 2-7 % 5. Kadar Air 3,27 % 3-5 % 6. Keausan (Abrasi) 29,57 % Max< 50% Hasil pemeriksaan propertis batu pecah memenuhi standar yang ditetapkan dan abrasi yang diperoleh juga kecil, sehingga nantinya akan mempengaruhi nilai kuat tekan dari beton yang dibuat. 3. Pemeriksaan Cangkang Sawit Tabel 6. Hasil Propertis Cangkang Sawit No. Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Standar SNI 1. Berat Jenis Kondisi SSD 1,3108 2,58-2,83 2. Penyerapan 6,09 % 2-7 % 3. Kadar Air 2,11 % 3-5 % Jurnal Sainstek STT Pekanbaru - 2017 86

Hasil pengujian terhadap propertis cangkang sawit terhadap kadar air dari cangkang sangat kecil, hal ini disebabkan jarak pengujian dan pengambilan material cangkang cukup lama, selain itu dilokasi pengambilan cangkang ditumpuk pada area terbuka dan terkena sinar matahari langsung setiap hari. Material ini jika digunakan pada campuran beton akan menambah jumlah air yang digunakan. 4. Job Mix untuk masing-masing Variasi Hasil job mix diperoleh komposisi campuran untuk 1 m 3 benda uji disajikan pada Tabel 7. dibawah ini. Tabel 7. Komposisi Material untuk 1 m 3 No. Material Satuan Berat C0 C15 C20 C25 1. Semen Kg 380 380 380 380 2. Air Kg 195,14 204,84 208,07 211,30 3. Batu Pecah Kg 956,32 812,87 765,06 717,24 4. Cangkang Sawit Kg - 143,45 191,26 239,08 5. Pasir Kg 828,51 828,51 828,51 828,51 5. Kuat Tekan Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 28 hari. Masing-masing variasi memiliki 3 benda uji. Hasil kuat tekan rata-rata terhadap masing-masing variasi disajikan pada Tabel 8. dan Gambar 3. dibawah ini. Tabel 8. Hasil Kuat Tekan No Bentuk Kuat Tekan rerata (MPa) 1. Selinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm C0 C15 C20 C25 20,18 17,20 16,27 15,34 Gambar 3. Grafik Hasil Kuat Tekan Hasil pengujian kuat tekan beton pada umur 28 hari terlihat bahwa semakin tinggi persentase cangkang kelapa sawit yang digunakan maka kuat tekan yang dihasilkan semakin turun. Persentase penurunan masingmasing kuat tekan beton terhadap kuat tekan rencana secara berturut-turut adalah 14,77%, 19,38% dan 23,98%. 6. Berat Beton Berat beton yang dihasilkan dari variasi campuran disajikan pada Tabel 9. dan Gambar 4. dibawah ini. Jurnal Sainstek STT Pekanbaru - 2017 87

Tabel 9. Berat Beton No Bentuk Berat Beton (kg) 1. Selinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm C0 C15 C20 C25 12254,3 11518,3 11187,7 10855 Gambar 4. Grafik Berat Beton Pada Tabel 9. dan Gambar 4. terlihat bahwa terjadi penurunan berat beton seiring dengan bertambahnya persentase cangkang yang digunakan. PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Kuat tekan selinder untuk variasi cangkang 0%, 15%, 20% dan 25% adalah 20,18 MPa, 17,20 MPa, 16,27 MPa dan 15,34 MPa. b. Terjadi penurunan kuat tekan terhadap beton rencana sebesar 14,77%, 19,38% dan 23,98% untuk masing-masing variasi cangkang. c. Adanya pengurangan berat beton seiring dengan penambahan cangkang sawit yang digunakan. d. Semakin besar jumlah persentase cangkang sawit yang digunakan, semakin rendah kuat tekan yang dihasilkan. Saran a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan menambahkan zat aditif untuk menaikkan nilai kuat tekan yang dihasilkan. b. Agar cangkang sawit tetap termanfaatkan sebaiknya dilakukan inovasi-inovasi baru dalam pembuatan campuran beton, sehingga tidak terjadi penumpukan pada lokasi pabrik. Ucapan Terimakasih Terimakasi banyak diucapkan kepada mahasiswa yang telah membantu dalam pengambilan data yang dibutuhkan dan tak lupa pula kepada rekanrekan yang telah memberikan masukan serta saran dalam melakukan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Akbar, F. 2014. Pemanfaatan Limbah Cangkang Sawit Sebagai Bahan Pengganti Agregat Kasar dalam Pembuatan Beton. e- skripsi Universitas Andalas. Padang: Universitas Andalas. Mulyono, T. 2003. Teknologi Beton. Jakarta: Andi Yogyakarta. SNI 03-2847-2002. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Bandung: Badan Standarisasi Nasional SNI S-04-1989-F. 1989. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, Bahan Bangunan Bukan Logam. Jakarta: Badan Standarisasi Nasonal SIN 03-2834-2000. 2000. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, Jakarta: Badan Standarisasi Nasional Shalahuddin, M, dkk. 2013. Analisa Karakteristik Beton Dengan Varian Cangkang Sawit-Batu Jurnal Sainstek STT Pekanbaru - 2017 88

Pecah. JURNAL APTEK Vol. 5 No. 1. Pekanbaru: Fakultas Teknik Universitas Riau. Tjokrodimuljo, K. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Jurnal Sainstek STT Pekanbaru - 2017 89