BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Screen House Laboratorium Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang dengan ketinggian tempat 535 mdpl dan suhu rata-rata berkisar 23,37 o C - 30,01 o C. Penelitian dimulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian adalah seedbox, timbangan analitik, jangka sorong, oven, ember, beaker glass, cetok, alat pengaduk, alat tulis, penggaris, gembor, plastik UV dan kamera. Sedangkan untuk bahan yang diperlukan dalam penelitian adalah benih baobab, aquades dan ZPT gibberellin acid (GA3). 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor, yang diulang sebanyak 3 (tiga) kali yaitu: Faktor pertama adalah lama perendaman larutan zat pengatur tumbuh GA3 (L) yang terdiri dari 3 (tiga) taraf, yaitu: L1 = 10 jam L2 = 15 jam L3 = 20 jam 19
Faktor kedua adalah konsentrasi larutan zat pengatur tumbuh GA3 (K) dengan 4 (empat) taraf yaitu: K0 = Konsentrasi 0 ppm GA3 (Kontrol) K1 = Konsentrasi 50 ppm GA3 K2 = Konsentrasi 100 ppm GA3 K3 = Konsentrasi 150 ppm GA3 Dari kedua faktor tersebut diperoleh 12 kombinasi perlakuan, masingmasing perlakuan terdapat 25 benih dalam 1 unit penelitian, sehingga didapat 12 x 25 x 3 ulangan sama dengan 900 benih yang akan diteliti. Ada pun kombinasi perlakuan yang didapat yaitu: Tabel 3.1. Tabel kombinasi perlakuan Perlakuan K0 K1 K2 K3 L1 L1K0 L1K1 L1K2 L1K3 L2 L2K0 L2K1 L2K2 L2K3 L3 L3K0 L3K1 L3K2 L3K3 Keterangan: L1K0: Lama perendaman benih 10 jam dalam aquades L2K0: Lama perendaman benih 15 jam dalam aquades L3K0: Lama perendaman benih 20 jam dalam aquades L1K1 : Lama perendaman benih 10 jam dan konsentrasi larutan GA3 50 ppm L2K1 : Lama perendaman benih 15 jam dan konsentrasi larutan GA3 50 ppm 20
L3K1 : Lama perendaman benih 20 jam dan konsentrasi larutan GA3 50 ppm L1K2 : Lama perendaman benih 10 jam dan konsentrasi larutan GA3 100 ppm L2K2 : Lama perendaman benih 15 jam dan konsentrasi larutan GA3 100 ppm L3K2 : Lama perendaman benih 20 jam dan konsentrasi larutan GA3 100 ppm L1K3 : Lama perendaman benih 10 jam dan konsentrasi larutan GA3 150 ppm L2K3 : Lama perendaman benih 15 jam dan konsentrasi larutan GA3 150 ppm L3K3 : Lama perendaman benih 20 jam dan konsentrasi larutan GA3 150 ppm 21
Ulangan I A Ulangan II Ulangan III L2K3 L3K0 L2K0 50cm L3K3 L2K2 L1K3 U L1K1 L2K1 L2K1 B L1K0 L1K3 30cm L3K2 L2K0 L3K3 L2K2 L2K2 L1K1 L3K1 L3K1 L3K2 L2K3 L3K2 L1K2 L1K2 L1K2 L2K0 L3K0 L3K0 L2K3 L1K1 L1K3 L1K0 L3K3 L2K1 L3K1 L1K0 Gambar 3.1 Denah Percobaan 22
3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Persiapan Media dan Tempat Media yang digunakan adalah pasir murni yang berasal dari tempat yang sama, kemudian diayak dan sebelum media pasir digunakan terlebih dahulu media tersebut disterilkan dengan menjemur media selama 2 hari. Setelah itu media dimasukkan ke dalam bak plastik berukuran 28 x 35 cm. Tiap bak plastik diisi pasir dengan tebal 10 cm. Tempat yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dan dibebaskan dari hal-hal yang dapat menghalangi cahaya matahari. 3.4.2. Persiapan Benih Benih baobab diperoleh dari Kebun Raya Purwodadi yang dipanen pada bulan Oktober 2016 dengan lama penyimpanan 3 bulan. Kebun Raya Purwodadi ini terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Jumlah benih yang dibutuhkan sejumlah 900 benih. Sebelum ditanam benih terlebih dahulu di seleksi berdasarkan ukuran yang seragam, kriteria utuh, sehat, tidak cacat, warna seragam, terbebas dari kotoran dan murni. 3.4.3. Pembuatan Konsentrasi Larutan GA3 Cara pembuatan konsentrasi gibberellin acid yaitu menimbang GA3 menggunakan timbangan analitik dengan ukuran berat untuk masing-masing perlakuan yaitu 50 mg, 100 mg dan 150 mg. Kemudian setelah ditimbang, GA3 dilarutkan dalam aquades masing-masing menjadi 1 liter, sehingga didapatkan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm dan 150 ppm. Untuk pembuatan konsentrasi GA3 diperoleh menggunakan rumus: 23
K ppm = Dimana : K = Konsentrasi larutan GA3 B = Berat bahan terlarut (mg) V = Volume terlarut (l) Contoh : pembuatan konsentrasi larutan GA3130 ppm = 0,13 gram Jadi GA3 yang dibutuhkan untuk konsentrasi larutan 130 ppm adalah sebanyak 0,13 gr. Untuk melarutkan GA3 0,13 gram yang sudah ditimbang, sehingga mendapatkan konsentrasi 130 ppm harus dicampur aquades, sehingga mencapai 1000 ml. 3.4.4. Perendaman Sebelum penaburan benih terlebih dahulu direndam dalam larutan GA3 dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol), 50 ppm, 100 ppm dan 150 ppm dengan lama perendaman 10 jam, 15 jam dan 20 jam. Untuk menyamakan waktu penaburan, maka perendaman diperhitungkan dengan merendam benih terlebih dahulu pada waktu 20 jam, kemudian disusul benih yang direndam 15 jam dan benih yang direndam 10 jam. 3.4.5. Penaburan Penaburan dilakukan setelah dilakukan perendaman, benih ditabur pada setiap bak tabur yang telah diisi pasir sebelumnya. Dalam 1 (satu) unit penelitian berisi 25 benih. Benih ditabur dengan kedalaman 1,5 cm dan jarak tabur antar benih adalah 6 cm x 5 cm. 24
3.4.6. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan meliputi pemberian naungan, penyiraman dan pengendalian penyakit. Pemberian naungan dimaksudkan untuk melindungi rusaknya benih akibat hujan. Bahan naungan yang digunakan adalah plastik UV, hal ini dikarenakan benih baobab memerlukan cahaya matahari penuh pada proses perkecambahannya. Penyiraman dilakukan pada saat media telah terlihat kering karena benih baobab sendiri tidak memerlukan air yang begitu banyak dalam pertumbuhannya. 3.5 Parameter Pengamatan Pengamatan pada percobaan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamatan tidak merusak (Non destructive) dengan melakukan pengamatan mulai benih ditanam hingga akhir pengamatan. Sedangkan pengamatan merusak (Destructive) pada akhir pengamatan. 3.5.1 Pengamatan Non Destruktif 1 Persentase Perkecambahan Daya perkecambahan diperoleh dari hasil perbandingan jumlah benih yang berkecambah dengan jumlah benih yang ditanam dikalikan 100%. Menurut Sutopo (2002), benih dapat disebut berkecambah ditandai dengan munculnya radikula dari permukaan kulit biji. Berikut adalah kriteria kecambah normal dan abnormal: 25
Kecambah Normal: Sistem perakaran yang baik terutama akar primer dan seminal minimal berjumlah dua Memiliki satu kotiledon untuk monokotil dan dua kotiledon untuk dikotil Pertumbuhan plumula yang baik dan daun berwarna hijau Kecambah ab Normal: Tanpa kotiledon embrio yang pecah akar primer yang pendek. Kecambah yang bentuknya cacat, perkembangan lemah atau kurang seimbang kecambah yang kerdil 2 Laju Perkecambahan Laju perkecambahan menurut Sutopo (2002), dapat diketahui dengan menghitung jumlah hari yang diperlukan untuk munculnya plumula. Keterangan: N : Jumlah benih yang berkecambah pada satuan waktu T : Jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan akhir dari interval tertentu suatu pengamatan. 26
3 Tinggi Semai (cm) Pengukuran tinggi semai dilakukan pada akhir pengamatan dengan menggunakan penggaris dari pangkal batang hinggal ujung tajuk. 3.5.2 Pengamatan Destruktif 1 Bobot Basah Didapatkan dengan cara menimbang keseluruhan bagian semai. Semai yang ditimbang telah bebas dari kotoran dan ditimbang menggunakan timbangan analitik dengan satuan gram (gr). 2 Bobot Kering Diperoleh dengan menimbang semua bagian semai yang telah dioven selama 24 jam dan dinyatakan dalam milligram (mg) yang sebelumnya telah ditimbang menggunakan timbangan analitik. 3.6 Analisa Data Dari data yang telah diperolehdilakukan pengujian dengan analisa ragam (Uji F), dengan taraf nyata α = 0,01. Hal ini untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dan konsentrasi larutan GA3 terhadap viabilitas benih dan pertumbuhan semai Baobab. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan diantara rata-rata perlakuan dilakukan uji perbandingan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada taraf nyata α = 0,05. 27